Anda di halaman 1dari 5

KTI

ASUHAN KEPERAWATAN NY. P dengan IMPENDING KRISIS TIROID


PADA STRUMA MULTINODUSA TOKSIK dengan PNEUMONIA
KOMUNITAS

OLEH:
Galuh Nurul Fajriah
NIM 201904027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
TAHUN 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Struma atau goiter merupakan pembesaran dari kelenjar tiroid, yang dapat
berbentuk diffusa atau nodusa. Penyebab paling sering dari defisiensi hormon
tiroid ialah konsumsi yodium yang tidak cukup.2 Struma dibagi sesuai
dengan perubahan aktivitas fungsional dari kelenjar tiroid, yaitu struma toksik
dan non toksik [ CITATION Zef18 \l 1057 ].
Goiter atau gondok adalah pembengkakan leher akibat adanya pembesaran
kelenjar tiroid karena aktivitas subnormal kelenjar tiroid, dimana dapat terjadi
pada penderita hipotiroidisme, eutiroidisme, dan hipertiroidisme. Sekresi
hormon tiroid dipengaruhi oleh asupan iodium [ CITATION Bib20 \l 1057 ]
Perbesaran kelenjar tiroid dapat merupakan suatu kelainan radang,
hyperplasia atau neoplasma, dimana secara klinik kadang sulit dibedakan.
Berdasarkan patologinya, perbesaran tiroid umumnya disebut struma. Struma
disebut juga goiter didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar tiroid.
[ CITATION Gab18 \l 1057 ]
Krisis tiroid merupakan salah satu manifestasi fatal yang dapat terjadi oleh
karena tirotoksikosis. Kegagalan sistem kardiopulmonal merupakan salah
satu penyebab kematian tersering pada krisis tiroid.[ CITATION Imp18 \l 1057 ]
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, di seluruh dunia diperkirakan
sekitar 200 juta orang menderita struma dari 800 juta orang yang
mengonsumsi yodium dalam jumlah yang sedikit.4 Hasil survei tentang
struma di Indonesia masih sangat kurang. Hasil penelitian tentang struma di
Indonesia, menunjukkan preva-lensi total goitre rate (TGR) dari 9,8% di tahun
1998 menjadi 11,1% di tahun 2003. Batas maksimal angka TGR dari WHO
ialah 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa struma masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut hasil penelitian di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado selama periode Juli 2012 - Juli 2014, didapatkan 30
kasus struma multinodusa non-toksik,6 sedangkan pada penelitian yang
dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juni 2014 - Juli
2016 ditemukan pening-katan kasus struma non toksik menjadi 38 kasus.
[ CITATION Zef18 \l 1057 ].
Di Amerika Serikat, kebanyakan struma disebabkan oleh tiroiditis
autoimun (penyakit Hashimoto). Di seluruh dunia, penyebab paling umum
dari struma adalah kekurangan yodium. Struma diperkirakan bahwa
mempengaruhi sebanyak 200 juta dari 800 juta orang yang memiliki diet
kekurangan dalam yodium. Wickham dalam studinya dari Inggris, 16%
populasi memiliki struma. Sebuah penelitian di Jerman, 635 orang menjalani
skrining tiroid ultrasonografi, serta pengukuran TSH basal, selama
pemeriksaan kesehatan preventif. Nodul tiroid terdeteksi pada 432 (68%) dari
orang yang disaring; dalam penelitian Jerman sebelumnya, skrining
ultrasonografi lebih dari 90.000 orang mendeteksi nodul tiroid pada 33%
populasi normal.(3) Untuk kasus hipotiroid di Indonesia dari hasil
pemeriksaan TSh pada Riskesdas 2007 mendapatkan 12,8% laki-laki dan
14,7% perempuan memiliki kadar TSH rendah yang menunjukan kecurigaan
adanya hipertiroid. Namun menurut hasil Riskesdas 2013, hanya terdapat
0,4% penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun atau lebih yang berdasarkan
wawancara mengakui terdiagnosis hipertiroid. Meskipun secara presentase
kecil, namun secara kuantitas cukup besar. Jika pada tahun 2013 jumlah
penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 176.689.336 jiwa, maka terdapat lebih dari
700.000 orang yang terdiagnosis hipertiroid. [ CITATION Gab18 \l 1057 ]
Kegagalan sistem kardiopulmonal merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada krisis tiroid. Intervensi yang cepat dan tepat diawali
dengan diagnosis yang sesuai dapat memberikan hasil yang baik pada pasien
dengan krisis tiroid.1 Krisis tiroid merupakan salah satu kondisi yang jarang
ditemui, gejala yang sangat luas akan menyulitkan dalam membuat suatu
diagnosis. Secara khusus, gejala yang timbul menyerupai sepsis, yaitu
kegagalan fungsi organ yang dicetuskan oleh hipertiroid.

BAJAH dari kelenjar tiroid adalah sebagai uji diagnostik lini pertama
untuk evaluasi gondok dan single tes yang paling efektif untuk diagnosis pra
operasi dari tiroid soliter nodule. Pada prinsipnya BAJAH bertujuan untuk
memperoleh sampel sel – sel nodul tiroid yang teraspirasi melalui penusukan
jarum ke jaringan nodul tiroid.Untuk itu dibutuhkan jarum steril berukuran 23
– 25 G serta semprit. Pertama kelenjar tiroid harus dipalpasi secara hati – hati
dan nodul diidentifikasi secara baik dan benar. Kemudian, pasien ditempatkan
pada posisi supinasi dengan leher hiperekstensi, untuk mempermudah
tempatkan bantal pada bawah bahu. Pasien tidak diperbolehkan menelan,
bertanya, dan bergerak selama prosedur. Setelah mengidentifikasi nodul yang
akan diaspirasi,kulit tersebut dibersihkan dengan menggunakan alkohol
Semprit 10cc dipasangkan ke syringe holder dan dipegang dengan tangan
kanan. Jari pertama dan kedua tangan kiri menekan dan memfiksasi nodul,
sehingga dapat mempertahankan arah tusukan dengan tenang [ CITATION
Wie16 \l 1057 ].
Pemberian beta-bloker merupakan terapi yang penting dalam penanganan
pasien dengan hipertiroid. Propanolol merupakan obat pilihan pertama yang
digunakan sebagai inisial yang bisa diberikan secara intravena. Dosis yang
diberikan adalah 1mg/menit sampai beberapa mg hingga efek yang
diinginkan tercapai atau 2-4 mg/ 4jam secara intravena atau 60-80 mg/ 4jam
secara oral atau melalui nasogastric tube (NGT). Untuk gejala takikardia,
beta selektif seperti landiolol, esmolol, bisoprolol merupakan pilihan pertama
[ CITATION Imp18 \l 1057 ]
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah
penulis bisa menelaah dan mampu menyusun studi kasus memlui
jurnal secara komprehensif.
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pencarian data STRUMA melalui literature
berdasarkan Jurnal
2) Melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan
yang diperoleh dari literature Jurnal
3) Menyusun rencana keperawatan berdasarkan literature jurnal
4) Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana yang
telah disusun dalam intervensi berdasarkah literature jurnal
5) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan berdasarkan kriteria standar dari literature jurnal
1.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dari literature Jurnal
Publikasi Asuhan Keperawatan. Hal ini dikarenakan kondisi negara yang
terserang covid-19. Sehingga pengambilan data dilakukan dengan studi kasus
berbasis jurnal.

Anda mungkin juga menyukai