Anda di halaman 1dari 12

PENTINGNYA REKAYASA SUNGAI

DI BIDANG TEKNIK SIPIL

DOSEN PEMBIMBING :
MUDJIATKO, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :
RIZKA MARDIANA (1707111289)

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk bisa menyelesaikan tugas penyusunan paper ini. Selanjutnya shalawat serta salam
penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing umat manusia
menuju ilmu pengetahuan dan keimanan.
Penulis ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Mudjiatko, ST, MT. dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga
bisa menyelesaikan penyusunan paper yang berjudul “Pentingnya Rekayasa Sungai di Bidang
Teknik Sipil”.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih memiliki kekurangan dan ketidak
sempurnaan. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik, saran, dan masukan
guna memperbaiki kualitas paper ini untuk masa yang akan datang. Penulis berharap paper
ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin...

Pekanbaru, 23 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Manfaat dan Tujuan.....................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................2

2.1 Ditinjau dari Azas Manfaat.........................................................................................2

2.2 Ditinjau dari Dampak Sebab – Akibat.........................................................................4

2.3 Ditinjau dari Proses Pembentukan dan Penanganan...................................................5

2.4 Ditinjau dari Manajemen Sungai.................................................................................6

2.5 Dintinjau dari Sumber.................................................................................................7

2.6 Dan Lainnya................................................................................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai merupakan suatu tempat alamiah di permukaan bumi yang berfungsi
mengalirkan air ataupun sedimen dari hulu ke hilirnya. Sungai juga merupakan sumber
kehidupan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok yakni, makan dan minum.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pokok sungai berguna bagi kehidupan yakni sebagai
sarana transportasi, irigasi, rekreasi, pembangkit listrik, dan manfaat lainnya.

Namun seiring pemanfaatannya, sungai juga dijadikan sebagai tempat


pembuangan limbah di hulu hingga ke hilir sungai. Limbah yang dibuang akan
dialirkan oleh aliran sungai hingga ke muara sungai yang menyebabkan hambatan
aliran. Jika hal tersebut tidak diatasi dapat menimbulkan permasalahan seperti banjir,
meningkatnya sedimentasi, erosi, kualitas air, dan kehidupan hayati yang terdapat
didalamnya.

Akibat penyalahgunaan tersebut, penting bagi kita untuk mengetahui ilmu


rekayasa sungai atau teknik sungai yang mengamati prilaku sungai termasuk cara atau
teknik yang digunakan dalam pemanfaatan sungai secara optimum, dan berkelanjutan
bagi kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa contoh-contoh tinjauan pentingnya rekayasa sungai di bidang teknik sipil ?

1.3 Manfaat dan Tujuan


a. Mengetahui dan memahami tinjauan rekayasa sungai di bidang teknik sipil.
b. Menambah wawasan mengenai ilmu rekayasa sungai di bidang teknik sipil.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ditinjau dari Azas Manfaat


a. Keperluan Air Bersih
Manfaat utama sungai sebagai keperluan air minum bagi masyarakat. Untuk
mendapatkan kualitas air yang bersih ada beberapa tahapan yang dilakukan, yakni :
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Bangunan yang berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sungai. Selain itu
unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari
benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda
lainnya. Lokasi unit penampungan harus memperhatikan faktor seperti kualitas
air sungai, tidak terdapat arus yang kuat, dekat stasiun pompa, tidak berada di
belokan sungai, terletak di hulu sungai, tanah yang stabil.

Gambar 2. 1 Bangunan Intake

2. Unit Pengolahan (Water Treatment)


Air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan yakni
koagulasi, flokulasi, pengendapan, dan penyaringan sehingga menghasilkan air
bersih yang layak.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Bangunan ini berfungsi sebagai tempat tampungan air yang sudah melalui proses
pengolahan (water treatment), kemudian air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
b. Irigasi
Sungai berfungsi untuk mencukupi kekurangan air pada lahan petanian yang
diperoleh dari air hujan atau air tanah, karena jumlah air yang diberikan kepada
tanaman tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Untuk mengaliri air sungai dialiri
meleawati beberapa saluran yakni saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier,
kuarter yang berguna untuk memenuhi kebutuhan air di lahan peetanian. Sistem
pembagian air diatur sedemikian rupa oleh petugas agar debit air tercukupi di setiap
lahan pertanian.

Gambar 2. 2 Saluran Tersier

c. Tenaga Listrik
Aliran air sungai yang deras digunakan sebagai tenaga penggerak turbin dan
menimbulkan energi.

Gambar 2. 3 Pembangkit Listrik Mikrohidro

d. Keperluan Industri
Sungai juga bermanfaat dalam keperluan industri oleh karena itu, banyak
pabrik yang didirikan di tepian sungai untuk pembuangan limbah cair maupun
pemanfaatan air sungai. Namun, pembuangan limbah cair pabrik harus dilakukan
beberapa tahapan proses agar layak dibuang ke sungai agar kualitas air sungai tidak
tercemar.
e. Rekreasi
Keindahan alam yang ditampilkan oleh sungai menjadi daya tarik masyarakat
untuk berekreasi seperti berenang, memancing, atau sekedar melihat pemandangan.
Untuk menjaga agar tidak tercemar oleh sampah dibangun filtrasi agar sampah tidak
teralirkan, dan sungai tetap asri.

f. Ekonomi Masyarakat
Sungai menjadi sumber pencarian bagi masyarakat karena banyaknya
keragaman hayati didalamnya.

Gambar 2. 4 Keramba Apung di Sungai Martapura

g. Sarana Transportasi
Tidak semua daerah terakses oleh jalan, sungai bermanfaat sebagai sarana
transportasi menghubungkan suatu daerah ke daerah lainnya. Bangunan air didirikan
seperti dermaga yang memudahkan kapal bersandar dan memudahkan masyarakat
naik menuju ataupun keluar kapal seperti di pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru.

Gambar 2. 5 Pelabuhan Sungai Duku


2.2 Ditinjau dari Dampak Sebab – Akibat
Kerusakan kondisi hidrologis Daerah Aliran Sungai sebagai dampak perluasan
lahan kawasan budidaya dan pemukiman yang tidak terkendali, tanpa memperhatikan
kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali menjadi penyebab peningkatan erosi
dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, percepatan degradasi lahan, dan banjir.
Selain itu, terjadi penurunan jumlah curah hujan secara luas di Jawa dan beberapa
wilayah lain di Indonesia pada waktu setengah abad sebelumnya yang berbanding lurus
dengan penurunan luas hutan. Berikut permasalahan pada DAS, antara lain :
a. Degradasi hutan akibat illegal logging dan perambahan hutan tidak terkendali untuk
permukiman, pertanian, industry, dan sebagainya..
b. Luasnya lahan kritis akibat intensitas penggunaan tanpa memperhatikan prinsip-
prinsip konservasi tanah dan air.
c. Erosi, longsor dan sedimentasi yang mengancam pendangkalan sungai.
d. Pencemaran air akibat limbah industri dan domestik.
e. Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hulu DAS dan sekitar bantaran
sungai pada umumnya masih rendah
f. Masih tumpang tindihnya peraturan perundangan antar sektor.
g. program dan kegiatan antar lembaga yang belum berjalan baik.
h. Belum adanya master plan pengelolaan DAS sebagai pedoman
i. Belum adanya system informasi terpadu dalam pengelolaan DAS
j. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan DAS.
k. Keterbatasan anggaran biaya dalam pelaksanaan konservasi, rehabilitasi lahan,
pemeliharaan sarana dan prasarana pengairan.

2.3 Ditinjau dari Proses Pembentukan dan Penanganan


a. Zona Pemasok Sedimen
Zona ini merupakan bagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) memiliki lembah
berbentuk v yang merupakan tebing sungai. Sungai memiliki kemiringan yang
curam serta bebatuan yang besar, sehingga aliran air mengalir deras yang
mengakibatkan erosi dari tebing dan dasar sungai.
b. Zona Transportasi Sedimen
Terletak diantara bagian hulu dan hilir sungai yang membentuk dataran banjir. Di
zona ini sedimen dari hulu didistribusikan ke hilir sungai. Sedimen yang
didistribusikan bervariasi dari batu krikil sampai lumpur dan lempung bagian hilir,
kemudian bergerak ke bawah. Meander mulai bergerak secara lateral setelah banjir
sedimen halus mengisi dataran banjir. Pada zona ini terjadi erosi di dinding belokan
sungai akibat kecepatan aliran air sungai yang menabrak dinding sehingga tergerus.
c. Zona Pengendapan
Teletak di bagian hilir sungai paling bawah yang berdekatan dengan muara. Pada
zona ini semua sedimen dari zona sebelumnya terkumpul disini, dan terjadi delta.

2.4 Ditinjau dari Manajemen Sungai


Untuk itu pengelolaan DAS perlu menganut prinsip keterpaduan “satu sistem
perencanaan dalam satu Daerah Aliran Sungai” (one river one plan one management).
Kesesuaian DAS sebagai basis pembangunan wilayah telah diuraikan terkait dengan
pemahaman DAS sebagai stock/jasa dan komoditas. Begitu pula pemahaman bahwa
perlu diciptakan mekanisme untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya alam sesuai
kepentingan umum.
Kebijakan dan strategi pengelolaan DAS Terpadu menurut Kartodihardjo (2009)
antara lain adalah:
a. Kepastian penyelesaian pelanggaraan rencana penataan ruang.
b.  Percepatan pembentukan wilayah ekoregion sebagai salah satu tahapan
perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 5 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pembentukan wilayah ekoregion ini akan mempermudah
implementasi pengelolaan DAS terpadu untuk itu perlu didukung oleh peraturan
perundangan, antara lain dengan percepatan penyelesaian dan pemberlakuan UU
Konservasi Tanah yang telah lama dirancang dan PP Pengelolaan DAS Terpadu.
c. Pembenahan organisasi perangkat daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 2007. Hal ini dilakukan mengingat koordinasi penanganan DAS oleh
para pihak pemangku kepentingan belum terbangun secara optimal sebagai akibat
belum samanya persepsi mengenai interdependensi seluruh komponen dalam DAS
sehingga perlu ada penyamaan persepsi di antara para pihak tentang pengertian,
permasalahan dan konsep pengelolaan DAS sebagai suatu kesatuan ekosistem yang
utuh.
d. Valuasi ekonomi pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan harus
menjadi pertimbangan dalam pengelolaan DAS terpadu. Berbagai alternatif sumber
pendanaan perlu dikembangkan untuk pengelolaan dan pelestarian DAS yang
melibatkan para pihak yang berkepentingan seperti mekanisme Pembayaran Jasa
Lingkungan baik untuk skala lokal, nasional maupun internasional.
e. Pembenahan bentuk kerjasama antar daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2007. Koordinasi antar pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan DAS dapat dilakukan oleh Forum DAS yang mempunyai peran dan
fungsi antara lain sebagai koordinator dalam perencanaan, mediator dalam
ketidaksepahaman, fasilitator dalam koordinasi, akselerator dalam implementasi,
dan inovator dalam penerapan teknologi.

2.5 Dintinjau dari Sumber


Sumber air sungai berasal dari dua sumber yakni :
a. Sungai Hujan
Hujan berasal dari siklus hidrologi yang awal mulanya terjadi penguapan di
permukaan bumi, kemudian mengalami kondensasi perubahan uap menjadi butiran
air dan terakhir turun langsung berupa butiran air ke permukaan bumi.

Gambar 2. 6 Siklus Hidrologi

b. Sungai Mata Air
yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari mata air.
c. Sungai Gletser
yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es, salju, atau gletser mencair.
d. Sungai Campuran
yaitu sungai yang airnya bersumber dari campuran dua atau tiga sumber air di atas.

2.6 Dan Lainnya


Ditinjau dari lainnya sungai memiliki macam-macam bentuk, yakni :
a. Sungai Lurus (Straight) , umumnya berada pada daerah bertopografi terjal
mempunyai energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada
intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi
mendatarnya. Kondisi seperti itu membuat sungai jenis ini mempunyai kemampuan
pengendapan sedimen kecil.
b. Sungai Kekelok (meandering) , adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau
berbelok-belok. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga
pengendapan sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi
vertikal, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran
sungai sering berpindah tempat secara mendatar.
c. Sungai Teranyam (braided),  umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi
arus alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit
air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan
mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama.
d. Sungai Anastomasing , terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-
cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali pada
titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran.
Energi alir sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara sungai teranyam
dan sungai anastomosing. Pada sungai teranyam, aliran sungai menyebar dan
kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah sungai tersebut yang lebar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknik sungai adalah ilmu untuk mengamati prilaku sungai termasuk cara atau
teknik yang digunakan dalam pemanfaatan sungai secara optimum. Oleh karena itu,
sangat penting rekayasa sungai di bidang teknik sipil untuk perencanaan yang tepat
dalam pemanfaatan dan penanganannya secara optimum.
3.2 Saran
Setelah membaca paper ini, semoga masyarakat dapat memahami pentingnya
sungai di bidang teknik sipil dan penulis berharap menerima saran kritik yang
membangun demi kebaikan makalah ini kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai