Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KIMIA MINERAL

SENSOR KIMIA

DISUSUN OLEH:
BOBBY SURYA (073001400019)
TENDY VINCENT (073001400094)

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI


PROGRAM STUDY TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
SENSOR KIMIA
Sensor kimia adalah alat yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara
mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya ini melibatkan beberapa
reaksi kimia. Yang termasuk kedalam jenis sensor kimia yaitu:
 Sensor pH
 Sensor Gas
 Sensor oksigen
 Sensor Ledakan
 dll

Ada dua elemen penting pada sensor kimia:


1. Elemen tempat reaksi kimia terjadi. Pada elemen ini reaksi yang terjadi
diharapkan adalah reaksi yang selektif terhadap partikulat yang diinginkan.
Reaksi kimia ini biasanya akan menghasilkan perubahan warna, cahaya
fluoresen, perubahan potensial atau panas.
2. Transduser yang bertugas merubah respons tersebut menjadi sinyal dan
menerjemahkan besaran sinyal tersebut ke dalam besaran yang terukur.

Sensor kimia pun dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan


jenis transduser yang digunakan, antara lain sensor elektrokimia, sensor optik,
sensor yang peka terhadap massa dan sensor yang peka terhadap panas.
Sensor kimia didesign dan digunakan untuk menganalissa keadaan ataupun
adanya kadar suatu zat kimia. Sensor ini termasuk non-essensial (bukan sensor
dasar).

Sensor ini diklasifikasikan berdasarkan cara deteksinya:


1. Direct Sensor
Yaitu sensor yang bekerja berdasarkan reaksi kimia yang menghasilkan besaran
elektrik seperti resistansi, tegangan, arus atau kapasitas (tidak ada proses
tranduser).

1
Contoh:
 Metal Oxide Chemical Sensor
Contoh sensor ini yaitu Tin Dioxide SnO2, sensor ini digunakan untuk
mendeteksi gas seperti Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol
(C2H5OH).
Prinsip kerjanya:
Pada saat SnO2 menerima konsentrasi Methyl Mercaption (CH3SH) dan
Ethyl Alcohol (C2H5OH) maka SnO2 akan memanas, oksigen dihisap oleh
permukaan kristal pada SnO2 maka aliran electron pada SnO2 akan
terhalangi, sebaliknya jika konsentrasi Methyl Mercaption (CH3SH) dan
Ethyl Alcohol (C2H5OH) maka permukaan kristal berkurang kadar oksigen,
aliran electron yang terhalang dapat mengalir dan konduktivitas SnO2
meningkat.
 ChemFET
ChemFET adalah sebuah field effect transistor kimia.
Sensor ini mendeteksi H2 di udara, O2 di darah, dan beberapa gas yang
digunakan dalam militer seperti NH3, CO2, dan explosive gas.
Pada sensor ini memiliki beberapa part penting p-type silicon pada body dan
n-type silicon pada FET-source dan FET-drain, dan ketiga part tadi dilapisi
silicon dioxide, kemudian diatasnya yaitu hydrogel (Ag/AgCl) dan yang
paling atas adalah selective membrane (polyvinyl chloride-PVC atau
polyurethane, silicone rubber, polystyrene)
Prinsip kerja:
Operasi pada ChemFET membutukan tegangan agar silicon dan gate
elektroda dapat bekerja, Pada saat cairan yang dianalisa memilki
konsentrasi bahan H2/O2 atau yang lainnya maka electron pada permukaan
semikonduktor akan membentuk jalan konduksi antara source-drain, jadi
ChemFET bekerja seperti tahanan-konduktansi, konduktansi inilah yang
dapat diukur pada op-amp (diferensiator).

2
2. Complex sensor
Yaitu sensor yang tidak secara lansung menghasilkan besaran elektrik
melainkan dibutuhkan bantuan tranduser lain pada sensornya unutk
menghasilkan besaran elektrik.
Contoh:
Biochemical sensor
Sensor ini adalah kelas spesial dari sensor kimia, sensor ini digunakan untuk
mendeteksi organisme, sel, organel, enzim, receptor, antibodi, dan lainnya.
Contoh disini yaitu biohemical sensor untuk mendeteksi enzim.
Cara kerja biochemical sensor
Elemen sensor disini biasanya digunakan bioreactor untuk mendeteksi dan
memberikan respon biosensor, kemudian akan dianalisa secara difusi, reaksi
dari bireactor, koreaktans, interfering species dan kinetiknya.

Sensor kimia sudah banyak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-
hari. Ada beberapa bidang di mana sensor kimia sering digunakan seperti di bidang
medis, industri dan monitor kualitas lingkungan.
Dalam bidang medis misalnya banyak sensor sudah difabrikasi untuk deteksi
glukosa, urea, kolesterol, hepatitis B dan bahkan sejumlah bakteri penyebab
penyakit sudah dapat dideteksi dengan menggunakan sensor kimia atau biosensor.
Di industri, aplikasi sensor digunakan kebanyakan untuk mengontrol proses
pada industri. Dan aplikasi yang digunakan juga cukup luas, mulai dari mengukur
suhu, pH, CO2 dan oksigen. Aplikasi yang lebih spesifik adalah sensor juga
digunakan untuk mendeteksi senyawa tertentu yang tidak diinginkan seperti alkohol
atau senyawa tertentu yang menghasilkan bau yang bisa merusak kualitas produk.
Salah satu aplikasi paling populer pada sensor kimia adalah untuk memonitor
kualitas lingkungan. Baik itu kualitas air maupun kualitas udara. Untuk memantau
kualitas air telah banyak dikembangkan sensor untuk mendeteksi parameter-
parameter penting penentu kualitas air seperti BOD, DO, asam, garam-garaman
bahkan sejumlah sensor dibuat untuk mendeteksi kontaminasi logam berat pada air.
Sementara itu, beragam sensor juga sudah dikembangkan untuk mendeteksi gas

3
baik untuk memonitor kualitas udara ataupun untuk mendeteksi kebocoran gas pada
kendaraan atau industri seperti sensor untuk mendeteksi gas atau senyawa
hidrokarbon. Penggunaan sensor gas untuk digunakan dalam ruangan juga sudah
cukup umum. Misalnya pada sensor pendeteksi gas kebakaran atau sensor gas LPG
untuk mendeteksi kebocoran gas LPG di rumah tangga atau perkantoran.
Dengan semakin luasnya aplikasi dalam teknologi sensor tentunya menjadi
motivasi untuk mendorong semakin intensifnya riset dibidang ini. Untuk menjawab
tantangan dalam penelitian di bidang sensor ini tentunya pemikiran-pemikiran yang
segar, baru, kreatif dan inovatif sangat diperlukan dalam pengembangan teknologi
sensor.

Referensi:
Febriyanto, Sonny. 2009. Sensor Kimia.

Anda mungkin juga menyukai