Anda di halaman 1dari 16

BAB III

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan
Dalam bagian ini akan disajikan data-data yang valid dan sebenarnya yang
diperoleh dari lapangan melalui observasi. Berikut adalah data yang diperoleh
oleh peneliti di lapangan.
1. Perananan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII G Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Tahun Pelajaran 2017/2018
Guru adalah merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses
belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber
daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu,
guru harus berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang.1
Menurut Zuhairini dkk guru agama Islam merupakan pendidik yang
mempunyai tanggung jawab dalam membentuk kepribadian Islam anak
didik, serta bertanggung jawab terhadap Allah Swt. Dia juga membagi
tugas guru agama Islam sebagai berikut:

a. Mengajarkan ilmu pengetahuan Islam


b. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak.
c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.
Dalam masa-masa pelaksanaan PPL II, berdasarkan pengamatan yang
telah dilaksnaakan selama PPL II yang telah berlangsung selama kurang
lebih dua bulan, observer melihat kondisi siswa ketika proses
pembelajaran di kelas, diantaranya:

1
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Graffindo Persada,
1996) . 123
1) Siswa ada yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran,
2) Siswa malas mendengarkan penjelasan guru,
3) Beberapa siswa masih belum bisa membaca Al Qur’an,
4) Beberapa siswa masih belum bisa membaca bacaan sholat.
Melihat beberapa kondisi siswa diatas maka guru Pendidikan Agama
Islam melakukan beberapa usaha yaitu:
(a) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh siswa.
(b) Menumbuhkan Semangat Belajar Agama Islam.
(c)Memberi banyak ulangan dan tugas.
(d)Mengadakan evaluasi semesteran atau akhir tahun.
(e)Menunjukkan prestasi hasil belajar siswa.
Dengan melihat permasalahan dalam proses Kegiatan Belajar
Mengajar diatas, maka observer melakukan sebuah penelitian pernanan
penting guru agama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Hasil Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII G pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Untuk mengukur keberhasilan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dapat dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan data
yang peneliti lakukan, yaitu dengan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil observasi saya melihat langsung Kegiatan Belajar
Mengajar siswa kelas VIII G pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam terlihat mengalami peningkatan setelah adanya diterapkannya
program peningkatan motivasi belajar siswa.
Berdasar hasil wawancara dengan guru agama motivasi belajar siswa di
SMP Negeri 8 Jember ini setelah melakukan usaha diatas berjalan cukup
baik, terbukti bahwa sebagian besar siswa cukup antusias dalam mengikuti
mata pelajaran agama Islam walaupun masih ada siswa yang kurang
memperhatikan guru ketika mengajar. Dan masih ada beberapa siswa yang
memang belum menguasai. Dapat dilihat pada tabel nilai siswa setelah
menerapkan cara peningkatan hasil belajar.

Nilai Siswa VIII G

No Nama Siswa Nilai


Pertemuan I Pertemuan II
1. Achmad Daniel 76 80
2. Aditya Mei Wardana 68 65
3. Ahmad Robisul Ulum 70 76
4. Ahmad Wildan Uliyansyah 78 78
5. Alan Dwi Prayitmo 100 100
6. Aurelia Putri Awanda 90 95
7. Cindy Dwi Cahyani 82.5 96
8. Cinta Aisyah Gadis Iqsai 90 100
Zoish
9. Dania Ayu Citra Andrea S 58 60
10. Devi Ikrima Firdauzia 72.5 82.5
11. Dewi Masitoh 80.5 86
12. Egi Maulana Malik 62.5 65
13. Estu Nur Anisa 76 86
14. Etrin Della 68 88
15. Febri Nur Fadilah 100 100
16. Firman cahyono Putra 96 100
17. Moch. Sahrul Hidayatullah 100 90
18. Moh. Riko Gontares 100 88
19. Muhammad Abdur Rohim 100 100
20. Muhammad Hidayatullah 78 86
21. Muhammad Bahrul 66 80
22. Novi ramadanti Puspita Sari 100 90
23. Novia Romadoni 100 100
24. Pratama Fiqryan Syah 100 100
25. Raisya Ravi satria 100 84.5
26. Reza Afandi Setiawan 66.5 68
27. Septiawan Catur Aldi 68.5 70.5
Saputra
28. Shefi Hidayatullah Riyadi 78 98
29. Showtu Weafif Akhya 100 100
30. Siti Putri Prifa Ningsih 100 80.5
31. Siti Safera 84.5 100
32. Sukaesih Intan Nuraini 80 100
33. Yofi Andika Pratama 80.5 92.5

B. Pembahasan
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Kelas VIII G pada Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam Tahun Pelajaran 2017/2018

Keberhasilan suatu proses kegiatan belajar mengajar bukan hanya


ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi juga faktor-faktor yang non-
intelektual, termasuk salah satunya ialah motivasi.2 Dalam Islam kata
motivasi lebih dikenal dengan istilah niat yaitu dorongan yang tumbuh
dalam hati manusia yang menggerakkan untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu dalam niat ada ketergantungan antara niat dengan perbuatan,
dalam arti jika niat baik maka imbasnya juga baik dan sebaliknya.
Menurut W. S. Winkel motivasi belajar dapat diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
2
Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993) hal. 114
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai satu tujuan.3
Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkkan hasil yang
baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
terutrama didasari adanya motivasi, maka seorang yang belajar itu akan
mendapat prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Crow dan Crow memperjelas pentingnya motivasi dalam belajar
sebagai berikut:
“Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat
yang dipentingkan dalam belajar itu di bangun dari minat yang telah
ada pada diri anak.”4
Menurut A. Tabrani, pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-
nilai sebagai berikut:

a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan


belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi sulit untuk berhasil.
b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada
pada siswa. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan
demokrasi dalam pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinitas pada
guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi
belajar pada siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa pada akhirnya
mempunyai motivasi yang baik.

3
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1996) . 92
4
A. Tabrani R., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.(Bandung: Rosdakarya,1994) 121
d. Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan dalam
kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas- asas
mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja melengkapi
prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan
pengajaran yang efektif. Dengan demikian, penggunaan asas motivasi
sangat esensial dalam proses belajar mengajar.5

Motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu :


1) Motivasi Intrinsik, yaitu kegiatan belajar dimulai dan diteruskan,
berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara
mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar siswa. Motivasi ini tumbuh
dari dalam diri anak sendiri oleh karena itu motivasi ini sering di sebut
motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya. Misal: siswa yang tekun
belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan.
Meskipun dalm motivasi instrinsik ini siswa mempunyai
kemandirian dalam belajar, tetapi guru tetap harus berusaha menjaga
kondisi ini, terutama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2) Motivasi Ekstrinsik, yaitu aktifitas belajar dan diteruskan berdasarkan
kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktifitas belajar sendiri. Misal: siswa rajin belajar untuk memperoleh
hadiah yang telah dijanjikan kalau berhasil baik.6

Namun demikan, motivasi belajar yang bersifat eksternal ini tidak


selamanya tidak baik bagi siswa, tetapi tetap penting dan dibutuhkan
oleh siswa karena keadaan siswa yang dinamis dan tidak selalu stabil.
Di s7ini peranan guru sangat menentukan untuk memberi motivasi

5
A. Tabrani R., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, 127
6
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, 150
7
sehingga timbul dorongan belajarnya atau bahkan meningkat dengan
adanya usaha guru tersebut.

a. Motivasi Belajar Agama Islam

Untuk mengetahui motivasi belajar PAI, terlebih dahulu penulis


sampaikan beberapa hal yang mendorong anak beragama. Hal ini untuk
memberi dalam menjelaskan motivasi belajar agama.
Dalam buku Pengalaman Motivasi Beragama dikutipkan bahwa
setiap tingkah laku, termasuk tingkah laku beragama dipengaruhi 3
faktor :

1. Faktor gerak atau dorongan secara spontan dan alamiah terjadi pada
diri manusia.
2. Faktor kekuatan manusia sebagai inti pusat kepribadian.
3. Faktor situasi manusia atau lingkungan hidup.8

Namun demikian dalam buku tersebut ditegaskan bahwa teori


tingkah laku yang seperti diatas sepertinya sangat umum, dan monistis
sebab tidak ada tempat untuk konfrontasi dengan dunia luar. Terlebih
dalam kaitannya motivasi beragama sebab kenyataan orang yang
bertingkah laku agama banyak juga didasari oleh unsur hidayah
sehingga analisis psikologi dan sosiologi hanya sampai pada analisis
tingkah laku fungsional.
Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting artinya dalam
rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan
belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga
akan terjadinya dinamika dalam proses belajar mengajar.

8
Nico Syakur, Pengalaman dan Motivasi Beragama ( Yogyakarta, Kanisius, 1988), 72
Berkaitan dengan pentingnya guru sebagai motivator Drs. Slameto
Menjelaskan:
“Guru hanya merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan
media belajar. Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini
menjadi lebih luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi
belajar anak. Melalui perannya sebagai pengajar, guru diharapkan
mampu mendorong anak untuk senantiasa belajar dalam berbagai
kesempatan melalui berbagai sumber dan media”9

Dengan demikian, maka jelaslah bahwa guru agama perlu


meningkatkan perannya sebagai motivator, yakni sebagai pendorong
agar siswa melakukan kegiatan belajar agama Islam, dengan
menciptakan kondisi kelas yang dapat merangsang siswa untuk
melakukan kegiatan belajar agama, baik secara individual maupun
secara kelompok.
Untuk dapat berperan sebagai motivator, guru agama harus memiliki
kemampuan tertentu, baik sebagai guru maupun sebagai
motivator, syarat yang harus dimiliki oleh guru agama di antaranya
adalah:

a) Syarat formil : mempunyai ijazah PGA, sehat jasmani dan rohani,


tidak memiliki cacat yang menyolok, memiliki pengetahuan agama
yang mendalam, bertaqwa dan berakhlak mulia, warga negara yang
baik dan di angkat oleh pejabat yang berwenang.
b) Syarat materiil : memiliki pengetahuan agama Islam secara luas,
menguasai didaktik dan metodik, memiliki ilmu methodologi
pengajaran, memiliki pengetahuan pelengkap terutama yang ada
hubungannya dengan profesinya.

9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta, Bina
Aksara, 1988), 100
c) Syarat non formil : mengamalkan ajaran agama, berkepribadian yang
muslim, memiliki sikap demokratis, tenggang rasa, bersikap positif
terhadap ilmu, disiplin. Berinisiatif dan kreatif, kritis, objektif,
menghargai dan waktu serta produktif.

b. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran
sekolah/ kegiatan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa seperti:
1) Yasinan, yang dilaksanakan setiap hari Jum`at sebelum kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
a) Peringatan hari-hari besar Islam seperti peringatan maulid Nabi
SAW atau isra` mi`raj dengan mendatangkan penceramah dari
luar.
b) Shalat berjama`ah yang dilaksanakan setiap hari terutama shalat
dzuhur serta shalat jum`at di sekolah.
c) Studi Islam Intensif, kegiatan keagamaan kerjasama antara
sekolah dan remaja mesjid Syiarul Islam Kuningan ini
dilaksanakan pada tiap hari Minggu.
2) Hasil dari usaha guru agama Islam dalam meningkatkan
motivasi belajar agama pada siswa baik, meliputi:
a) Ada peningkatan motivasi belajar agama pada siswa
b) Antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan yang diadakan diluar jam mata pelajaran
sekolah.
c) Banyaknya sisi yang memakai jilbab di sekolah.

2. Hasil Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII G pada Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Tahun Pelajaran 2017/2018
Berdasarkan tabel nilai siswa di atas terlihat bahwa dari 33 siswa kelas
VIII G, 29 siswa menunjukkan ketuntasan nilai minimum bagi mata pelajaran
PAI, yaitu 72, sedang 4 orang siswa belum tuntas, di Pertemuan ke I dan II.
Hal itu menunjukkan bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam berhasil ditingkatkan dan peningkatan motivasi tersebut mampu
mencapai tujuan pada hasil belajar mengajar yang diharapkan.
Menurut Nana Sudjana, “ Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hsil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa telah ia menerima pengalaman
belajar.10
Menurut zainal arifin, “Hasil merupakan merupakan hasil daru suatu
interaksi tindak belajar dan tidak mengajar. 11 Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil
belajar merupakan berakhirnya pemggal dan puncak proses belajar.
Jadi hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
siswa kearah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakuka siswa. Perubahan itu adalah hasil yang
telah dicapai siswa.
Setelah di lakukan usaha peningkatan motivasi belajar siswa pada Mata
Pelajaran PAI kelas VIII G menunjukkan siswa lebih bersemangat dan siswa
mudah memhaami terhadap materi yang telah disampaikanoleh guru.
Dengan begitu berarti pembelajaran yang dilakukan berjalan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan.

10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), 22
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), 298
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII G Di SMPN 8 Jember Tahun
Pelajaran 2017/2018
Keadaan motivasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama
Islam di SMPN 8 Jember cukup baik, hal ini terbukti bahwa siswa
memiliki motifasi kuat mengikuti mata pelajaran agama Islam, walaupun
masih ada sebagian kecil siswa yang kurang memperhatikan guru ketika
menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Usaha-usaha yang telah ditempuh oleh guru agama Islam SMPN 8
Jember dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi
pendidikan agama Islam diantaranya:
Mengadakan kegiatan intra kurikuler yaitu dengan cara:
a. Dengan menumbuhkan dan meningkatkan perhatian dan
konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
agama Islam.
b. Dengan menumbuhkan semangat belajar agama Islam sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa baik di kelas
maupun di luar kelas.
c. Dengan mendorong siswa dan memberi kesempatan untuk ikut
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar agama Islam.
d. Dengan menggunakan metode yang variatif yang dapat
menciptakan kondisi kelas yang aktif sehingga tercapainya tujuan
proses belajar mengajar.
e. Menumbuhkan kesadaran diri siswa akan penting dan manfaatnya
pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di dunia
maupun kehidupan kelak di akhirat.
Mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran
sekolah/ kegiatan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa seperti:
3) Yasinan, yang dilaksanakan setiap hari Jum`at sebelum kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
a) Peringatan hari-hari besar Islam seperti peringatan maulid
Nabi SAW atau isra` mi`raj dengan mendatangkan
penceramah dari luar.
b) Shalat berjama`ah yang dilaksanakan setiap hari terutama
shalat dzuhur serta shalat jum`at di sekolah.
c) Studi Islam Intensif, kegiatan keagamaan kerjasama antara
sekolah dan remaja mesjid Syiarul Islam Kuningan ini
dilaksanakan pada tiap hari Minggu.
4) Hasil dari usaha guru agama Islam dalam meningkatkan
motivasi belajar agama pada siswa baik, meliputi:
a) Ada peningkatan motivasi belajar agama pada siswa
b) Antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan yang diadakan diluar jam mata pelajaran sekolah.
c) Banyaknya sisi yang memakai jilbab di sekolah.

2. Hasil Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII G pada Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Tahun Pelajaran 2017/2018

Setelah di lakukan usaha peningkatan motivasi belajar siswa pada Mata


Pelajaran PAI kelas VIII G menunjukkan siswa lebih bersemangat dan siswa
mudah memhaami terhadap materi yang telah disampaikanoleh guru.

Dengan begitu berarti pembelajaran yang dilakukan berjalan sesuai dengan


apa yang sudah direncanakan.

B. SARAN
1. Bagi kepala sekolah
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan,
hendaknya lebih meningkatkan kerjasama terutama dengan guru, orang tua
wali dan masyarakat serta semua komponen yang ada di sekolah sehingga
kegiatan- kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien serta memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
maksimal.
Dalam upaya membentuk siswa yang berakhlak mulia, selalu maju
dalam prestasi dan terampil sesuai dengan visi SMPN 8 Jember,
hendaknya ada sistem integrasi pembelajaran agama dalam semua mata
pelajaran. Dengan demikian semua guru akan lebih memiliki rasa
tanggung jawab dalam menanamkan nilai agama Islam.
2. Bagi guru agama Islam
Guru hendaknya memperlakukan siswa sesuai dengan perkembangan
psikologis siswa terutama dengan tingkat perkembangan jiwa dan agama
siswa.
Guru dalam membina kepribadian siswa hendaknya diikuti dengan
contoh atau teladan yang nyata dari guru (suri tauladan yang baik).
Guru hendaknya meningkatkan kompetensi profesional sebagai seorang
pengajar, sehingga akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan dan siswa akan lebih termotivasi untuk lebih giat belajar
agama.
Guru hendaknya selalu membuat persiapan pengajaran, sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat terarah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
3. Bagi Siswa
Hendaknya siswa lebih tekun lagi belajar, khususnya belajar agama
Islam, baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Karena agama adalah
merupakan bagian yang paling mendasar bagi manusia sebagai pegangan
hidup baik di dunia maupun di akhirat.
4. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi sarana prasarana pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam, karena dengan
kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah akan sangat membantu
siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rahman. 1993. Psikologi Pendidikan . Yogyakarta: Tiara Wacana.


AM, Sardirman..1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: Raja
Graffindo Persada.

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
R. Tabrani, A. 1994.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Slameto. 1998. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara.
Sudjana,Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syakur , Nico. 1988. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta:
Kanisius.

Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai