DOSEN PEMBIMBING :
MUDJIATKO, S.T, M.T
DISUSUN OLEH :
RIZKA MARDIANA (1707111289)
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk bisa menyelesaikan tugas penyusunan paper ini. Selanjutnya shalawat serta salam
penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing umat manusia
menuju ilmu pengetahuan dan keimanan.
Penulis ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Mudjiatko, ST, MT. dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga
bisa menyelesaikan penyusunan paper mengenai Rekayasa Tambak.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih memiliki kekurangan dan ketidak
sempurnaan. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik, saran, dan masukan
guna memperbaiki kualitas paper ini untuk masa yang akan datang. Penulis berharap paper
ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin...
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN.............................................................................................................1
Tambak adalah kolam air payau yang digunakan untuk budidaya perikanan darat
berupa udang, ikan, kepiting, kerang-kerangan dan rumput laut.
Keterangan :
BB = Baby Box
PL = Pelataran
PK = Parit Keliling
2. Tipe Porong
Tambak tipe porong banyak dilihat di desa Porong Sidoarjo. Tipe porong berupa
satu unit gabungan dari 3 – 10 petakan yang tidak tentu bentuknya yang diairi
bersama oleh satu petak pembagi air yang selain berpintu utama satu, juga
berpintu sekunder beberapa buah. Di dalam satu unit tipe ini ada petakan kecil
yang berfungsi sebagai baby box, ada petakan buyaran yang luasnya 5 – 10 kali
petak baby box (petak intermediate) dan petak pemeliharaan yang lebih luas dari
petak sebelumnya.
Keterangan :
A = Pintu pembagi air
B = Pintu air utama
C = Saluran luar
D = Petak Pembesaran
E = Petak Pendederan
F = Petak intermediate
3. Tipe Taman
Tipe ini terdiri dari beberapa petakan yang dikelola bersama sebagai satu unit
gabungan. Perbedaan menyolok dari tipe porong adalah bahwa petakan yang
bertugas sebagai pembagi air dan penampung udang/ikan (yang akan di panen)
tidak brupa petakan yang lebar dan dalam, melainkan saluran yang panjang yang
disebut jalonan sebagai tempat pelarian udang atau ikan dan petakan kecil yang
disebut butekan sebagai petak pembagi air sebenarnya.
4. Tipe Filiphina
Tambak dengan tipe Filipina hampir mirip dengan tipe porong, terdapat petak
pembagi air yang dihubungkan dengan petakan tambak lewat pintu air sekunder
dan berfungsi sebagai petak penagkapan udang/ikan. Pada umumnya tiap unit
tambak tipe ini mempunyai dua unit baby box yang luasnya ± 1% dari seluruh
unit, satu petak intermediate seluas 9 % dan dua unit petak pembesaran yang
luasnya 90 % dari seluruh unit.
Keterangan :
A = Petak pembagi air
B = Petak pendederan
C = Petak Intermediate
D = Petak Pembesaran
E = Saluran Tambak/saluran luar
5. Tipe Taiwan
Tipe taiwan memiliki keistimewaan yang menonjol, yaitu terdapat beberapa
saluran sekunder yang digali diantara petak pembesaran yang sengaja dibuat lebar
dan dalam. Ada yang berfungsi sebagai lorong jalanan udang/ikan waktu panen,
ada pula yang berfungsi sebagai petak intermediate. Untuk tipe Taiwan ini
biasanya dilengkapi dengan pematang yang ekstra tinggi, lebar dan kuat pada
bagian terluar yang berfungsi sebagai tanggul penangkis atau penahan dari
ombak.
Keterangan :
A = Saluran luar
B = Saluran penimbunan udang waktu panen
C = Petak Pendederan
D = Baby Box
E = Saluran Pemindahan
F = Saluran lorong jalanan udang
G = Petak Pembesaran
H = Pintu Utama
Pemanfaatan area tambak menjadi suatu pilihan selain lebih efektif dalam
pengolahannya tambak juga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk panen. Dalam
setahun bisa berkisar 2 sampai 4 kali panen. Tentunya dengan memerhatikan cuaca,
suhu, debit air, kapasitas kolam, dan sebagainnya, dapat menghasilkan nilai ekonomi
yang menguntungkan bagi masyarakat. Adapun keragaman perairan yang sering di
tambak seperti ikan, udang, dan garam.
a. Faktor internal, yaitu permasalahan yang disebabkan oleh kondisi dari dalam
perairan tambak itu sendiri. Pada kondisi ini terjadi karena proses-proses yang
berlangsung di dalamnya cenderung tidak terkendali dan tidak dapat dikontrol oleh
mekanisme keseimbangan yang bersifat alami.
b. Faktor eksternal, yaitu permasalahan yang disebabkan oleh pengaruh dari luar
tambak dan biasanya karena adanya perubahan cuaca.
c. Faktor treatment error, yaitu permasalahan kualitas perairan yang disebabkan oleh
kesalahan teknis budidaya yang diterapkan. Kondisi ini terjadi karena pengambilan
keputusan yang tidak berdasarkan pengamatan dan analisis yang cermat sesuai
dengan kondisi yang ada di lapangan
a. Ringan
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak belum mempengaruhi kondisi,
kualitas, sifat/behaviour dan aktifitas udang di dalam perairan. Permasalahan yang
timbul baru sebatas pada perubahan kondisi lingkungan perairan tambak.
b. Sedang
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak belum mempengaruhi kondisi
dan kualitas udang, tetapi sudah berpengaruh nyata pada sifat/behaviour dan aktifitas
udang di dalam perairan tersebut seperti udang melakukan konvoi, nafsu makan
menurun dan cenderung pasif.
c. Berat
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak sudah berpengaruh nyata pada
kondisi, kualitas, sifat/behaviour dan aktifitas udang di dalam perairan, seperti udang
mulai terinfeksi penyakit, melayang-layang di permukaan air, banyak menempel di
dinding petakan tambak, pemunculan di ancho sangat banyak dan gerakannya sangat
pasif.
d. Sangat Berat
Pada tingkatan ini permasalahan kualitas air tambak sudah mengakibatkan kematian
massal bagi udang, sehingga pengambilan keputusan yang lebih mengarah pada
pemanenan.