Anda di halaman 1dari 5

Abc

1. Pemisahan kimia

2. Rumus kimia dan nama senyawa

3. Konfigurasi elektron pada kulit beserta golongan + periode

4. Menentukan jenis + senyawa yang terbentuk dari 2 atom yang berikatan

5. Menghitung massa suatu zat jika diketahui massa zat lain dalam persamaan reaksi kimia (stokiometri)

6. Menghitung volume gas saat stp jika diketahui massa zat lain dalam reaksi kimia

7. Menghitung massa unsur unsur sejumlah senyawa (prose )

8. Hukum lafoase

9. Menyetarakan reaksi kimia

10. Pasangan asam bas kojugasi

11. Menentukan sifat asam basa dari beberapa indikator

12. Menghitung ph asam kuat

13. Menghitung ph massa kuat jika diketahui massa larutan

14. Menghitung ph asam lemah

15. Menghitung ph basa lema

16. Efek hujan asam

17. Penerapan asam basa dalam pertanian kedokteran kehidupan sehari hari

18. Mengklasifikasi asam kuat asma lemah basah kuat basa lemah

19.Mengurutkan kekuatan asam basa berdasar nilai ka dan kb

20. Menghitung inolsel

21. Faktor memengaruhi korosi

22. Nama alkana dan alkena

23. Sifat fisis intomer elkana

24. Pencemaran akibat asab

25. Massa dan muatan proton netron electron


Pemisahan kimia

1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori
(penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.  Proses filtrasi yang
dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah
pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan
obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas
saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat
penghisap.
2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga
kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim,
seperti kamfer dan iod.
3. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah
kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut
ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan
garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan
proses rekristalisasi (pengkristalan kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas
untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan
terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.
4. Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan
lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan
metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.  Proses
pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan
yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah.
Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh distilasi adalah proses penyulingan minyak
bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.
5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini
adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan
pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk
memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar
pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).
Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. 
Cara Menentukan Golongan dan Periode Suatu Unsur dari Konfigurasi Elektron Model Bohr
Contoh 1: Tentukan letak golongan dan periode atom Litium (Li) dengan nomor atom 3.
Melalui konfigurasi model atom Bohr diperoleh hasil konfigurasi elektron untuk atom Li adalah  Li = 2, 1.
3

Elektron valensi untuk konfigurasi elektron Li adalah 1 sehingga atom Li terletak pada golongan I. Elektron valensi mengisi kulit n = 2 (kulit L)
sehingga letak periode atom Li berada pada periode 2.

Konfigurasi elektron model Bohr terlihat sederhana, namun memiliki kelemahan karena tidak dapat menentukan suatu atom memiliki jenis
golongan A atau golongan B. Sehingga perlu model lain dalam menentukan periode dan golongan suatu atom.
Baca Juga: Konfigurasi Elektron Model Bohr dan Mekanika Kuantum
Cara Menentukan Golongan dan Periode Suatu Unsur dari Konfigurasi Elektron Model Mekanikan Kuantum
Cara menentukan letak golongan dan periode suatu atom dengan model mekanika kuantum lebih memiliki hasil yang baik. Hasil yang
diperoleh dapat menentukan letak golongan baik untuk golongan A atau golongan B beserta dengan letak periodenya.
Dalam penentuan golongan dan periode suatu atom pada konfigurasi elektron model mekanika kuantum, penentuan letak periode dan
golongan perlu memperhatikan kriteria berikut.
1. Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit s atau p maka unsur tersebut berada pada golongan A.
2. Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit d maka unsur terletak pada golongan B.
3. Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit f maka unsur berada pada Lantanida dan Aktinida.
Contoh 2:  Mg = 1s  2s  2p  3s
12
2 2 6 2

 Elektron valensi berada pada subkulit s artinya Mg berada pada golongan A.


 Karena elektron valensi pada subkulit s adalah 2 elektron artinya berada pada golongan 2, tepatnya golongan 2A.
 Elektron valensi terdapat pada kulit terluar dengan nilai n = 3, artinya Mg berada pada periode 3.

Jadi, Mg berada di golongan IIA periode 3

Contoh 3: Cu = 1s  2s  2p  3s  3p  4s  3d


 29
2 2 6 2 6 1 10

 Elektron valensi berada pada subkulit d artinya Cu berada pada golongan B.


 Elektron valensi pada kulit terluar berjumlah 1 artinya Cu berada pada golongan I, tepatnya golongan IB.
 Elektron valensi terdapat pada kulit terluar dengan nilai n = 4, artinya Cu berada pada periode 4.

Jadi, Cu berada di golongan IB periode 4.

Anda mungkin juga menyukai