Anda di halaman 1dari 10

Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BAHAN


PANGAN BERSUBSIDI UNTUK KELUARGA MISKIN DENGAN METODE
AHP PADA KANTOR KELURAHAN MANGGA

R. Mahdalena Simanjorang 1, Harvei Desmon Hutahaean2 , Hengki Tamando Sihotang3


1,2,3
Teknik Informatika
1,2,3
STMIK Pelita Nusantara, Jl.Iskandar Muda No. 1 Medan, Sumatera Utara 20154

mahdalena@gmail.com1, harvei.hutahaean@gmail.com2, hengki_tamando@yahoo.com3

Abstrak

Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh pihak Kantor Lurah Mangga untuk memperoleh
Bahan Pangan Bersubsidi, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk
menerima bahan pangan bersubsidi.Pembagian bahan Pangan bersbsidi dilakukan oleh kantor lurah mangga
bagi warga yang kurang mampu ataupun miskin. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang
yang layak menerima bahan pangan bersubsidi maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan AHP
(Analytical Hirarchy Process). Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari alternative terbaik
bedasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan mengggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy
Process) untuk melakukan perhitungan metode pada kasus tersebut. Metode ini dipilih karena mampu
menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang
berhak mmenerima bahan pangan bersubsidi berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian
dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan
menentukan alternatif yang optimal, yaitu warga miskin.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Bahan Pangan Bersubsudi, Analytical Hirarchy Process (AHP).

Abstrack

In accordance with the rules that have been determined by the Office of the Mangga Headquarters to
obtain Subsidized Food Substances, it is necessary criteria to determine who will be selected to receive
subsidized food. The distribution of food for subsidized food is done by the mangga lurah office for the poor
or poor. To assist in determining whether a person eligible for subsidized food is required a decision support
system is required. One of the methods that can be used for Decision Support System is by using AHP
(Analytical Hirarchy Process). In this research will be appointed a case that is looking for the best
alternative based on predetermined criteria by using AHP (Analytical Hirarchy Process) method to do the
method calculation on the case. This method is chosen because it is able to select the best alternative from a
number of alternatives, in this case the intended alternative is that are entitled to receive subsidized food
based on the criteria specified. The research is done by finding the weight value for each attribute, then done
the ranking process that will determine the optimal alternative, that is the poor.

Keywords: Decision Support System, Subsidized Foodstuff, Analytical Hirarchy Process (AHP).

I. PENDAHULUAN
Teknologi semakin menjadi kebutuhan dikembangkanlah suatu teknologi yang sangat
yang harus dipenuhi, baik dalam dunia cerdas.
pendidikan maupun dalam dunia bisnis dan Perkembangan Sistem Pendukung
sosial, terutama teknologi informasi digunakan Keputusan (SPK) atau Decision Support
bukan hanya sebagai pendukung tetapi juga Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada
sebagai kebutuhan utama yang dapat digunakan awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott
untuk menyediakan informasi dengan cepat. Morton dengan istilah Management Decision
Kecerdasan buatan merupakan kawasan Sistem, Sistem tersebut adalah suatu sistem
penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait yang berbasis computer yang ditujukan untuk
dengan pemrogram komputer untuk melakukan membantu mengambil keputusan dengan
sesuatu hal yang dalam pandangan manusia memanfaatkan data dan model tertentu untuk
adalah cerdas, guna membantu meringankan memecahkan berbagai persoalan yang tidak
Kinerja Manusia pada umumnya, maka terstruktur.

22

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

Sistem pendukung keputusan merupakan dari perbandingan berpasangan yang diskrit


bagian dari sistem informasi berbasis komputer maupun kontinyu. AHP menguraikan masalah
yang mengatasi masalah ini. Sistem ini dapat multi faktor atau multi kriteria yang kompleks
mendukung pengambilan keputusan calon menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan
penerima bahan pangan bersubsidi berdasarkan sebagai suatu representasi dari sebuah
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Cara permasalahan yang kompleks dalam suatu
kerja sistem ini mencakup seluruh tahap struktur multi level dimana level pertama
pengambilan masalah, memilih data yang adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria,
relevan dan menentukan pendekatan yang sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga
digunakan dalam proses pengambilan level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki,
keputusan sampai pemecahan dan solusi suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan
masalah. ke dalam kelompok-kelompoknya yang
Tujuan dari penelitian ini adalah kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki
membangun perangkat lunak yang berfungsi sehingga permasalahan akan tampak lebih
sebagai alat bantu pengambilan keputusan terstruktur dan sistematis.
penentuan penerima bahan pangan bersubsidi
di Kantor Kelurahan Mangga Jalan Tembakau Mulai
Raya No. 35 Prumnas Simalingkar Kota
Medan, untuk menentukan mana yang berhak
Menyusun hirarki dari permasalahan yang
menerima dan mana yang tidak berhak
menerima bahan pangan bersubsidi, dimana
dihadapi.
selama ini sistem yang sedang berjalan kurang
efektif karena kurang telitinya para pegawai Penilaian kriteria dan alternatif
yang menyeleksi warga dalam penerima bahan
pangan bersubsidi dengan kriteria yang ada jika
diolah dengan menggunakan sistem manual. Penentuan prioritas
Agar perhitungan pada sistem pendukung
keputusan ini lebih akurat maka digunakan
sebuah metode, yaitu Metode Analytical Konsistensi Logis
Hirarchy Process (AHP). AHP merupakan
suatu model pengambilan keputusan yang
komprehensif dengan memperhitungkan hal- Selesai
hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Hal
ini disebabkan konsepnya sederhana dan Gambar 1. Flowchart AHP
mudah dipahami, komputasinya efisien dan
memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang
relatif dari alternatif-alternatif keputusan. dihadapi
Dalam metode ini kriteria yang digunakan Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan
dalam penerimaan hanya dibatasi pada kondisi menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
rumah, status rumah, penghasilan, pekerjaan, alternatif, kemudian disusun menjadi struktur
dan jumlah tanggungan. Dengan metode ini hierarki seperti Gambar di bawah ini.
akan didapatkan perhitungan yang sesuai
dengan kriteria yang sesuai dalam pembagian
bahan pangan bersubsidi, sehingga tidak salah
sasaran. Dan data yang digunakan untuk
penelitian hanya berdasarkan dari Kantor
Kelurahan Mangga Kota Medan. Sistem yang
akan dibangun menggunakan aplikasi.

II. METODE
AHP (Analytic Hierarchy Process) adalah
suatu teori umum tentang pengukuran yang
digunakan untuk menemukan skala rasio, baik Gambar 2. Struktur Hierarki AHP

23

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

Pada Studi kasus yang diambil penulis Perbandingan dilakukan berdasarkan


membuat beberapa data sebagai contoh kebijakan pembuat keputusan dengan menilai
perhitungan : tingkat kepentingan satu elemen terhadap
Alternatif : elemen lainnya Proses perbandingan
a. Alexander berpasangan, dimulai dari level hirarki paling
b. Renaldi atas yang ditujukan untuk memilih kriteria,
c. Budiman misalnya A, kemudian diambil elemen yang
d. Andi akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.
Kriteria : Maka susunan elemen-elemen yang
a. Kondisi Rumah dibandingkan tersebut akan tampak seperti
b. Status Rumah pada gambar matriks di bawah ini :
c. Penghasilan
d. Pekerjaan TABEL II.
e. Jumlah Tanggungan CONTOH TABEL MATRIKS
Sub Kriteria : PERBANDINGAN BERPASANGAN
a. Kondisi Rumah : Kayu, Batu.
b. Status Rumah : Kontrak, Milik Sendiri. A1 A2 A3
c. Penghasilan : < 2.000.000, > 2.000.000
d. Pekerjaan : Wiraswasta, PNS. A1 1
e. Jumlah Tanggungan : > 2 Orang, < 2 Orang.
A2 1
2. Penilaian kriteria dan alternatif A3 1
Kriteria dan alternatif dinilai melalui
perbandingan berpasangan. Untuk berbagai
persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala Untuk menentukan nilai kepentingan relatif
terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai antar elemen digunakan skala bilangan dari 1
dan definisi pendapat kualitatif dari skala sampai 9 seperti pada Tabel 1, Penilaian ini
perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel dilakukan oleh seorang pembuat keputusan
dibawah ini : yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang
dianalisa dan mempunyai kepentingan
TABEL I. terhadapnya.
SKALA PENILAIAN Apabila suatu elemen dibandingkan dengan
PERBANDINGAN BERPASANGAN
dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen
i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan
Intensitas
nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan
Kepenting Keterangan
dengan elemen i merupakan kebalikannya.
an
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat
Kedua elemen sama dilakukan dengan metode langsung (direct),
1 yaitu metode yang digunakan untuk
pentingnya
memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-
Elemen yang satu sedikit lebih nilai ini berasal dari sebuah analisis
3 penting daripada elemen yang sebelumnya atau dari pengalaman dan
lainnya pengertian yang detail dari masalah keputusan
tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki
Elemen yang satu lebih pengalaman atau pemahaman yang besar
5 mengenai masalah keputusan yang dihadapi,
penting daripada yang lainnya
maka dia dapat langsung memasukkan
Satu elemen jelas lebih mutlak pembobotan dari setiap alternatif.
7 penting daripada elemen Pada studi kasus,
lainnya Kriteria :
Kondisi rumah 5 kali lebih penting daripada
Satu elemen mutlak penting status rumah,
9
daripada elemen lainnya Kondisi rumah 5 kali lebih penting daripada
status rumah,
Nilai-nilai antara dua nilai Kondisi rumah 5 kali lebih penting daripada
2,4,6,8 pertimbangan-pertimbangan penghasilan,
yang berdekatan Kondisi rumah 3 kali lebih penting daripada
pekerjaan,
24

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

Kodisi rumah 3 kali lebih penting daripada TABEL V.


jumlah tanggungan, TABEL SKALA PENILAIAN
Status rumah sama pentingnya dengan PERBANDINGAN BERPASANGAN
penghasilan, SUB KRITERIA STATUS RUMAH
Status rumah sama pentingnya dengan
pekerjaan, Status Milik
Kontrak
Status rumah sama pentingnya dengan jumlah Rumah Sendiri
tanggungan, Kontrak 1 2
Penghasilan sama pentingnya dengan Milik Sendiri 1/2=0,5 1
pekerjaan, Jumlah 1,5 3
Penghasilan sama pentingnya dengan jumlah
tanggungan, TABEL VI.
Pekerjaan sama pentingnya dengan jumlah TABEL SKALA PENILAIAN
tanggungan, PERBANDINGAN BERPASANGAN
SUB KRITERIA PENGHASILAN
TABEL III.
SKALA PENILAIAN PERBANDINGAN Penghasilan < 2.000.000 >2.000.000
BERPASANGAN KRITERIA < 2.000.000 1 2
>2.000.000 1/2=0,5 1
Jumlah 1,5 3
Kondi Statu
Jumlah
si s Pengh Peke
Kriteria
Ruma Rum asilan rjaan
Tanggu TABEL VII.
ngan
h ah TABEL SKALA PENILAIAN
Kondisi PERBANDINGAN BERPASANGAN
1 5 5 3 3
Rumah SUB KRITERIA PEKERJAAN
Status 1/5=0,
1 1 1 1
Rumah 2 Pekerjaan Wiraswasta PNS
Penghas 1/5=0, 1/1=
ilan 2 1
1 1 1 Wiraswasta 1 2
Pekerja 1/3=0, 1/1= PNS 1/2=0,5 1
1/1=1 1 1
an 333 1 Jumlah 1,5 3
Jumlah
1/3=0, 1/1= 1/1=
Tanggu 1/1=1 1
ngan
333 1 1 TABEL VIII.
Jumlah 2,066 9 9 7 7 TABEL SKALA PENILAIAN
PERBANDINGAN BERPASANGAN
Jumlah merupakan penjumlahan dari semua SUB KRITERIA JUMLAH
angka yang ada pada baris diatasnya dalam TANGGUNGAN
satu kolom.
Sub Kriteria : Jumlah
>2 Orang < 2 Orang
a. Kondisi Rumah : Kayu 2 kali lebih Tanggungan
penting dari batu. >2 Orang 1 2
b. Status Rumah : Kontrak 2 kali lebih < 2 Orang 1/2=0,5 1
penting dari milik sendiri. Jumlah 1,5 3
c. Penghasilan : < 2.000.000 juta 2 kali lebih
penting dari > 2.000.000 juta. 3. Penentuan prioritas
d. Pekerjaan : Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu
Wiraswasta 2 kali lebih penting dari PNS. dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
e. Jumlah Tanggungan : > 2 Orang 2 kali comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif
lebih penting dari < 2 Orang. kemudian diolah untuk menentukan peringkat
TABEL IV. alternatif dari seluruh alternatif.
TABEL SKALA PENILAIAN Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria
PERBANDINGAN BERPASANGAN kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan
SUB KRITERIA KONDISI RUMAH penilaian yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau
Kondisi prioritas dihitung dengan manipulasi matriks
Kayu Batu
Rumah atau melalui penyelesaian persamaan
Kayu 1 2 matematik.
Batu 1/2=0,5 1 Pertimbangan-pertimbangan terhadap
Jumlah 1,5 3 perbandingan berpasangan disintesis untuk

25

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

memperoleh keseluruhan prioritas melalui TABEL X.


tahapan-tahapan berikut: TABEL PRIORITY VEKTOR
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan BERPASANGAN SUB KRITERIA
berpasangan. KONDISI RUMAH
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris,
kemudian lakukan normalisasi matriks. Ju Priorit Prio
Kon
mla y ritas
disi
Pada studi kasus : Kayu Batu h Vector Sub
Ru
Kriteria : Bar Norm Krit
mah
Tabel IX. is alisasi eria
Tabel Priority Vektor Berpasangan Kay 1/1,5=0 2/3=0 1,3 1
0,667
Kriteria u ,667 ,667 34
Kondi Statu Jumla Juml Priority Bat 0,5/1,5 1/3=0 0,6 0,44
Kriteri si s
Peng Pek
h ah Vector 0,333
a Ruma Rum
hasil erja
Tangg Bari Normal
u =0,333 ,333 66 9
an an
h ah ungan s isasi Jum 1,49
Kondi 1 1 2 1
si
1/2,0 5/9= 5/9= 3/7=
3/7=0, 2,45 lah 9
66=0, 0,55 0,55 0,42 0,491
Ruma 429 4
484 6 6 9
h
Status 0,2/2, 1/9= 1/9= 1/7=
1/7=0, 0,60
TABEL XI.
Ruma
h
066=
0,097
0,11
1
0,11
1
0,14
3
143 5
0,121
TABEL PRIORITY VEKTOR
Pengh
0,2/2, 1/9= 1/9= 1/7=
1/7=0, 0,60 BERPASANGAN SUB KRITERIA
066= 0,11 0,11 0,14 0,121
asilan
0,097 1 1 3
143 5 STATUS RUMAH
0,333
1/9= 1/9= 1/7=
Pekerj /2,06 1/7=0, 0,66
0,11 0,11 0,14 0,134
aan 6=0,1 143 9 Priori
1 1 3 Priori
61 ty
Jumla 0,333 Jumla tas
h /2,06
1/9= 1/9= 1/7=
1/7=0, 0,66
Status Ngontra Milik Vecto
0,11 0,11 0,14 0,134 h Sub
Tangg 6=0,1 143 9 Rumah k Sendiri r
1 1 3 Baris Kriter
ungan 61 Norm
ia
Jumla
1 1 1 1 1
5,00
1
alisasi
h 2
Ngontra 1/1,5=0, 2/3=0,6
1,334 0,667 1
Priority Vector merupakan hasil k 667 67

penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya Milik 0,5/1,5= 1/3=0,3


0,666 0,333 0,449
(pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu Sendiri 0,333 33
dibagi dengan jumlah yang ada dibawahnya,
Jumlah 1 1 2 1 1,499
kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi
dengan angka n.
n diperoleh dari jumlah kriteria yaitu kondisi TABEL XII.
rumah, status rumah, penghasilan, pekerjaan, TABEL PRIORITY VEKTOR
dan jumlah tanggungan. BERPASANGAN SUB KRITERIA
Prioritas Sub Kriteria diperoleh dari Jumlah PENGHASILAN
Baris + Priority Vector Normalisasi / 2
Prior Priori
ity tas
<
> Juml Vect Sub
Penghasi 2.00
2.000.0 ah or Kriter
lan 0.00
00 Baris Nor ia
0
malis
asi
< 1/1,5
2/3=0, 1,33 0,66
2.000.00 =0,6 1
667 4 7
0 67
> 0,5/1 0,449
1/3=0, 0,66 0,33
2.000.00 ,5=0,
333 6 3
0 333
1,499
Jumlah 1 1 2 1

26

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

TABEL XIII. b. Dengan melihat preferensi transitif,


TABEL PRIORITY VEKTOR misalnya anggur lebih enak dari mangga
BERPASANGAN SUB KRITERIA dan mangga lebih enak dari pisang maka
PEKERJAAN anggur lebih enak dari pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi
Priori beberapa penyimpangan dari hubungan
Priori
tas
ty tersebut, sehingga matriks tersebut tidak
Jumla Sub
Pekerjaa Wirasw Vecto
n asta
PNS h
r
Kriter konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena
Baris ia
Norm ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.
alisasi
Penghitungan konsistensi logis dilakukan
1
Wirasw 1/1,5=0, 2/3=0,6 dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
1,334 0,667
asta 667 67 berikut :
0,449 a. Mengalikan matriks dengan proritas
0,5/1,5= 1/3=0,3
PNS 0,666 0,333 bersesuaian.
0,333 33
1,499
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
Jumlah 1 1 2 1 c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi
prioritas bersangkutan dan hasilnya
dijumlahkan.
TABEL XIV. d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat
TABEL PRIORITY VEKTOR λmaks.
BERPASANGAN SUB KRITERIA e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)
JUMLAH TANGGUNGAN
f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI
Prioritas adalah indeks random konsistensi. Jika
Jumla
Priorit
y
Sub
Kriteria
rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan
Pekerj Wirasw data dapat dibenarkan.
PNS h Vector
aan asta
Baris Norma Daftar RI dapat dilihat pada Tabel XV
lisasi

Wiras 1/1,5=0, 2/3=0,6


1 TABEL XV.
wasta 667 67
1,334 0,667 NILAI INDEKS RANDOM
0,449
0,5/1,5= 1/3=0,3 Ukuran
PNS
0,333 33
0,666 0,333 Nilai RI
Matriks
1,499
Jumla 1,2 0,00
1 1 2 1
h

3 0,58
Pada sub kriteria, prioritas sub kriteria
4 0,90
menunjukkan bobot dari masing-masing sub
kriteria. 5 1,12
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis 6 1,24
dan diperingatkan secara konsisten sesuai
7 1,32
dengan suatu kriteria yang logis.
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil 8 1,41
perbandingan secara berpasangan tersebut
harus mempunyai hubungan kardinal dan 9 1,45
ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan
10 1,49
sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):
Hubungan kardina l: aij . ajk = aik 11 1,51
Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai
> Ak 12 1,48
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal
13 1,56
sebagai berikut :
a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, 14 1,57
misalnya bila anggur lebih enak empat kali
dari mangga dan mangga lebih enak dua 15 1,59
kali dari pisang maka anggur lebih enak
delapan kali dari pisang.

27

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

Pada studi kasus : dibuat tabel informasi bobot sperti tabel


Kriteria : dibawah ini :
Principal Eigen Value (λmax) = TABEL XVI.
(1×0.491)+(1×0,121)+(1×0,121)+(1×0,134)+ INFORMASI BOBOT KRITERIA DAN
(1×0,134)=1,201. SUB KRITERIA
Menghitung Consistency Index (CI) dengan
rumus CI = (λmax-n)/(n-1), Kondis
Status Jumlah
i Penghasil
untuk n = 5 Rumaa
Ruma
an
Pekerjaan Tanggun
CI= (1,201-5) / (5-1) = -0,760 CI berarti h gan
h
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten. 0,491 0,121 0,121 0,134 0,134
Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh Kontra < Wiraswas > 2
Kayu
dengan rumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung k 2.000.000 ta Orang
1 1 1 1 1
pada jumlah kriteria seperti pada tabel 3.16 Milik
diatas. > < 2
Batu Sendir PNS
2.000.000 Orang
CR= -0,760 / 1,12 = -0,678 i
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau 0,499 0,499 0,499 0,499 0,499
sama dengan 10%, ketidak konsistenan masih
bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari Setelah mendapatkan bobot dari stiap
10%, tidak bisa diterima. karakter dan sub karakter, dilakukan
Sub Kriteria : penyeleksian terhadap studi kasus, berikut
Pada sub kriteria, menentukan principal eigen penyelesaian studi kasus dalam bentuk tabel.
value (λmax) yaitu Hasil penjumlahan tiap
baris dikali prioritas sub kriteria. Menghitung TABEL XVII.
Consistency Index (CI) dengan rumus CI = PENENTUAN SUB KRITERIA
(λmax-n)/(n-1).
Kondisi Rumah : Kayu, Batu Nam Kon Stat Pengh Pekej Tangg
Principal Eigen Value (λmax) = a disi us asilan aan ungan
(1×1)+(1×0,499)=1,5. Alter Ru Ru
untuk n = 2 natif mah mah
CI= (1,5-2) / (2-1) = -0,5 CI berarti Alex Kay Kon < Wiras > 2
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten. ander u trak 2.000. wasta Orang
Status Rumah : Kontrak, Milik Sendiri 000
Principal Eigen Value (λmax) = Rena Kay Kon > PNS < 2
(1×1)+(1×0,499) = 1,5. ldi u trak 2.000. Orang
untuk n = 2 000
CI= (1,5-2) / (2-1) = -0,5 CI berarti Budi Bat Mili > PNS < 2
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten. man u k 2.000. Orang
Penghasilan: < 2.000.000, > 2.000.000 Sen 000
Principal Eigen Value (λmax) = diri
(1×1)+(1×0,499)=1,5. Andi Kay Mili < PNS > 2
untuk n = 2 u k 2.000. Orang
CI= (1,5-2) / (2-1) = -0,5 CI berarti Sen 000
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten. diri
Pekerjaan : Wiraswasta, PNS
Principal Eigen Value (λmax) =
(1×1)+(1×0,499)=1,5.
untuk n = 2
CI= (1,5-2) / (2-1) = -0,5 CI berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten.
Jumlah Tanggungan : > 2 Orang, < 2 Orang
Principal Eigen Value (λmax) =
(1×1)+(1×0,499)=1,5.
untuk n = 2
CI= (1,5-2) / (2-1) = -0,5 CI berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap
bobot kriteria dan sub kriteria, maka dapat

28

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

TABEL XVIII.
PENENTUAN RANGKING
ALTERNATIF

Kon Statu
Nama Peng Tang
disi s Peke To
Alterna hasil gung
Rum Rum jaan tal
tif an an
ah ah
Alexan 0,49 0,12 0,12 0,13 0,13 1,0
der 1*1 1*1 1*1 4*1 4*1 01
0,12 0,13 0,13 Gambar 5. Halaman Input Data Kriteria
Renald 0,49 0,12 0,8
1*0, 4*0, 4*0,
i 1*1 1*1 06
499 499 499 Halaman input data kriteria merupakan
0,49 0,12 0,12 0,13 0,13 halaman untuk menginput data kriteria
Budim 0,4
1*0, 1*0, 1*0, 4*0, 4*0,
an
499 499 499 499 499
99 penerima bahan pangan bersubsidi, pada
0,12 0,13 halaman ini kriteria dapat ditambah, diedit,
0,49 0,12 0,13 0,8
Andi
1*1
1*0,
1*1
4*0,
4*1 73 ataupun di hapus.
499 499

Pada Tabel 18 di atas dapat kita lihat bahwa


alternatif yang memiliki total paling besar yaitu
Alexander (1,001), diikuti Andi (0,873) sebagai
urutan kedua, dan Renaldi (0,806) posisi ketiga
sedangkan Budiman (0,499) posisi keempat.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 6. Halaman Input Data Sub Kriteria

Halaman input data sub kriteria merupakan


halaman untuk menginput data sub kriteria
penerima bahan pangan bersubsidi, pada
halaman ini kriteria dapat ditambah, diedit,
ataupun di hapus.

Gambar 3. Halaman Login

Halaman login merupakan halaman pertama


muncul ketika menjalankan aplikasi. Halaman
ini sebagai keamanan agar tidak sembarangan
orang dapat menggunakan aplikasi ini.

Gambar 7. Halaman Input Data Keluarga

Halaman input data keluarga merupakan


halaman untuk menginput data keluarga
penerima bahan pangan bersubsidi, pada
halaman ini data keluarga dapat ditambah,
diedit, ataupun di hapus.
Gambar 4. Halaman Utama

Halaman utama ini merupakan halam


dimana semuan fitur untuk menjalankan
program disediakan.

29

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

Gambar 8. Halaman Input Bobot Kriteria Gambar 11. Halaman Informasi Nilai Bobot

Halaman input bobot kriteria merupakan Halaman Informasi Nilai Bobot merupakan
halaman untuk menginput data bobot kriteria halaman untuk menampilkan hasil bobot yang
penerima bahan pangan bersubsidi, pada sudah diproses menurut tabel matrix
halaman ini bobot kriteria dapat diinput pada perbandingan.
tabel matrix perbandingan berpasangan untuk
dapat dihitung perbandingan dari setiap
kriteria.

Gambar 12. Halaman Hasil Proses AHP

Gambar 9. Halaman Input Bobot Sub Kriteria Halaman hasil proses AHP keluarga
penerima bahan pangan bersubsidi merupakan
Halaman input bobot sub kriteria halaman untuk menampilkan hasil data yang
merupakan halaman untuk menginput data sudah input dan hasil yang sudah diinput akan
bobot sub kriteria penerima bahan pangan ditampilkan nilai bobotnya.
bersubsidi, pada halaman ini bobot sub kriteria
dapat diinput pada tabel matrix perbandingan
berpasangan untuk dapat dihitung
perbandingan dari setiap sub kriteria

Gambar 13. Halaman Cetak Data

Halaman Halaman Cetak Data merupakan


halaman untuk Mencetak hasil data AHP pada
Gambar 10. Halaman Input Data Penilaian keluarga penerima subsidi yang sudah input
Keluarga dan akan dicetak menjadi bentuk laporan.

Halaman input data penilaian keluarga IV. KESIMPULAN


merupakan halaman untuk menginput data Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
keluarga yang sudah didata dan akan dicari dilakukan melalui implementasi dan penerapan
prioritas keluarga yang dapat menerima bahan pemakaian program pada Kantor Lurah
pangan bersubsidi. Mangga Jalan Tembakau Raya No. 35 Prumnas
Simalingkar Kota Medan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :

30

Journal Of Informatic Pelita Nusantara


Journal Of Informatic Pelita Nusantara Volume 2 No 1 Oktober 2017 e-ISSN 2541-3724

1. Merancang sistem penerima bahan pangan [4] Solikhun. Perbandingan Metode


bersubsidi bagi masyarakat Kelurahan Weighted Product Dan Weighted Sum
Mangga yang kurang mampu secara efektif Model Dalam Pemilihan Perguruan
dan efesien. Swasta Terbaik Jurusan Komputer,
2. Menerapkan metode metode Analytical Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, 2017,
Hirarchy Process (AHP) pada penerimaan 4(1),71-87
bahan pangan bersubsidi Kelurahan [5] Janer Irma Sari, Sulindawaty, Hengki
Mangga. Tamando Sihotang. 2017. “Implementasi
3. Mengimplementasikan sistem pendukung Penyembunyian Pesan Pada Citra Digital
keputusan dengan menggunakan metode Dengan Menggabungkan Algoritma
Analytical Hirarchy Process (AHP) untuk HILL Cipher Dan Metode Least
menentukan masyarakat yang kurang Significant BIT (LSB).” Jurnal Mantik
mampu dalam penerimaan Bahan Pangan Penusa 1 (2): 1–8.
Bersubsidi. [6] Marbun, Murni, Hengki Tamando Sihotang,
Normi Verawati Marbun, Teknik
V. REFERENSI Informatika, I Pendahuluan, and Judens
[1] Abdussalam A.A., Sapri., & Leni N.Zulita, Bakery Medan. 2016. “Perancangan
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Sistem Perencanaan Jumlah Produksi
Penyaluran Beras Bersubsidi Roti Menggunakan Metode Fuzzy
Mamdani.” Jurnal Mantik Penusa 20 (1):
Menggunakan Metode Analytical
48–54.
Hierarchy Process (AHP), Jurnal Media [7] Sihotang, Hengki Tamando. 2014. “Sistem
Infotama , 2014,10(2), 110-119 Pakar Mendiagnosa Penyakit Kolesterol
[2] Erwin Panggabean. Sistem Pendukung Pada Remaja Dengan Metode Certainty
Keputusan Penentuan Lokasi Factor ( Cf ) Berbasis Web.” Jurnal
Perumahan Ideal Menggunakan Metode Mantik Penusa 15 (1): 16–23.
Fuzzy Simple Additive Weighting, Jurnal [8] Sihotang, Hengki Tamando, and Maria
Siboro. 2016. “Aplikasi Sistem
TIMES, 2015, 4(1), 12-17
Pendukung Keputusan Penentuan Siswa
[3] Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar, Miftah Bermasalah Menggunakan Metode Saw
Andriansyah, Rooswhan B. Utomo. Pada Sekolah Smp Swasta Mulia
Perancangan Sistem Informasi Kredit Pratama Medan.” Journal of Informatics
Mikro Mahasiswa Berbasis Web, Jurnal Pelita Nusantara 1 (1): 1–6.
Sistem Informasi (JSI), 2016, 8(1), 883-
893

31

Journal Of Informatic Pelita Nusantara

Anda mungkin juga menyukai