Anda di halaman 1dari 11

Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING)

Volume 1 No 1, Desember 2017


e-ISSN : 2597-5234

ANALISIS LITERASI KEUANGAN PADA PELAKU USAHA MIKRO DI


KOTA PEKANBARU

ANALYSIS OF FINANCIAL LITERACY FOR MICRO BUSINESS IN


PEKANBARU
Susie Suryani1 dan Surya Ramadhan2
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Riau1,2
susie@eco.uir.ac.id1, uyak.ramadhan@gmail.com2

ABSTRACT
This study aims to determine the level of financial literacy forMicro, Small and Medium
Enterprises (MSMEs) in Pekanbaru. Besides that, this research conducted to
analyzewhether the differences in gender, age, education level, and income level has
significant effect towards financial literacy level for businesses. The focus of business
type in this researchis trade sector that contained the number of 292 businesses as
sample. The method used is survey by obtaining data through questionnaires. The
results showed that the level of SMEs’s financial literacyis moderate (57,9%). Variables
that affect the level of financial literacy businesses are differences in education and
income. While gender and age differences has no effectto the level of MSMEs’s
financial literacy.
Keywords : Financial Literation, Gender, Age, Education, Income

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan pelaku usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) di Pekanbaru. Disamping itu, penelitian ini juga
dilakukan untuk menganalisis apakah perbedaan gender, usia, tingkat pendidikan, dan
tingkat pendapatan berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan para
pelaku usaha. Fokus jenis usaha yang diteliti adalah usaha perdagangan, dengan jumlah
sampel 292 pelaku usaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey
dengan cara memperoleh data melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat literasi keuangan pelaku UMKM adalah sedang (57,9%). Variabel yang
mempengaruhi tingkat literasi keuangan pelaku usaha adalah perbedaan pendidikan dan
pendapatan. Sedangkan perbedaan gender dan usia tidak berpengaruh terhadap tingkat
literasi keuangan para pelaku UMKM.
Kata Kunci : Literasi Keuangan, gender, usia, pendidikan, pendapatan

12
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun belakangan Indonesia menduduki peringkat ke-14
ini, di berbagai belahan dunia isu dan tertinggal jauh dengan Malaysia
mengenai literasi keuangan (financial yang menduduki peringkat ke-6.
literacy) tengah hangat diperbincangkan. Indonesia sendiri melakukan penelitian
Perhatian khusus terhadap literasi untuk mengetahui tingkat literasi
keuangan di akibatkan oleh keinginan keuangan di kalangan masyarakatnya
sebuah negara untuk memiliki penduduk melalui OJK. Survei nasional literasi
yang berkualitas dan memiliki keuangan yang dilakukan OJK pada
kecerdasan finansial yang baik, sehingga tahun 2013 menunjukkan bahwa hanya
akan berdampak pada perbaikan roda 21,84% atau seperlima dari penduduk
ekonomi negara itu sendiri. Indonesia yang sudah terkategori well
Literasi keuangan (Financial literate.
Literacy) dapat diartikan sebagai Subjek penelitian ini adalah para
pengetahuan keuangan dengan tujuan pelaku usaha mikro,kecil dan menengah
untuk mencapai kesejahteraan (Lusardi, (UMKM) khususnya para pelaku
Annamaria & Olivia S Mitchell, 2007). UMKM yang ada di kota Pekanbaru –
Literasi keuangan ini berkaitan dengan Riau. UMKM dipilih karena mayoritas
kemampuan seseorang dalam mengelola pelaku usaha di Indonesia adalah
dan melakukan perencanaan terhadap UMKM. Sayangnya perkembangan
keuangan. Menurut Otoritas Jasa finansial UMKM ini tergolong lambat,
Keuangan (OJK) perencanaan keuangan padahal kesuksesan mereka akan
adalah tentang bagaimana cara berdampak tidak hanya bagi kemajuan
menjalani hidup hari ini yang sederhana usaha mereka sediri tetapi juga dapat
sesuai dengan kemampuan keuangan dan mengurangi pengangguran dan dapat
sementara itu mempersiapkan masa meningkatkan pendapatan daerah
depan yang sejahtera. Ketidakpahaman maupun pendapatan nasional. Hal ini
akan pentingnya literasi keuangan dapat dikarenakan berdasarkan beberapa
mengakibatkan kurangnya akses ke penelitian tentang pelaku usaha masih
lembaga keuangan sehingga mudah ditemukan rendahnya tingkat literasi
dipengaruhi oleh penjual produk keuangan di kalangan para pelaku usaha.
keuangan, hal tersebut tentunya dapat Kurangnya literasi keuangan akan
menghambat dalam pembangunan menyebabkan seseorang lebih cenderung
ekonomi negara. memiliki masalah dengan hutang,
Kenyataannya di kehidupan sehari- terlibat dengan biaya kredit yang lebih
hari, tidak semua orang memiliki tinggi dan kecil kemungkinannya untuk
pengetahuan keuangan yang cukup atau merencanakan masa depan (Lusardi,
dikatakan well literate. Beberapa 2010)
penelitian menemukan bahwa tingkat Penelitian yang dilakukan oleh
literasi keuangan masyarakat secara Hawati Janor, Rubayah Yakob, Noor
umummasih rendah (Lusardi, Annamaria Azuan Hashim, Zanariah dan Che Aniza
& Olivia S Mitchell, 2007). Che Wei (Faculty of Economic and
Berdasarkan penelitian terakhir Management University Kebangsaan
yang dilakukan oleh MasterCard Malaysia) menyimpulkan bahwa faktor
(www.mastercard.com), indeks literasi demografi, ekonomi,sosial dan faktor
keuangan Indonesia masih rendah. phsikologis merupakan faktor utama
Berdasarkan hasil penelitian yang financial literacy yang berhubungan
dilakukan oleh MasterCard (2013),

13
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

dengan keputusan pelaku usaha untuk Menurut Chen, H and Volpe, R


berinvestasi. (1998) dari hasil penelitian di 13 kampus
Sementara itu hasil penelitian di USA dengan 924 sampel
Risky Amaliyah dan Rini Setyo Wati menunjukkan bahwa tingkat literasi
(2015), tentang faktor mempengaruhi keuangan berkaitan dengan gender, usia,
tingkat literasi keuangan di kalangan nasionalsme, ras, penghasilan,
pelaku usaha keil dan menengah pengalaman kerja, disiplin akademis,
(UMKM) kota Tegal” menemukan and peringkat.
bahwa tingkat literasi keuangan para Organisation for Economic Co-
pelaku UMKM kota Tegal masih rendah, operation and Development, 2005
dengan faktor yang mempengaruhi (OECD) adalah bahwa, ini adalah
literasi keuangan terdiri dari kombinasi antara kesadaran,
gender,tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang
pendapatan pelaku usaha. diperlukan untuk menghasilkan
Tasya Desiyana (2015) dalam keputusan keuangan yang baik dan
penelitiannya tentang tingkat literasi padaakhirnya mencapaikesejahteraan
keuangan pada pelaku usaha mikro kecil finansial individu.
dan menengah (UMKM) di daerah Selain berfokus pada tingkat
istimewa Yokyakarta menemukan bahwa Literasi keuangan, studi di daerah
tingkat literasi keuangan pelaku UMKM tersebut juga meneliti faktor-faktor yang
kota istimewa Yokyakarta berada pada mempengaruhi tingkat. Misalnya,
kategori sedang. Hasil penelitian juga dengan menggunakan data AS, Hogarth
menyimpulkan bahwa terdapat J.M. (2002), mengeksplorasi Literasi
perbedaan pengetahuan literasi keuangan Keuangan orang dewasa mengenai topik
para pelaku UMKM berdasarkan yang terkait dengan keuangan pribadi.
perbedaan jenis kelamin. Studi tersebut menunjukkan
Penelitian ini ingin melihat bahwa, secara umum, responden
bagaimanakah tingkat literasi keuangan berpengetahuan kurang berpeluang lebih
para pelaku UMKM dan apakah cenderung berpendidikan tunggal,
perbedaan gender, usia, tingkat berpengetahuan rendah, berpenghasilan
pendidikan, dan tingkat pendapatan rendah, minoritas, dan berusia muda atau
berpengaruh terhadap literasi keuangan tua (bukan setengah baya). Studi
para pelaku UMKM di kota Pekanbaru. menggunakan data Beal, D.J. &
Menurut Jump Star Coalition Delpachtra, S.B. (2003), mengukur
(dalam Huston, 2010) “Literasi Literasi Keuangan siswa Australia dan
keuangan adalah pengetahuan untuk menemukan bahwa mahasiswanya tidak
menggunakan keterampilan dan terampil dan tidak berpengetahuan luas
pengetahuan untuk mengelola sumber dalam masalah keuangan. Di luar tingkat
keuangan secara efektif untuk keamanan ini, mereka menemukan bahwa siswa
financial seumur hidup.” dengan nilai lebih tinggi cenderung
Studi menilai literasi keuangan menjadi laki-laki, memiliki pengalaman
investor UEA individu yang berinvestasi kerja lebih besar dan memiliki
di pasar keuangan lokal. Ini juga pendapatan lebih tinggi. Studi oleh
menguji pengaruh faktor demografi Andreq C. Worthington (2006) di
terhadap literasi keuangan, khususnya Australia juga, menggunakan model
usia, jenis kelamin, pendidikan, dan regresi logit untuk memprediksi orang
pendapatan bulanan. dewasa literasi keuangan dari orang
Australia. Hasil penelitian menunjukkan

14
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

bahwa literasi keuangan ditemukan Menurut Otoritas Jasa Keuangan


paling tinggi untuk orang berusia antara dalam surat edaran OJK 2014
60 dan 60 tahun, profesional, bisnis dan menyatakan bahwa literasi keuangan
pemilik peternakan. Literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas
adalah yang terendah untuk untuk meningkatkan pengetahuan,
pengangguran, wanita dan orang-orang keyakinan, dan keterampilan konsumen
dari latar belakang non-Inggris. dan masyarakat luas sehingga mereka
Lusardi dan Mitchell (2009) mampu mengelola keuangan dengan
memotret fenomena ini dalam lebih baik. Adanya literasi keuangan
penelitiannya mengenai kompleksitas bertujuan untuk meniadakan segala
pengambilan keputusan ekonomi yang bentuk hambatan yang bersifat harga
menitikberatkan pada kepemilikan maupun non-harga, terhadap akses
pengetahuan mengenai keuangan akan masyarakat dalam memanfaatkan
mendorong keberhasilan usaha dan layanan jasa keuangan. OJK memiliki
kesiapan menghadapi masa pensiun. program guna meningkatkan indeks
Selanjutnya juga ia membagi variabel literasi keuangan di Indonesia dalam
kepemilikan pengetahuan keuangan yang bentuk Strategi Nasional Literasi
selanjutnya disebut financial literacy Keuangan Indonesia (SNLKI).
menjadi 2 tahap, yaitu tahap dasar dan Kerangkan dasar SLNKI terdiri atas tiga
tahap lanjutan. pilar yaitu : (1) Edukasi dan Kampanye
Indikator literasi keuangan tahap Nasional Literasi Keuangan, (2)
dasar meliputi pengetahuan mengenai Penguatan Infrastruktur Literasi
perhitungan matematika, tingkat suku Keuangan, dan (3) Pengembangan
bunga, inflasi, nilai waktu uang dan Produk dan Jasa Keuangan.
tipuan nilai uang. Sedangkan literasi Tingkat literasi keuangan yang
keuangan tahap lanjutan meliputi
dimiliki setiap individu tentunya
pengetahuan tetang pasar saham dan berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan
fungsinya, reksadana, tingkat suku oleh perbedaan faktor yang
bunga acuan dan keterkaitannya dengan mempengaruhinya sehingga terjadi
obligasi, perusahaan pengelola perbedaan yang signifikan antara
keuangan, pengetahuan tentang risiko- individu satu dengan individu lainnya.
risiko finansial apabla menginvestasikan 1. Perilaku Keuangan (Financial
uangnya pada berbagai pilihan investasi Behavior)
saham atau obligasi, tingkat FinancialBehavior berhubungan
pengembalian uang jangka panjang, dengan tanggung jawab keuangan
fluktuasi atau ketidakpastian yang tinggi,
seseorang terkait dengan cara
dan diversifikasi risiko. pengelolaan keuangan. Menurut
Menurut Oseifuah, Emmanuel Hilgert, Jeanne and Sandra (2003),
Kojo (2010), ada 3 indikator Financial menyebutkan bahwa perilaku
Literacy, antara lain : keuangan seseorang akan tampak dari
1. Financial Knowledge : seberapa bagus seseorang mengelola
memilikipengetahuanmengenai uang kas, mengelola utang, tabungan
terminologi–terminologikeuangan. dan pengeluaran-pengeluaran lainnya.
2. Financial Attitudes : ketertarikan 2. Faktor Demografi
atau minat dalam memperbaiki Dalam hal ini dikatakan bahwa
pengetahuan keuangan. perempuan dan etnis minoritas
3. Financial Behaviour : berorientasi memiliki pengetahuan keuangan yang
untuk spending dan saving.

15
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

rendah, sementara menurut 1) Usaha Mikro adalah usaha


Monticone, Chiara (2010), produktif milik orang perorangan
menyatakan bahwa laki-laki memiliki dan/atau badan usaha perorangan
pengetahuan keuangan dan ekonomi yang memenuhi kriteria Usaha
makro yang baik. Mikro sebagaimana diatur dalam
3. Pendidikan Undang-Undang ini.
Variabel pendidikan sebagai 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
human capital merupakan salah satu produktif yang berdiri sendiri,
variabel yang diharapkan akan yang dilakukan oleh orang
memberikan efek terhadap perorangan atau badan usaha yang
kesejahteraan seseorang. Variabel bukan merupakan anak perusahaan
pendidikan berpengaruh pada atau bukan cabang perusahaan
produktifitas dan efisiensi kerja yang dimiliki, dikuasai atau
seseorang yang kemudian akan menjadi bagian baik langsung
mempengaruhi real income induvidu maupun tidak langsung dari usaha
atau rumah tangga (Rahmatia, 2004). menengah atau usaha besar yang
4. Latar Belakang Keluarga memenuhi kriteria Usaha Kecil
Selain Demografi dan sebagaimana dimaksud dalam
kemampuan kognitif, literasi Undang-Undang ini.
keuangan juga dilatar belakangi oleh 3) Usaha Menengah adalah usaha
keluarga seperti pendidikan orang tua ekonomi produktif yang berdiri
terutama ibu. Jadi pendidikan yang sendiri, yang dilakukan oleh orang
diperoleh dari orang tua atau keluarga perseorangan atau badan usaha
dapat mempengaruhi pengetahuan yang bukan merupakan anak
keuangan seseorang (Tasya Desiyana, perusahaan atau cabang
2015). perusahaan yang dimiliki,
5. Jenis Kelamin dikuasai, atau menjadi bagian baik
Chen dan Volpe (1998) langsung maupun tidak
menemukan bahwa dalam hal langsungdengan Usaha Kecil atau
financial literacy pada tingkat umum usaha besar dengan jumlah
perempuan lebih rendah daripada kekayaan bersih atau hasil
laki-laki. Hal ini. Lalonde dan penjualan tahunan sebagaimana
Schmidt (2010) memperkuat temuan diatur dalam Undang-Undang ini.
yang menyatakan bahwa literasi b. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan
keuangan bentuk pengetahuan umum Menengah (UMKM)
pada laki-laki lebih tinggi Menurut Rahmana, Arief (2009)
dibandingkan perempuan. dalam perspektif perkembangannya
kriteria Usaha Kecil dan Menengah
a. Pengertian UMKM
dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
Usaha Mikro Kecil dan
1) Livelihood Activities, merupakan
Menengah (UMKM) di Indonesia
UKM yang digunakan sebagai
merupakan salah satu penggerak
kesempatan kerja untuk mencari
perekonomian rakyat yang tangguh
nafkah, yang lebih umum dikenal
dan mampu menunjukkan
sebagai sektor informal.
eksistensinya di dunia usaha. Menurut
Contohnya adalah pedagang kaki
UU No.20 Tahun 2008 yang
lima.
dimaksud Usaha Mikro Kecil dan
2) Micro Enterprise, merupakan
Menengah (UMKM) :
UKM yang memiliki sifat

16
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

pengrajin tetapi belum memiliki Pada penelitian ini penulis mengambil 4


sifat kewirausahaan. variabel untuk mengukur tingkat literasi
3) Small Dynamic Enterprise, keuangan para pelaku UMKM di kota
merupakan UKM yang telah Pekanbaru yaitu Gender, Usia, Tingkat
memiliki jiwa kewirausahaan dan Pendidikan, dan Tingkat Pendapatan.
mampu menerima pekerjaan Berikut ini frekuensi data dari ke 4
subkontrak dan ekspor. variabel yang dapat dilihat pada tabel 1.
4) Fast Moving Enterprise, Tabel 1
merupakam UKM yang telah Rekapitulasi Identitas Responden
memiliki jiwa kewirausahaan dan
akan melakukan transformasi
menjadi Usaha Besar (UB).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yangdigunakan
dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan menggunakan kuisioner
yang sudah dilakukan uji validitasnya.
Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif
untuk menggambarkan tingkat literasi Sumber : Data olahan, 2016
keuangan pelaku UMKM yang bisa Data yang diteliti dikelompokkan
dikategorikan dalam tingkat pemahaman ke dalam tiga kategori, yaitu tingkat
tinggi, sedang, atau rendah. Sedangkan literasi keuangan tinggi, sedang,
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ danrendah, dengan menyusun interval
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = data, sebagai berikut :
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
 Tinggi = 5 x 23 = 115
115 − 23
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = = 31  Rendah = 1 x 23 = 23
3
Sehingga diperoleh data interval sebagai
untuk melihat apakah perbedaan gender, berikut :
usia, tingkat pendidikan, dan tingkat Tabel 2
pendapatan berpengaruh terhadap tingkat Interval Data
literasi keaungan pelaku UMKM Interval Data Kategori
digunakan analisi Chi Square. 115 – 84 Tinggi
Jumlah populasi dalam penelitian 83 – 52 Sedang
ini adalah sebanyak 6.563 UMKM. 51 – 20 Rendah
Adapun penentuan sampel adalah Sumber : Data olahan, 2016
dengan menggunakan rumus slovin pada Dari 292 sampel tersebut
α = 5% dan didapatkan jumlah sampel dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
sebanyak 377. Dari jumlah tersebut yang atau kategori berdasarkan skor tingkat
memenuhi persyaratan untuk dianalisis literasi yang diterimanya, yaitu
adalah sebanyak 292 UMKM. kelompok pemilik usaha yang
memperoleh skor tingkat literasi tinggi,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedang, danrendah, dicari menggunakan
Penelitan ini dilakukan di Kota crosstabulation antara tingkat literasi
Pekanbaru dengan objek penelitian keuangan dengan faktor-faktor yang
adalah pelaku UMKM sektor mempengaruhi (gender, usia, tingkat
perdagangan yaitu sebanyak 292 sampel. pendidikan, tingkat pendapatan, tempat

17
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

usaha). Dapat dilihat pada tabel-tabel kategori sedang dengan tingkat


dibawah ini. pendidikan SMP/Sederajat sebesar 52,
Tabel 3 tingkat pendidikan SMA/Sederajat
Tingkat Literasi Keuangan * Gender sebesar 95, dan tingkat pendidikan
Crosstabulation Sarjana sebesar 22.
Gender Tabel 6
Laki- Total
Perempuan
laki Tingkat Literasi Keuangan * Tingkat
Tingkat Rendah 18 11 29 Pendapatan Crosstabulation
Literasi Sedang 92 77 169 Tingkat Pendapatan
Total
Keuangan Tinggi 60 34 94 1-10jt 11-20jt >20jt
Total 170 122 292 Tingkat Rendah 26 1 2 29
Sumber : Data olahan, 2016 Literasi Sedang 113 29 27 169
Keuangan Tinggi 54 22 18 94
Berdasarkan tabel diatas jika Total 193 52 47 292
dilihat dari gender maka tingkat literasi Sumber : Data olahan, 2016
keuangan pelaku usaha mikro di Berdasarkan tabel diatas jika
Pekanbaru termasuk dalam kategori dilihat dari tingkat pendapatan maka
sedang dengan perempuan sebesar 92 tingkat literasi keuangan pelaku usaha
dan laki-laki 77. mikro di Pekanbaru termasuk dalam
Tabel 4 kategori sedang dengan tingkat
Tingkat Literasi Keuangan * Usia pendapatan 1-10 juta sebesar 113,
Crosstabulation tingkat pendapatan 11-20 juta sebesar
Usia
20-35 36-50 >50
Total 29, dan tingkat pendapatan>20 juta
Tingkat Rendah 16 12 1 29 sebesar 27.
Literasi Sedang 80 74 15 169 Uji Hipotesis (Chi-Square)
Keuangan Tinggi 43 42 9 94
Total 139 128 25 292
Untuk menganalisis apakah
Sumber : Data olahan, 2016 perbedaan gender, usia, tingkat
Berdasarkan tabel diatas jika pendidikan, dan tingkat pendapatanakan
dilihat dari usia maka tingkat literasi mempengaruhi tingkat literasi keuangan
keuangan pelaku usaha mikro di para pelaku usaha mikro dilakukan
Pekanbaru termasuk dalam kategori pengujian menggunakan analisis Chi-
sedang dengan usia 20-35 tahun sebesar Square, sebelum melakukan analisis
80, usia 36-50 tahun sebesar 74, dan usia denganChi-Square terlebih dahulu
>50 tahun sebesar 15. melakukan analisis dengan
Tabel 5 menggunakan tabulasi silang (crosstab)
Tingkat Literasi Keuangan * Tingkat seperti yang telah dilakukan sebelumnya
Pendidikan Crosstabulation pada sub bab Deskriptif Variabel
Tingkat Pendidikan Penelitian. Dari hasil tabulasi silang
SMP/S
SMA/S
Total
(crosstab), maka secara umum dapat
ederaja Sarjana disimpulkan bahwa tingkat literasi
ederajat
t
Tingkat Rendah 2 24 3 29 keuangan pelaku usaha mikro dalam
Literasi Sedang 52 95 22 169 penelitianini termasuk dalam kategori
Keuangan Tinggi 27 59 8 94 sedang (menengah).
Total 81 178 33 292
Sumber : Data olahan, 2016
Tabel 7
Berdasarkan tabel diatas jika
Chi-Square Tests Literasi Keuangan
dilihat dari tingkat pendidikan maka
Berdasarkan Gender
tingkat literasi keuangan pelaku usaha Asymp. Sig.
mikro di Pekanbaru termasuk dalam Value Df (2-sided)

18
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

Pearson Chi- ini bertentangan dengan penelitian Al-


2,387a 2 ,303
Square Tamimi (2009) yang menunjukkan
Likelihood Ratio 2,399 2 ,301
bahwa usia mempengaruhi tingkat
Linear-by-Linear
,653 1 ,419 literasi keuangan individu, tetapi
Association
N of Valid Cases 292 mendukung hasil penelitian Rizky
Sumber : Data olahan, 2016 Amalia dan Retni Setyawati (2015).
Hasil pengujian terhadap variabel Tabel 9
bebas gender dengan tingkat literasi Chi-Square Tests Literasi Keuangan
keuangan di kalangan pelaku usaha Berdasarkan Tingkat Pendidikan
mikro di kota Pekanbaru diperoleh nilai Asymp. Sig.
Value Df (2-sided)
signifikansi 0,303. Nilai signifikansi
Pearson Chi-
tersebut lebih besar dari (α = 0,05 Square
9,181a 4 ,057
maupun α = 0,1) sehingga dapat Likelihood Ratio 10,969 4 ,027
disimpulkan bahwa gender tidak Linear-by-Linear
2,193 1 ,139
berpengaruh terhadap tingkat literasi Association
keuangan di kalangan pelaku usaha N of Valid Cases 292
mikro di kota Pekanbaru, maka hipotesis Sumber : Data olahan, 2016
ini ditolak. Hasil penelitian ini Hasil pengujian terhadap variabel
bertentangan dengan penelitian Chen bebas tingkat pendidikan dengan tingkat
and Volpe (1998) yang menyatakan literasi keuangan di kalangan pelaku
bahwa gender berpengaruh signifikan usaha mikro di kota Pekanbaru diperoleh
terhadap tingkat literasi keuangan. Tidak nilai signifikansi 0,057. Nilai
berpengaruhnya gender terhadap literasi signifikansi tersebut lebih kecil dari (α =
keuangan responden pada penelitian ini 0,1) sehingga dapat disimpulkan bahwa
karena persentase responden yang perbedaan tingkat pendidikan
dijadikan sampel baik pria maupun berpengaruh terhadap tingkat literasi
wanita hampir sama. keuangan di kalangan pelaku UMKM di
Tabel 8 kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini
Chi-Square Tests Literasi Keuangan sesuai dengan penelitian Jhonson dan
Berdasarkan Usia Margareth (2007) yang menyatakan
Asymp. Sig. bahwa pendidikan memilik peran yang
Value Df (2-sided) sangat penting terhadap tingkat literasi
Pearson Chi-Square 1,493a 4 ,828
Likelihood Ratio 1,734 4 ,785
keuangan individu. Begitu juga menurut
Linear-by-Linear Gutter (2008), yang menyatakan bahwa
,912 1 ,339
Association pendidikan berpengaruh positif
N of Valid Cases 292 signifikan terhadap pengetahuan
Sumber : Data olahan, 2016 keuangan. Individu yang mendapatkan
Hasil pengujian terhadap pendidikan keuangan yang baik dari
pengaruh perbedaanusia dengan tingkat orang tuanya dan lembaga pendidikan
literasi keuangan di kalangan pelaku tempat dia dididik akan memiliki tingkat
usaha mikro di kota Pekanbaru diperoleh pengetahuan keuangan yang lebih baik.
nilai signifikansi 0,828. Nilai Tabel 10
signifikansi tersebut lebih besar dari (α = Chi-Square Tests Literasi Keuangan
0,05 maupun α = 0,1) sehingga dapat Berdasarkan Tingkat Pendapatan
disimpulkan bahwa perbedaanusiatidak Asymp. Sig.
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10,636a 4 ,031
literasi keuangan di kalangan pelaku Likelihood Ratio 12,365 4 ,015
usaha mikro di kota Pekanbaru,. Hasil

19
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

Linear-by-Linear PENUTUP
6,747 1 ,009
Association
N of Valid Cases 292 Kesimpulan
Sumber : Data olahan, 2016 Kesimpulan dari penelitian ini
Hasil pengujian terhadap variabel adalah menunjukkan tingkat literasi
bebas tingkat pendapatan dengan tingkat keuangan pelaku UMKM berada dalam
literasi keuangan di kalangan pelaku kategori sedang, dan pengaruh
usaha mikro di kota Pekanbaru diperoleh perbedaan dari empat variabel yang diuji
nilai signifikansi 0,031. Nilai menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
signifikansi tersebut lebih kecil dari (α = dan pendapatan berpengaruh signifikan
0,05 maupun α = 0,1), sehingga dapat terhadap tingkat literasi keuangan,
disimpulkan bahwa perbedaan tingkat sedangkan gender dan usia tidak
pendapatan berpengaruh terhadap tingkat berpengaruh terhadap tingkat literasi
literasi keuangan di kalangan pelaku keuangan pelaku UMKM.
usaha mikro di kota Pekanbaru, maka Saran
hipotesis ini diterima. Hasil penelitian Disarankan bagi yang ingin
ini mendukung penelitian yang telah melakukan penelitian selanjutnya agar
dilakukan oleh Lusardi, Annamaria, menambah variabe penelitian,
Olivia S. Mitchell (2011), Chen and memperluas subjek maupun objek
Volpe (1998), dan Al-Tamimi (2009). penelitian. Dan diharapkan bagi agar
Namun bertentangan dengan hasil pemerintah dapat meningkatkan
penelitian Rizki Amalia dan Retno sosialisasi terhadap pelaku UMKM.
Setyawati (2015).
Perbedaan hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
dengan beberapa hasil sebelumnya Al-Tamimi HAH, Al-Anood K (2009)
disebabkan oleh adanya perbedaan Financial Literacy and Investment
daerah (lokasi penelitian), culture, adat Decisions of UAE Investors, The
istiadat, agama, kehidupan sosial, Journal of Risk Finance 10(5), 500
lingkungan tempat berusaha, regulasi – 516.
daerah maupun jenis usaha yang dilakoni Andrew C. Worthington (2006).
responden. Jika responden yang Predicting Financial Literacy in
dijadikan sampel relatif homogen, maka Australia.
pengaruh faktor demografi terhadap Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian
tingkat literasi keuangan pelaku usaha Bisnis, Jakarta
relatif tidak signifikan. Beal, D.J. & Delpachtra, S.B. (2003).
Financial literacy among
Australian university students,
Economic Papers, 22, 65-78.
Cahyono, Nur Edi (2012). Pentingnya
Melek Finansial Bagi Pelaku
Usaha Kecil dan Menengah.
Pengajar Jurusan Akuntasi STIE
Rajawali Purworejo. Vol 8 No 2.
Diunduh pada tanggal 26/03/2016.
Capuano, Angelo dan Ian Ramsay
(2011). What Causes Suboptimal
Financial Behaviour? An
Exploration Of Financial Literacy

20
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

Social Influences And Behavioural economic. Diunduh pada tanggal


Economics. Diunduh pada tanggal 26/03/2016.
26/03/2016. MasterCard. (03 Juli 2013).
Chen, H. and Volpe, R. (1998). An Newzealenders Best at Money
analysis of personal financial Management and Continue to Top
literacy among college students. The Index. http://bit.ly/1cLPC2l.
Financial Review Service. Monticone, Chiara. (2010). Financial
Gutter, M (2008). Financial Manajemen Literacy and Financial Advice
Practicesof Collage Student from Theory and Empirical Evidence.
States With Varying Financial Diunduh pada tanggal 19/04/2016.
Education Mandates. Oseifuah, Emmanuel Kojo (2010).
Hawati Janor, Rubayah Yakob, Noor Financial Literacy and Youth
Azuan Hashim, Zanariah, Che Entrepreneurship in South Africa.
Aniza Che Wel, Financial Literacy Thohoyandou : Department of
and Investment Decisions in Accounting and Auditing
Malaysia and United Kingdom : A University of Venda.
Comparative Analysis. Rahmana, Arief (2009). Peranan
Hilgert, M, Jeanne M. dan Sandra, B. Teknologi Informasi Dalam
(2003). Household Financial Peningkatan Daya Saing Usaha
Management: The Connection Kecil dan Menengah. Jurusan
Between Knowledge and Behavior. Teknik Industri, Fakultas
Federal Reserve Bulletin, Vol. 89, Teknik,Universitas Widyatama.
pp. 309-322. Diunduh pada tanggal 27/10/2016.
Hogarth, J.M. (2002). Financial literacy Rahmatia (2004). Kajian Teoritis dan
and family and consumer sciences. Empiris Terhadap Pola dan
Journal of Family and Consumer Efisiensi. Konsumsi. Makassar:
Sciences, 94, 15-28. Fakultas Ekonomi UNHAS.
Huston, Sandra J. (2010). Measuring Riski Amaliyah, Rini Ssetyo Wati
financial literacy. The Journal of (2015). Analisis Faktor Yang
Consumer Affairs, 44(2), 296-316. Mempengaruhi Tingkat Literasi
Diunduh pada tanggal 19/04/2016. Keuangan Dikalangan UMKM
Jhonson,E & Margaret, S.S. (2007). Kota Tegal. Diunduh pada tanggal
From Financial Literacy to 19/12/2016.
Financial Capability Among The Robb, C. A. dan James, R. N. (2009).
Young. Journal of Sociologi and Associations between individual
Social Welfare, (Online), 34:119- characteristics and financial
146. knowledge among college students.
Lilia Pasca Riani (2015). Financial Journal of Personal Finance, 8,
Literacy dan Inovasi Pengrajin 170-184. Diunduh pada tanggal
Logam Di Wilayah Kediri Raya. 27/04/2016.
Diunduh pada tanggal 28/03/2016. Tasya Desiyana, (2015). Analisis
Lusardi. Annamaria dan Olivia S. Tingkat Literasi Keuangan Pada
Mitchell. (2007). Financial Pelaku Usaha Mikro Kecil dan
literacy and retirement Menengah Di Daerah Istimewa
preparedness: evidence and Yogyakarta. Diunduh pada tanggal
implications for Financial 28/03/2016.
education program, Bussiness Volpe, R., Chen, H., dan Pavlicko, J.,
(1996). Personal Investment

21
2017. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) 1(1):12-22

Literacy Among College Students, Demografi dan Pengetahuan


Financial Practice and Education, Keuangan Dengan Perilaku
pp. 86-94. Keuangan Karyawan Swasta Di
Vincentius Andrew dan Nanik Linawati Surabaya. Diunduh pada tanggal
(2014). Hubungan Faktor 28/03/2015.

22

Anda mungkin juga menyukai