OLEH :
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur yang tidak terhingga dihaturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa
(Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh salah
satu mata kuliah yang diampu Ibu Dewa Ayu Sri Santiari, ST., MT pada Semester Ganjil tahun
akademik 2019/2020.
Dengan mengerahkan segala pemikiran dan upaya yang ada, termasuk bantuan dan
bimbingan serta sumbang saran dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada:
1. Bapak Suhartono, ST., MARS., Ketua Program Studi Teknologi Elektromedik yang telah
banyak membantu dan memotivasi penulis selama studi dan penyusunan karya tulis ini;
2. Ibu Pdt. Mariana Susanti, M.Th pengampu mata kuliah Agama Kristen Protestan pada
4. Bapak Oktovianus Beda dan Ibu Hetty Suhartini Beda selaku orang tua penulis yang telah
banyak membantu secara material dan moral selama perjalanan studi yang penulis lakoni di
5. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian karya tulis ini.
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari yang sempurna. Hal ini
diharapkan. Semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………......
KATA PENGANTAR……………………………………………………..….....
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….…..
3.2 Saran……………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……….........
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara demokrasi yang pada setiap warga negaranya memiliki hak
yang sama untuk bebas memilih atau memeluk keyakinan masing-masing. Adapun agama-
agama atau keyakinan yang dipercaya warga negara Indonesia diantaranya agama Kristen,
Katholik, Islam, Buddha, dan Hindu. Selain itu ada juga satu agama atau keyakinan yang
Salah satu kendala yang ada yaitu kendala kerukunan antar umat beragama. Banyak antar
umat beragama saling menjatuhkan satu sama lain. Kasus ambon, perusakan rumat ibadah,
demonstrasi anarkis, bom di rumah ibadah dan yang lainnyayang menyisakan masalah ibarat
api dalam sekam yang sewaktu waktu siap membara dan memanaskan suasana di
beragama perlu di tinjau ulang lagi, karenya banyaknya kasus kasus yang menjadikan adanya
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kerukunan dalam pandangan agama
lain
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kerukunan dalam pandangan iman
Kristen
PEMBAHASAN
perbedaan dalam kehidupan sosial, baik agama, budaya, dan etnis. Sebagai jalan mencapai
tujuan bersama. Kerukunan juga merupakan proses sosial yang dilakukan mahluk hidup
dalam menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, baik
dalam segi Agama, Politik, Budaya, dan lain sebaginya.[ CITATION Mal05 \l 1033 ]
Iman artinya percaya, menurut istilah, iman adalah membenarkan dan meyakinkan
dengan hati, diucapkan oleh lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, pengertian iman
kepada Tuhan yaitu dengan membenarkan dengan hati bahwa Tuhan itu benar-benar ada
diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan secara nyata yakni dengan
Kerukunan dalam pandangan agama-agama lain memiliki makna yang sama yaitu, semua
agama sama-sama menjaga umatnya untuk menjadi rukun, damai, kasih sayang dan saling
Indonesia cukup baik karena kerukunan umat beragama di Indonesia dapat tumbuh subur
dengan agama-agama yang bermacam-macam, ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
dan Khonghucu. Bahkan Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia tentang toleransi atau
kerukunan yang dapat tumbuh dengan keragamaan atau kebhinekaan. Begitu pula, para tokoh
Sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah dunia yang pluralistik / penuh dengan
keberagaman ini, orang Kristen mau tidak mau harus berjumpa, berinteraksi, berurusan,
berkaitan dengan orang-orang non Kristen / orang-orang yang tidak seiman dengannya, baik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat. Di negara kita Indonesia
misalnya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita sementara hidup berdampingan dengan
orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan. Dalam kondisi semacam ini adalah
penting bagi orang Kristen untuk memikirkan bagaimana relasinya dengan orang-orang
berkepercayan lain. Jika tidak maka semua itu berpotensi untuk mengakibatkan banyak
gesekan, bentrokan, kekacauan bahkan kerusahan yang akan mengganggu ketentraman dan
Kita bersyukur bahwa para pendiri negara kita telah menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara kita yang memberikan nilai-nilai kehidupan dalam berbagai keanekaragaman yang
ada. Demikian juga dengan Undang Undang negara kita yang mengatur perilaku semua
warga supaya tidak terjadinya tindakan yang diskriminatif terhadap kaum beragama yang
lebih lemah. Sebagai warga negara yang baik maka orang Kristen wajib mentaati aturan-
aturan yang telah dibuat di negara kita, termasuk di dalamnya adalah aturan yang berkaitan
Firman Tuhan mengajar kita untuk tunduk pada pemerintah. Rom 13:1-2 – (1) Tiap-tiap
orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang
tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2)
Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kerukunan
memiliki makna yang sama bagi setiap kepercayaan yaitu, semua agama sama-sama menjaga
umatnya untuk menjadi rukun, damai, kasih sayang dan saling menghormati dan menghargai.
Kerukunan di Indonesia berjalan cukup baik terutama antar agama walaupun seringkali ada
beberapa individu maupun kelompok yang tidak senang maka dari itu mereka sering
melakukan berbagai macam cara contohnya dengan sikap agama yang fundamentalis, sikap
picik, sikap fanatic yang menjadikan sebagian orang keliru untuk tidak menerima perbedaan
agama, menganggap hanya agamanyalah yang paling benar, sehingga dengan terang-
terangan bahkan secara kasar merendahkan agama lain. Kurangnya pemahaman penganut
agama akan agamanya sendiri dan agama orang lain, kecurigaan terhadap umat beragama,
serta pandangan radikal merupakan pemicu timbulnya konflik antar umat beragama.
3.2 Saran
Hendaknya sebagai mahasiswa yang baik, kita jangan terlalu mudah untuk
menilai suatu masalah itu dari agamanya, dan jangan juga mengadu dombakan
mudah terpengaruh akan keadaan yang ada di sekitar kita. Jangan juga
membedakan bedakan agama yang satu dengan yang lain agar terciptanya
dalam agama, karena itu dapat menyebabkan SARA, dan hendaknya pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Anis, M. (2005). TREN PLURALISME AGAMA . Jakarta: GEMA INSANI.
Weinata, S. (2006). Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Bangsa . Jakarta: Gunung Mulia.