Anda di halaman 1dari 12

Bab III Metodologi penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Bab ini berisi uraian langkah - langkah sistematis yang dilakukan dalam

melaksanakan perencanaan tugas akhir. Pada dasarnya Metodologi adalah kerangka

dasar dari penyelesaian tugas akhir dengan menggunakan studi sistematis kuantitatif

melalui beberapa metode sebagai tahapan dalam melakukan proses analisa terhadap

permasalahan tugas akhir.

Dalam mengerjakan tugas akhir, digunakan analisis kuantitatif yang bertujuan

untuk saling melengkapi dan saling mengoreksi sejauh mana ketepatan analisisnya.

Metode analisis merupakan sebuah proses berkelanjutan dalam menjalankan laporan

perencanaan, dengan analisis awal menginformasikan data yang kemudian

dikumpulkan. Ketika perencana sudah selesai dalam mengumpulkan data, maka

langkah selanjutnya ialah menganalisis data yang telah diperoleh.

3.2 Data Awal Studi Literatur

Data awal yang digunakan adalah berupa data eksisting Jembatan Gabus desa

Nyompok kecamatan Kopo yang diantara nya sebagai berikut:

1. Panjang bentang eksisting jembatan adalah 42 meter.

2. Lebar jembatan eksisting jembatan adalah 2 meter

3. Tinggi pylon utama adalah 10150 mm sedangkan tinggi mini pylon adalah

690 mm.

4. Data – data komponen jembatan existing.

III-1
Bab III Metodologi penelitian

3.3 Diagram Alir

Diagram alir Jembatan suspension perencanaan jembatan cable stayed dapat

dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Evaluasi jembatan suspension dan desain jembatan cable stayed
Sumber : Olahan penulis
III-2
Bab III Metodologi penelitian

3.4 Pengolahan Data Jembatan Existing (Supension)

Data – data jembatan suspensi perlu diolah guna memperoleh gaya – gaya

yang bekerja pada struktur jembatan kabel.

3.4.1 Pembebanan Jembatan Existing (Suspension Bridge)

Pembebanan pada jembatan gantung pejalan kaki menggunakan acuan

pembebanan untuk jembatan sesuai SNI 1725:2016, yang terdiri dari:

1. Beban Mati Struktur (MS)

Beban mati struktur (Dead Load) merupakan beban yang selalu ada dalam

struktur jembatan akibat berat sendiri struktur jembatan tersebut

2. Beban Mati Tambahan (MA)

Beban mati tambahan (Super Dead Load) merupakan beban diluar struktur

jembatan tetapi akan selalu ada pada struktur jembatan tersebut. Beban

mati tambahan ini antara lain genangan air hujan, ddan beban railing.

3. Beban Lalu Lintas (TP dan TT)

Standar perencanaan jembatan menetapkan kriteria perencanaan utama

yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa jembatan pejalan

kaki aman dan sesuai untuk penggunanya, beban hidup merata sebesar

3kpa.

4. Beban Angin (EW)

Beban angin ditentukan dari koefisien scret (Cw) dan Kecepatan angin

rencana (Vw)

EWS = 0,0006 x Cw x (Vw)² x Ab

III-3
Bab III Metodologi penelitian

5. Beban Akibat Pengaruh Temperatur (ET)

Beban temperature diiperloleh dari suhu maksimum rata-rata dan suhu

minimum rata-rata di daerah Gabus dan di input kedalam program SAP

2000 adalah sebesar selisih suhu minimum rata – rata dan suhu maksimum

rata – rata (º C).

6. Beban Gempa (EQ)

Metode Dinamik (Response Spectrum) dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a Besar beban gempa ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan

massa total struktur. Massa total struktur terdiri dari berat sendiri

struktur dan beban hidup yang dikalikan dengan faktor reduksi 0,5.

b Percepatan gempa diambil dari software online Puskim PU

(http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2019/)

kemudian memasukan titik koordinat atau nama kota dari tempat

jembatan yang akan didesain.

c Percepatan gravitasi diambil sebesar g = 981 cm/det².

d Analisis dilakukan dengan metode superposisi respon spektrum.

Dengan mengambil respon spektrum maksimum dari 4 arah gempa,

yaitu 0º , 45º , 90º , dan 135º.

e Digunakan number eigen NE =3 dengan mass participation factor ≥

90% dengan kombinasi dinamis (CQC methode).

f Karena hasil dari analisis respon spektrum selalu bersifat positif (hasil

III-4
Bab III Metodologi penelitian

akar), maka perlu faktor +1 dan -1 untuk mengkombinasikan dengan

respon statik.

3.4.2 Permodelan Struktur

Untuk analisa struktur jembatan suspensi dengan software SAP2000, struktur

dimodelkan 3D dengan bentang 42 m, lebar 2 m. Struktur rangka dan gelagar lantai

dimodelkan sebagai elemen frame. Tumpuan yang digunakan yaitu jepit untuk semua

bagian tumpuan.

3.4.3 Analisa Kapasitas Struktur

Untuk menganalisa kapasitas struktur menggunakan Pedoman tentang

Perencanaan dan pelaksanaan teknik jembatan gantung untuk pejalan kaki

Departemen Pekerjaan Umum yaitu revisi dari SNI 03-3428-1994. Untuk mengontrol

kapasitas penampang dilakukan beberapa analisa yaitu sebagai berikut:

A. Gelagar Utama

1. Kontrol Kemampuan Penampang

a. Kuat aksial

1) Kontrol kuat tarik

φPn > Pu

2) Kontrol kuat tekan

φPn > Pu

b. Kuat lentur

1) Momen arah X

φMn > Mu
III-5
Bab III Metodologi penelitian

2) Momen arah Y

φMn > Mu

c. Kuat geser

Vu ≤ φVn

2. Kontrol Lendutan

a Gelagar ¼ bentang

ΔL < Δijin

b Titik simpul gelagar

ΔL < Δijin

B. Pylon (Menara)

1. Kontrol Kemampuan Penampang

a. Kuat aksial

1) Kontrol kuat tekan

φPn > Pu

b. Kuat lentur

1) Momen arah X

φMn > Mu

2) Momen arah Y

φMn > Mu

c. Kuat geser

III-6
Bab III Metodologi penelitian

Vu < φVn

2. Kontrol Lendutan

a Lendutan profil pylon

Δh < Δijin

b Perpindahan longitudinal titik simpul pylon (Menara)

ΔL < Δijin

3. Kontrol tegangan

σ < σizin

C. Kabel

1 Kontrol penampang kabel

1. Kabel utama

Pn > Pu

2. Kabel backstay

Pn > Pu

3.5 Perencanaan Jembatan Alternatif (Cable Stayed Bridge)

Jembatan cable stayed direncanakan sebagai alternatif guna mendapatkan

struktur jembatan yang kaku, sebagaimana telah dilakukan evaluasi pada komponen

struktur pada jembatan existing (jembatan suspensi) bahwa struktur jembatan tersebut

tidak mampu menahan beban yang bekerja, baik beban statik maupun bebab dinamik.

3.5.1 Preliminary Design

Dalam melakukan perhitungan suatu struktur jembatan, perlu dilakukan

III-7
Bab III Metodologi penelitian

perkiraan dari dimensi - dimensi elemen struktur awal jembatan berdasarkan referensi

terkait yang disesuaikan dengan parameter yang telah ada sebelumnya. Tatanan sistem

kabel, dimensi awal gelagar, kabel dan pylon akan digunakan sebagai data awal untuk

menganalisa struktur tersebut. Jika dalam analisa selanjutnya ternyata dimensi awal

tidak memenuhi syarat kemampuan strukturnya, maka parameter - parameter

sebelumnya dapat diubah seperlunya.

1. Konfigurasi Susunan Kabel

Pada desain jembatan Gabus CS menggunakan sistem konfigurasi dowble

plane system pada arah transversal dan cable stayed konfigurasi semi harp

pattern pada arah longitudinal. Jarak penempatan kabel pada gelagar utama

dengan material baja sebesar 2 m sedangkan untuk gelagar menggunakan

material eksisting yaitu baja profil dan pelat bordes.

2. Dimensi Kabel

Desain kabel yang direncanakan menggunakan VSL 7 - wire strand lihat

Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Jenis kabel dan angker


ASTM A 416
Standart
Grade 270
Ф (mm) 12,7
As (mm²) 98,7
fu (MPa) 1860
Ukuran angker : 7, 12, 19, 31, 37, 61 dan 91 strand
Sumber : Sumber : ASTM – seven – wire uncoated low relaxation prestressing steel strand

3. Tinggi dan dimensi Pylon

III-8
Bab III Metodologi penelitian

Pada desain jembatan ini pilon yang digunakan berupa single tower dari

material baja dengan tinggi ideal:

Tinggi pylon (h), menurut Parke dan Huson (2008) dapat diperkirakan

dengan perbandingan antara tinggi rencana (H) dengan panjang bentang

utama (L) dengan kisaran nilai 0,2 – 0,25.

Direncanakan (H/L) = 0,25

L = 200 m

Maka diperoleh H = 22 m . 0,25 = 5,50 m

3.5.2 Permodelan Struktur

Untuk permodelan struktur jembatan cable stayed digunakan software SAP2000,

struktur dimodelkan 3D dengan bentang 42 m, lebar lantai kendaaraan 2 m, lebar total

lantai 2,5 m. Struktur pylon dan gelagar lantai dimodelkan sebagai elemen frame.

Tumpuan yang digunakan yaitu tumpuan jepit untuk pylon dan sendi – rol untuk lantai

3.5.3 Pembebanan

Pembebanan pada jembatan cable stayed sama halnya seperti pembebanan

jembatan gantung pejalan kaki yang sudah dihitung sebelumnya, menggunakan acuan

pembebanan untuk jembatan sesuai SNI 1725:2016.

3.5.4 Analisa Kapasitas Struktur

Untuk menganalisa kapasitas struktur dengan program SAP2000 maka fitur

yang akan digunakan adalah fitur Steel Frame Design. Design Preference yang

digunakan adalah AISC LRFD 93. Untuk faktor reduksi pada pengaturan preference,

kita masih menggunakan pengaturan default dari SAP2000, karena sesuai dengan

faktor reduksi yang terdapat dalam SNI T-03-2005 tentang perencanaan struktur baja

III-9
Bab III Metodologi penelitian

untuk jembatan. Untuk mengontrol kapasitas penampang dilakukan beberapa analisa

yaitu sebagai berikut:

A. Gelagar Utama

1. Kontrol Kemampuan Penampang

a. Kuat aksial

1) Kontrol kuat tarik

φPn > Pu

2) Kontrol kuat tekan

φPn > Pu

b. Kuat lentur

1) Momen arah X

φMn > Mu

2) Momen arah Y

φMn > Mu

c. Kuat geser

Vu ≤ φVn

2. Kontrol Lendutan

ΔL < Δijin

B. Pylon (Menara)

1. Kontrol Kemampuan Penampang

III-10
Bab III Metodologi penelitian

a. Kontrol kuat aksial tekan

φPn > Pu

b. Kuat lentur

1) Momen arah X

φMn > Mu

2) Momen arah Y

φMn > Mu

c. Kuat geser

Vu ≤ φVn

2. Kontrol Lendutan

Δh < Δijin

C. Kabel

Untuk mengotrol kabel, apabila kabel dengan desain Apakai mampu untuk

menahan gaya kabel sebenarnya (P), maka penampang kabel memenuhi syarat.

Pn > Pu

Pn = fijin. As pakai

3.6 Perbandingan jembatan esisting (suspension) dengan jembatan cable

stayed

Membuat rangkuman perbandingan kekakuan pada kedua jembatan,

mengevaluasi kemampuan penampang terhadap kuat aksil, kuat lentur dan kuat geser,

serta lendutan yang terjadi pada kedua jembatan.

III-11
Bab III Metodologi penelitian

Membuat perbandingan sebagai data hasil perencanaan jembatan cable stayed

terhadap jembatan existing (suspension).

III-12

Anda mungkin juga menyukai