Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA TAMBAK

DOSEN PEMBIMBING :
MUDJIATKO, S.T., M.T

DISUSUN OLEH :
RIZKA MARDIANA (1707111289)

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020/2021
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi adalah sirkulasi air tanpa henti dari atmosfer ke bumi dan
kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan
transpirasi. Siklus hidrologi dapat juga berarti lebih sederhana yaitu peredaran air dari
laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian akan jatuh pada permukaan bumi dalam
bentuk hujan, yang mengalir didalam tanah dan diatas permukaan tanah sebagai sungai
yang menuju ke laut. Panasnya air laut didukung oleh sinar matahari karna matahari
merupakan kunci sukses dari siklus hidrologi sehingga mampu berjalan secara terus
menerus kemudian dalam terjadinya air berevoporasi, lalu akan jatuh ke bumi sebagai
prespitasi dengan bentuk salju, gerimis atau atau kabut, hujan, hujan es dan salju, dan
hujan batu, dan begitu seterusnya. Siklus hidrologi sangat penting untuk kelangsungan
hidup, karena siklus ini menjaga ketersedian air di bumi.

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi


Berikut ini merupakan tahap-tahap siklus hidrologi, yakni :
a. Presipitasi
Air hujan (Presipitasi) adalah proses yang terjadi ketika setiap dan semua bentuk
partikel air jatuh dari atmosfer dan mencapai tanah. Ada dua sub-proses yang
menyebabkan awan untuk melepaskan air hujan, proses peleburan dan proses es
kristal. Saat tetesan air mencapai ukuran kritis, jatuh terkena tarikkan gravitasi dan
gesekan. Tetesan yang jatuh meninggalkan bagian lainnya mengalami turbulensi
yang memungkinkan tetes kecil jatuh lebih cepat dan akan menyusul untuk
bergabung dan bersama-sama turun. Sub-proses lain yang dapat terjadi adalah proses
pembentukan es kristal. Hal ini terjadi ketika es berkembang di awan dingin atau
dalam formasi awan tinggi di atmosfer di mana suhu beku terjadi. Ketika tetesan air
di dekatnya mendekati kristal beberapa tetesan menguap dan mengembun pada
kristal. Kristal tumbuh sampai ukuran kritis dan jatuh sebagai salju atau es. Kadang-
kadang, saat es jatuh melalui udara elevasi yang lebih rendah, mereka mencair dan
berubah menjadi hujan.
b. Evaporasi
Ketika air di permukaan bumi mengalami penguapan oleh bantuan sinar matahari,
permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan
molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang
tidak terlihat di atmosfer. Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang
berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi.
Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang
menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar, begitu juga
sebaliknya.
c. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses fisik yang melibatkan pergerakan air melalui daerah
perbatasan di mana antarmuka udara dengan tanah. Fenomena permukaan diatur
oleh kondisi permukaan tanah. Air yang ditransfer terkait dengan porositas tanah dan
permeabilitas profil tanah. Biasanya, laju infiltrasi tergantung pada pelumpuran air
di permukaan tanah dengan dampak hujan, tekstur dan struktur tanah, kadar air tanah
awal, konsentrasi air menurun karena air bergerak lebih besar daripada mengisi
tanah pori-pori di matriks tanah, perubahan komposisi tanah, dan pembengkakan
tanah yang dibasahi yang pada gilirannya dapat menimbulkan retakan dekat di tanah.
Daya serap atau infiltrasi juga dipengaruhi oleh vegetasi di sekitarnya, karena
tumbuhan dapat menyerap air hujan yang dapat memperkecil run-off.
2.2 Sumber Air
Sumber air yang digunakan untuk keperluan tambak ditentukan dari lokasi dan
teknologi yang digunakan. Berikut beberapa sumber air yang dapat digunakan
keperluan tambak, yakni :
a. Air Sungai
Air sungai yang masih bersifat payau dan dimasukkan ke dalam tambak secara
langsung dengan bantuan pasang surut ataupun melalui alat bantu yang berupa
pompa air. Cara ini biasa digunakan pada tambak yang letaknya relatif agak jauh
dari laut atau dekat dengan laut dan sungai dengan pertimbangan pemasangan
instalasi pompa air relatif lebih sederhana dibandingkan dengan pengambilan air
langsung dari laut. Cara ini rentan terhadap sedimentasi dan pencemaran limbah
sungai yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang berada di sekitar area
sungai.
b. Air Laut
Air laut yang dimasukkan secara langsung ke dalam tambak dengan bantuan
pasang surut ataupun melalui alat bantu yang berupa pompa air. Cara ini digunakan
pada lahan tambak yang relatif dekat atau berhadapan langsung dengan laut dan
perlu memperhatikan kondisi dan kualitas air laut sebelum dimasukkan ke dalam
tambak secara langsung. Pada tambak yang menggunakan pompa air sebagai alat
bantunya akan membutuhkan investasi yang cukup besar untuk pemasangan instalasi
pompa air beserta paralon yang dirangkai sampai batas pantai, sedangkan dari segi
lahan cara ini rentan terhadap pengikisan air laut terhadap lahan tambak.
c. Recycle system
Rectcle system yaitu proses daur ulang air dari saluran pembuangan tambak
ditampung kembali ke dalam suatu tandon melalui proses sterilisasi dan dijadikan
sebagai sumber pemasukan air tambak. Cara ini biasa digunakan pada tambak yang
relatif jauh dari laut maupun sungai atau sebagai antisipasi jika air laut dan sungai
sedang mengalami masalah sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukkan ke
dalam tambak. Bisa dikatakan cara ini merupakan cara yang paling rentan terhadap
masalah dibandingkan dengan beberapa cara lainnya, karena air pembuangan yang
dimasukkan kembali kedalam tambak merupakan air kotor meski sudah melalui
proses sterilisasi.

d. Sistem Tandon
Sistem tandon yaitu petakan atau lahan yang dibuat sebagai tempat penampungan
air laut atau air sungai sebagai sumber pemasukan air tambak. Pada sistem ini, air di
dalam tandon biasanya diberi perlakuan teknis sebelum dimasukkan ke dalam
tambak, sehingga kualitas air yang dimasukkan sudah terkontrol dari segi kuantitas
dan kualitasnya. Sistem ini dapat dikatakan merupakan cara yang relatif ideal bagi
kegiatan budidaya karena air dari laut telah diendapkan dan segala faktor yang
merrugikan bagi kegiatan budidaya telah diminimalkan melalui perlakuan teknis
yang telah diberikan.
2.3 Pasang Surut
Pasang surut adalah gelombang panjang dengan periode sekitar 12 jam dan 24
jam. Puncak gelombang pasang surut biasa disebut muka air pasang (high tide) dan
lembahnya biasa disebut air surut (low tide), sedangkan tinggi gelombang disebut
”tidal range”.

Gambar 2. 2 Pembagian Wilayah Laut

Pengambilan data pasang surut bisa dilakukan dengan menggunakan bak ukur
berskala yang dipasang di dasar pantai dimana skala nol terletak dibawah permukaan
air laut pada saat terjadi air rendah terendah dan bacaan skala masih dapat terbaca pada
saat terjadi air tinggi tertinggi. Setelah bak ukur berskala terpasang, dilakukan
pengamatan pasang surut dengan interval 5 menit selama 24 jam (satu kali
pengamatan). Hasil yang diperoleh nantinya akan dimasukkan kedalam kurva pasang
surut untuk menentukan jenis pasang surut. Pasang surut air laut dapat dibedakan atas 3
(tiga) jenis yaitu:
a. Diurnal tide yaitu pasang surut tunggal yang terjadi apabila dalam waktu 24 jam
terjadi dua kali air tinggi dan satu kali air rendah.
b. Semi diurnal tide yaitu pasang surut ganda terjadi apabila dalam waktu 24 jam
terjadi dua kali air tinggi dan dua kali air rendah.
c. Mixed tide yaitu pasang surut campuran terjadi apabila dalam waktu 24 jam terdapat
kedudukan air tinggi dan rendah yang tidak teratur.

Gambar 2. 3 Grafik Pasang Surut

2.4 Sumber Air Bersih


Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas. Air ini
didapatkan dari proses penyerapan atau infiltrasi.
Air yang turun ke bumi sebagai air hujan sebagian besar akan mengalir
dipermukaan tanah sebagai air permukaan, seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian
kecil air hujan tersebut juga meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam zona jenuh,
sehingga menjadi air tanah. sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber,
yaitu:
a. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan dalam formasi
batuan.
b. Air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir yang meresap
melalui tanah dan batuan ke dalam tanah.
Gambar 2. 4 Proses Sumber Air Bersih

2.5 Estuaria
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang berada dibagian hilir sungai dan
masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran
antara air tawar dan air laut (Dahuri, 2004; Efrieldi, 1999).
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas
yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
a. Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan
ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
b. Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan
khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.
c. Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas
mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
d. Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut,
banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria
tersebut.

2.5.1 Klasifikasi Estuaria Berdasarkan Geomorfologi


a. Estuaria dataran pesisir
Paling umum dijumpai, dimana pembentukannya terjadi akibat penaikan per-
mukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai.
b. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup
Terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai,
sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.
c. Fjords
Merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.
d. Estuaria tektonik
Terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi)
yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh
air laut pada saat pasang
2.5.2 Klasifikasi Estuaria Berdasarkan Pola Sirkulasi dan Stratifikasi Air
a. Estuaria berstratifikasi sempurna (Nyata) atau estuaria baji garam
Estuaria baji garam dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan
air asin. Estuaria tipe ini ditemukan di daerah-daerah dimana aliran air tawar dari
sungai besar lebih dominan dari pada intrusi air asin dari laut yang dipengaruhi
oleh pasang-surut.
b. Estuaria berstratifikasi sebagian (Parsial)
Estuaria parsial merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada  estuaria
ini, aliran air tawar dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus
pasang. Pencampuran air dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung
secara berkala oleh aksi pasang-surut.
c. Estuaria campuran sempurna  (Homogen vertikal)
Estuaria tipe ini dijumpai di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat
dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur sempurna dan tidak terdapat
stratifikasi.

2.6 Hubungan Hidrologi Dengan Kualitas Air


2.6.1 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Selain
kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai istilah kandungan
garam dalam tanah.
Untuk menghindari stres pada udang, tambak diharuskan untuk selalu memeriksa
tingkat salinitas air dengan rutin. Pada umumnya, tambak udang yang ideal adalah
tambak udang yang memiliki tingkat salinitas sekitar 10-30 ppt. Adapun faktor
utama yang mempengaruhi perubahan salinitas, yaitu :
a. Evaporasi (penguapan) air laut
b. Hujan
c. Mencair/membekunya es
d. Aliran sungai menuju ke laut
2.6.2 Cod atau Bod
Bahan pencemar yang mengandung material-material organik dan anorganik
dapat ditentukan dengan dua parameter sederhana, yaitu biochemical oxygen
demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD).
Sedangkan kemampuan untuk mengurai bahan pencemar (biodegradability) dapat
ditentukan dengan menggunakan rasio BOD/COD. Perubahan derajat
biodegradability ditandai dengan kenaikan rasio BOD/COD. Rasio BOD/COD
untuk bahan pencemar non- biodegradable < 0,01, sedangkan untuk limbah yang
bersifat biodegradable > 0,1 (Koch et al., 2002).
2.6.3 Suhu
Suhu adalah salah satu parameter pada air yang sering diukur nilainya, karena
kegunaanya yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Suhu air dapat
berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu. Pada budidaya tambak udang suhu
perairan yang baik berkisar antara 26 sampai 30 derajat celcius, sebab pada rentang
nilai tersebut udang dapat tumbuh dengan baik karena dapat melakukan proses
pencernaan makanannya dengan baik.
2.6.4 Tingkat Kekeruhan Air
Kekeruhan air tambak dapat terjadi karena plankton, humus, suspensi Lumpur
dan kadang-kadang juga oleh hidroksidasi besi. Kekeruhan oleh plankton selama
tidak berlebihan umumnya dikehendaki di tambak udang. Sebabnya adalah :
a. plankton membuat tambak menjadi tidak keruh (teduh), sehingga udang dapat
lebih aktif mencari makan di waktu siang hari.
b. fitoplankton merupakan produsen oksigen dalam air.
c. merupakan makanan bagi udang.
d. dapat menghambat pertumbuhan lumut atau tumbuhan pengganggu lainnya yang
hidup di dasar tambak.
Tindakan cepat yang mungkin bias menolong keadaan demikian adalah dengan
menambah jumlah kincir air secara darurat, yang berfungsi untuk meningkatkan
pergerakan air sehingga pemasukan kedalam air melalui proses difusi dipercepat,
aplikasikan KMnO4 (0,1 mg/L) kedalam air tambak.
2.6.5 pH
pH air tambak umunya alkalis berkisar antara 7-9. Sering juga didapati pH air
yang sangat rendah kurang dari 5. Hal ini akibat pengaruh keasaman tanah dasar
tambak. pH air yang rendah berpengaruh langsung terhadap udang. pH air serendah
6,4 sudah dapat menurunkan laju pertumbuhan sebesar 60%.
Wickins (1984) melaporkan pH rendah yang terjadi terus-menerus menyebabkan
turunnya berat karapas udang. Secara tidak langsung dapat juga membahayakan
udang karena pH tinggi meningkatkan daya racun ammonia dan kadang-kadang
terjadi di tambak pada siang hari berupa plankton bloom. Penanggulangan cepat
paling aman adalah membuang sebagian air untuk mengurangi plankton dan
menambah/mengganti dengan air baru.

Anda mungkin juga menyukai