Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nandang Nurhidayat

Kelas : Mekatronik 2019


IDENTITAS DAN
INTEGRITAS

BANGSA IDENTITAS NEGARA INTEGRASI PENGEMBANGAN


DAN NASIONAL KEBANGSAAN NASIONAL INTEGRASI DI
IDENTITAS INDONESIA INDONESIA INDONESIA

Pengertiran Faktor Hakikat Negara Pengertian Integrasi di


Bangsa Pembentukan Kebangsaan Intergritas Indonesia
Identitas Indonesia

Cultural Unity Identitas Proses Pengembangan


dan Political Jenis Integrasi
Nasinal Terbentuknya Integritas
Unity Indonesia Negara
Indonesia
Proses Pancasila sebagai Cita-cita, Tujuan,
Pembentukan Identitas Bangsa dan Visi Negara
Bangsa- Indonesia Indonesia
Negara

Identitas
Kultural dan
Identitas
Nasional
A. BANGSA DAN IDENTITAS
Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang secara harafiah berarti jati
diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga
mampu membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas
adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi , golongan,
kelompok, atau komunitas sendiri-sendiri.
1. Pengertian Bangsa
Bangsa menunjuk pada persekutuan hidup dari orang-orang atau kelompok
manusia yang memiliki kesamaan keturunan. Bangsa memiliki dua (2)
pengertian(Badri Yatim, 1999) Yaitu :
a. Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis
Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup
masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup
tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan demikian
disebut ikatan primordial.
b. Bangsa Menurut Arti Politis
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan
tertinggi ke luar dan ke dalam. Mereka diikat oleh suatu kekuasaan politik, yakni
negara.

2. Cultural Unity dan Political Unity


Bangsa memiliki dua arti, yaitu bangsa dalam pengertian kebudayaan dan
bangsa dalam pengertian politik kenegaraan . Cultural unity terjadi karena suatu
masyarakat sebagai persekutuan hidup itu merasa satu satuan dalam ras, bahasa,
religi, sejarah, dan adat-istiadat. Masing-masing anggota warga negara dalam
political unity mungkin berbeda corak dan lapangan kehidupannya, adat- istiadat dan
kebudayaannya, tetapi mereka menjadi satu bangsa, menurut pengertian politik
menjadi penduduk yang berdiam di suatu daerah yang sama, dengan pemerintahan
yang sama, dan tunduk pada kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi.

3. Proses Pembentukan Bangsa-Negara


Secara umum dikenal adanya dua proses pembentukan bangsa-negara, yaitu
model ortodoks dan model mutakhir .
a. Pertama, model ortodoks bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk
kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri.
b. Kedua model ini berbeda dalam empat hal. Pertama, ada tidaknya perubahan unsur
dalam masyarakat. Ketiga, kesadaran politik masyarakat pada model ortodoks
muncul setelah terbentuknya bangsa-negara, sedangkan dalam model mutakhir
kesadaran politik warga muncul mendahului bahkan menjadi kondisi awal
terbentuknya bangsa-negara.
4. Identitas Kultural dan Identitas Nasional
a. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kesukubangsaan
Identitas ini, misalnya berwujud pada bahasa ibu, pakaian daerah, nama diri,
falsafah hidup, dan tradisi. Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang
lebih bersifat askriptif, bersifat alamiah , primer, dan etnik. Identitas demikian dapat
pula disebut sebagai identitas primordial.
b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-negara.
Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya. Kata
nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih
besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya.

B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA


1. Faktor Pembentukan Identitas Bersama
Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi :
primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan (Ramlan Surbakti, 1999)
a. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah dan keluarga),
kesamaan suku bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat istiadat.
b. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi
doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat
pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara.
d. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk
bersatu dalam perbedaan.
e. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri kedalam satu bangsa.
f. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
g. Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan
partai politik.
2. Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat sekunder karena
lahirnya identitas nasional setelah identitas kesukubangsaan yang memang telah
dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Beberapa bentuk identitas nasional
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Pancasila dapat menjadi dasar dalam membangun identitas nasional Indonesia
dan Pancasila sebagai identitas kultural . Nilai-nilai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-
nilai Pancasila sehingga Pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa. Menurut
Hardono Hadi , Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa mencakup tiga aspek,
yakni Pancasila sebagai kepribadian angsa, identitas bangsa, dan keunikan bangsa
Indonesia. Pancasila menjadi keunikan bangsa Indonesia ketika pendukung unsur
kepribadian dan identitas itu bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa- bangsa
lain di dunia. Secara singkat dikatakan
C. NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA

1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia


Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan . Nasionalisme
diartikan sebagai tekad dari orang-orang yang ada di wilayah itu untuk membangun
masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat itu
berbeda dalam rasa, etnik, agama, ataupun budaya bahkan dalam sejarah sekalipun.
Soekarno yang dimaksud bangsa Indonesia adalah seluruh manusiamanusia yang
menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal secara bersama di wilayah
Nusantara dari ujung Barat sampai ujung Timur yang memiliki «Le desir d’etre
ensemble » dan «Charaktergemeinschaft» ..Faktor-faktor penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia adalah:
a. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa
asing yang kurang lebih selama 350 tahun.
b. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu
penjajahan,
c. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke, dan
d. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu
bangsa.
Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa kesatuan bangsa Indonesia tidak
bersifat alamiah tetapi historis, persatuan bangsa Indonesia tidak bersifat etnik
melainkan etis.Bersifat historis karena bangsa Indonesia bersatu bukan karena
kesatuan bahasa ibu, kesatuan suku, budaya, ataupun agama. Yang mempersatukan
bangsa Indonesia adalah sejarah yang dialami bersama, yaitu sejarahpenderitaan,
penindasan, perjuangan, kemerdekaan, dan tekad untuk kehidupan bersama.

2. Proses Terbentuknya Negara Indonesia

Secara teoritis, perkembangan terbentuknya negara Indonesia sebagai


berikut.Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia
memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa
atas bangsa lain. Ini menjadi sumber motivasi perjuangan. (Alenia I Pembukaan UUD
1945).

a. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang


bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi mengantarkan ke pintu
gerbang kemerdekaan dan dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara.
Negara yang kitacita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. (Alenia II Pembukaan UUD 1945).
b. Terbentuknya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu, adalah kehendak dan
atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual. (Alenia III Pembukaan UUD 1945).
c. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi
tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, UUD, dan dasar negara. Dengan demikian, semakin
sempurna proses terbentuknya negara Indonesia. (Alenia IV Pembukaan UUD 1945).

3. Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia


Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur. Dengan rumusan yang singkat, negara Indonesia bercita-cita
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Tujuan negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945.
Secara rinci sebagai berikut.
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang
sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos
kerja yang tinggi, serta berdisiplin .2014 disebutkan bahwa visi Pembangunan
Nasional Tahun 2010-2014 adalah «terwujudnya Indonesia yang sejahtera,
demokratis, dan berkeadilan».Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Kesejahteraan Rakyat, yaitu terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,
melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan budaya bangsa.
b. Demokrasi, yaitu terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat, dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung
jawab, serta hak asasi manusia.
c. Keadilan, yaitu terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.

D. INTEGRASI NASIONAL
1. Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa Inggris «integration» yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , kata integrasi mempunyai arti
pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Kata
«mengintegrasikan» berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan
menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah pisah. Safroedin Bahar menyatakan
bahwa integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya. .Istilah integrasi nasional mempunyai dua macam
pengertian, yaitu:
a. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional, dan
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsu kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bangsa.
2. Jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (1982)
membedakan 5 (lima) tipe atau jenis integrasi, yaitu integrasi bangsa, integrasi
wilayah, integrasi nilai,
integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku (tindakan integratif).

a. Integrasi bangsa, yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke
dalam satu kesatuan wilayah dan pada pembentukan identitas nasional. Yang mana
membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah.
b. Integrasi wilayah, yakni pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas
unit-unit atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu
kelompok budaya atau sosial tertentu.
c. Integrasi nilai, yakni adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai
bersama yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial.
d. Integrasi elit-massa, yakni kemampuan menghubungkan antara yang memerintah
dengan yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat atau antara elit dengan
massa.
e. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif), yakni kemampuan orang-orang di dalam
masyarakat untuk berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dan
yang bermanfaat.

E. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA


1. Integrasi di Indonesia
kajiannya tentang heterogenitas masyarakat di Indonesia, William Liddle
dalam Nazaruddin Syamsudin (1989) mengidentifikasikan dua jenis halangan
integrasi yang dihadapi negeri ini. Yang pertama adalah adanya apa yang disebut
pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan
geografi. Hambatan kedua bersifat vertikal, yakni celah perbedaan antara elit dan
masa. Latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elit berbeda dari
masa yang berpandangan tradisional.
2. Pengembangan Integritas
Howard Wriggins dalam Yahya Muhaimin & Collin McAndrew (1982)
menyebut ada 5 pendekatan atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan
integrasinya. Kelima cara tersebut adalah:
a. Adanya Ancaman dari Luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan
bersatu, meskipun berbeda suku, agama, dan ras ketika menghadapi musuh bersama.
b. Gaya Politik Kepemimpinan
Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya, dan memiliki jasa-jasa besar umumnya
menyatukan bangsanya yang sebelumnya tercerai berai.
c. Kekuatan Lembaga-Lembaga Politik
Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik,
dan diterima oleh masyarakat yang beragam.
d. Ideologi Nasional
Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi dapat menerima satu ideologi
yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut untuk bersatu. Pancasila sebagai
ideologi diterima oleh masyarakat Indonesia sehingga mampu mengintegrasikan.
Pancasila dapat menjadi sarana integrasi bangsa. Pancasila adalah ligatur atau
pemersatu bangsa (LPPKB, 2005).
e. Kesempatan Pembangunan Ekonomi
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka masyarakat
bangsa tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan. Sunyoto Usman (1998)
menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi apabila memenuhi
3 hal, yakni:
a. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat
dijadikan rujukan bersama.
b. Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “cross cutting
affiliation”sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”.
c. Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang
terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Membangun
integrasi nasional bagi suatu negara mencakup dua masalah pokok,
yakni:
a. Bagaimana membuat rakyat mengakui dan patuh terhadap tuntutan-tuntutan
negara,dan
b. Bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mampu mengatur perilaku
politik setiap anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai