Anda di halaman 1dari 31

Perencanaan Sistem

Drainase
4 tahapan pada Perencanaan Sistem
drainase yaitu :
Tahap I Perencanaan dan Pemrograman,
mencakup :
Identifikasi proyek
Pra studi kelayakan
Studi Kelayakan
Perencanaan Rinci

Tahap II Pelaksanaan
Pra pelaksanaan (pra kontrak)
Pelaksanaan (konstruksi/pelaksanaan kontrak)
Penyerahan proyek selesai

Tahap III Operasi dan Pemeliharaan

Tahap IV. Evaluasi dan monitoring


Tahap I Perencanaan dan
Pemrograman
identifikasi secara jelas tentang tujuan
dan sasaran serta lingkup kerja
identifikasi kelayakan yang ditinjau dari
beberapa aspek :
– Aspek teknis
– Ekonomi dan finansial
– Sosial budaya
– Legalitas dan perundang-undangan
– Kelembagaan
– Lingkungan
Besaran Kota
berdasarkan jumlah
Penduduk :

Kota Metropolitan:
diatas 1.000.000
jiwa

Kota Besar: 500.000


s.d. 1.000.000 jiwa

Kota sedang:
100.000 s.d.
500.000 jiwa

Kota Kecil: 20.000


s.d. 100.000 jiwa

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum: URBAN DRAINAGE


GUIDELINES AND TECHNOCAL DESIGN STANDARD, Jakarta,1994
Inventarisasi
Pengumpulan
kondisi Drainase
Data
eksisting

Parameter
Parameter
Parameter
Analisis Data

Menyusun Usulan Menyusun


Sisitem Drainase Usulan
Prioritas
DED
Membuat
Usulan Biaya
Jadwal Kegiatan

Penyiapan
Institusi dan
Kelembagaan
PENGUMPULAN DATA:

1. Data Spasial : studi terdahulu, RTRK, foto


udara/citra, peta rupabumi, data DEM, data Tata
Guna Lahan, peta hidrogeologi, peta jaringan (jalan,
air bersih, Telkom, dll), lokasi genangan.
2. Data Hidrologi : daerah tangkapan air (DTA), data
hujan dan klimat, data debit, data genangan banjir
(luas, kedalaman, lama dan frekuaensi), penyebab
banjir, data sedimentasi, data pemanen hujan.
3. Data Hidrolika : dimensi saluran eksisting, data
bangunan eksisting, kondisi drainase utama (badan
air penerima)
4. Data Sarana/prasarana lain : gambar jaringan
eksisting dan pengembangan, haga bahan dan upah
setempat, data kerugian akibat genangan.
Pengumpulan Survey lokasi
Data di Zona Detail di Zona
Prioritas Prioritas

Menghitung Menghitung Analisa Data


Debit Dimensi Struktur

Pembuatan Gambar Menentukan


Rencana Rencana Paket
Detail Detail Pekerjaan

Menyusun
Membuat Nota
Dokumen
Perhitungan
Tender/
Lelang
PENGUMPULAN DATA : data terkait perencanaan detail
berdasarkan zona prioritas hasil rencana induk:
1. Data hidrologi berupa hujan dan data klimat, diantaranya
data hujan dari sta Pekanbaru, Sta Pasar Kampar, atau Sta
Pertapahan.
2. Kondisi aliran di badan air penerima, di antaranya
fluktuasi muka air, debit sungai, sedimen, back water
effect.
3. Kondisi daerah tangkapan air (DTA), seperti: luas DTA,
kemiringan lahan, panjang sungai, data pasut (bila ada),
genangan.
4. Data perencanaan sistem drainase eksisting, rencana
induk drainase di sekitarnya, kondisi saluran dan banjir/
genangan.
5. Data Peta, seperti peta dasar, peta jaringan drainase, peta
tataguna lahan, peta topografi
6. Data kependudukan / demografi, kepadatan pddk, jumlah
pddk, laju pertumbuhan dan penyebaran pddk.
Feasibility Study
identifikasi kelayakan yang ditinjau dari
beberapa aspek :
– Aspek teknis
– Ekonomi dan finansial
– Sosial budaya
– Legalitas dan perundang-undangan
– Kelembagaan
– Lingkungan
Aspek teknis
Permasalahan yang dihadapi
– Genangan
– Relokasi/pembebasan lahan
– Adanya limbah domestik dan industri
– Sistem drainase sesuai dgn lingkungan

Tahapan perbaikan sistem drainase


– Identifikasi drainase exixting
– Merumuskan rencana perbaikan
– Perencanaan fasilitas drainase : saluran,
tanggul, gorong2, kolam retensi, dll
– Pelaksanaan pekerjaan
– OP
Survei Investigasi yang diperlukan

1. Topografi
2. Iklim
3. Hidrologi (data aliran, hujan, sedimen &
kualitas air, pasang surut)
4. Daerah genangan (tinggi genangan, luas
& penyebaran genangan, lama
genangan, sumber & arah, Frekuensi dan
penyebab genangan)
5. Tata guna lahan dan rencana
pengembangan yang akan datang
6. Sistem drainase yang ada
1. Topografi
Dari berbagai macam peta didapat,
– Lokasi sistem drainase
– Elevasi permukaan tanah
– Batas-batas adm
Peta + cek lap  sistem drainase exixsting
Sebelum perencanaan, diperlukan survey topografi
dengan atau tanpa peta situasi
Peta topografi hasil survei memberikan informasi
gambaran muka tanah secara 3 dimensi (koordinat
dan kontur)
Peta topografi dapat digunakan untuk penyusunan
tata ruang, perencanaan sistem drainase, genangan
ai hujan, arah aliran dan daerah aman untuk jalan
dan pemukiman
2. Iklim dan Hidrologi
Data Aliran,
– Frekuensi, debit banjir maks, tinggi maks, durasi banjir
– Debit banjir rencana dianalisis berdasar data banjir
maks
– Kala ulang bervariasi, tergantung besar/kecil kota,
kepadatan pddk, catchment area
Data Hujan
– Digunakan untuk menentukan debit rencana bila data
debit maks tahunan tidak tersedia
– Untuk daerah perkotaan diperlukan data hujan jangka
pendek
Data sedimen dan kualitas air
– Melliputi : kuantitas, komposisi, dan struktur terutama
dalam penentuan kec. Maks untuk OP
– Data kualitas air diperlukan bila sistem drainase
menggunakan bangunan air yang menggunakan logam
untuk menghindari terjadinya korosi
2. Iklim dan Hidrologi ……….

Data Pasang Surut,


– Problem drainase di daerah rendah / pantai
adanya kasus air balik (back water effect) akibat
benturan dengan air pasang
– Bila muka air di sungai/air laut lebih tinggi dari
muka air di drainase diperlukan pintu klep atau
pompa
– Untuk itu diperlukan data pasut untuk
menentukan sistem drainase apakah sistem
pompa atau sistem grafitasi
– Data pasut dapat diperoleh dari pengelola
pelabuhan terdekan dengan lokasi studi. Bila tidak
ada, maka harus dilakukan pengukuran min 15
hari kontinue.
– Pengukuran pasut dapat dilakukan secara manual
dengan peil skaal (15 x 24 jam), atau dapat juga
dengan sistem otomatis dengan
3. Genangan air
Data genangan banjir dapat dikumpulkan melalui
rekaman data yang tersedia atau wawancara dengan
pddk didaerah ang dicurigai pernah tergenang
Data yang dikumpulkan meliputi:
– Tinggi muka air maks dan kedalaman genangan
– Luas dan penyebaran daerah genangan
– Lamanya genangan
– Sumber air dan arah aliran
– Frekuensi terjadinya genangan
– Penyebab terjadinya genangan
Dari data yang berhasil dikumpulkan, akan dapat
disusun peta genangan, sehingga dapat dibuatkan
pola jaringan dan /atau sistem drainase yang
diperlukan
4. Sistem Drainase yang ada
Sistem drainase yang ada di perkotaan
(sesederhana apapu pasti ada) , perlu diinvestigasi
dan dipelajari sbagai bahan acuan dan pertimbangan
dalam perbaikan sistem.

Investigasi yang diperlukan:


– Batas daerah tangkapan air, luas total
– Saluran drainase utama, dan panjangnya
– Panjang saluran-saluran cabang, dan
tangkapannya
– Kapasitas masing-masing saluran dan pola
alirannya
– Permasalahan di daerah tangkapan
– Kondisi saluran utama drainase eksisting
Perumusan Rencana Sistem
Drainase
1. Konsep Dasar
Perencanaan drainase

2. Perencanaan Sistem
Drainase

3. Perencanaan saluran
Drainase
1. Konsep dasar perencanaan
Target rencana perbaikan untuk saluran induk dan
fasilitasnya menggunakan debit kala ulang 5 s.d 25
tahunan, sedang saluran tersier dengan kala ulang 2
tahunan
Pekerjaan perbaikan harus memenhi persyaratan teknis
dan praktis
Operasi, pemeliharaan dan pengelolaan harus mudah
Fasilitas dan sistem drainase eksisting sbanyak mungkin
dimanfaatkan dalam perbaikan
Pembebasan lahan dan relokasi sedapat mungkin
dihindari
Komponen infrastruktur yang ada harus dijaga untuk
menghindari pengrusakan
Di daerah yang tidak memungkinkan sistem grafitasi,
perlu dilengkapi pintu klep atau pompa
2. Perencanaan sistem drainase
Berdasarkan data kondisi eksisting dan data
genangan, dapat disusun usaha-usaha
perbaikan drainase yang memungkinkan :
Penurunan debit dengan pembuatan resapan air /
retention
Pembuatan saluran tambahan utk mengurangi
daerah tangkapan
Perbaikan / normalisasi saluran
Pembuatan pintu klep utk mengatasi tinggi sal
induk
Penimbunan daerah-daerah rendah
Pembuatan stasiun pompa dan kolam
penampungan
3. Perencanaan saluran
Perencanaan teknis saluran drainase mengikuti
tahapan berikut :
Menetukan debit rencana
– DAS <10 ha, RP 2 tahunan, metode rasional
– DAS 10-100 ha, RP 2-5 tahunan, metode rasional
– DAS 101-500 ha, RP 5-20 tahunan, metode rasional
– DAS >500 ha, RP 10-25 tahunan, metode HS
Menentukan jalur (trase) saluran
Menentukan profil memanjang saluran
Merencanakan penampang melintang saluran
Perkuatan dinding saluran (lining saluran)
Mengatur dan merencanakan bangunan seta
fasilitas sistem drainase
Aspek Ekonomi dan Finansial
Komponen Biaya (cost)
– Biaya Konstruksi
– Biaya Engineering
– Biaya Pembebasan lahan
– Pajak-pajak
– Biaya investasi (yang telah lalu)
– Biaya operasi dan pemeliharaan
– Biaya penggantian pekerjaan yang rusak
– Biaya administrasi proyek

Komponen Manfaat / Keuntungan (Benefit)


– Peningkatan nilai lahan
– Peningkatan kegiatan ekonomi masy.
– Peningkatan kesehatan lingk dan masy.
– Pengurangan gangguan lalulintas
– Penghematan pemeliharaan jalan
– Pengurangan kerugian akibat banjir
Aspek Ekonomi dan Finansial …….

Keuntungan (tidak dinilai dengan uang)


– Rasa aman
– Kenyaman
– Estetika
– Kesehatan lingkungan

Kriteria kelayakan Ekonomi


– Benefit-Cost-Ratio (BCR)
– Net-Benefit, B-C
– Internal Rate of Return, IRR
Aspek Sosial Budaya
Meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masy thd
fasilitas yang dibangun
– Menghindari pertentangan pemerintah dg masy
– Menghilangkan kesan bahwa bangunan yang dibangun hanya
milik pemeritah, shg masy tak peduli
– Perlu pendekatan dan sosialisasi; dgn melibatkan masy setempat
pada kegiatan pembangunan mulai dari permusan, perencanaan,
pelaksanaan sampai OP

Hasil dinyatakan baik, tapi oleh masy. dinyatakan jelek dan


tidak sesuai keinginan masy dan akhirnya ditolak masy.
Disebabkan oleh :
– Manajemen Proyek merasa lebih pandai dan secara teknis lebih
memahami shg mengabaikan peran serta masy.
– Para petugas pemerintah kebanyakan berpendapat bhw
merekalah yang paling berhak dan mengerti mengenai
manajemen pemb., bukan masy.

Hindari penolakan produk pemerintah oleh masy., dengan


cara menciptakan suasana lingk. yang secara bersama
dirasakan petugas pemerintah dan masy.
– Masy menentukan standar kriteria produk yang akan dibangun
– Pemerintah sbg fasilitator yg memberikan kepuasan kpd masy
Sistem Pelaksanaan Pembangunan
a. Yang biasa dilaksanakan
Kriteria Standar Pemerintah Tidak sama dgn persepsi masyarakat

Dinyatakan Bisa dinyatakan


dapat DITERIMA DITOLAK

Proses Proses
Sumber daya Pelaksanaan Produk Pelaksanaan Produk
Penilaian
Pembangunan Pembangunan Penilaian
Penerimaan

Lingkungan
Pemerintah Oleh Pemerintah Oleh Masyarakat

b. Yang harus dilaksanakan saat ini


Lingk. Yg serasi antara masyarakat dan pemerintah

Dinyatakan Pasti dinyatakan


dapat DITERIMA dapat DITERIMA

Proses
Proses
Sumber daya Pelaksanaan Produk Pelaksanaan Produk
Penilaian
Pembangunan Pembangunan Penilaian
Penerimaan

Oleh Pemerintah Oleh Masyarakat


atau Masyarakat
Aspek Legalitas
Perlu ada seperangkat
ordonansi/perundangan uantuk
menerapkan konsep penanganan banjir
secara komprehensif

Peraturan meliputi : filofofi manajemen air


dan implementasinya ke dalam
pendekatan teknis, institusi dan finansial,
perilaku masy yg diharapkan serta
pemberian sanksi-sanksi pelanggaran

Peraturan disusun shg mudah dipahami


oleh pengelola dan masy yang menjadi
stakeholder.
Aspek Kelembagaan
Perlu dibentuk organisasi atau lembaga
pengelola prasarana dan sarana
drainase, tidak hanya di hulu tapi juga
didaerah tangkapan air dan didaerah pantai
dimana sumber masalah berasal.
Lembaga ini bertanggung-jawab utk :
– Mengendalikan peningkatan debit di hulu
– Mengendalikan pengambilan air tanah yang
berdampak kepada amblesan tanah
– Mengembangkan rencana dan program,
persiapan dan implementasi, melakukan OP,
manajemen keuangan dan menjaga sistem
pengambil keputusan (DSS = decision support
system)
Struktur DSS
problem strategi

informasi pertanyaan
Pembuat Keputusan

Keraguan keputusan
Pemodelan (bagaimana jika?) Kebutuhan
dan Studi pendukung
keputusan

Data yang
data diperlukan
Data Base

Batas DSS
Sumber data
Aspek Lingkungan
Dampak negatif yang mungkin timbul dari
pembangunan sistem drainase :

Genangan permanen dalam saluran/waduk.


Saat kemarau, debit tak besar, sal hanya
menampung limbah domestik, harusnya tidak
terjadi genangan, nyatanya….., penyebabnya:
– Timbunan sampah dan kotoran
– Sedimentasi karena aliran lambat
– Dasar saluran tidak datar, naik-turun

Pencemaran Air Tanah. Musim kemarau didalam


sal hanya limbah domestik-ind, tidak ada
pengenceran, shg air yang meresap ke tanah adal
air limbah.Usaha yang dilakukan:
– Membuat saluran bertingkat
– Dinding saluran di lining / geotextile
– Sistem drainase terpisah
Aspek Lingkungan……

Dampak negatif lain :

Intrusi air asin. Normalisasi sal yg berhubungan dgn


laut mengalami pelebaran, pelurusan, dan pengerukan
shg menyebabkan intrusi makin jauh ke darat.
Pencegahan yang dilakukan:
– Buat pintu air pasang, dianjurkan otomatis
– Membangun Bendung Karet, tapi OP mahal
– Me-lining atau memasang geotextile saluran, hanya
efektif utk saluran kecil

Pemindahan Banjir. Jika perencanaan tdk menyeluruh,


maka penanganan banjir tidah tuntas. Contoh:
– Banjir di hulu ditangani, tapi bagian hilir tidak
dipertimbangkan dan dibenahi shg salurannya tidak
dapat menampung banjir dari hulu dan terjadi
limpasan di hilir (banjir).
– Pembanguan banjir kanal di daerah hilir yang
tanggulnya terlalu tinggi shg saat air tinggi, maka air
dari hulu tidak dapat masuk ke kanal dan air
melimpas di hulu (banjir)
Tahap II Pelaksanaan
Pra pelaksanaan (pra kontrak)
Pelaksanaan (konstruksi/pelaksanaan
kontrak)
Penyerahan proyek selesai

Tahap III Operasi dan


Pemeliharaan

Tahap IV. Evaluasi dan monitoring


selesai

Anda mungkin juga menyukai