Anda di halaman 1dari 13

PENJELASAN

ATAS
PERATURAN BUPATI KABUPATEN PONOROGO
NOMOR 29 TAHUN 2006
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2006
TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN,
PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

I. UMUM :

Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6


Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa, maka dipandang perlu untuk menetapkan Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud dengan menuangkannya dalam suatu
Peraturan Bupati .

II. PASAL DEMI PASAL :


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
ayat (2)
Peraturan Desa tentang tata cara pembentukan Panitia Pemilihan, peraturan
tata tertib, biaya, dan mekanisme pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
sekurang-kurangnya memuat :

a. Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa antara lain memuat :


1. mekanisme pengusulan Calon Panitia Pemilihan;
2. mekanisme penetapan Panitia Pemilihan oleh BPD ;
3. susunan Panitia Pemilihan Kepala Desa sesuai dengan kebutuhan di
desa bersangkutan ;
4. uraian tugas Panitia Pemilihan sesuai susunan yang telah ditetapkan.

b. Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa antara lain memuat :


1. syarat-syarat yang dapat dipilih sebagai Kepala Desa;
2. syarat-syarat yang mempunyai hak pilih;
3. ketentuan pendaftaran ;
4. tata tertib kampanye ;
5. kehadiran/keberadaan Calon pada waktu penghitungan suara;
6. larangan dan sanksi bagi Calon dan pihak-pihak lainnya;
7. tata tertib jam malam pada H -1 pemilihan Kepala Desa ;
8. ketentuan-ketentuan lain yang dipandang perlu sesuai dengan adat
istiadat, situasi dan kondisi setempat sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-2-

c. Biaya Pemilihan Kepala Desa antara lain memuat :


1. sumber biaya Pemilihan Kepala Desa ;
2. besarnya Anggaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ;
3. pengelolaan biaya Pemilihan Kepala Desa

d. Mekanisme pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa antara lain memuat :


1. jadwal setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa ;
2. mekanisme dan ketentuan setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa ;
3. ketentuan-ketentuan lain yang dipandang perlu sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “diusulkan oleh masing-masing unsur” adalah Calon
Panitia Pemilihan dari unsur Perangkat Desa diusulkan oleh Pemerintah
Desa, unsur Pengurus Lembaga Kemayarakatan diusulkan oleh Lembaga
Kemasyarakatan yang ada di desa bersangkutan, dan unsur Tokoh
Masyarakat diusulkan dari Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan
Pemuka-pemuka Masyarakat lainnya.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 4
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Jumlah Wakil Ketua menyesuaikan dengan jumlah Tempat Pemungutan
Suara.
Huruf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
-3-

Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Yang dimaksud hubungan keluarga sampai derajat kedua baik vertikal
maupun horizontal adalah kakek / nenek, saudara ayah, saudara ibu,
keponakan, cucu dan cucu menantu, mertua, saudara, isteri / suami dari
Calon Kepala Desa Yang Berhak Dipilih.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Yang dimaksud hubungan keluarga sampai derajat kedua baik vertikal
maupun horizontal adalah kakek / nenek, saudara ayah, saudara ibu,
keponakan, cucu dan cucu menantu, mertua, saudara, isteri / suami dari
Calon Kepala Desa Yang Berhak Dipilih.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “bertakwa” dalam ketentuan ini dalam arti taat
menjalankan kewajiban agamanya. Dibuktikan dengan Surat
Pernyataan dari yang bersangkutan.
-4-

Huruf b
Yang dimaksud dengan “setia” adalah tidak pernah terlibat gerakan
sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau
dengan kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah
melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Yang dimaksud dengan “setia kepada pemerintah” adalah yang
mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Dibuktikan dengan Surat Pernyataan dari yang bersangkutan.
Huruf c
Dibuktikan dengan KTP.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “berpendidikan paling rendah tamat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama dan / atau sederajat adalah yang
bersangkutan tamat :
- Sekolah Menengah Pertama (SMP) ;
- Madrasah Tsanawiyah (MTs.) ;
- Kejar Paket B ;
- Lembaga Pendidikan lain yang disetarakan dengan SMP dan Mts
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
Lembaga Pendidikan yang bersangkutan terdaftar dan mempunyai
Nomor Induk Sekolah (NIS) dari Dinas Pendidikan, atau Nomor
Statistik Sekolah (NSS) / Nomor Dasar Statistik (NDS) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
DEPDIKNAS.
Yang bersangkutan berijazah / memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
(STTB) yang dikeluarkan oleh lembaga bersangkutan setelah
dinyatakan lulus dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
(EBTANAS) / Ujian Nasional (UNAS).
Dibuktikan dengan fotocopy ijazah / STTB yang dianggap sah apabila
telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
Huruf e
Jika pada saat pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa ditemukan lebih
dari satu pembuktian yang sah mengenai usia Bakal Calon Kepala
Desa, maka bukti yang sah adalah yang nilai waktunya paling lama.
Huruf f
Dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dokter Pemerintah.
Huruf g
Dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
-5-

Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Yang dimaksud dengan “masa jabatan paling lama 10 (sepuluh) tahun”
adalah masa jabatan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah.
Yang dimaksud dengan “dua kali masa jabatan” adalah seseorang
yang menjabat sebagai Kepala Desa selama dua kali masa jabatan
baik secara berturut-turut maupun tidak.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Apabila Kepala Desa tidak mengajukan permohonan berhenti, maka BPD
tetap mengusulkan pemberhentian Kepala Desa dan memproses pemilihan
Kepala Desa.
Ayat (3)
Cukup Jelas
-6-

Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
-7-

Ayat (4)
Dalam hal Ijin belum diberikan oleh pejabat yang berwenang, tetapi yang
bersangkutan telah menyampaikan pengajuan permohonan ijin paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan kampanye, maka yang bersangkutan
dapat melaksanakan kampanye.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Pada saat pemungutan suara, Calon Kepala Desa Yang Berhak Dipilih tidak
harus berada di Tempat Pemungutan Suara.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 38
Ayat (1)
Cukup Jelas
-8-

Ayat (2)
Surat mandat selambat-lambatnya diserahkan kepada Panitia Pemilihan
sebelum dimulainya pemungutan suara. Apabila sampai dengan dimulainya
pemungutan suara, Panitia Pemilihan belum menerima surat mandat, maka
dinyatakan tidak ada Saksi.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
ayat (1)
Dalam hal pemilihan hanya diikuti oleh 1 (satu) calon, maka Calon Kepala
Desa Yang Berhak Dipilih dinyatakan terpilih apabila mendapatkan dukungan
suara sekurang-kurangnya ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah suara
yang sah ;
-9-

Apabila jumlah suara yang sah ganjil, maka perolehan suara bagi Calon
Kepala Desa Yang Berhak Dipilih dinyatakan terpilih, harus mendapat
dukungan suara sekurang-kurangnya ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari
jumlah suara yang sah dengan pembulatan ke atas.
Contoh :
Jumlah suara yang sah 101 suara.
½ dari jumlah suara yang sah = 50 ½ suara ditambah 1 (satu) = 51 ½ , maka
dibulatkan keatas menjadi 52 suara.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
- 10 -

Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Yang dimaksud proses pemilihan Kepala Desa adalah seluruh tahapan
Pemilihan Kepala Desa sampai dengan penetapan Calon Kepala Desa
Terpilih oleh BPD. Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa Terpilih oleh
Bupati menunggu ditetapkannya putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Ayat (7)
Cukup Jelas
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Dalam hal tertentu pelantikan dapat dilaksanakan secara kolektif dengan
menghadirkan perwakilan masyarakat dari desa yang bersangkutan.
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
- 11 -

Pasal 67
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “ sebagian tugas, wewenang dan kewajiban Kepala
Desa” meliputi seluruh tugas, wewenang, dan kewajiban Kepala Desa kecuali
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, dan Pengalihan aset /
kekayaan desa.
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
ayat (1)
Cukup jelas.
ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud “pejabat yang baru” adalah Kepala Desa Terpilih atau
Penjabat Kepala Desa.
Kepala Desa yang berakhir masa jabatannya masih melaksanakan tugas
apabila :
- telah ditetapkan Kepala Desa Terpilih oleh Bupati tetapi belum
dilantik.
- Pengangkatan Penjabat Kepala Desa belum ditetapkan.
Dalam hal Kepala Desa berakhir masa jabatan pada saat proses
pemilihan Kepala Desa belum sampai pada tahap penetapan Kepala
Desa Terpilih oleh Bupati, maka Kepala Desa diberhentikan dan
diangkat Penjabat Kepala Desa.
Huruf b
Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan adalah karena sakit
atau sebab-sebab lain, tidak termasuk dalam rangka melaksanakan
tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
- 12 -

Huruf e
Pernyataan melanggar sumpah / janji jabatan ditetapkan dengan
Keputusan Pengadilan.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
ayat (1)
Yang dimaksud dengan “Kepala Desa yang telah berakhir masa jabatannya”
adalah Kepala Desa yang diberhentikan dengan hormat karena berakhir
masa jabatannya pada saat pelantikan Penjabat Kepala Desa.
Urutan yang dapat diangkat menjadi Penjabat Kepala Desa bukan merupakan
urutan prioritas, namun tetap memperhatikan aspirasi dari BPD dan tokoh
masyarakat
ayat (2)
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 74
ayat (1)
Yang dimaksud Pejabat yang ditunjuk dalam hal ini adalah Camat.
ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas
- 13 -

Pasal 79
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Larangan bekerja pada Instansi Pemerintah adalah bagi Kepala Desa
yang bukan berasal PNS, Anggota TNI, dan Anggota POLRI.
Apabila dalam masa jabatan Kepala Desa yang bersangkutan diterima
bekerja pada Instansi Pemerintah, maka harus mengundurkan diri.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.
------------- o 0 o --------------

Anda mungkin juga menyukai