Anda di halaman 1dari 12

KERUKUNAN DALAM PANDANGAN IMAN KRISTEN

OLEH :

BERNANDITHO CORNELIS BEDA


NIM 19081001

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI ELEKTROMEDIK

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur yang tidak terhingga dihaturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa

(Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul

“Fotometer” dapat diselesaikan sesuai harapan.

Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh salah

satu mata kuliah yang diampu Ibu Dewa Ayu Sri Santiari, ST., MT pada Semester Ganjil tahun

akademik 2019/2020.

Dengan mengerahkan segala pemikiran dan upaya yang ada, termasuk bantuan dan

bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada:

1. Bapak Suhartono, ST., MARS., Ketua Program Studi Teknologi Elektromedik yang telah

banyak membantu dan memotivasi penulis selama studi dan penyusunan karya tulis ini;

2. Ibu Pdt. Mariana Susanti, M.Th pengampu mata kuliah Agama Kristen Protestan pada

Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020;

3. Rekan-rekan seangkatan pada Prodi Teknologi Elektromedik, Universitas Bali Internasional

yang banyak berkontribusi;

4. Bapak Oktovianus Beda dan Ibu Hetty Suhartini Beda selaku orang tua penulis yang telah

banyak membantu secara material dan moral selama perjalanan studi yang penulis lakoni di

Universitas Bali Internasional;

5. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian karya tulis ini.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari yang sempurna. Hal ini

disebabkan oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan menulis, mencari


sumber dan pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat

diharapkan. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para

pembaca.

Denpasar, 9 Januari 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………......

KATA PENGANTAR……………………………………………………..….....

DAFTAR ISI…………………………………………………………………......

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..

1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………..

2.1 Pengertian Kerukunan……………………………………………...…

2.2 Pengertia Iman…………………….……………………………….…

2.3 Bagaimana kerukunan dalam pandangan agama lain………………...

2.4 Bagaimana kerukunan dalam pandangan iman Kristen…...…………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………....

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….…..

3.2 Saran……………………………………………………………….....

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……….........
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara demokrasi yang pada setiap warga negaranya memiliki hak

yang sama untuk bebas memilih atau memeluk keyakinan masing-masing. Adapun agama-

agama atau keyakinan yang dipercaya warga negara Indonesia diantaranya agama Kristen,

Katholik, Islam, Buddha, dan Hindu. Selain itu ada juga satu agama atau keyakinan yang

sekarang telah diakui di Indonesia yaitu agama Khonghucu.

Dengan adanya keberagaman keyakinan itu, tentulah pasti memiliki kendala-kendala.

Salah satu kendala yang ada yaitu kendala kerukunan antar umat beragama. Banyak antar

umat beragama saling menjatuhkan satu sama lain. Kasus ambon, perusakan rumat ibadah,

demonstrasi anarkis, bom di rumah ibadah dan yang lainnyayang menyisakan masalah ibarat

api dalam sekam yang sewaktu waktu siap membara dan memanaskan suasana di

sekelilingmya. Hal ini mengindentifikasi bahwa pemahaman tentang kerukukan umat

beragama perlu di tinjau ulang lagi, karenya banyaknya kasus kasus yang menjadikan adanya

saling bermusuhan, saling merasa ketidakadilan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu kerukunan?

1.2.2 Apa itu iman?

1.2.3 Bagaimana kerukunan dalam pandangan agama lain?

1.2.4 Bagaimana kerukunan dalam pandangan iman Kristen?


1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian kerukunan

1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami pengertian iman

1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kerukunan dalam pandangan agama

lain

1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kerukunan dalam pandangan iman

Kristen

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan sekaligus sebagai teori penunjang dalam

memahami kerukunan dalam pandangan iman Kristen dan kerukunan dalam

pandangan agama-agama lain.

1.4.2 Bagi Institusi

Untuk arsip institusi sebagai salah satu faktor pendukung dalam

meningkatkan akreditasi kampus dalam hal tugas mahasiswa.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerukunan

Kerukunan adalah kesepakatan masyarakat yang dilakukan atas dasar perbedaan-

perbedaan dalam kehidupan sosial, baik agama, budaya, dan etnis. Sebagai jalan mencapai

tujuan bersama. Kerukunan juga merupakan proses sosial yang dilakukan mahluk hidup

dalam menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, baik

dalam segi Agama, Politik, Budaya, dan lain sebaginya.[ CITATION Mal05 \l 1033 ]

2.2 Pengertian Iman

Iman artinya percaya, menurut istilah, iman adalah membenarkan dan meyakinkan

dengan hati, diucapkan oleh lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, pengertian iman

kepada Tuhan yaitu dengan membenarkan dengan hati bahwa Tuhan itu benar-benar ada

(Wujud) dengan segala sifat-sifatnya dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu

diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan secara nyata yakni dengan

menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. [ CITATION Had07 \l 1033 ]

2.3 Bagaimana Kerukunan Dalam Pandangan Agama Lain

Kerukunan dalam pandangan agama-agama lain memiliki makna yang sama yaitu, semua

agama sama-sama menjaga umatnya untuk menjadi rukun, damai, kasih sayang dan saling

menghormati dan menghargai. Fenomena kerukunan atau toleransi umat beragama di

Indonesia cukup baik karena kerukunan umat beragama di Indonesia dapat tumbuh subur
dengan agama-agama yang bermacam-macam, ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha

dan Khonghucu. Bahkan Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia tentang toleransi atau

kerukunan yang dapat tumbuh dengan keragamaan atau kebhinekaan. Begitu pula, para tokoh

agama saling bahu-membahu dalam menciptakan kerukunan atau toleransi di Indonesia.

[ CITATION Sai06 \l 1033 ]

2.4 Bagaimana Kerukunan Dalam Pandangan Iman Kristen

Sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah dunia yang pluralistik / penuh dengan

keberagaman ini, orang Kristen mau tidak mau harus berjumpa, berinteraksi, berurusan,

berkaitan dengan orang-orang non Kristen / orang-orang yang tidak seiman dengannya, baik

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat. Di negara kita Indonesia

misalnya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita sementara hidup berdampingan dengan

orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan. Dalam kondisi semacam ini adalah

penting bagi orang Kristen untuk memikirkan bagaimana relasinya dengan orang-orang

berkepercayan lain. Jika tidak maka semua itu berpotensi untuk mengakibatkan banyak

gesekan, bentrokan, kekacauan bahkan kerusahan yang akan mengganggu ketentraman dan

kedamaian hidup bersama.

Kita bersyukur bahwa para pendiri negara kita telah menetapkan Pancasila sebagai dasar

negara kita yang memberikan nilai-nilai kehidupan dalam berbagai keanekaragaman yang

ada. Demikian juga dengan Undang Undang negara kita yang mengatur perilaku semua

warga supaya tidak terjadinya tindakan yang diskriminatif terhadap kaum beragama yang

lebih lemah. Sebagai warga negara yang baik maka orang Kristen wajib mentaati aturan-

aturan yang telah dibuat di negara kita, termasuk di dalamnya adalah aturan yang berkaitan

dengan toleransi antar umat beragama dan prinsip-prinsip kehidupan bersama.


Mengapa kita harus mentaati itu? Karena itu sama dengan kita mentaati Tuhan sebab

Firman Tuhan mengajar kita untuk tunduk pada pemerintah. Rom 13:1-2 – (1) Tiap-tiap

orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang

tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2)

Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang

melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. [ CITATION Yew09 \l 1033 ]

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kerukunan

memiliki makna yang sama bagi setiap kepercayaan yaitu, semua agama sama-sama menjaga

umatnya untuk menjadi rukun, damai, kasih sayang dan saling menghormati dan menghargai.

Kerukunan di Indonesia berjalan cukup baik terutama antar agama walaupun seringkali ada

beberapa individu maupun kelompok yang tidak senang maka dari itu mereka sering

melakukan berbagai macam cara contohnya dengan sikap agama yang fundamentalis, sikap

picik, sikap fanatic yang menjadikan sebagian orang keliru untuk tidak menerima perbedaan

agama, menganggap hanya agamanyalah yang paling benar, sehingga dengan terang-

terangan bahkan secara kasar merendahkan agama lain. Kurangnya pemahaman penganut

agama akan agamanya sendiri dan agama orang lain, kecurigaan terhadap umat beragama,

serta pandangan radikal merupakan pemicu timbulnya konflik antar umat beragama.

3.2 Saran

3.2.1 Bagi Mahasiswa

Hendaknya sebagai mahasiswa yang baik, kita jangan terlalu mudah untuk

mengambil keputusan suatu masalah yang bersangkutan dengan Agama. Jangan

menilai suatu masalah itu dari agamanya, dan jangan juga mengadu dombakan

agama yang satu dengan agama yang lain.

3.2.2 Bagi Masyarakat


Hendaknya dalam bermasyarakat yang baik setiap masyarakat jangan

mudah terpengaruh akan keadaan yang ada di sekitar kita. Jangan juga

membedakan bedakan agama yang satu dengan yang lain agar terciptanya

kerukunan umat beragama yang sangat baik.

3.2.3 Bagi Pemerintah

Sebaiknya pemerintah tidak mencampurkan urusan politik atau pekerjaan

dalam agama, karena itu dapat menyebabkan SARA, dan hendaknya pemerintah

bisa mengambil kesimpulan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anis, M. (2005). TREN PLURALISME AGAMA . Jakarta: GEMA INSANI.

Harun, H. (2007). IMAN KRISTEN. Jakarta: Gunung Mulia.

Weinata, S. (2006). Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Bangsa . Jakarta: Gunung Mulia.

Yewangoe. (2009). AGAMA DAN KERUKUNAN. Jakarta: Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai