Anda di halaman 1dari 22

Vol. 3 | No.

1 | Maret 2019 | Halaman : 93-114


http://ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy

Perjanjian Kerja Antara Pemain Sepak Bola dan Klub Sepak


Bola Indonesia Dengan Lex Sportiva dan Undang-Undang
Ketenagakerjaan
Raka Fauzan Hatami
Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung, Indonesia
Email: rakahatami@gmail.com

Info Artikel:
Diterima: 21 November 2018 |Disetujui: 13 April 2019 |Dipublikasikan: 30 April 2019

Abstrak
Sepak bola saat ini sudah menjadi sebuah industri yang sangat besar dan melibatkan
banyak uang, termasuk besarnya gaji pemain dalam perjanjian kerja, tidak terkecuali
Kata Kunci: di Indonesia. Akan tetapi, seringkali gaji pemain sepak bola di Indonesia tidak
Ketenagakerjaan; Kontrak; terbayarkan. Hal ini terjadi karena kurangnya perlindungan dan pemahaman
Klub Sepakbola; Lex hukum pemain sepak bola profesional mengenai hak-haknya dalam kontrak kerja.
Sportiva; Perjanjian. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-normatif dan diharapkan memberikan
pemahaman mengenai lex sportiva bagi pemain sepakbola di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kerja pemain sepak bola profesional di
Indonesia tunduk pada ketentuan lex sportiva, tetapi perjanjian tersebut juga harus
memerhatikan ketentuan hukum kontrak dalam KUHPerdata.

Abstract
Football has now become a large industry and involves a lot of money, including the number of
the player salaries in an employment agreement, no exception in Indonesia. However, the salaries
Keywords:
of football players in Indonesia are unpaid. This happens because the lack of protection and legal
Agreement; Contract;
understanding of professional football players regarding their rights in employment contracts.
Employment; Football
This study uses a juridical-normative approach and it expected to provide an understanding of
Clubs; Lex Sportiva.
lex sportiva for football players in Indonesia. The conclusion is, even though the employment
agreement of football player in Indonesia is subject to the lex sportiva provisions, the agreement
should pay attention to the provisions of the contract law in the Civil Code.

ISSN
Jurnal Wawasan Yuridika
2549-0664 (print)
93
Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
2549-0753 (online)
A. PENDAHULUAN Cristiano Ronaldo sebesar 30 juta Euro
Dewasa ini, membicarakan sepak atau setara Rp. 502 miliar per tahun.4 Gaji
bola tidak hanya sebatas bidang pemain sebagaimana yang disebutkan
olahraga semata dan paling popular di tersebut tercantum dalam perjanjian
dunia, melainkan juga sebuah industri kerja atau kontrak kerja antara pemain
yang sangat besar sehingga dapat sepak bola profesional dengan klub
menyenangkan semua umat manusia, sepak bola.
dan membangun ekonomi dalam rangka Pemain sepak bola profesional
memajukan kesejahteraan umum.1 mempunyai hubungan kerja yang
Sebagai suatu industri, sepak bola di didasarkan oleh perjanjian kerja.
antaranya melibatkan klub, liga, agen, Perjanjian tersebut dibuat berdasarkan
dan pemain.2 Secara ekonomi, perputaran kesepakatan oleh kedua belah pihak.
uang di dalam industri ini yang Tidak jarang dari perjanjian kerja ini,
melibatkan 4 (empat) komponen tersebut sering kali muncul permasalahan-
sangatlah menggiurkan. Hal tersebut permasalahan yang timbul dan salah
dapat terjadi karena terdapat beberapa satunya ialah tindakan wanprestasi
sumber pendapatan yang cukup besar yang dilakukan oleh klub terhadap
dalam industri ini, dimana klub dituntut pemainnya sehingga hak dan kewajiban
dan mengoptimalkan pendapatan dari pemain tersebut tidak terpenuhi dan
lima aspek, yaitu sponsorship, hak siar tidak sesuai dengan perjanjian kerja
televisi, tiket pertandingan, merchandise, yang telah disepakati, terutama terkait
dan penjualan pemain. 3 pembayaran gaji.
Tidak heran bahwa saat ini klub sepak Beberapa tahun terakhir, didengar
bola dapat menggaji pemainnya dengan kabar mengenai carut marutnya
harga fantastis seperti yang dilakukan kondisi sepak bola Indonesia. Salah
klub sepak bola Italia, Juventus yang satunya adalah tidak terbayarkan dan
dikabarkan menggaji pemain barunya, tertunggaknya gaji pemain sepak bola

1
Hinca Pandjaitan, Memperkenalkan Lex Sportiva Di Indonesia: Problema dan Tantangan Dunia Olahraga di
Indonesia dan Keterkaitannya Dengan Aspek Hukum, makalah Seminar Pembangunan Hukum Olahraga
Nasional (Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010), hlm. 6.
2
Harmon Gallant, The Management of Sport: Its Foundation and Application, McGraw-Hill Companies,
Inc., 1221, hlm. 306.
3
Eko Noer Kristiyanto, Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Pengalokasian Dana APBD Kepada Klub Sepakbola Peserta
Liga Indonesia (Bandung: UNPAD Press, 2008), hlm. 9.
4
Haryanto Tri Wibowo, “Gaji Ronaldo di Juventus: Rp. 16 Ribu per Detik,” https://www.cnnindonesia.
com/olahraga/20180713183651-142-313877/gaji-ronaldo-di-juventus-rp16-ribu-per-detik, diakses
pada tanggal 10 Agustus 2018 Pukul 20.07 WIB.

94 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
profesional di Indonesia, mulai dari ada lembaga penyelesaian sengketa
pemain lokal hingga pemain asing. yang jelas.
Bahkan, beberapa di antaranya harus Hal mendasar mengapa tindakan
menghembuskan nafas terakhir di wanprestasi terhadap hak-hak pemain ini
Indonesia karena sakit dan tidak mampu terus-menerus terjadi adalah kurangnya
untuk berobat seperti yang terjadi perlindungan hukum terhadap pemain
pada Diego Mendieta, yang gajinya sepak bola profesional di Indonesia
selama empat bulan tidak dibayar oleh dan pemahaman pemain sepak bola
klubnya,  Persis Solo dengan nominal profesional mengenai hak-haknya yang
tunggakan gaji mencapai 120 juta terdapat dalam kontrak kerja. Di mana
rupiah.5 Klub-klub sepak bola Indonesia saat terjadi sengketa mereka mengalami
memiliki rekor terburuk di Asia terkait kebimbangan mengenai apa yang harus
pembayaran gaji tepat waktu. 82 persen di lakukan, ke mana harus mengadu dan
pemain mengatakan mereka terlambat siapa yang harus bertanggung jawab.
menerima gaji, dengan hampir sepertiga Peran hukum di sini sangat penting
dari mereka menghadapi penundaan karena berkaitan dengan terjaminnya
antara tiga sampai enam bulan. 27 hak-hak yang dimiliki oleh pemain sepak
persen dilaporkan diintimidasi oleh bola profesional.
pihak eksekutif klub atau pelatih.6 Akan tetapi, apakah status pemain
Sudah menjadi hal lumrah jika sepak bola profesional ini dapat
klub sepak bola di Indonesia tak dilindungi oleh Undang-Undang
memenuhi hak-hak pemain terutama Ketenagakerjaan suatu negara ? Dalam
terkait pembayaran gaji. Ketika hendak hal ini Undang-Undang Nomor 13 Tahun
menuntut klub, pemain sering kali 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
kebingungan karena ketiadaan lembaga berlaku di Indonesia dan bagaimana
peradilan yang jelas. Permasalahan ini bentuk kontrak kerja yang dibentuk oleh
pun sebenarnya terjadi di Eropa.7 Hanya kedua pihak ? FIFPRO sebagai asosiasi
saja di negara yang sepak bolanya maju pesepak bola sedunia mengatakan
sering kali masalah bisa tuntas karena bahwa seharusnya pemain dan klub-

5
Aditya Jaya Iswara, “4 Desember: Diego Mendieta yang Merana di Akhir Hayatnya,” https://football-
tribe.com/indonesia/2017/12/04/4-desember-diego-mendieta-yang-merana/, diakses pada tanggal 29
April 2018.
6
Goal Indonesia, “FIFpro: Klub Indonesia Torehkan Rekor Terburuk Soal Keterlambatan Gaji,” http://
www.goal.com/id/berita/fifpro-klub-indonesia-torehkan-rekor-terburuk-soal-keterlambatan-
/10kfaayq7j55c1nbac59h3vmo9, diakses pada tanggal 29 April 2018.
7
Detik.com, https://sport.detik.com/sepakbola/bola-dunia/d-2296988/klub-tak-bayar-gaji-pemain-
juga-ada-di-eropa, diakses pada tanggal 14 April 2019.

Jurnal Wawasan Yuridika 95


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
klub sepak bola Indonesia tunduk oleh pemerintahan dan pengadilan
kepada aturan ketenagakerjaan yang yurisdiksi hukum nasional.10 Dalam hal
ada di Indonesia karena pesepak ini induk organisasi sepak bola dunia
bola adalah pekerja, karyawan atau ialah Federation Internationale de Football
buruh berdasarkan Undang-Undang Association (selanjutnya disingkat FIFA).
Ketenagakerjaan karena Indonesia FIFA sendiri merupakan induk
telah meratifikasi deklarasi International organisasi sepak bola internasional yang
Labour Organization (ILO).8 telah berhasil mengorganisasikan dan
Tetapi ada pendapat lain yang membangun jembatan antar negara-
menyatakan bahwa undang-undang negara anggotanya menjadi komunitas
tersebut tidak dapat berlaku untuk dunia tanpa dibatasi oleh batas-batas
pemain sepak bola profesional, karena administrasi negara (borderless) melalui
ada kekhususan dalam dunia olahraga, kegiatan sepakbola.11 FIFA memiliki
termasuk hukumnya. Hal ini dikenal suatu instrumen dasar yang memuat
sebagai Lex Sportiva. Lex Sportiva prinsip-prinsip, tujuan dan struktur
dirumuskan sebagai hukum yang maupun cara organisasi itu berkerja
khusus mengatur tentang olahraga yang termuat dalam Statuta FIFA. Statuta
yang dibentuk oleh institusi komunitas FIFA sebagai Lex Sportiva dan bagian
olahraga itu sendiri dan berlaku serta dari hukum transnasional menjadikan
ditegakkan oleh lembaga olahraga itu intervensi yang dilakukan oleh pihak
sendiri tanpa intervensi dari hukum luar, seperti media, pemerintah, maupun
positif suatu negara dan tanpa intervensi pengadilan, merupakan suatu hal yang
dari hukum internasional.9 Secara terlarang. Hal tersebut dikarenakan
implisit hal ini mengandung pengertian salah satu karakteristik dari global sports
bahwa federasi-federasi olahraga law adalah tidak tunduk oleh sistem
internasional tidak dapat diatur hukum nasional.12 Berkaitan dengan

8
“FIFPro: Klub Sepakbola Harus Tunduk Kepada UU Ketenagakerjaan”, https://www.
koranperdjoeangan.com/fifpro-klub-sepakbola-harus-tunduk-kepada-uu-ketenagakerjaan/, diakses
pada tanggal 2 Mei 2018.
9
Slamet Riyanto, "Penerapan Asas Lex Sportiva Dalam Sistem Hukum Indonesia Dalam Perspektif
Kedaulatan Negara (Analisis Resolusi Terhadap Benturan Kewenangan Pemerintah Republik
Indonesia Dengan Federasi Olahraga Internasional Dalam Penyelenggaraan Olahraga)," Veritas:
Jurnal Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Islam As-Syafiah (Mei 2015), hlm. 7.
10
Gunther Teubner, “Global Bukowina: Legal Pluralism in the World Society”, in Gunther Teubner (ed.)
Global Law Without a State (Vermont: Dartmouth Publishing, 1997), hlm. 23.
11
Hinca Pandjaitan, Kedaulatan Negara vs Kedaulatan FIFA, Bagaimana Mendudukan Masalah PSSI dan
Negara (Pemerintah Indonesia) (Jakarta: Penerbit Gramedia, 2011), hlm. 1.
12
Anugerah Rizki Akbari, Tindak Pidana Penganiayaan Pada Cabang Olahraga Sepakbola (Penerapan
Parameter Legitimate Sport dalam Kasus Rv. Barnes (2004) EWCA Crin 3246 pada Hukum Pidana Indonesia),
Skripsi Sarjana Universitas Indonesia, (Depok: UI, 2011), hlm. 99.

96 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
hal tersebut, sebagai induk organisasi hukum ketenagakerjaan adalah untuk
persepakbolaan Indonesia, Persatuan melindungi pihak yang lemah, dalam
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hal ini pekerja/buruh dari kesewenang-
juga tunduk pada aturan dari FIFA wenangan pengusaha yang dapat timbul
sehingga pengaturan mengenai kontrak dalam hubungan kerja dengan tujuan
pemain di Indonesia sesuai dengan memberikan perlindungan hukum dan
statuta FIFA dan mengesampingkan mewujudkan keadilan sosial.13
ketentuan hukum nasional, dalam hal Oleh karena itu, bagaimana tinjauan
ini Undang-Undang Ketenagakerjaan umum mengenai perjanjian kerja antara
di Indonesia. FIFA berwenang penuh pemain sepak bola profesional dengan
serta berdaulat atas pengelolaan, mulai klub di Indonesia ? dan bagaimana
dari perencanaan dan pengaturan, mekanisme kontrak yang baik antara
penyelenggaraan, pengawasan serta pemain sepak bola profesional dengan
pengendalian pertandingan sepak bola, klub di Indonesia, apakah mengacu
termasuk menyelesaikan sengketa pada lex sportiva FIFA atau Undang-
yang timbul dalam pengelolaan dan Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
pelaksanaan pertandingan sepak bola. Ketenagakerjaan?
Permasalahan lebih lanjut ialah
jika pemain sepak bola profesional
tidak tunduk pada Undang-Undang B. METODE PENELITIAN
Ketenagakerjaan dan tunduk pada Dalam melakukan penelitian ini,
ketentuan lex sportiva dari FIFA, terjadi penulis menggunakan metode penelitian
mekanisme pasar sehingga secara yuridis normatif, karena penelitian ini
otomatis perlindungan pemain sepak dilakukan terhadap norma-norma yang
bola profesional tidak terjamin dan terwujud dalam bahan hukum primer,
posisi pemain sepak bola profesional yakni peraturan perundang-undangan
sendiri sangat lemah dan memiliki nilai dalam Undang-Undang Nomor 13
tawar yang rendah. Dengan demikian, Tahun tentang Ketenagakerjaan dan
posisi tawar klub sangat kuat dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
bisa memainkan nilai kontrak pemain tentang Sistem Keolahragaan Nasional
hingga sangat rendah dan berbagai serta Lex Sportiva FIFA sebagai sistem
hak-hak pemain dapat dikurangi dalam hukum transnasional di bidang olahraga
kontrak. Padahal kebijakan dasar dalam sepakbola. Di samping itu, penulis

13
Agusmidah, Dilematika Hukum Ketenagakerjaan Tinjauan Politik Hukum (Jakarta: Sofmedia, 2011),
hlm. 1.

Jurnal Wawasan Yuridika 97


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
menggunakan deskriptif analisis di C. HASIL DAN PEMBAHASAN
mana dalam penelitian ini menelaah 1. Tinjauan Umum Perjanjian
permasalahan dengan berpedoman pada Kerja Antara Pemain Sepak Bola
data sekunder yang dilakukan dengan Profesional Dengan Klub Sepak
studi pustaka terhadap bahan-bahan Bola di Indonesia
hukum dan bahan-bahan non hukum Perjanjian kerja antara pemain
yang berkaitan dengan judul penelitian. sepak bola profesional dengan klub
Bahan hukum sekunder yang dimaksud sepak bola di Indonesia tentunya harus
ialah buku literatur, ajaran para ahli, memperhatikan Buku III KUHPerdata,
hasil karya ilmiah para ahli, berita-berita sebagai dasar dalam membuat suatu
dari media online yang berkaitan dengan perjanjian. Perjanjian atau “overeenkomst”
hukum kontrak serta ketentuan hukum merupakan salah satu sumber perikatan
transnasional mengenai lex sportiva dalam (selain undang-undang) karena para
kontrak pemain sepak bola sebagai salah pihak mempunyai kebebasan untuk
satu hal penting untuk memperoleh mengadakan segala jenis perjanjian
data sekunder. Terakhir ialah bahan sepanjang tidak bertentangan
hukum tersier, di mana penulis juga dengan undang-undang, kesusilaan,
menggunakan kamus hukum seperti dan ketertiban umum.14 Pasal 1313
Black’s Law Dictionary dan ensiklopedia KUHPerdata membahas mengenai
untuk mencari beberapa pengertian definisi perjanjian, yakni “Perjanjian
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. adalah suatu perbuatan di mana satu
Data-data tersebut dikumpulkan melalui orang atau lebih mengikatkan diri
studi kepustakaan (library research) dan terhadap satu orang atau lebih”.
penelusuran melalui media internet Dari rumusan pasal di atas, dapat
(internet research). Terakhir, analisa data dijelaskan bahwa perjanjian adalah
dilakukan dengan cara analisis kualitatif. suatu persetujuan dengan mana para
Metode analisis data tersebut digunakan pihak, baik dua orang atau lebih saling
untuk menarik kesimpulan dari hasil mengikatkan diri untuk melaksanakan
penelitian yang sudah terkumpul. suatu hal dalam lapangan hukum
kekayaan untuk mencapai prestasi yang
diinginkan oleh pihak-pihak tersebut.15
Artinya, dalam perjanjian tersebut
terdapat hak dan kewajiban dari para

14
Djaja S. Meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW (Bandung: Nuansa Aulia, 2012), hlm. 159.
15
Ibid.

98 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
pihak untuk melaksanakan kegiatan Kedua, kecakapan untuk membuat
sebagaimana yang telah disepakati dan suatu perikatan. Dari rumusan ini tentu
tertera dalam perjanjian yang biasanya dipahami bahwa setiap pemain sepak
dirumuskan dalam suatu kontrak. bola profesional harus cakap untuk
Berdasarkan pemahaman di atas membuat suatu perjanjian kerja dengan
menandakan bahwa perjanjian kerja klub di Indonesia. Biasanya, pemain
antara pemain sepak bola profesional diwakili oleh seorang agen untuk
dengan klub sepak bola di Indonesia bernegosiasi dengan klub dan hal tersebut
juga mengacu dan memenuhi ketentuan tentunya tidak menjadi masalah selama
Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat agen tersebut telah diberikan mandat
sahnya suatu perjanjian. Pertama, oleh pemain tersebut. Ketiga, suatu
sepakat bagi mereka yang mengikatkan hal tertentu. Rumusan ini sudah jelas
dirinya, artinya pemain sepak bola bahwa perjanjian kerja harus memuat
profesional dan klub sepak bola hal-hal tertentu. Dalam perjanjian kerja
tersebut telah sepakat mengenai hak pemain sepak bola profesional dan klub
dan kewajiban yang muncul dalam sepak bola, unsur ketiga ialah berkaitan
perjanjian kerja tersebut, seperti jumlah dengan jasa, yakni keahlian pemain
gaji pemain, jangka waktu kontrak sepak bola untuk bertanding dan
kerja tersebut, bonus loyalty, bonus membawa klub yang mengontraknya
penampilan, bonus lainnya (apabila menjadi juara di kompetisi yang mereka
klub tersebut mendapatkan gelar juara), ikuti. Keempat ialah sebab yang halal.
sanksi apabila pemain melanggar Artinya, perjanjian yang dibuat oleh
kontrak, pilihan hukum akan diajukan pemain sepak bola profesional dengan
ke pengadilan apabila timbul sengketa klub sepak bola di Indonesia tidak boleh
di antara para pihak (keterlambatan bertentangan dengan undang-undang,
gaji, adanya tindakan wanprestasi dari kesusilaan, dan ketertiban umum.
salah satu pihak) dan lain-lain. Tentunya Ketentuan lain yang harus dipahami
unsur yang pertama ini penting untuk adalah mengenai asas-asas dalam
dipahami oleh kedua belah pihak karena pembentukan perjanjian, terutama asas
menyangkut hak dan kewajiban diantara kebebasan berkontrak yang berhubungan
kedua belah pihak dalam jangka waktu dengan isi perjanjian, yaitu kebebasan
perjanjian atau kontrak kerja yang telah menentukan “apa” dan dengan “siapa”
disepakati. perjanjian itu diadakan.16 Asas ini
tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1)

16
Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta: Intermassa, 2005), hlm. 15.

Jurnal Wawasan Yuridika 99


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
KUHPerdata yang menyatakan bahwa menawar (bargaining power) di antara
“Semua perjanjian yang dibuat secara para pihak dalam suatu perjanjian untuk
sah berlaku sebagai undang-undang menentukan kedua hal tersebut di atas.18
bagi mereka yang membuatnya”. Asas kebebasan berkontrak ini menjadi
Johannes Gunawan menjelaskan dasar bahwa isi perjanjian kerja antara
bahwa asas kebebasan berkontrak pemain sepak bola profesional dengan
meliputi kebebasan setiap orang klub sepak bola tergantung kepada
untuk memutuskan apakah membuat negosiasi dan kesepakatan kedua belah
perjanjian atau tidak membuat pihak berkaitan dengan menentukan isi
perjanjian, kebebasan para pihak untuk perjanjian mengenai hak dan kewajiban
memilih dengan siapa akan membuat yang muncul dalam perjanjian kerja
perjanjian, kebebasan para pihak sebagaimana yang telah disebutkan
untuk menentukan bentuk perjanjian, sebelumnya di bagian syarat sahnya
kebebasan para pihak untuk menentukan suatu perjanjian, yakni sepakat bagi
isi perjanjian, dan kebebasan para pihak mereka yang mengikatkan dirinya.
untuk menentukan cara pembuatan Asas kebebasan berkontrak
perjanjian termasuk dalam perjanjian juga memberikan kebebasan bagi
standar yang cara pembuatannya telah pemain sepak bola profesional dan
ditentukan oleh salah satu pihak.17 klub profesional untuk tunduk pada
Selain itu, dalam asas ini meliputi ketentuan suatu hukum tertentu karena
juga kesepakatan para pihak dalam suatu perjanjian tersebut berlaku sebagai
perjanjian untuk memilih yurisdiksi undang-undang bagi mereka yang
dan pilihan hukum yang berlaku membuatnya. Hal ini berkaitan dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal pilihan hukum (choice of law/rechtswahl)
1338 KUHPerdata. Hikmahanto Juwana, dari para pihak untuk dapat memilih
selaku pakar hukum internasional sendiri hukum yang harus dipakai untuk
berpendapat bahwa dalam implementasi perjanjian dengan pembatasan, yaitu
dari asas kebebasan berkontrak yang sepanjang tidak melanggar ketertiban
sifatnya universal dalam suatu perjanjian umum dan tidak boleh menjelma
juga tergantung pada posisi tawar menjadi penyelundupan hukum.

17
Johannes Gunawan, Penggunaan Perjanjian Standard dan Implikasinya Pada Asas Kebebasan Berkontrak,
Padjadjaran Majalah Ilmu Hukum dan Pengetahuan Masyarakat No. 3-4, Jilid XVII, (Bandung;
Alumni, 1987), hlm. 55.
18
Albert Aries, “Menentukan Pilihan Hukum Saat Perjanjian” http://www.hukumonline.com/klinik/
detail/lt52fb06158c4bc/bagaimana-cara-menentukan-pilihan-hukum-dalam-suatu-perjanjian,
diakses pada tanggal 7 Mei 2018.

100 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Pilihan hukum ini seringkali muncul adanya eksistensi sistem hukum ketiga
berkaitan dengan pilihan penyelesaian setelah sistem hukum nasional dan
sengketa yang disepakati apabila sistem hukum internasional, yaitu
muncul perselisihan diantara kedua sistem hukum transnasional.20 Hukum
belah pihak. Hal ini tentu sangat menarik transnasional merupakan hukum yang
karena apabila terjadi perselisihan, terbentuk oleh komunitas internasional
penyelesaian sengketa diberikan kepada dan sebagai konsekuensi lahirnya a global
forum pengadilan yang disepakati society yang menghilangkan batas-batas
oleh kedua belah pihak. Walaupun administratif suatu negara dan kemudian
begitu, batasan dalam pembentukan melahirkan kesepakatan dan perjanjian
dan pelaksanaan perjanjian tentu kerja sama internasional dalam segala
harus sesuai dengan undang-undang, bidang termasuk olahraga, khususnya
ketertiban, dan kesusilaan di Indonesia. kompetisi sepakbola profesional.21 Ken
Pilihan penyelesaian sengketa yang Foster menjelaskan bahwa:22
disepakati apabila muncul perselisihan
dalam perjanjian kerja pemain sepak “Global sports law, by contrast,
bola profesional dengan klub sepak may provisionally be defined as a
transnational autonomous legal order
bola di Indonesia ialah dalam kaitannya
created by the private global institutions
dengan lex sportiva. that govern international sport”. It is a
Lex sportiva dalam Bahasa Indonesia sui generis set of principles created from
diartikan sebagai hukum olahraga dan transnational legal norms generated by
juga dikenal sebagai global sports law yang the rules, and the interpretation thereof,
of international sporting federations.
didefinisikan sebagai suatu orde hukum
This is a separate legal order that is
yang mandiri dan bersifat transnasional globally autonomous. This implies
yang dibuat oleh institusi-institusi global that international sporting federations
privat untuk mengatur, mengelola, dan cannot be regulated by national courts
menyelenggarakan kompetisi sepak bola or governments. They can only be
yang bersifat global dan berdaulat.19 self-regulated by their own internal
institutions or by external institutions
Dasar dari adanya teori lex sportiva ialah
created or validated by them. Otherwise,
teori pluralisme hukum juga memandang they enjoy a diplomatic-type immunity
from legal regulation.

19
Eko Noer Kristiyanto, "Peranan Hukum Nasional Dalam Penyelenggaraan Kompetisi Sepakbola
Profesional Di Indonesia," Jurnal Rechtsvinding, Media Pembinaan Hukum Nasional, Volume 3 Nomor 5
(Desember 2016), hlm. 445.
20
Hinca Pandjaitan, Kedaulatan Negara vs Kedaulatan FIFA Dalam Kompetisi Sepakbola Profesional untuk
Memajukan Kesejahteraan Umum (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm. 11.
21
Ibid., hlm. 79.
22
Ken Foster, "Is There a Global Sport Law," Entertainment and Sports Law Journal Vol. 2 Number 1 (May
2003), hlm. 37.

Jurnal Wawasan Yuridika 101


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Dari pemaparan tersebut, diketahui ketenagakerjaan antara pemain sepak
bahwa lex sportiva adalah peraturan yang bola dengan klubnya serta aspek-
dibuat oleh induk organisasi olahraga, aspek hukum internasional yang
yakni setiap anggota organisasi tersebut berkenaan dengan aspek bisnis dari
harus tunduk terhadap statuta organisasi penyelenggaraan kompetisi sepak
dan aturan lex sportiva memiliki bola itu. Lex sportiva FIFA mengenai
26

kekuatan mengikat dan memaksa oleh perjanjian kontrak antara pemain sepak
otoritas olahraga dan mereka tidak bola profesional dengan klub dan
pernah membutuhkan tindakan resmi kaitannya dengan hukum nasional suatu
negara berdaulat.23 Dalam konteks ini negara diatur dalam article 1 paragraf
FIFA sebagai induk organisasi sepak 3 poin b Statuta FIFA 2011 mengenai
bola dunia, lex sportiva adalah sistem Regulation on the Status and Transfer of
hukum FIFA secara keseluruhan dalam Player (RSTP), yakni:
mengelola dan menyelesaikan sengketa
dalam kompetisi sepak bola profesional. “Each association shall include in its
Selain itu, dalam lex sportiva yang regulations appropriate means to protect
contractual stability, paying due respect
diatur adalah tentang pengorganisasian
to mandatory national law and collective
(governing) agar rule of the game dapat bargaining agreements. In particular, the
berjalan sesuai dengan mekanismenya.24 following principles must be considered:
FIFA mempunyai sistem hukum sendiri a. article 13: the principle that contracts
dan berdaulat penuh, serta tidak dapat must be respected;
b. article 14: the principle that contracts
diintervensi oleh siapa pun, termasuk
may be terminated by either party
oleh negara yang asosiasi sepak bolanya without consequences where there is
menjadi anggota FIFA. Bagi FIFA, negara just cause;
hanya berwenang untuk menyediakan c. article 15: the principle that contracts
fasilitas dan infrastuktur sepak bola.25 may be terminated by professionals
Salah satu hukum yang with sporting just cause;
d. article 16: the principle that contracts
bersinggungan dengan dunia sepak
cannot be terminated during the
bola adalah hukum ketenagakerjaan, course of the season;
khususnya bagian pengaturan yang e. article 17 paragraphs 1 and 2:
relevan dengan kontrak-kontrak the principle that in the event of

23
Marios Papaloukas, "Lex Sportiva and Lex Mercatoria," International Sports Law Review Pandektis
ISLR/Pandektis Volume 10 No. 1-2 (2013), hlm. 200.
24
Hinca Pandjaitan, op.cit., hlm. 34.
25
Slamet Riyanto, op.cit.
26
Ibid., hlm. 42.

102 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
termination of the contract without terhadap perjanjian atau pemain sepak
just cause, compensation shall be bola profesional dengan klub ialah
payable and that such compensation adanya lembaga penyelesaian sengketa
may be stipulated in the contract;
tersendiri yang tidak tunduk pada
f. article 17 paragraphs 3-5: the
principle that in the event of ketentuan hukum nasional. Pasal 68
termination of the contract without Statuta FIFA 2011 menjelaskan bahwa:
just cause, sporting sanctions shall
be imposed on the party in breach. 1. The Confederations, Members, and
Leagues shall agree to recognize
Berdasarkan rumusan tersebut, CAS as an independent judicial
authority and to ensure that their
FIFA sendiri sebenarnya tidak menolak
members, affiliated Players, and
hukum ketenagakerjaan suatu negara, Officials comply with the decisions
tetapi yang menjadi masalah adalah passed by CAS. The same obligation
bagaimana jika hukum suatu negara shall apply to licensed match and
bertentangan dengan statuta FIFA dan players’ agents.
peraturan-peraturan yang dibuat FIFA. 2. Recourse to ordinary courts of law
is prohibited unless specifically
Karena bagi “football family”, kekuatan
provided for in the FIFA regulations.
hukum FIFA lebih kuat ketimbang Recourse to ordinary courts of law
hukum nasional. Hal inilah yang menjadi for all types of provisional measures
perhatian lebih lanjut berkaitan dengan is also prohibited.
perjanjian atau kontrak kerja antara 3. The Associations shall insert
a clause in their statutes or
pemain sepak bola profesional dengan
regulations, stipulating that it is
klub di berbagai negara, terutama di prohibited to take disputes in the
Indonesia. Karena itu, karakteristik Association or disputes affecting
utamanya bahwa lex sportiva merupakan Leagues, members of Leagues, clubs,
peraturan kontraktual dengan kekuatan members of clubs, Players, Officials,
mengikatnya didasarkan pada perjanjian and other Association Officials to
ordinary courts of law, unless the
untuk menyerahkan kekuasaan dan hak
FIFA regulations or binding legal
kepada otoritas dan yurisdiksi federasi provisions specifically provide for or
olahraga internasional tersebut. Selain stipulate recourse to ordinary courts
itu, lex sportiva as a global sport law tidak of law. Instead of recourse to ordinary
diatur oleh sistem hukum nasional.27 courts of law, the provision shall be
made for arbitration. Such disputes
Dampak dari adanya lex sportiva
shall be taken to an independent
FIFA mengenai perjanjian kerja ini and duly constituted arbitration

27
Ken Foster, op.cit., hlm. 156.

Jurnal Wawasan Yuridika 103


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
tribunal recognized under therules menghalangi untuk menyelesaikan
of the Association or Confederation sengketa melalui Pengadilan Negara
or to CAS. The Associations shall dengan menggunakan kekuatan
also ensure that this stipulation is
hubungan kontraktual antara klub
implemented in the Association, if
necessary by imposing a binding dengan pemain sepak bola.
obligation on its members. The PSSI sebagai induk persepakbolaan
Associations shall impose sanctions Indonesia dan juga anggota dari
on any party that fails to respect this FIFA membuat statuta yang mengacu
obligation and ensure that any appeal
mengenai penyelesaian sengketa bagi
against such sanctions shall likewise
be strictly submitted to arbitration, pemain sepak bola profesional dan
and not to ordinary courts of law.” klub seperti yang tercantum dalam
Pasal 70 ayat (1) dalam Peraturan
Berdasarkan rumusan pasal tersebut, Organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh
dapat dijelaskan bahwa FIFA telah Indonesia (PSSI) Tahun 2010 Nomor 02/
menyatakan bahwa setiap anggota MUNASLUB-PSSI/2009 tentang Statuta
tidak diperkenankan menyelesaikan PSSI juga disebutkan, bahwa:
sengketa melalui pengadilan nasional, “PSSI, Anggota, Pemain, Ofisial, serta
tetapi harus menyelesaiakan sengketa Agen pemain dan Agen pertandingan
melalui forum penyelesaian sengketa tidak diperkenankan mengajukan
yang telah disediakan dalam statuta perselisihan ke Pengadilan Negara
tersebut, seperti National Dispute dan badan arbitrase lainnya serta
Resolution Chamber, Dispute Resolution alternatif penyelesaian sengketa
Chamber hingga yang paling tertinggi lainnya, kecuali yang ditentukan
adalah Court of Arbitration for Sport yang dalam Statuta ini dan peraturan-
berkedudukan di Swiss. peraturan FIFA. Setiap sengketa
Ketentuan statuta FIFA tersebut harus diajukan kepada yuridiksi
diperkuat dalam circular FIFA No. 1171 FIFA atau yuridiksi PSSI.”
tanggal 24 November 2008 yang berisi
mengenai ketentuan minimum dalam Berdasarkan statuta di atas, jika
kontrak pemain sepak bola profesional dihubungkan dengan pemilihan
atau Professional Football Player Contract forum penyelesaian sengketa dalam
Minimum Requirements, dalam Pasal 10 hukum sepak bola, maka seharusnya
disebutkan bahwa untuk menentukan diselesaikan melalui mekanisme yang
penyelesaian sengketa melalui forum disediakan FIFA, bukan pada hukum
penyelesaian sengketa yang disediakan nasional. Ketentuan di atas tentunya
oleh FIFA sebagaimana yang disebutkan harus ditaati dan dipahami dalam
di atas maupun asosiasi sepak bola pembuatan kontrak antara pemain
masing-masing negara. Melalui circular sepak bola profesional dengan klub
FIFA tersebut, FIFA tetap berusaha sepak bola di Indonesia karena mereka

104 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
melaksanakan kompetisi yang dinaungi perundang-undangan yang berlaku
oleh FIFA dan diselenggarakan oleh di Indonesia. Selain itu, para pihak
PSSI sebagai anggota dari FIFA. Karena juga harus memerhatikan ketentuan
lex sportiva adalah serangkaian norma tentang syarat sahnya perjanjian yang
hukum privat yang diambil dari interaksi, terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
perjanjian kerja pemain sepak bola Hubungan kontraktual yang terjalin
profesional dengan klub sepak bola yang antara pemain sepak bola profesional
merujuk pada statuta FIFA di atas harus dengan klub sepak bola didasarkan
dirumuskan dalam perjanjian kontrak pada kontrak pokok atau isi perjanjian
antara pemain sepak bola profesional yang mencakup prestasi dan kewajiban
dengan klub sepak bola di Indonesia dari kedua belah pihak. Apabila hak dan
sehingga hal tersebut sah-sah saja untuk kewajiban tersebut tidak dilaksanakan
dilakukan apabila kedua belah pihak dengan baik oleh kedua belah pihak,
telah bersepakat untuk menyelesaikan maka akan menimbulkan akibat hukum.
sengketa perjanjian kerja yang mungkin Jika pemain berkewajiban bermain di
timbul dari perjanjian tersebut ke dalam pertandingan resmi klub, maka
lembaga arbitrase yang disediakan oleh kewajiban klub adalah membayar si
FIFA dan juga PSSI. Hal tersebut juga pemain. Dalam ilmu hukum perdata,
mencerminkan bahwa asas kebebasan kewajiban yang tidak dijalankan atau
berkontrak memegang peranan penting dipenuhi adalah wanprestasi (ingkar
dalam pembentukan perjanjian kerja janji). Kondisi itu yang akan menjadi
antara pemain sepak bola profesional sengketa dan harus diselesaikan oleh
dengan klub sepak bola di Indonesia. para pihak yang terlibat di dalam kontrak
Pada intinya, berdasarkan konsep sesuai dengan kesepakatan kedua belah
dasar hukum perdata yang tercantum pihak.
dalam KUHPerdata, kontrak antara Oleh karena itu, ketika kontrak
pemain sepak bola dengan klubnya sama perjanjian kerja tersebut dibuat di
dengan kontrak pada umumnya di mana Indonesia, maka KUHPerdata tetap
para pihak sama-sama mengikatkan diri menjadi acuan bagi kedua belah pihak
dalam sebuah perjanjian. Kontrak kerja dalam membentuk suatu perjanjian kerja
tersebut didasarkan pada ketentuan Pasal walaupun isi perjanjian tersebut tunduk
1338 KUHPerdata yang memberikan pada ketentuan lex sportiva FIFA seperti
kebebasan berkontrak bagi para pihak halnya perjanjian kerja antara pemain
untuk menentukan isi dan bentuk sepak bola profesional dengan klub
perjanjian serta pilihan hukum dari sepak bola di Indonesia.
para pihak untuk dapat memilih sendiri
hukum yang akan digunakan dalam
perjanjian selama tidak bertentangan
ketertiban, kesusilaan, dan peraturan

Jurnal Wawasan Yuridika 105


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
2. Perjanjian Kerja Antara Pemain pekerja terhadap pemberi kerja serta hak
Sepak Bola Profesional Dengan dan kewajiban pemberi kerja terhadap
Klub Sepak Bola di Indonesia pekerja.29
Mengacu Pada Lex Sportiva FIFA atau Bagi pekerja/buruh hubungan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun hukum dengan pemberi kerja bersifat
2003 Tentang Ketenagakerjaan keperdataan yaitu dibuat diantara para
Pertama, harus dipahami terlebih pihak yang mempunyai kedudukan
dahulu mengenai bagaimana status perdata.30 Hubungan hukum antara
dari pemain sepak bola profesional kedua pihak selain diatur dalam
tersebut dalam perjanjian kerja dengan perjanjian kerja yang mereka tanda
klub sepak bola di Indonesia. Definisi tangani (hukum otonom) juga diatur
tenaga kerja dan buruh atau pekerja dalam peraturan perundang-undangan
diatur dalam Undang-Undang Nomor yang dibuat oleh instansi/lembaga
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. yang berwenang (hukum heteronom).31
Dalam Pasal 1 angka 2 disebutkan Untuk merumuskan ketentuan diantara
bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang kedua belah pihak tersebut, dibentuklah
yang mampu melakukan pekerjaan perjanjian kerja.
guna menghasilkan barang dan/atau Perjanjian kerja dalam Pasal 1 angka
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan 14 Undang-Undang Ketenagakerjaan
sendiri maupun untuk masyarakat.” merupakan “Perjanjian antara pekerja/
Tenaga kerja, mencakup pekerja/buruh, buruh dan pengusaha atau pemberi
pegawai negeri, tentara, orang yang kerja yang memuat syarat-syarat
berprofesi bebas seperti pengacara, kerja, hak dan kewajiban kedua belah
dokter, pedagang, penjahit dan lain- pihak.” Dalam syarat sahnya perjanjian
lain.28 Sedangkan pekerja/buruh dalam kerja sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 1 angka 3 undang-undang tersebut Pasal 52 undang-undang ini haruslah
dikatakan sebagai setiap orang yang mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata
bekerja dengan menerima upah atau sebagaimana yang telah disebutkan
imbalan dalam bentuk lain. Hubungan sebelumnya, yakni sepakat, cakap,
kerja dapat terjadi bila terdapat pekerja/ mengatur hal-hal tertentu, dan causa/
buruh dan majikan serta menunjukkan objek yang halal dan tidak bertentangan
kedudukan para pihak yang intinya dengan kepentingan umum, kesusilaan,
menggambarkan hak dan kewajiban dan lain-lain.

28
Devi Rahayu, Hukum Ketenagakerjaan Teori dan Studi Kasus (Yogyakarta: Elmatera, 2011), hlm. 34.
29
Iman Soepomo, Hukum Perburuhan Bidang Hukum Kerja (Jakarta: Djambatan, 1987), hlm. 1.
30
Ibid., hlm. 35.
31
Ibid.

106 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Jenis-jenis perjanjian kerja satu, si buruh, mengikatkan dirinya
berdasarkan Pasal 56 ayat (1) Undang- di bawah perintah pihak yang lain si
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang majikan, untuk suatu waktu tertentu,
Ketenagakerjaan terdiri atas Perjanjian melakukan pekerjaan dengan menerima
Kerja Waktu Tertentu (PKWT), yakni upah. Dengan demikian perintah dalam
perjanjian kerja antara pekerja/buruh suatu hubungan kerja merupakan
dengan pengusaha untuk mengadakan sesuatu yang bersifat privat dan kaidah
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau hukumnya adalah kaidah otonom.34
untuk pekerja tertentu. Jadi, perjanjian Sedangkan status pemain sepakbola
kerja waktu tertentu maksudnya dalam profesional bukanlah buruh karena
perjanjian telah ditetapkan suatu jangka perjanjian kerja yang terbentuk antara
waktu yang dikaitkan dengan lamanya pemain sepak bola profesional dengan
hubungan kerja antara pekerja/buruh klub sepak bola merupakan perjanjian
dengan pengusaha.32 pada umumnya di mana kedua belah
Jenis perjanjian kerja yang pihak saling mengikatkan diri untuk
kedua menurut Undang-Undang mencapai prestasi yang diinginkan,
Ketenagakerjaan ialah Perjanjian Kerja diikuti dengan adanya hak dan
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), yakni kewajiban dari kedua belah pihak,
perjanjian kerja antara pekerja/buruh bukan termasuk ke dalam perjanjian
dengan pengusaha untuk mengadakan perburuhan/kerja. Hal ini didasarkan
hubungan kerja yang bersifat tetap.33 pada adanya unsur-unsur utama dalam
PKWTT dapat dibuat secara tertulis pembentukan perjanjian diantara kedua
maupun secara lisan dan tidak wajib belah pihak, yakni unsur keahlian dan
mendapatkan pengesahan dari instansi unsur koordinatif.
ketenagakerjaan terkait. Jadi, perjanjian Pemain sepak bola harus mempunyai
kerja antara buruh atau pekerja dengan keahlian khusus (dalam hal ini bermain
majikan ini dapat dikategorikan sebagai sepak bola) untuk dapat dikerjakan
perjanjian pemburuhan/kerja, yakni oleh klub sepak bola.35 Unsur keahlian
perjanjian dengan mana pihak yang diartikan sebagai keahlian bermain

32
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 47.
33
Apri Amalia et al, "Analisis Yuridis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan dan Hukum Perjanjian," USU Law Journal Vol. 5 No. 1 (Januari 2017), hlm. 1.
34
Susilo Andi Darma, "Kedudukan Hubungan Kerja: Berdasarkan Sudut Pandang Ilmu Kaidah
Hukum Ketenagakerjaan dan Sifat Hukum Publik dan Privat," Mimbar Hukum Volume 29 No. 2 (Juni
2017), hlm. 227.
35
Luthfi Putra Firdhandi et al, “Perlindungan Hukum Bagi Pemain Sepakbola Atas Permasalahan
Perjanjian Kerja Dengan Klub Sepakbola Di Indonesia," hlm. 9, http://lib.ui.ac.id/
naskahringkas/2016-05/S57983-Luthfi%20Putra%20Firdandhi, diakses pada tanggal 13 Agustus
2018.

Jurnal Wawasan Yuridika 107


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
sepak bola secara profesional yang Unsur yang kedua ialah unsur
berbeda dengan orang-orang lainnya koordinatif, yaitu adanya kesetaraan
(amatir). Salah satu indikator dikatakan derajat antara pemberi kerja, dalam
profesional ialah adanya lisensi pemain hal ini klub sepak bola dengan
profesional yang dimiliki. Di Indonesia, penerima kerja, yakni pemain sepak
lisensi pemain profesional ini diatur bola profesional. Dalam era industri
dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan sepak bola, klub-klub berusaha untuk
Organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh merekrut pemain yang berkualitas dan
Indonesia (PSSI) Tahun 2010 Nomor 02/ sesuai dengan kebutuhan klub tersebut.
MUNASLUB-PSSI/2009 tentang Statuta Dengan direkrutnya pemain yang
PSSI yang menyatakan bahwa “Dalam berkualitas tentu akan membantu klub
mengatur persepakbolaan nasional, yang mengontraknya meraih kesuksesan
PSSI mengesahkan pemain amatir dan dengan memenangkan pertandingan.
pemain profesional.” Ketentuan statuta Selain itu, pemain-pemain yang
PSSI tersebut juga mengacu pada Pasal dikontrak tersebut dapat mendongkrak
55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 pendapatan klub melalui penjualan
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan merchandise. Dalam melaksanakan
Nasional disebutkan bahwa: pekerjaannya, pihak klub melalui
“Setiap orang dapat menjadi olah- manajemen klub tidak memberikan
ragawan profesional setelah memenuhi perintah mengenai bagaimana cara
persyaratan: pemain tersebut bermain sepak bola,
a. Pernah menjadi olahragawan tetapi hanya mengontrak pemain
amatir yang mengikuti kompetisi tersebut dengan tujuan untuk mencapai
secara periodik; prestasi yang diinginkan sehingga unsur
b. Memenuhi ketentuan hubungan koordinatif telah terpenuhi.
ketenagakerjaan yang Hal ini berbeda dengan hubungan kerja
dipersyaratkan; antara buruh dan majikan di mana
c. Memenuhi ketentuan medis buruh, mengikatkan dirinya di bawah
yang dipersyaratkan; dan perintah pihak majikan dan tunduk
d. Memperoleh pernyataan tertulis serta taat kepada perintah majikan.
tentang pelepasan status dari Apalagi dari sudut pandang lex sportiva
olahragawan amatir menjadi sebagai peraturan sepak bola yang
olahragawan profesional dibentuk oleh FIFA, dalam statuta FIFA
yang diketahui oleh induk 2011 pemain sepak bola disebut sebagai
organisasi cabang olahraga yang player, sedangkan dalam statuta PSSI,
bersangkutan. pemain sepak bola disebut pemain.36

36
Ibid.

108 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Maka sudah jelas bahwa status pemain privat internasional seperti FIFA di mana
sepak bola dalam kontrak kerja berbeda setiap anggota organisasi tersebut harus
dengan buruh. tunduk terhadap statuta organisasi
Artinya, dalam perjanjian kerja tersebut dan juga diterapkan dalam
sepak bola profesional dengan klub perjanjian kerja antara pemain sepak bola
sepak bola di Indonesia, harus dipahami profesional dengan klub sepak bola di
terlebih dahulu bahwa klub-klub Indonesia. Artinya, walaupun perjanjian
sepak bola Indonesia berkompetisi tunduk pada ketentuan lex sportiva, tetap
di bawah naungan PSSI sebagai saja harus disesuaikan dengan nilai-nilai
induk persepakbolaan Indonesia serta prinsip yang dianut oleh Indonesia
yang merupakan anggota FIFA. FIFA dalam pembentukan dan pelaksanaan
merupakan komunitas internasional perjanjian sehingga pembentukan
yang melahirkan lex sportiva sebagai dan pelaksanaan perjanjian yang
hukum transnasional yang hidup dan dibuat oleh kedua belah pihak harus
berlaku secara terus menerus dan diikuti menyesuaikan dengan Undang-Undang
oleh anggota-anggotanya, termasuk Ketenagakerjaan Indonesia. Ketentuan
PSSI. Berdasarkan hal tersebut, perjanjian tersebut juga terdapat dalam Pasal
kerja pemain sepak bola profesional 55 ayat (2) huruf b Undang-Undang
dengan klub sepak bola di Indonesa Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
tentunya mengikuti ketentuan lex sportiva Keolahragaan Nasional.
FIFA tersebut yang menjadi acuan dalam Berdasarkan rumusan pasal tersebut,
pembentukan dan pelaksanaan kontrak. tentunya isi dari perjanjian kerja yang
Hal tersebut sah-sah saja karena disepakati oleh pemain sepak bola
sebagaimana asas kebebasan berkontrak profesional dengan klub sepak bola
dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata di Indonesia harus juga mengacu
yang merumuskan perjanjian akan pada ketentuan Undang-Undang
mengikat sebagai undang-undang Ketenagakerjaan di Indonesia, seperti
bagi kedua belah pihak yang telah usia kerja atlet dan terutama berkaitan
sepakat untuk itu seperti yang telah dengan hak dan kewajiban para pihak
dijelaskan sebelumnya. Karena itu, seperti pembayaran gaji/upah yang tepat
karakteristik lex sportiva merupakan waktu, pembayaran bonus di luar gaji,
peraturan kontraktual dengan kekuatan perlindungan bagi pemain sepak bola
mengikatnya didasarkan pada perjanjian ketika mengalami cedera, dan asuransi
untuk menyerahkan kekuasaan dan hak kerja. Oleh karena itu, penundukan
kepada otoritas dan yurisdiksi federasi kepada lex sportiva dalam perjanjian kerja
olahraga internasional dan tidak diatur antara pemain sepak bola profesional
oleh sistem hukum nasional. dengan klub sepak bola di Indonesia
Menurut Ken Foster, keberadaan lex juga harus menyesuaikan dengan
sportiva yang dibentuk oleh organisasi Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Jurnal Wawasan Yuridika 109


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
FIFA sendiri tidak mempermasalahkan dalam Undang-Undang Nomor 13
hal tersebut karena dalam statuta FIFA Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
mengenai Regulation on the Status and dimana penyelesaian sengketa harus
Transfer of Player tidak menolak hukum dilaksanakan di Pengadilan Hubungan
ketenagakerjaan suatu negara. Akan Industrial.
tetapi, FIFA mensyaratkan bahwa dalam Perjanjian kerja antara pemain sepak
penyelesaian perselisihan yang mungkin bola profesional dengan klub sepak
timbul dalam perjanjian kerja tersebut bola di Indonesia yang mengacu pada
harus sesuai dengan ketentuan yang ketentuan lex sportiva dalam statuta FIFA
disyaratkan dalam statuta FIFA, yakni tentunya dapat dibenarkan, apabila
lembaga arbitrase yang disediakan oleh kedua belah pihak telah sepakat untuk
FIFA. menyelesaikan sengketa di forum yang
FIFA mewajibkan bahwa dalam disediakan oleh FIFA dan PSSI kembali
isi perjanjian kerja pemain sepak bola kepada karakteristik lex sportiva yang
profesional dengan klub sepak bola tidak diatur oleh sistem hukum nasional.
apabila terdapat perselisihan diantara Sehingga, pilihan lembaga penyelesaian
kedua belah pihak, maka harus hukum dari kedua belah pihak tentunya
diselesaikan dalam forum penyelesaian harus ditaati dan dipatuhi. Hal ini
sengketa yang disediakan FIFA kembali lagi kepada asas kebebasan
sebagaimana disebutkan sebelumnya berkontrak yang disepakati oleh kedua
dalam Pasal 68 Statuta FIFA 2011. belah pihak dalam perjanjian kerja. Oleh
Beberapa forum penyelesaian sengketa karena itu, perjanjian kerja pemain sepak
seperti National Dispute Resolution bola profesional dengan klub sepak bola
Chamber, Dispute Resolution Chamber, Court di Indonesia tunduk pada lex sportiva
of Arbitration for Sport dibentuk oleh FIFA dalam statuta FIFA, terutama berkaitan
untuk menyelesaikan perselisihan dalam dengan pilihan forum penyelesaian
perjanjian tersebut. PSSI sebagai induk sengketa yang telah disediakan FIFA
persepakbolaan Indonesia juga melarang dengan memperhatikan dan tidak
penyelesaian perselisihan perjanjian bertentangan dengan ketertiban,
tersebut melalui Pengadilan Negara kesusilaan, kepentingan umum, dan
dan mewajibkan diselesaikan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan di
forum yang disediakan FIFA dan PSSI. mana olahraga tersebut dipertandingkan.
Penyelesaian sengketa melalui forum
arbitrase atau alternatif penyelesaian
sengketa dalam keolahragaan juga D. PENUTUP
tercantum dalam Pasal 88 ayat (2) Perjanjian kerja antara pemain sepak
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 bola profesional dengan klub sepak bola
tentang Sistem Keolahragaan Nasional. di Indonesia dibentuk dan disepakati
Hal tersebut berbeda dengan ketentuan tunduk pada ketentuan lex sportiva

110 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
yang dibentuk oleh FIFA. Akan tetapi, DAFTAR PUSTAKA
perjanjian tersebut harus memperhatikan
rumusan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata Agusmidah. Dilematika Hukum
yang memberikan kebebasan bagi para Ketenagakerjaan Tinjauan Politik
pihak untuk menentukan isi dan bentuk Hukum. Jakarta: Sofmedia, 2011.
perjanjian serta pilihan hukum dari para
pihak untuk dapat memilih hukum Akbari, Anugerah Rizki. "Tindak Pidana
yang digunakan dalam perjanjian. Penganiayaan Pada Cabang Olahraga
Perjanjian juga harus memenuhi syarat- Sepakbola (Penerapan Parameter
syarat sahnya perjanjian yang terdapat Legitimate Sport dalam Kasus Rv.
dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Artinya, Barnes (2004) EWCA Crin 3246 pada
perjanjian yang terbentuk diantara Hukum Pidana Indonesia)." Skripsi
kedua belah pihak tidak tunduk pada Sarjana Universitas Indonesia, 2011.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, tetapi tunduk Amalia, Apri. Budiman Ginting.
pada ketentuan lex sportiva FIFA, yakni Agusmidah. Yefrizawati. "Analisis
statuta FIFA mengenai kontrak pemain Yuridis Perjanjian Kerja Waktu
sepak bola profesional. Tertentu Berdasarkan Undang-
Undang Ketenagakerjaan dan
Hukum Perjanjian." USU Law Journal
Vol. 5 No. 1 (Januari 2017).

Aries, Albert. Menentukan Pilihan


Hukum Saat Perjanjian. http://www.
hukumonline.com/klinik/detail/
lt52fb06158c4bc/bagaimana-cara-
menentukan-pilihan-hukum-dalam-
suatu-perjanjian. Diakses tanggal 7
Mei 2018.

Darma, Susilo Andi. "Kedudukan


Hubungan Kerja: Berdasarkan
Sudut Pandang Ilmu Kaidah Hukum
Ketenagakerjaan Dan Sifat Hukum
Publik dan Privat." Mimbar Hukum,
Volume 29 No. 2 (Juni 2017).

Jurnal Wawasan Yuridika 111


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Detik.com, https://sport.detik.com/ Indonesia. Kitab Undang-Undang
sepakbola/bola-dunia/d-2296988/ Hukum Perdata.
klub-tak-bayar-gaji-pemain-juga-
ada-di-eropa. Diakses tanggal 14 _________. Undang-Undang Republik
April 2019. Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, Pub. L. No.
Firdhandi, Luthfi Putra. Abdul Salam. 39 Tahun 2003.
Togi Pangaribuan. "Perlindungan
Hukum Bagi Pemain Sepakbola _________. Undang-Undang Republik
Atas Permasalahan Perjanjian Indonesia Nomor 5 Tahun 2005
Kerja Dengan Klub Sepakbola tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
Di Indonesia." http://lib.ui.ac.id/ Pub. L. No. 89 Tahun 2005.
naskahringkas/2016-05/S57983-
Luthfi%20Putra%20Firdandhi. _________. Undang-Undang Republik
Diakses tanggal 13 Agustus 2018. Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, Pub. L. No.
Foster, Ken. "Is There a Global Sport 39 Tahun 2003.
Law." Entertainment and Sports Law
Journal Vol. 2 Number 1 (May 2003). _________. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2005
Gallant, Harmon. The Management of tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
Sport: Its Foundation and Application. Pub. L. No. 89 Tahun 2005.
McGraw-Hill Companies Inc. Tanpa
Tahun. _________. Peraturan Organisasi
Persatuan Sepakbola Seluruh
FIFpro: Klub Indonesia Torehkan Rekor Indonesia (PSSI) Tahun 2010 Nomor:
Terburuk Soal Keterlambatan Gaji. 02/MUNASLUB-PSSI/2009 tentang
http://www.goal.com/id/berita/ Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh
fifpro-klub-indonesia-torehkan- Indonesia.
rekor-terburuk-soal-keterlambatan-
/10kfaayq7j55c1nbac59h3vmo9. Iswara, Aditya Jaya. 4 Desember: Diego
Diakses tanggal 29 April 2018. Mendieta yang Merana di Akhir
Hayatnya. https://football-tribe.com/
Gunawan, Johannes. Penggunaan indonesia/2017/12/04/4-desember-
Perjanjian Standard dan Implikasinya diego-mendieta-yang-merana/.
Pada Asas Kebebasan Berkontrak. Diakses tanggal 29 April 2018.
Padjajaran Majalah Ilmu Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat No. 3-4, FIFPro: Klub Sepakbola Harus Tunduk Kepada
Jilid XVII, Bandung: Alumni, 1987. UU Ketenagakerjaan. https://www.

112 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
koranperdjoeangan.com/fifpro-klub- Papaloukas, Marios. “Lex Sportiva and Lex
sepakbola-harus-tunduk-kepada- Mercatoria”. International Sports Law
uu-ketenagakerjaan/. Diakses Review Pandektis, ISLR/Pandektis,
tanggal 2 Mei 2018. Volume 10 Nomor 1-2 (2013).

Kristiyanto, Eko Noer. Implementasi Rahayu, Devi. Hukum Ketenagakerjaan


Peraturan Menteri Dalam Negeri Teori dan Studi Kasus. Yogyakarta:
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Elmatera, 2011.
Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam
Pengalokasian Dana APBD Kepada Riyanto, Slamet. “Penerapan Asas Lex
Klub Sepakbola Peserta Liga Indonesia. Sportiva Dalam Sistem Hukum
Bandung: UNPAD Press, 2008. Indonesia Dalam Perspektif Kedaulatan
Negara (Analisis Resolusi Terhadap
___________. "Peranan Hukum Nasional Benturan Kewenangan Pemerintah
Dalam Penyelenggaraan Kompetisi Republik Indonesia Dengan Federasi
Sepakbola Profesional Di Indonesia." Olahraga Internasional Dalam
Jurnal Rechtsvinding, Media Pembinaan Penyelenggaraan Olahraga)”. Veritas:
Hukum Nasional, Volume 3 Nomor 5 Jurnal Program Pasca Sarjana Ilmu
(Desember 2016). Hukum Universitas Islam As-
Syafiah, (Mei 2015).
Meliala, Djaja S. Hukum Perdata Dalam
Perspektif BW. Bandung: Nuansa Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta:
Aulia, 2012. Intermassa, 2005.

Pandjaitan, Hinca. Memperkenalkan Sutedi, Adrian. Hukum Perburuhan.


Lex Sportiva Di Indonesia: Problema Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
dan Tantangan Dunia Olahraga di
Indonesia dan Keterkaitannya Dengan Soepomo, Iman. Hukum Perburuhan
Aspek Hukum. Makalah Seminar Bidang Hukum Kerja. Jakarta:
Pembangunan Hukum Olahraga Djambatan, 1987.
Nasional, Depok: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2010. Teubner, Gunter. Global Bukowina: Legal
Pluralism in the World Society”, in
___________. Kedaulatan Negara vs Gunther Teubner (ed.) Global Law
Kedaulatan FIFA Dalam Kompetisi Without a State. Vermont: Dartmouth
Sepakbola Profesional untuk Memajukan Publishing, 1997.
Kesejahteraan Umum. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2011;

Jurnal Wawasan Yuridika 113


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019
Wibowo, Haryanto Tri. Gaji Ronaldo
di Juventus: Rp. 16 Ribu per Detik.
https://www.cnnindonesia.com/
olahraga/20180713183651-142-
313877/gaji-ronaldo-di-juventus-
rp16-ribu-per-detik. Diakses tanggal
10 Agustus 2018.

114 Jurnal Wawasan Yuridika


Vol. 3 | No. 1 | Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai