Anda di halaman 1dari 9

Kendala-Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

Nova Atriani
Universitas Negeri Padang
Indonesia
E-mail : novaatriani09@gmail.com

Abstract__ This article to describe about decision making. A decision is the


result of resolving the problem he faces firmly. This relates to the answers to
questions about what should be done and about the elements of planning. It can
also be said the decision is actually the result of a thought process in the form of
choosing one among several alternatives that can be used to solve the problem at
hand. The strongest obstacle to the real impact comes from the decision makers
who have their own relationships. When the most often manifest themselves is a
person’s inability to act decisively. Often a manager allows himself to be
overwhelmed by such doubts that master the way of thingking and the way they
act research and experience show that the ability of someone to make effective
and rational decisions is largely determined by the ability to manage the time
available to the person well.

Keywords__ Decision making

I. PENDAHULUAN

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul


dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh
setelah mengevaluasi berbagai alternative. Didalam arti tersebut, terkandung
unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian
keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternative serta merta
begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam
premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai
literaur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata
keputusan di dalam modelnya.

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.


Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang
harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan
bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang
berupa pemilihan satu diantara beberapa alternative yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur
kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui
dari kemampuan mengatasi masalah dan mengabil keputusan yang tepat. Dalam
proses mengambil sebuah keputusan pastilah ada kendala atau hambatan. Kendala
yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri pengambil
keputusan yang berrsangkutan sendiri. Kedala yang paling sering menampakkan
diri adalah ketidak mampuan seseorang untuk bertindak tegas. Sering seorang
manajer membiarkan dirinya diliputi oleh keragu-raguan yang sedemikian
menguasai cara berfikir dan cara bertindaknya. Penelitian dan pengalaman
menunjukkan, bahwa kemampuan seseorang mengambil keputusan yng efektif
dan rasional banyak ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu yang tersedia
baginya dengan baik.

II. METODE

Artikel ini disusun dengan metode Systematic Literature Review (SLR), yaitu
dengan terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan materi yang bersumber dari
buku dan sumber lainnya yang terkait dengan pengambilan keputusan. Setelah
bahan-bahan materi dikumpulkan, selanjutnya bahan dipelajari dan dipahami,
kemudian penulis berusaha menyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari
analisis terhadap bahan kajian yang telah ada.
III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Bagian ini merupakan bagian dari penulisan artikel, karena bagian ini memuat
bahan kajian dan pembahasan teori yang dipelajari mengenai pengambilan
keputusan.

A. Kendala-Kendala dalam Pengambilan Keputusan

1. Kendala yang bersumber pada diri

Kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada


diri pengambil keputusan yang berrsangkutan sendiri. Kedala yang paling
sering menampakkan diri adalah ketidak mampuan seseorang untuk
bertindak tegas. Sering seorang manajer membiarkan dirinya diliputi oleh
keragu-raguan yang sedemikian menguasai cara berfikir dan cara
bertindaknya.

Seorang Manajer yang ragu-ragu dalam bertindak akan


mengakibatkan :

a. Ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada para bawahannya,


yang sering dibenarkan dengan dalih pendelegasian wewenang

b. Ia mengangkat pemasalahan ketingkat yang lebih tinggi sehingga


pimpinan pada hirarki yang lebih ataslah yang kemudian mengambil
keputusan

c. Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga peranan mengambil


keputusan itu bergeser secara horizontal kepada manajer lain yang
setingkat.

2. Kegagalan dimasa lalu

Berbagai cara yang dapat dilakukan manajer dalam mengendalikan


trauma kegagalan masa lalu adalah :

a. Pembentukan panitia ad-hoc.


b. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada sekelompok tenaga
ahli dalam organisasi.

c. Pengarahan tenaga konsultan diluar organisasi

Penciptaan prosedur pengambilan keputusan yang sangat formal,


sehingga proses pengambilan keputusan menjadi tugas dan tanggung
jawab yang sifatnya kolektif, dan tidak lagi merupakan tanggung jawab
manajer yang bersangkutan.

3. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi

Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam


pengambilan keputusan dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan.
Informasi yang diberikan harus lengkap, mutakhir, dapat dipercaya,
terolah dengan baik, dan tersimpan dengan rapi.

4. Konsultasi yang Berlebihan

Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan orang lain
dlam proses pengambilan keputusan :

a. Konsultasi yang bersifat memberitahukan.

b. Konsultasi yang bersifat menjual.

c. Konsultasi yang memancing reaksi orang lain.

d. Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain.

e. Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain.

f. Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain.

g. Konsultasi yang bersifat pendelegasian.

5. Faktor ketidak pastian

Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :


a. Kurangnya keyakinan dalam diri seorang manajer yang bersangkutan
tentang hasil yang akan diperoleh

b. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas alternatif yang


mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif-alternatif
yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah

c. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusan baru


diperlukan

6. Keterlibatan kelompok

Kelemahan utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang


dalam proses pengambilan keputusan adalah :

a. Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat, dan dengan itikad yang


sesungguhnya baik untuk berperan serta, proses pengambilan
keputusan dapat menjadi sangat lamban

b. Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yang terlibat,


yang pada gilirannya mempersulit tercapainya mufakat tentang :

1) Berbagai langkah dalam pengambilan keputusan.

2) Hasil tindakan yang akan diambil.

3) Resiko yang mungkin timbul.

4) Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam benuk


penggunaan sumberdaya dan dana.

7. Ketidakjelasan peranan

Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang


negatif seperti :

a. Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas-batas wewenang


yang sesungguhnya dimiliki
b. Kemungkinan keragu-raguan bertindak karena ketidakpastian apakah
tindakan yang hendak diambilnya masih dalam batasan wewenang
yang dimilikinya

c. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan

d. Kemungkinan terjadinya duplikasi

e. Kenungkinan tidak lancarnya koordinasi

f. Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya

8. Kemalasan

Beberapa hal yandapat dilakukan untuk melawan kemalasan :

a. Berlatih untuk tidak membiarkan diri selalu diliputi oleh sikap ragu-
ragu.

b. Berarti senang bersikap tegas dan bangga atas sikap tersebut.

c. Berlatih untuk secara cepat untuk mendeteksi keragu-raguan, dan


mampu mempertimbangkan secara cepat konsekuensi yang mungkin
timbul karena sikap keraguan tersebut.

d. Malatih dir dan memusatkan perhatian pada pemechan masalah dan


kemampuan mendefenisikan situasi problematis yang dihadapi
secara tepat.

e. Apabila tahap bertindak untuk memutuskan telah dicapai dalam


proses pengambilan keputusan , melatih diri memusatkan perhatian
pada waktu dan tenaga yang ada padanya dan kurang berorientasi
pada proses konsutasi yang melibatkan banyak pihak.

f. Melatih diri untuk mengikuti suatu prosedur tertentu baik untuk


pemecahan masalah maupun untuk pengamblan keputusan tanpa
menutp pintu terhadap ide batu, atau teknik baru.
g. Menggunakan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mengidentifikasikan dan menilai kelebihan, serta kekurangan setiap
alternatif yang dipertimbangkan untuk ditempuh

h. Membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan


tenaga pada hal-hal yang tidak penting, atau diperkirakan tidak akan
mempunyai dampak kuat secara negatif terhadap kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran.

i. Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses


pengambilan keputusan.

j. Melatih diri untuk bertindak dengan tingkat kecepatan yang tinggi,


terutma dalam memperhitungkan berbagai ramifikasi atua
percabangan yang akan timbul dari suatu keputusan yang akan
diambil.

9. Kekurang mampuan mengelola waktu.

Penelitian dan pengalaman menunjukkan, bahwa kemampuan


seseorang mengambil keputusan yng efektif dan rasional banyak
ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu yang tersedia baginya
dengan baik. Apabila seseorang merasa, bahwa ia tidak mempunya cukup
waktu untuk melakukan semua tugas yang dipercayan kepadanya, dengan
pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas yang terpenting, sering
terbukti bhwa kekuranga waktu adalah akibat kekurang mampuannya
untuk mengatur diri sendiri.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa,


kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri
pengambil keputusan yang berrsangkutan sendiri. Kedala yang paling sering
menampakkan diri adalah ketidak mampuan seseorang untuk bertindak tegas.
Sering seorang manajer membiarkan dirinya diliputi oleh keragu-raguan yang
sedemikian menguasai cara berfikir dan cara bertindaknya. Pemahaman yang
tidak tepat tentang peranan informasi dalam pengambilan keputusan dapat
menjadi kendala yang harus disingkirkan. Informasi yang diberikan harus
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, terolah dengan baik, dan tersimpan dengan
rapi. Membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan tenaga
pada hal-hal yang tidak penting, atau diperkirakan tidak akan mempunyai dampak
kuat secara negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan dan
berbagai sasaran. Apabila seseorang merasa, bahwa ia tidak mempunya cukup
waktu untuk melakukan semua tugas yang dipercayan kepadanya, dengan
pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas yang terpenting, sering terbukti
bhwa kekuranga waktu adalah akibat kekurang mampuannya untuk mengatur diri
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Salusu. 2015. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Non Profit. Jakarta. PT Grasindo.

Siagan. 1988. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta. CV Haji


Masagung.

Agung, (2014). Pengambilan Keputusan Pemimpin Organisasi Pada UKM yang


Berprestasi UIN Sunan Kalijaga. Skripsi tidak diterbitkan: Yogyakarta:
UIN

Azwar,S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Beach, L.R & Connolly, T. (2005). The Psychology of Decision Making.


Thousand Oaks, California: Sage Publications.
Hasan, M.Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.

Syamsu, Ibnu. (2000). Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai