Anda di halaman 1dari 16

INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN GAMBUT

DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DAN


KABUPATEN KAPUAS
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Oleh:
Truman, Bambang, Hari, Beni dan Amir
SUB DIT. BATUBARA

SARI

Penyelidikan endapan gambuti mencakup pengumpulan data sekunder dan primer dalam rangka
pembaharuan pada Bank data Sumberdaya Mineral di Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral
khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kapuas Provinsi KalimantanTengah. Kegiatan ini
dilakukan oleh Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Minera,l Sub Direktorat Batubara.
Pelaksanaan pekerjaan lapangan meliputi pemetaan dengan pemboran tangan. Hasil akhir kegiatan
uji petik inventarisasi endapan gambuti disajikan dalam bentuk laporan.
Geologi umum daerah penyelidikan termasuk dalam Mandala Kalimantan Tengah Urutan
stratigrafi daerah penyelidikan menurut Nila, drr.,(1995) dan Soetrisno drr., (1995) pada lembar
Palangkaraya diantaranya menyebutkan Batuan termuda di daerah ini adalah Aluvium, sedangkan endapan
gambut berada diatas Formasi Dahor yang terdiri dari batupasir kuarsa lepas berbutir sedang, lempung,
lignit dan konglomerat berumur Plio-Plistosen. Dari tulisan penyelidikan terdahulu, yaitu mengenai dataran
rendah dan rawa-rawa di daerah Kalimantan Tengah di endapan gambut yang tersebar luas menempati
depresi paralik pantai dan terbentuk pada zaman Holosen . (Anderson, ’64)
Daerah uji petik I terletak + 80 Km sebelah Baratdaya kota Palangkaraya. Secara geografis
terletak antara (2°30’ – 2°45’ LS dan 112°45’ – 113° BT). Daerah uji petik II terletak + 60 Km sebelah
selatan kota Palangkaraya. Secara geografis antara (3° - 3°20’ LS dan 114° - 115°15’ BT). Peta dasar yang
dipergunakan berskala 1 : 100.000, hasil pembesaran peta topografi lembar Palangkarya, Jawatan Geologi
Bandung tahun 1941, skala 1 : 250.000.
Di daerah penyelidikan ujipetik endapan gambut dapat dikualifikasikan sebagai "ombrogenus peat"
yang terletak pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai "Low Land peat" (gambut dataran rendah,
ketinggian + 5 m di atas muka air laut), dengan derajat pembusukan H9-H6 (sufrik sampai hemik) dan
berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
Sumberdaya gambut di Kabupaten Kotawaringin Timur yang tebalnya > 1 m adalah 31,15 juta
ton. (gambut kering bulk density rata-rata 100 kg/m3 dengan kandungan air + 5 %).
Sumberdaya gambut di Kabupaten Kapuas yang tebalnya > 1 m adalah 152,5 juta ton. (gambut
kering bulk density rata-rata 100 kg/m3 dengan kandungan air + 5 %).
Dari hasil inventarisasi data sekunder bahan galian di ketahui Kabupaten Kotawaringin Timur dan
Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi bahan galian mineral logam seperti emas, batubara,
gambut, pasir kwarsa, kaolin, mika dan Intan.
Pemanfaatan gambut diharapkan dapat digunakan sebagai cadangan energi alternatif, yaitu sebagai
bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.

I. PENDAHULUAN maka Direktorat Inventarisasi Sumberdaya


Mineral melakukan penyelidikan endapan gambut
1.1. Latar Belakang dalam rangka menginventarisasi dan evaluasi
Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya khususnya endapan gambut di kedua Kabupaten
Mineral No. 1452 K/10/MEM/2000 tentang di Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini
pedoman teknis penyelenggaraan tugas merupakan bagian dari Tolok Ukur Inventarisasi
pemerintahan dibidang Inventarisasi Sumberdaya dan Evaluasi Bahan Galian Indonesia, T.A. 2002.
Mineral dan Energi yang merupakan ketentuan Latar belakang dipilihnya daerah Kabupaten
dari PP No. 25 tentang pelaksanaan kegiatan Kotawaringi Timur dan Kabupaten Kapuas
inventarisasi dan evaluasi bahan galian mineral, Provinsi Kalimantan Tengah yaitu daerah tersebut

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 1


dari kajian pustaka diambil dari tulisan 1.3. Lokasi Penyelidikan
penyelidikan terdahulu, yaitu mengenai dataran Daerah uji petik I terletak + 80 Km sebelah
rendah dan rawa-rawa di Kalimantan yang baratdaya kota Palangkaraya, yang meliputi
terbentuk kira-kira 5000 tahun yang lalu. Menurut Kecamatan Baamang dan Ketapang Kabupaten
data geologi sebagian daerah pedataran Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan
mengandung sumberdaya endapan gambut, yang Tengah. Daerah ini dapat dicapai dari Kota
berkuantitas dan kualitas baik untuk diversifikasi Palangkaraya dengan kendaraan darat. Secara
energi. Sebaiknya lahan gambut yang ada di geografis terletak antara (2o30’ - 2o45’ LS dan
daerah tersebut di dayagunakan sebagaimana 112o45’ - 113o’ BT). Peta dasar yang
mestinya, agar menghasilkan nilai tambah bagi dipergunakan berskala 1 : 100.000, hasil
PEMDA setempat. pembesaran peta topografi lembar Palangkarya,
Seiring dengan kebutuhan energi nasional Jawatan Geologi Bandung tahun 1941, skala 1 :
yang semakin meningkat dan semakin menipisnya 250.000.
sumberdaya energi konvensional, untuk Daerah uji petik II terletak + 60 Km sebelah
mengantisipasinya adalah melakukan upaya- selatan kota Palangkaraya, yang meliputi
upaya inventarisasi dan evaluasi di daerah-daerah Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Kapuas,
yang mempunyai potensi sumberdaya energi. Provinsi Kalimantan Tengah. Daerah ini dapat
Salah satu kekayaan sumber Daya alam yang dicapai dari Kota Palangkaraya dengan kendaraan
merupakan sumberdaya energi alternatif selain darat dilanjutkan dengan perahu melalui jalur
minyak dan gas bumi, batubara dan serpih PLG 1 juta ha. Secara geografis antara (3o - 3o20’
bitumen adalah gambut. LS dan 114o’ - 115o15’ BT). Peta dasar yang
Selain dilakukan pengambilan data primer dipergunakan berskala 1 : 100.000, hasil
yang berupa endapan gambut, diinventarisasi data pembesaran peta topografi lembar Palangkarya,
potensi sumberdaya lainnya berupa data data Jawatan Geologi Bandung tahun 1941, skala
sekunder yang dilakukan oleh Kanwil 1:250.000. (Gambar 1).
Pertambangan Provinsi, Dinas Pertambangan
1.4. Keadaan Lingkungan
Kabupaten dan pihak swasta.
Luas area Kabupaten Kotawaringi Timur
1.2. Maksud dan Tujuan 50.700 km2 dan Kabupaten Kapuas 34.800 km2.
Maksud dari inventarisasi dan evaluasi Penduduk setempat di ke dua Kabupaten terdiri
endapan gambut di daerah yang diusulkan adalah dari penduduk asli daerah setempat yang
untuk menginventarisasi endapan gambut yang umumnya bermukim di sekitar sungai Kahayan
terdapat di daerah ini meliputi kedudukan dan dan Mentaya, yaitu orang Dayak Karingan yang
geometri endapan gambut, ketebalan lapisan, luas berasal dari hulu sungai Kahayan, kemudian
penyebaran dan unsur-unsur geologi lainnya. Banjar, Sunda, Bali dan Jawa.
Demikian juga dengan kualitas endapan gambut
Iklim dan Curah Hujan Kab. Kapuas
perlu diketahui berdasarkan analisa kimia.
Dari data Dinas Pertanian di Kuala Kapuas
Tujuan dari Inventarisasi yaitu melokalisasi,
yang mereka peroleh dari kecamatan-kecamatan
menambah, memperbarui data sekunder dan
yang ada di Kabupaten Kapuas, dapat
primer daerah gambut khususnya di Kalimantan
disimpulkan bahwa musim hujan berlangsung dari
Tengah dan diharapkan nantinya dapat menunjang
bulan November sampai Maret 2000, dengan
energi alternatif yang dapat disajikan dalam
curah hujan rata-rata 174 mm Kecepatan angin
bentuk briket gambut dapat terwujud, mengingat
rata-rata 5 knot ( 1 knot= 1,8 km/jam ).
cadangan bahan bakar minyak dan gas sebagai
Kelembaban udara berkisar antara 70 %
sumber energi semakin lama akan semakin
sampai 90% dan temperatur bervariasi dari 24,7o
menipis, demikian juga batubara, maka perlu
– 32,7o pada siang hari dan 18o - 25o pada malam
dicari energi alternatif lain, misalnya
hari.
menggunakan sumber energi dari bahan baku
alam yaitu gambut. Harapan lain penggunaan dan Iklim dan Curah Hujan Kab. Kota Waringin
pengembangan gambut dikemudian hari sebagai Timur
bahan baku energi maupun industri, serta Dari data Dinas Pertanian di Kotawaringin
mengetahui lebih jauh keadaan umum wilayah, Timur yang mereka peroleh dari kecamatan-
seperti morfologi, flora dan fauna serta hal-hal kecamatan yang ada di Kabupaten
lain yang terkait dengan endapan gambut dan Kapuas, dapat disimpulkan bahwa musim hujan
kesampaian daerah, kondisi sosial masyarakat, berlangsung dari bulan Oktober sampai Mei 2000,
iklim dan curah hujan, diteliti karena erat dengan curah hujan rata-rata 217 mm. Kecepatan
kaitannya dengan kegiatan eksploitasi. angin rata-rata 5 knot (1 knot = 1,8 km/jam).
Kelembaban udara berkisar antara 70 % sampai

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 2


90% dan temperatur bervariasi dari 21,3° – 32,1° landai dan tidak teratur yang dipisahkan oleh
pada siang hari dan 18° - 26° pada malam hari. dataran berawa-rawa. Menurut Heryanto dan
Sanyoto (1994) dalam Lembar Peta Amuntai,
1.5. Waktu Penyelidikan
stratigrafi regional berturut-turut dari tua ke
Kegiatan lapangan berlangsung selama 30
muda, adalah sebagai berikut :
hari mulai dari tanggal 19 April sampai dengan
Di atas Formasi Pitap diendapkan tidak
tanggal 18 Mei 2002.
selaras batuan Formasi Tanjung (Tet), berumur
1.6. Pelaksanaan dan Peralatan Eosen, terdiri atas batupasir kuarsa dan
Pekerjaan lapangan dilakukan oleh 6 batulempung dengan sisipan batubara, setempat
(enam) orang terdiri atas satu orang ahli geologi, bersisipan batugamping, mengandung fosil.
satu orang juru ukur, empat orang petugas Formasi Tanjung terendapkan dalam lingkungan
pemboran. fluviatil sampai dengan laut dangkal;
Pengumpulan data di lapangan dibagi ke ketebalannya sampai 750 m.
dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Di atas Formasi Tanjung diendapkan selaras
pengumpulan data primer yaitu pemetaan batuan Formasi Berai (Tomb), berumur Oligosen,
lapangan dilakukan oleh ahli geologi dibantu oleh terdiri atas batugamping fosil foram besar dan
sebagian pemboran. Sedangkan pengumpulan bersisipan napal. Formasi ini terendapkan dalam
data sekunder dilakukan oleh kelompok kedua. lingkungan neritik dengan ketebalan sekitar 1000
Peralatan yang dipakai yaitu bor tangan m.
dimaksud untuk mengetahui ketebalan/ Di atas Formasi Berai diendapkan selaras
kedalaman endapan gambut, sekaligus batuan Formasi Warukin (Tmw) berumur Miosen
pengambilan conto untuk di analisa. Dari data Tengah sampai Miosen Akhir, terdiri atas
pemboran tangan yang dilakukan, perkiraan batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan
penyebaran endapan gambut dapat diduga serta batubara dan diendapkan dalam lingkungan
batasan perhitungan sumberdaya dapat fluviatil, ketebalan sekitar 400 meter.
diperkirakan. Setiap uji petik titik pemboran Di atas Formasi Warukin diendapkan tidak
dilakukan pengukuran koordinat titik dengan selaras Anggota Layang Formasi Dahor (TQdt),
memakai alat GPS Garmin XL-12. Conto-conto berumur Pliosen. Anggota Layang terdiri atas
yang diambil diseleksi untuk analisa kimia. konglomerat aneka bahan berkomponen semua
Semua conto yang akan di analisa dimasukkan ke batuan lebih tua dengan ukuran kerikil - bongkah.
dalam kantong plastik untuk menghindari Di atas Anggota Layang Formasi Dahor
penguapan atau oksidasi. terendapkan Formasi Dahor (TQd), berumur Plio
- Plistosen Awal. Formasi Dahor terdiri atas
batupasir kuarsa lepas berbutir sedang terpilah
II. GEOLOGI UMUM buruk, konglomerat lepas dengan komponen
kuarsa, batulempung lunak, setempat dijumpai
2.1.Stratigrafi lignit dan limonit; terendapkan dalam lingkungan
Daerah Uji petik dan sekitarnya secara fluviatil dengan ketebalan sekitar 250 m.
geologi termasuk pada Sub Cekungan Barito. Di atas Formasi Dahor terendapkan batuan
Cekungan ini menempati sebagian daerah aluvial (Qa) terdiri atas batulempung kaolinit dan
Kalimantan bagian tengah dengan bentuk batulanau bersisipan pasir, gambut, kerakal dan
memanjang hampir Timurlaut-Baratdaya. bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan
Cekungan ini dibatasi oleh Paparan Sunda di endapan rawa.
Barat, Tinggian Kuching di Utara, Tinggian Batuan pra-Tersier hanya terdapat di bagian
Meratus di Timur dan Laut Jawa di Selatan. Timur lembar peta, sedangkan daerah
Geologi umum daerah penyelidikan inventarisasi dan evaluasi merupakan endapan
termasuk dalam Mandala Kalimantan Tengah. batuan sedimen Tersier sampai Kuarter
Urutan stratigrafi daerah penyelidikan menurut (Holosen).
Nila, drr., (1995) dan Soetrisno drr., (1995) pada Batuan termuda adalah endapan permukaan
lembar Palangkaraya diantaranya menyebutkan yang terdiri atas endapan rawa dan endapan
Batuan termuda di daerah ini adalah Aluvium, sungai berumur Kuarter. Endapan sungai terdiri
sedangkan endapan gambut berada diatas Formasi atas partikel-partikel batulempung, batulanau,
Dahor yang terdiri dari batupasir kuarsa lepas batupasir halus sampai kasar dan bahan-bahan
berbutir sedang, lempung, dijumpai lignit dan organik. Endapan sungai umumnya terjadi dan
konglomerat berumur Plio-Plistosen. terbentuk pada waktu sungai-sungai banjir dan
Cekungan Barito secara umum ditempati meluap serta membawa komponen-komponen
oleh batuan sedimen Tersier berupa perbukitan sedimen tersebut ke arah hilir dan diendapkan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 3


pada daerah sepanjang alirannya dan pada cekungan-cekungan. Adanya sedimentasi dan
pedataran-pedataran sekitar yang cukup luas. progradasi menyebabkan garis pantai cenderung
Endapan gambut yang berasal dari berbagai bertambah ke arah laut demikian juga
jenis tetumbuhan yang mati dan terakumulasi perkembangan tetumbuhan yang mengikuti dan
pada daerah-daerah pedataran rendah dan lembah- merupakan material-material pembentuk gambut.
lembah dalam cekungan dengan kondisi dan Sistem aliran sungai-sungai membentuk tanggul-
lingkungan yang basah relatip stabil dan tenang. tanggul dan channel. Daerah-daerah depresi yang
Kondisi ini terjadi terus menerus berulang-ulang timbul menjadi tempat akumulasi pembentukan
pada waktu yang lama. gambut yaitu di Kabupaten Kotawaringi Timur
dan Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan
2.2. Struktur Geologi dan Tektonik
Tengah. Proses pembentukan gambut dikontrol
Secara umum struktur geologi dalam
oleh penguraian karena aktifitas mikro-organisme
lembar peta ini terdiri atas kelurusan, lipatan dan
(aerobik dan anaerobik), kecepatan akumulasi
sesar yang berarah Timurlaut - Baratdaya. Jenis
tetumbuhan serta kondisi tempat akumulasinya.
sesar diduga berupa sesar geser dan sesar normal.
Gambut dicirikan oleh komposisi tetumbuhan
Kegiatan tektonik yang diketahui adalah pada
pembentuk dan sifat-sifat lain yang saling terkait
paska Miosen dan diduga telah berlangsung
satu sama lain seperti kandungan abu, serat dan
sebelum Tersier. Sedangkan Kala Pliosen sampai
kandungan air.
Holosen cekungan relatip stabil.
Perioda awal pembentukan gambut ditandai
2.3. Indikasi Endapan Gambut dengan besarnya pengaruh air sungai serta
Gambut Indonesia menempati separuh dari material-material klastik yang dibawa, sehingga
luas gambut tropika. Dari segi umur, gambut- endapan gambut yang terbentuk bercampur
gambut di Kalimantan lebih tua dari gambut di dengan material-material klastik. Endapan gambut
Sumatra. Gambut di Barambai dan Muarapulau pada kondisi ini disebut sebagai gambut topogen.
Kalimantan selatan ketebalannya + 1 meter Periode berikutnya tanggul-tangul alam yang
ditaksir berumur 4.350 tahun. membentuk sungai mencapai keadaan stabil,
Dari segi kesuburan gambut di Sumatra pengaruh air sungai terbatas, didominasi air
nisbi lebih subur dibandingkan dengan gambut di hujan, gambut yang terbentuk digolongkan
Kalimantan. Dari 20 negara di dunia, termasuk sebagai gambut ombrogen.
Indonesia secara keseluruhan (426 juta hektar di
dunia) yang telah di manfaatkan hanya sekitar 9,5
juta hektar dengan laju pemanfatan 64.000 hektar III. KEGIATAN PENYELIDIKAN
per tahun. Indonesia sendiri baru berhasil
memanfaatkan gambut sekitar 1,1 juta hektar, 3.1. Penyelidikan Lapangan
yang umumnya hanya untuk pertanian. Pengumpulan data lapangan yang
Menurut data geologi sebagian daerah berhubungan dengan gambut dan sumber daya
pedataran Di Daerah Kabupaten Kotawaringi mineral lainnya dilakukan dalam dua kelompok,
Timur dan Kabupaten Kapuas Propinsi yaitu pengambilan data primer dan pengumpulan
Kalimantan Tengah mengandung sumberdaya data sekunder.
endapan gambut cukup banyak, di indikasikan Data primer adalah pengambilan dan
dengan laporan dari P4S Departemen PU, tentang pengamatan langsung data di lapangan berupa uji
lahan gambut sejuta hektar dan kadar keasaman petik yang berlokasi di daerah Kabupaten
air permukaan yang berhubungan dengan Kotawaringi Timur dan Kabupaten Kapuas
keberadaan endapan gambut. Sebaiknya lahan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan
gambut yang ada di daerah tersebut dapat di pengumpulan data sekunder diperoleh dari
dayagunakan sebagaimana mestinya, agar instansi terkait yaitu Kantor Dinas Pertambangan
menghasilkan nilai tambah bagi PEMDA dan Sumber Daya Mineral di Palangkaraya,
setempat. Kantor Dinas Kabupaten Kotawaringi Timur dan
Endapan gambut diperkirakan terbentuk Kapuas, Kantor Bappeda Kabupaten Kotawaringi
sekitar 4000-5000 tahun yang lalu pada Timur di Sampit dan Kabupaten Kapuas di
sedimentasi Kuarter (Holosen). Sedimentasi Kualakapuas.
Kuarter diawali pada Kala Plistosen dimana Hasil data primer dimasukkan ke dalam
permukaan bumi ditutupi oleh lapisan es (Wühr) peta yang dapat dilihat dalam gambar 2 dan
yang cukup tebal, hingga berakhirnya zaman es gambar 3. Sedangkan data sekunder dikompilasi
dan membentuk dataran-dataran pantai dan daerah berupa peta potensi dalam gambar 3 dan gambar 5
berawa-rawa. Daerah-daerah ini kemudian serta pada lampiran tabel-tabel neraca potensi
ditumbuhi oleh berbagai jenis tetumbuhan yang sumber daya kabupaten.
cocok dengan lingkungannya dan mengisi
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 4
3.1.1. Pengumpulan Data Sekunder berkisar antara 1 - 8 meter. Sebagian besar
Umumnya data sekunder adalah hasil-hasil pemboran di daerah ini menembus gambut sampai
penyelidikan terdahulu berupa laporan-laporan lempung dan batupasir (batuan dasar cekungan)
yang berada dan tersimpan di instansi pemerintah
3.2. Penyelidikan Laboratorium
daerah setempat, yaitu diperoleh dari Kantor
Umumnya semua conto-conto gambut yang
Dinas Pertambangan dan Sumberdaya Mineral di
diperoleh dari lapangan dapat dilakukan dan di
Palangkaraya. Sedangkan laporan-laporan di
analisa pada Laboratorium Kimia Direktorat
Kantor Dinas Pertambangan Kabupaten sangat
Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Bandung.
terbatas sampai tidak ada, terutama di Dinas
Sebanyak 10 conto komposit dari dua tempat uji
Kabupaten Kotawaringi Timur. Keadaan ini
petik di dua kabupaten, dengan maksud
terungkap pertama-tama karena keberadaan
mengetahui mutunya di laboratorium kimia
Kantor Dinas Pertambangan Kabupaten yang
Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral,
menangani masalah sumberdaya mineral di kedua
terutama nilai kalori, kandungan abu, sulfur,
daerah tersebut relatip masih baru satu tahun.
karbon tertambat, zat terbang," bulk density " dan
Dari kegiatan pengumpulan data sekunder
kelembaban.
yang telah dilaksanakan di Kabupaten
Untuk mengetahui kualitas gambut secara
Kotawaringi Timur dan Kapuas terkumpul
proximate/ultimate, diambil 10 conto yang
sejumlah titik lokasi pontensi bahan galian
diharapkan dapat mewakili, conto ini diambil dari
sebagai berikut :
permukaan (top) hingga lapisan gambut paling
Logam, Non logam dan Batubara dalam
bawah (bottom), kemudian dicampur
bentuk digital, yaitu :
menghasilkan conto komposit.
Kabupaten Kotawaringi Timur
Hasil Analisa Laboratorium Kimia
Lokasi mineral logam 6 titik. Lokasi mineral non
Prosentase zat terbang (VM) yang
logam 3 titik . Lokasi batubara dan gambut 7 titik.
terkandung dalam gambut cukup tinggi, berkisar
Kabupaten Kapuas antara 50,9% dan 62,5%.
Lokasi mineral logam 2 titik. Lokasi mineral non Angka rata-rata karbon tertambat (FC)
logam 9 titik. Lokasi batubara dan gambut 7 titik. tercatat 27,2% sampai 33,5% yang menunjukkan
tingkat pengarangan rendah.
3.1.2 Pengumpulan Data Primer Kandungan abu umumnya rendah, berkisar
Pengumpulan data primer berupa uji petik antara 0,7 % dan 2,1 %, kecuali pada conto P-4 &
di lapangan telah dilakukan di dua daerah tersebut P-5 sedikit tinggi kemungkinan ada kontaminasi.
di atas. Metode yang dilakukan dalam Kandungan belerang (S) tercatat rendah,
inventarisasi dan evaluasi gambut di daerah ini kurang dari 1% menunjukkan bahwa gambut baik
adalah di desa Palangsian Kabupaten Kotawaringi untuk bahan bakar boiler.
Timur dan Desa Pilang-Jabiren Kabupaten Nilai panas (NK) dari seluruh conto
Kapuas, yang diduga merupakan daerah sebaran memberikan angka antara 4525 kal/gr dan 5595
atau daerah terdapatnya endapan gambut. kal/gr yang termasuk tinggi untuk ukuran gambut
Pekerjaan pemboran dangkal memakai bor tangan di Kalimantan.
dimaksud untuk mengetahui ketebalan/ Kandungan air umumnya tinggi, berkisar
kedalaman endapan gambut, sekaligus antara 78,7% dan 89 %, menunjukan bahwa
pengambilan conto untuk di analisa. Dari data gambut memelukan pengeringan yang baik guna
pemboran tangan yang dilakukan, perkiraan memperoleh kadar air yang rendah dan dapat
penyebaran endapan gambut dapat diduga serta menyaingi bahan bakar batubara.
batasan perhitungan sumberdaya dapat
diperkirakan. Setiap uji petik titik pemboran 3.3. Pengolahan Data
dilakukan pengukuran koordinat titik dengan Semua aktifitas kegiatan, termasuk daerah-
memakai alat GPS Garmin XL-12. Conto-conto daerah yang dijadikan sebagai daerah uji petik
yang diambil diseleksi untuk analisa kimia. digambarkan dalam peta kerja skala 1:100.000
Semua conto yang akan di analisa dimasukkan ke berupa peta geologi dan sebaran endapan gambut
dalam kantong plastik untuk menghindari dan penampang yang memotong kubah gambut.
penguapan atau oksidasi. Peta dengan ukuran A3 tersebut dapat dilihat
Selama penyelidikan telah dilakukan dalam Gambar 3 dan Gambar 4.
pemboran tangan masing masing uji petik Data sekunder yang ada diolah dan
sebanyak 25 lubang bor, yang letaknya tersebar dikompilasi dalam bentuk peta dan tabel-tabel
diseluruh daerah penyelidikan dengan sistim acak berupa neraca sumberdaya mineral. Dalam neraca
(random) dan dibantu penambahan data dari parit sumberdaya mineral, yang terutama dicantumkan
dan sumur penduduk. Kedalaman pemboran

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 5


adalah sumberdaya hasil penyelidikan terdahulu barat dan Sungai Kahayan di sebelah timur,
berupa sumberdaya hipotetik. keduanya merupakan sungai yang besar di daerah
Sumberdaya batuan yang pernah diambil/ ini dan bermuara dilaut Jawa. Sungai Kahayan
ditambang, misalnya batukali, pasir sungai, yang mempunyai lebar 500 m, dalam 7 m,
batugunung/andesit dan batuan lainnya tidak panjang + 650 km, dengan pengaruh pasang surut
pernah dihitung dan dicatat, baik yang diambil 1 - 3 m dan merupakan sungai besar yang ada di
oleh masyarakat maupun oleh perusahaan swasta, daerah penyelidikan. Sungai ini membentuk
maka output neraca tidak dimasukkan dan meander-meander sungai dibeberapa tempat, yang
dianggap masih dalam keadaan insitu. Demikian mencirikan bentuk sungai tua.daerah penyelidikan
juga halnya dengan penambangan emas primer termasuk ke dalam kelompok satuan dataran.
dan sekunder khususnya di Kecamatan Kahayan Daerah penyelidikan di Kabupaten Kapuas
hulu, Kabupaten Kapuas yang ditambang oleh merupakan dataran rendah dengan elevasi antara
perusahaan swasta PT. Tewah Perkasa, cadangan 2 - 10 meter di atas permukaan air laut (morfologi
serta neraca sumberdayanya diketahui secara pedataran). Sungai Sebangau di sebelah barat dan
pasti, tetapi laporan kegiatan maupun laporan Sungai Kahayan di sebelah timur, keduanya
produksi perusahaan tersebut tidak ditemukan di merupakan sungai yang besar di daerah ini dan
Kantor Dinas Pertambangan dan Sumberdaya bermuara dilaut Jawa. Sungai Kahayan yang
Mineral di Kapuas tidak ditemukan. Sedangkan mempunyai lebar 500 m, dalam 7 m, panjang +
data pengambilan emas sekunder yang dilakukan 650 km, dengan pengaruh pasang surut 1 - 3 m
di kedua kabupaten yang banyak tersebar di dekat dan merupakan sungai besar yang ada di daerah
kedua sungai besar baik S. Mentaya dan S. penyelidikan. Sungai ini membentuk meander-
Kahayan yang dilakukan oleh penduduk setempat meander sungai dibeberapa tempat, yang
berupa tambang rakyat yang dilakukan dengan mencirikan bentuk sungai tua. Daerah
sederhana dan konvensionil kurang di data penyelidikan termasuk ke dalam kelompok satuan
dengan baik. dataran.
Daerah penyelidikan di Kabupaten
Kotawaringin Timur merupakan dataran rendah
IV. HASIL PENYELIDIKAN dengan elevasi antara 2 - 5 meter di atas
permukaan air laut (morfologi pedataran). Sungai
4.1. Geologi Daerah Penyelidikan Lenggana di sebelah barat dan Sungai Mentaya di
Secara geologi daerah penyelidikan adalah sebelah timur, keduanya merupakan sungai yang
merupakan bagian dari SubCekungan Barito yang besar di daerah ini. Sungai Mentaya yang
membentang sangat luas sampai ke Kalimantan mempunyai lebar 700 m, dalam 8 m, panjang +
Tengah. Cekungan Barito secara umum ditempati 600 km, dengan pengaruh pasang surut 1 – 1,5 m
oleh batuan sedimen Tersier berupa perbukitan dan merupakan sungai besar yang ada di daerah
landai dan tidak teratur yang dipisahkan oleh penyelidikan. Sungai ini membentuk meander-
dataran berawa-rawa. Batuan pra-Tersier hanya meander sungai dibeberapa tempat, yang
terdapat di bagian Tenggara – Timur lembar peta, mencirikan bentuk sungai tua.daerah penyelidikan
sedangkan daerah penyelidikan merupakan termasuk ke dalam kelompok satuan dataran .
endapan batuan Kuarter - Holosen. 4.1.2 Stratigrafi
Batuan atau endapan aluvial (Qa) yang Secara umum daerah uji petik dapat dibagi-
mendominasi daerah penyelidikan terdiri atas bagi menjadi :
batulempung dan batulanau bersisipan pasir, Endapan organik terbentuk paling akhir
kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan pada dataran banjir. Pada bagian bawah endapan
sungai dan endapan rawa gambut. Endapan organik bercampur dengan unsur-unsur anorganik
gambut berasal dari berbagai jenis tetumbuhan yaitu lempung, lanau, dan pasir halus. Endapan
yang mati dan terakumulasi pada daerah-daerah gambut dibagi 2 yaitu gambut ombrogenus, yang
pedataran rendah dan lembah-lembah dalam dominan di daerah penyelidikan dan topogenus.
cekungan dengan kondisi dan lingkungan yang Aluvial terbentuk dekat dan dipinggir
basah relatip stabil dan tenang. Kondisi ini terjadi sungai sebagai pelopor perluasan daratan.
terus menerus berulang-ulang pada waktuyang Endapan aluvial ini terdiri dari partikel lempung,
lama. lanau (silt) dan batupasir. Endapan tanggul (levee)
4.1.1 Morfologi terbentuk di pinggir sungai dan berfungsi sebagai
Daerah penyelidikan di Kabupaten Kapuas tanggul sungai. Endapan ini terbentuk oleh air
merupakan dataran rendah dengan elevasi antara sungai (pada waktu banjir) yang membawa
2- 10 meter di atas permukaan air laut (morfologi material yang agak kasar dan diendapkan
jenis pedataran). Sungai Sebangau di sebelah

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 6


dipinggir sungai. Pada keadaan permukaan air ombrogenus (pengaruh air hujan sangat dominan).
maximal, tanggul ini lebih tinggi dan menjadi Proses ini berlangsung sampai sekarang. Dari
pemisah antara dataran banjir dengan sungai. hasil pengamatan secara fisik dari pemboran
Endapan tanggul terdiri dari partikel lempung dan tangan gambut di daerah penyelidikan dapat
lanau (silt). diklasifikasikan sebagai gambut ombrogenus. .
Endapan dasar gambut yang umumnya Ketebalan endapan gambut di daerah uji
terdiri dari lempung dengan kandungan partikel petik Desa Palangsian Kabupaten Kotawaringin
organik, dan di daerah penyelidikan terdapat Timur mencapai 7 m pada kubah gambut,
disebagian tempat yang mempunyai dasar pasir, sedangkan Ketebalan endapan gambut di daerah
dengan lingkungan pengendapan laut dangkal dan uji petik di Desa Pilang Kabupaten Kapuas
rawa mencapai 7 m pada kubah gambut.
Kualitas endapan gambut pada umumnya di
4.1.3 Struktur Geologi
kedua tempat mempunyai sifat fisik secara
Secara umum struktur geologi dalam
megaskopis sebagai berikut:
lembar peta ini terdiri atas kelurusan, lipatan dan
Warna, gambut dekat permukaan kadang-kadang
sesar yang berarah Timurlaut - Baratdaya. Jenis
ditemukan berwarna coklat tua sampai hitam, hal
sesar diduga berupa sesar geser dan sesar normal.
ini disebabkan oleh pengaruh oksidasi dan bekas
Kegiatan tektonik yang diketahui adalah pada
hutan terbakar. Warna ini banyak dipengaruhi
paska Miosen dan diduga telah berlangsung
oleh derajat pembusukan dan pengotoran zat
sebelum Tersier.
anorganik. Pada gambut dekat dengan batuan
Batuan termuda adalah endapan permukaan
dasar cekungan berwarna hitam kecoklatan
yang terdiri atas endapan rawa dan endapan
sedangkan makin ke atas makin dominan warna
sungai berumur Kuarter. Endapan sungai terdiri
coklat.
atas partikel-partikel batulempung, batulanau,
Derajat pembusukan (H), gambut umumnya
batupasir halus sampai kasar dan bahan-bahan
dekat permukaan mempunyai H rendah dan
organik. Endapan sungai umumnya terjadi dan
sebaliknya pada dasar gambut mempunyai derajat
terbentuk pada waktu sungai-sungai banjir dan
pembusukan yang tinggi. Sebaran kearah
meluap serta membawa komponen-komponen
horizontal tidak menunjukkan perbedaan yang
sedimen tersebut ke arah hilir dan diendapkan
mencolok, derajat pembusukan (H), yaitu antara
pada daerah sepanjang alirannya dan pada
H3-H6 ( fabrik sampai hemik ).
pedataran-pedataran sekitar yang cukup luas. Di
Kandungan kayu (W), gambut tidak homogen.
daerah penyelidikan tidak ditemukan gejala-gejala
Pada gambut yang tedapat di bagian bawah
struktur geologi yang dominan.
umumnya, mempunyai kandungan kayu relatip
4.2. Penyelidikan Endapan Gambut lebih banyak dibandingkan dengan bagian atas.
Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor
4.2.1. Kajian Data Lapangan antara lain derajat pembusukan dan kecepatan
Endapan gambut di Kalimantan Tengah proses pembentukan gambut, di bagian bawah
dapat di klasifikasikan topografi sebagai "low
permukaan air tanah pembentukan gambut lebih
land peat" (gambut dataran rendah) dibagian cepat, sedangkan dibagian atas kayu banyak
pantai (coastal peat). Terbentuknya akumukasi terbusukan. Kandungan kayu berkisar antara 10 -
endapan gambut + 4,3 mm/th, yang berdasarkan
30 %.
pentarikan C-14 (carbon dating) berumur absolut Kandungan akar (R), gambut pada bagian atas
sekitar 4700-5220 + 200 tahun yang lalu sebagian besar berasal dari tumbuhan baru,
(Diemont dan Supardi, 1987). sedangkan yang berasal dari tumbuhan yang lama
Dari hasil pengamatan beberapa penampang banyak yang telah hancur, kandungan akar yang
bor di lapangan, pembentukan gambut dimulai
tinggi ( >25% ) terdapat dekat dengan permukaan.
dari penimbunan sisa tumbuhan yang dapat hidup Kandungan serat (F), gambut dapat digolongkan
diatas muka air seperti tumbuhan Bakau kepada hemik sampai saprik, yang dipengaruhi
(mangrove). Sisa batang-batangnya masih dapat
oleh proses derajat pembusukan setempat, dengan
dijumpai didasar gambut (batas antara gambut prosentase kandungan serat >30 %, terutama
dan lempung). Dalam pembentukan awal dibagian bawah (dari tumbuhan nipah dan bakau).
pengaruh air sungai masih dominan sehingga
Kandungan air (M), gambut Rawang Lebok
terbentuk endapan gambut bercampur dengan Hitam erat hubungannya dengan muka air tanah.
lempung (topogenus), kemudian terjadi satu Pada musim hujan air tanah hampir sama tinggi
periode dimana levee (tanggul alam) telah
dengan permukaan gambut. Pada kondisi yang
terbentuk dengan stabil, sehingga pembentukan demikian kandungan air dalam gambut hampir
endapan gambut tanpa pengaruh air permukaan homogen (>90%). Pada musim kemarau muka air
(air sungai) yang disebut endapan gambut
tanah turun. Pada waktu penyelidikan permukaan
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 7
air tanah tingginya 0 m dibawah permukaan Gambut secara langsung ataupun melalui
gambut. Dengan demikian gambut yang terletak beberapa proses dapat dimanfaatkan sebagai
diatasnya mempunyai kandungan air antara 80- energi dan bahan baku industri.
90%, sedangkan yang terletak dibawah Khusus untuk daerah Kabupaten Kapuas
permukaan air tanah > 90% (waktu penyelidkan terdapat di Desa Katunjung, Kec. Mentangai,
musim hujan). PH air gambut antara 4 sampai 5 Desa Taruna, Kec. Kahayan Hilir, Desa Pangkoh,
(suasana asam). Kec. Kahayan Hilir, Desa Palangpisau, Kec.
Kahayan Hilir dan Desa Pilang, Kec. Kahayan
4.2.2. Kajian Potensi Endapan Gambut
Hilir
4.2.2.1. Sumberdaya Khusus untuk daerah Kabupaten
Sumberdaya gambut dihitung dengan Kotawaringin Timur terdapat di Kotabesi, sekitar
perkalian antara luas sebaran gambut dengan Palangsian dan Baung
ketebalan rata-rata antara dua isopah.
Emas
Luas sebaran gambut dibagi menjadi tiga bagian
Di alam endapan emas terdapat dalam dua
menurut ketebalannya, yaitu sebaran gambut
bentuk yaitu endapan primer dan endapan
dengan ketebalan antara 1-3 m, 3-5 m dan 5-7 m.
sekunder. Endapan primer terjadi karena adanya
Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalan antara
proses hydrothermal, jenis bijihnya dapat berupa
dua isopah 2 m, 4m dan 6 m
bijih murni (native gold) atau persenyawaan
Sumberdaya 311,5x106 X 100 kg = 31.150 (electrum). Sedangkan endapan sekunder terjadi
x106 kg atau 31,150 juta ton, gambut kering ( +5 karena adanya pelapukan urat-urat emas
% air, Bulk density rata-rata 100 kg/m3 ). kemudian ditransportasikan dan diendapkan di
bagian yang lebih rendah bersama-sama mineral
Sumberdaya 1.528x106 X 100 kg = lainnya seperti kuarsa, zircon dan lainnya.
152.500x106 kg atau 152,5 juta ton, gambut Di Kabupaten Kapuas endapan emas yang
kering ( +5 % air, Bulk density rata-rata 100 potensial terdapat di Kecamatan Kuala Kurun,
kg/m3 ) Tewah, Kahayan Hulu Utara, Rungan, dan
Kapuas Hulu. Sedangkan di Kabupaten
4.3. Kajian Potensi Endapan Bahan Galian Kotawaringin Timur terdapat di Kasongan,
Dari hasil inventarisasi data bahan galian Cempaka Buang. Selain itu terdapat juga di Kab.
yang diketahui di Kabupaten Kotawaringin Timur Waringin, Kab. Sampit, Kec. Mentaya, Sebadi
dan Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah dan Ampalit.
memiliki potensi bahan galian mineral logam
seperti emas, batubara, gambut, pasir kwarsa, Intan
kaolin, timah hitam, seng, mika dan intan. Endapan intan primer biasanya terdapat
Data sekunder yang diperoleh berupa hasil dalam batuan ultra basa, sedangkan endapan
penyelidikan terdahulu dan sumber dari sekunder terjadi karena adanya pelapukan dari
pemerintah kabupaten setempat, di bawah ini : endapan primer yang ditransportasikan oleh air
dan diendapkan di daerah yang lebih rendah
Batubara bersama-sama pasir dan kerikil.
Secara umum batubara di Kalimantan Di Kabupaten Kapuas, endapan intan
Tengah terdapat di dalam 4 cekungan, yaitu terdapat di Kecamatan Kapuas Hulu dan Kapuas
Kutai, Barito, Pembuang dan Melawai, tetapi Tengah. Sedangkan di Kabupaten Kotawaringin
sebagian besar menyebar luas di bagian timur Timur tidak ditemukan.
daewrah ini dengan ketabalan bervariasi antara
0,5 – 10 meter. Jenis batubara ini adalah Timah hitam dan Seng
subbituminus-bituminus dengan kadar kalori Timah hitam (Pb) dan seng (Zn) merupakan
antara 6000-8000 kal/gr. mineral yang sering ditemukan bersamaan di
Khusus untuk daerah Kabupaten Kapuas alam. Ada beberapa mineral timah hitam yang
terdapat di Petak Bahadang Kec. Kuala Kurun, S. biasa membentuk cebakan komersil di antaranya
Kerawan, Kec. Kuala kurun, TB. Tabirah, Kec. adalah Anglesit (PbSO4) dan Galena (PbS).
Tewah, Jangkang, kecamatan Kapuas. Sedangkan mineral seng antara lain Spalerit (ZnS)
Khusus untuk daerah Kabupaten dan Willemite (Zn2SiO4).
Kotawaringin Timur terdapat di S. Santilik, S. Di Kabupaten Kapuas, endapan timah hitam
Pematang, S. Pendahara, S. Anan dan S. Hangai dan seng terdapat di Kecamatan Tewah, Kahayan
Hulu Utara dan Kapuas Hulu (cadangan dan mutu
Gambut belum diketahui). Sedangkan di daerah
Gambut merupakan fase awal dalam proses Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat di
pembentukan batubara endapan ini masih sekitar Kotabesi
menunjukan sifat asal dari jenis bahan dasarnya.
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 8
Kaolin : SiO2 = 4,14 – 2,35 %, Al2O3 = 0.48 – 0,06 %,
Kaolin adalah masa batuan yang tersusun Fe2 O3 = 0,22 – 0,04 %, CaO = 49,72 – 57,38 %,
dari bahan-bahan tanah lempung berkualitas MgO = 1,75 – 0,97 %, Na2O = 0,21 – 0,42 %,
tinggi (high grade), mempunyai komposisi kimia MnO = 0,09 – 0,08 %. Kegunaan batu gamping
hydrous alumunium silikat dan berwarna putih, sebagai bahan baku industri semen, batu kapur
abu-abu putih, kuning, jingga, abu-abu, atau untuk pertanian, pembuatan ornamen dan
kemerah-merahan. Endapan kaolin terjadi dari monumen serta bahan bangunan untuk perkerasan
hasilpelapukan dan dekomposisi batuan felspatic, jalan.
sehingga terjadi perubahan mineral-mineral potas Di Kabupaten Kapuas, batu gamping
alumunium silikat dan feldspar menjadi kaolin. terdapat di Kecamatan Rungan, Kapuas Tengah
Dari tingkat kejadiannya kaolin dibedakan atas dan Kapuas Hulu. Sedangkan di Kabupaten
dua jenis, yaitu kaolin residual dan yang telah Kotawaringin Timur tidak terdapat
mengalami perpindahan (sedimentasi). Kaolin
Diorit
banyak dipakai dalam berbaai industri, baik
Granit adalah batuan beku plutonik, yang
sebagai bahan baku utama maupun bahan
terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi
pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
asam pada kedalaman tertentu dari permukaan
seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
bumi. Umumnya bersifat masif dan keras,
listrik dan panas yang rendah, serta sifat lainnya.
bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa,
Di Kabupaten Kapuas, endapan kaolin
ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende.
terdapat di Kecamatan Timpah (Desa Petak Putih,
Berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam,
Tb. Marang, Timpah, dan Ark), Kecamatan
kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Kegunaan
Mentangai (Desa Tapian Kahul, Temanggung,
granit sebagai bahan baku industri poles (tegel,
Bukit Buah, Tb. Muroi, dan Teluk Kejang) dan
ornamen, dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan
Kecamatan Kahayan Hilir (Desa Garung dan
, jembatan, dll).
Bereng Kajang).
Granit hanya terdapat di Kecamatan
Di Kabupaten Kotawaringin Timur
Rungan, Manuhing, dan Tewah, Kabupaten
terdapat di Pantai teluk Sampit
Kapuas.
Sirtu dan Pasir Kuarsa
Andesit dan Basal
Pasir Kuarsa atau lebih dikenal dengan
Andesit adalah batuan beku vulkanik, yang
nama pasir putih terutama terdiri dari kristal-
terjadi dari hasil pembekuan magma bekomposisi
kristal silika (SiO2). Pasir kuarsa terjadi dari
menengah di permukaan atau dekat permukaan
pelapukan batuan yang mengandung kuarsa
bumi. Umumnya bersifat masif dan keras,
seperti granit, felspartic dan sebagainya, yang
bertekstur afanitik, terdiri atas gelas vulkanik,
kemudian terbawa air dan diendapkan di tepi-tepi
plagioklas, piroksin, dan mineral hitam. Berwarna
sungai, danau atau pantai. Di alam pasir kuarsa
abu-abu hitam, kehijauan, berbintik hijau muda.
ditemukan dengan kemurnian yang tidak sama,
Kegunaan andesit sebagai bahan baku industri
hal ini disebabkan oleh adanya unsur pengotor
poles (tegel, ornamen, dll) dan bahan bangunan
seperti mineral-mineral dari senyawa oksida besi,
(gedung, jalan jembatan, dll). Basalt adalah
oksida kalsium, oksida alkali, lempung dan zat-
batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil
zat organic. Kegunaan pasir kuarsa sebagai bahan
pembekuan magma berkomposisi basa di
baku industri gelas, industri listrik dan elektronik,
permukaan atau dekat permukaan bumi.
industri keramik dan refractory, industry cat, fluxs
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur
dalam proses metalurgi, abrasif (ampelas),
afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik,
batuasah (gerinda), penyaring air dan lain-lain.
plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Di Kabupaten Kapuas, endapan pasir kuarsa
Berwarna abu-abu kehitaman, sampai hitam
terdapat di Kecamatan Kapuas Tengah,
Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri
Mentangai dan Kahayan Hilir.
poles (tegel, ornamen, dll) dan bahan bangunan
Di Kabupaten Kotawaringin Timur
(gedung, jalan, jembatan, dll).
terdapat di Samuda dan Seruyan
Di Kabupaten Kapuas, andesit terdapat di
Batu Gamping Kecamatan Rungan, Manuhing, Tewah, Kurun,
Batu gamping adalah bantuan sedimen dan Kapuas Hulu.
karbonat, umumnya berwarna putih kotor, abu- Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat di
abu, abu-abu tua, abu-abu kecoklatan dan sekitar S. Baroi
kehitaman, biasanya terdiri atas kalsit, aragonit
Mika
dan dolomit. Kejadiannya berasal dari endapan
Mika adalah kelompok mineral hidrous
algae, bekteri, coral, foraminifera, dan cangkang
potassium silikat, yang kejadiannya berhubungan
molusca. Hasil analisa dari beberapa contoh yaitu
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 9
erat dengan batuan beku pegmatit. Umumnya Land peat" (gambut dataran rendah, ketinggian
bersifat elastis dan tidak mudah terbakar, 6 m diatas muka air), dengan derajat
belahannya terdiri atas lembaran-lembaran tipis. pembusukan H9-H6 (saprik sampai hemik) dan
Dari hasil analisa beberapa contoh yaitu : SIO2 = berumur 4000-5000 tahun yang lalu.
33,5 – 64,4 %, Al2O3 = 5,058 – 17,72 %, Fe2O3 = • Potensi endapan gambut di sekitar uji petik I &
5,58 – 8,317 %, CaO = 2,34 %, MgO = 0,56 – II, dalam cadangan maupun kualitas, endapan
6,24 %, dan HD = 1,24 – 5,18 %. Kegunaan mika gambut tersebut merupakan potensi gambut
sebagai bahan baku pembuatan isolasi, alat- yang ada di Kalimantan Tengah. Sumberdaya
alatlistrik, peralatan komunikasi, jaringan pipa gambut yang tebalnya > 1 m adalah 183,65
email dan benda-benda plastis. juta ton gambut kering ( bulk density 100
Di Kabupaten Kapuas, mika terdapat di kg/m3 dan kandungan air + 5 %).
Kecamatan Kahayan Hulu Utara. Sedangkan di • Pemanfaatan gambut diharapkan dapat
Kabupaten Kotawaringin Timur tidak terdapat. digunakan sebagai cadangan energi alternatif,
Peridotit dan Zircon yaitu sebagai bahan bakar pembangkit listrik
Zircon adalah mineral yang berkomposisi tenaga uap
kimia ZrSiO4 dengan kekerasan 7,5 pada skala • Pengambilan sumberdaya mineral terutama
mohs, kejadiannya berhubungan erat dengan berupa bahan galian Golongan C di kedua
batuan beku dan korok pegmatit. Kegunaan zircon kabupaten tersebut tidak/belum pernah dicatat
sebagai batu setengah permata sebagai bahan oleh pemerintah daerah setempat secara baik
untuk perhiasan dan abrasif (ampelas). dan benar, walaupun pemungutan retribusi
Di Kabupaten Kapuas, zircon terdapat di dilakukan.
Kecamatan Kapuas Hulu, Kapuas Tengah, Adanya pembentukan institusi yang baru di
Rungan, dan Manuhing. pemerintah kabupaten maka aktifitas Dinas
Khusus untuk daerah Kabupaten Pertambangan yang terdapat di Kabupaten
Kotawaringin Timur tidak terdapat. Kotawaringin Timur tersebut belum berfungsi
sebagaimana semestinya. Demikian juga dengan
4.4. Neraca Sumberdaya Mineral keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia di
Dari hasil evaluasi data sekunder yang bidang geologi dan pertambangan merupakan
didapat dari intansi terkait seperti Dinas kendala tersendiri dalam komunikasi dan
Pertambangan Propinsi dan Kabupaten, Bappeda pengumpulan data sekunder serta penghasilan
Propinsi dan Kabupaten yang kemudian sumber alam kayu masih menjadi primadona dan
dituangkan dalam peta sebaran titik lokasi andalan pendapatan pemda setempat, sehingga
keterdapatan bahan galian mineral logam dan non sektor pertambangan kurang tertata dengan baik
logam dalam bentuk digital, yaitu : terutama didalam pendataanya.
Kabupaten Kotawaringi Timur
Lokasi mineral logam 6 titik. Lokasi
mineral non logam 3 titik. Lokasi batubara dan DAFTAR PUSTAKA
gambut 7 titik
1. Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And
Kabupaten Kapuas Development Of The Peat Swamps Of
Lokasi mineral logam 2 titik, lokasi mineral Serawak And Brunei. Journal of Tropical
non logam 9 titik. Lokasi batubara dan gambut 7 Geography. vol. 18, 1964.
titik
Data tersebut kemudian digunakan dalam 2. Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology of
pembuatan Neraca Sumberdaya Mineral. Indonesia, Martinus Nijhoff, The Hague.
3. BPS Propinsi Kalimantan Tengah dan Bappeda
Tk. I Kalimantan Tengah Kalimantan
V. KESIMPULAN Tengah Dalam Angka, 2000. Katalog
:1403.62, ISSN 0215-224x
Hasil penyelidikan pendahuluan dapat
disimpulkan sebagai berikut: 4. Clark, M.C.G., Ghazali, S.A., Harahap,H.,
• Posisi dari endapan aluvium dan gambut Kusyono, Stephenson, (1982): Geologi
terletak diatas Formasi Dahor yang berumur Lembar Tulung Selapan - Sumatra. Pusat
Plio-Plistosen. Penelitian dan Pengembangan
• Di daerah penyelidikan endapan gambut dapat 5. Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis of
dikualifikasikan sebagai "ombrogenus peat" Indonesia Lowland Peats and Possibilities
yang terletak pada basin peat sebagai "Low for Development. Symposium and exhibition

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 10


lowland development in Indonesia, Jakarta. 7. Heryanto dan Sanyoto (1994) di dalam Peta
University of Illinois, Urbana, Illinois. Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan,
skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat
6. Euroconsult, (1984): Preliminary Assestment of
Pengembangan dan Penelitian Geologi,
Peat Development Potential. Final Report,
Bandung.
Euroconsult, Ahrnem, The Netherland.

Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 11


Gambar 2. Sebaran Endapan Gambut Gambar 3. Sebaran Endapan Gambut Daerah
Daerah Jabiren Kab. Kapuas Palangsian Kab. Kotawaringin Timur

Gambar 5. Peta potensi Sumber daya Mineral Gambar 5. Peta potensi Sumber Daya Mineral
Daerah Kab. Kotawaringin Timur Daerah Kotawaringin Timur

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 12


Tabel 1. Stratigrafi Umum Cekungan Barito daerah Kalimantan Tengah
TEBAL
UMUR SIMBOL FORMASI LITOLOGI
(m)
KUARTER Q Alluvium Endapan Sungai
Batupasir, Lempung lignit, tanah liat umumnya
PLIOSEN Tgh Dahor abu-abu kotor sampai kecoklatan. Tanah liat 400m
serpih, selingan batubara

MIOSEN Tf Atas: batubara sampai 20m dengan


Atas atas selingan tanahliat dan pasir

Warukin
sampai
Batubara
Bawah: napal, tanahliat, bekas 600m
MIOSEN Tf
tanaman, batupasir kapuran
Tengah bawah
berfosil
MIOSEN Te Facies pantai (reef) di atas napal, serpih, pasir
Bawah atas kapuran berwarna coklat, tipis, berfosil
Facies pantai (reef), foram besar, serpih, napal,
Te
Berai

berwarna coklat abu-abu.


Bawah sampai
OLIGOSEN
2000m
Batugamping, masif, tebal, berfosil, serpih, abu-
abu gelap, selingan batugamping
Ted
Serpih, napal, batugamping sisipan batupasir,
sampai
EOSEN Tab Tanjung serpih, batubara.
1000m
Serpih, batupasir, konglomerat
PRA
Serpentin dan metasedimen
TERSIER

Tabel 2. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan

LINGKUNGAN
UMUR PEMERIAN LITOLOGI PENGENDAPAN

Gambut
a. Gambut ombrogenus ( gambut murni)
b. Gambut topogenus (gambut terpengaruh
K H material klastik) Paludal
U O Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat lempungan
A L dan lanauan pasir atau lanau dibagian atas. Fluviatil/dataran
R O Lempung, putih, plastis, lanauan kadang-kadang pasiran banjir
T S lempung, putih kotor plastis dengan lanau kadang-kadang
E E pasir, berbutir halus mengandung mengandung material
R N organik, cangkang kerang Laut dangkal
Lempung organik, coklat, lempung gambutan kadang-
kadang menjari dengan endapan laut dangkal Endapan rawa bakau

PLISTOSEN Lempung, lempung-lananuan dan pasir halus Darat-rawa

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 13


Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut Palangsian
Daerah Palangsian Luas juta ketebalan rata-rata Sumberdaya
2
(m ) (m) juta (m3)
isopah 1-3m 63 2 126
isopah 3-5m 34 4 136
isopah 5>m 9 5,5 49,5
Jumlah 311,5

Tabel 4. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut Pilang.


Daerah Pilang. Luas juta ketebalan rata-rata Sumberdaya
2
(m ) (m) juta (m3)
isopah 1-3m 81 2 162
isopah 3-5m 61 4 244
isopah 5>m 187 6 1.122
Jumlah 1.528

Tabel 5. Hasil Analisa Laboratorium Kimia

No. No Bulk Air Dried Basis


conto Density Ph
LN% LJ VM FC Abu S NK
% % % % % Kal/gr
1 PL1 0,12 3,0 85,9 87,1 55,1 32,6 2,1 0,15 4865
2 PL2 0,13 3,0 85,5 86,6 58,9 31,2 0,7 0,14 5385
3 PL3 0,12 3,5 86,8 88,0 56,3 32,7 0,9 0,15 5010
4 PL4 0,13 3,5 88,1 89,0 57,3 32,3 1,1 0,13 5235
5 PL5 0,11 3 87 88,1 55,9 33,5 0,7 0,14 5075
6 P1 0,15 3 85,3 86,5 58,8 30,5 1,7 0,14 5300
7 P2 0,15 3 83,8 85,0 62,5 27,5 1,5 0,12 5595
8 P3 0,19 3,5 77 78,7 57,3 30,5 3,1 0,13 5190
9 P4 0,15 3 84,6 85,9 52,3 29,9 8,8 0,13 4675
10 P5 0,14 3 85,8 87,0 50,9 28,7 11,1 0,13 4525

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 14


Tabel 6 POTENSI BAHAN GALIAN LOGAM, KABUPATEN KAPUAS

SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI BUJUR LINTANG
(ton)
G. Mas, -
1 Au Emas Plaser Logam 114040’ 1015’
S. Jalungin
Kuala 7.800.000
2 Au Emas Primer Logam 114042’ 1020’
Kurun
3 Au Emas Primer Logam Sumur Mas 114058’ 1010’ 2.189.189,19

Tabel 7 POTENSI BAHAN GALIAN LOGAM, KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI BUJUR LINTANG
(ton)
Sekitar 0,216
1 Au Emas Plaser Logam 113010’ 1025’
Sampit
2 Au Emas Primer Logam Kasongan 113025’ 1060’ 24.000.000
Kec. 0 0 24.816.066
3 Au Emas Primer Logam 112 40’ 2 30’
Mentaya
Sampit- 0,004
4 Au Emas Plaser Logam 11302’ 2030’
Mentaya
5 Au Emas Primer Logam Ampalit 112052’ 1012’ 42.000.000
Cempaka 0 0 15.000.000
6 Au Emas Primer Logam 113 15’ 2 8’
Buang

Tabel 8. POTENSI BAHAN GALIAN NON LOGAM, KABUPATEN KAPUAS

SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI BUJUR LINTANG
(ton)
Kuala -
1 Mi Mika Non Logam 114041’ 1015’
Kurun
Kuala -
2 Mi Mika Non Logam 114048’ 1015’
Kuayan
Kahayan -
3 Mi Mika Non Logam 114051’ 1015’
Hulu
K. -
4 Ka Kaolin Non Logam 114045’ 2020’
Bengkirai
5 Di Intan Non Logam S. Hanyu 115010’ 40 -
6 Di Intan Non Logam S. Bohot
7 Di Intan Non Logam S. Pinang 11505’ 4010’ -
Kuala 0 0 -
8 Pr Peridotit Non Logam 114 45’ 1 15’
Kurun
9 Dio Diorit Non Logam K. Mirih 114035’ 1010’ -
Selatan S. 0 0
10 Gra Sirtu Non Logam 114 45’ 1 16’
Kahayan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 15


Tabel 9 POTENSI BAHAN GALIAN NON LOGAM, KABUPATEN KOTAWARINGI TIMUR
SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI BUJUR LINTANG
(ton)
P Teluk
1 Ka Kaolin Non Logam 11302’ 2030’
Sampit
Di sekitar
2 An Andesit Non Logam 11309’ 105’
S. Baroi
Gunung
3 Cly Bond Clay Non Logam 11301’ 2030’
Mas

Tabel 10 POTENSI BAHAN GALIAN BATUBARA DAN GAMBUT, KABUPATEN KAPUAS


SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI BUJUR LINTANG
(ton)
Pulang 48.440.000
1 Gb Gambut Gambut 114012’ 2040’
Pisau
Pandih 519.680.000
2 Gb Gambut Gambut 113045’ 2055’
Batu
3 Gb Gambut Gambut Kanamit 113040’ 2035’
4 Gb Gambut Gambut Sekajang 114019’ 3014’ 8.760.000
5 Gb Gambut Gambut Pilang 11409’ 305’
6 Gb Gambut Gambut Taruna 115011’ 2025’ 4.700.000
Kuala 0 0 2.170.000
7 Bb Batubara Batubara 115 15’ 4 10’
Kurun
Petak 9.200.000
8 Bb Batubara Batubara 114055’ 4010’
Bahandang
9 Bb Batubara Batubara Jangkang 115020’ 4030’ 21.600.000
10 Bb Batubara Batubara Tabirah 115030’ 4035’ 10.170.000

Tabel 11. POTENSI BAHAN GALIAN BATUBARA DAN GAMBUT, KAB. KOTAWARINGIN
TIMUR

BUJUR SUMBERDAYA
No KODE KOMODITI KELOMPOK LOKASI LINTANG
(ton)
1 Gb Gambut Gambut Kota Besi 112045’ 2025’ 5.000.000
2 Gb Gambut Gambut Sampit 11305’ 2040’
3 Gb Gambut Gambut Baung 112010’ 30 4.700.000
4 Gb Gambut Gambut Pegatan 113020’ 0
2 55’ 5.000.000
5 Gb Gambut Gambut Katingan 103020’ 2055’ 652.900.000
6 Bb Batubara Batubara S. Santilik 112030’ 1035’ 124.000.000
7 Bb Batubara Batubara Pendahara 11301’ 1020’ 1.174.712
8 Bb Batubara Batubara S. Hangai 113025’ 1045’ 7.900.721

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 21 - 16

Anda mungkin juga menyukai