Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya

Ilmiah

Jusmalia Oktaviani, S.Sos., M.A

Disusun oleh:

Jaki Rahman

Kelas: D

NIM: 6211191150

Universitas Jenderal Achmad Yani


Jl. Terusan Jendral Sudirman, PO Box 148
Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
Zat Radioaktif di BATAN Dinyatakan Tidak Berbahaya
Pada 30-31 Januari lalu alat pemantau radio aktivitas lingkungan bergerak (Mobile
RDMS MONA) mendeteksi zat radioaktif yang tidak biasa di pemukiman warga, Perumahan
Batan Indah, Serpong.
Setelah diteliti oleh peniliti BATAN nilai paparan zat radioaktif yang ditemukan hanya 1
hingga 2 persen lebih besar dari yang biasa kita terima dari alam oleh karena itu peneliti
menetapkan zat radioaktif itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
Tetapi yang dipertanyakan adalah keberadaan zat radioaktif itu sendiri yang seharusnya
tidak ada apalagi di kawasan tinggal warga
DO YOU PREFER A SYSTEM WHERE CHILDREN ARE PUT IN FAST AND SLOW
STREAMS OR IS IT BETTER TO CREATE MIXED ABILITY CLASSES?

Kebanyakan anak-anak yang gagal di sekolah disebabkan karena mereka takut, bosan,
dan bingung, mereka takut akan segalanya, takut akan gagal, takut akan kekecawaan, atau
bahkan takut tidak memuaskan para orang tua di sekitarnya yang memiliki harapan tinggi
terhadap dirinya, mereka bosan karena pelajaran yang di dapat di sekolah amat membosankan,
dan tidak terlalu berarti untuknya, dan memberikan tuntutan yang terbatas pada spektrum
kepintaran, kemampuan, serta bakat mereka yang luas, mereka kebingungan karena kebanyakan
dari apa yang mereka tidak pelajar hanya sedikit atau bahkan tidak masuk akal sama sekali,
karena hampir semua dari apa yang mereka dapat hampir tidak ada hubunganya dengan
kehidupan mereka bahkan sering bertentangan dengan apa yang mereka tahu. [ CITATION Joh64 \l
1033 ]

Berdasarkan alasan bisa kita ketahui bahwa sistem pengkelompokan kelas di dalam dunia
pendidikan adalah hal yang harus di perbaharui, karena kebanyakan siswa yang berada pada
kelompok lambat atau bisa kita sebut kurang pandai cenderung hampir semua dari mereka sudah
berpikiran bahwa mereka sudah hilang harapan akan dirinya, bahkan terkadang mereka merasa
hanya menjadi beban para pengajarnya yang harus memberikan perhatian bagi mereka yang
tidak cepat tanggap seperti anak-anak yang duduk di kelompok kelas cepat atau biasa disebut
kelas unggulan di Indonesia, bahkan ada sebagian dari mereka yang berpikiran bahwa
pengajarnya mereka sama gagalnya seperti mereka. [ CITATION Mir15 \l 1033 ]
Terdapat beberapa beberapa inti masalah dari sistem pengelompokan ini diantara lainya
adalah ketidak fleksibilitasan dalam sistem kelompok tersebut karena ketika salah satu pelajar
sudah menduduki salah satu kelas mereka akan tetap pada kelas itu (cited in Franscis, et al.,
2017). Pencapaian pelajar pada masing masing grup cenderung dilebih-lebihkan oleh
pengajarnya maupun sekolah. (cited in Franscis, et al., 2017) Adanya ketidak sama rataan tenaga
pengajar terhadap kelompok lambat dan kelompok cepat, dimana kelompok cepat cenderung
mendapatkan tenaga pengajar yang sudah memiliki banyak pengalaman dan berkualitas tinggi
sedangkan untuk kelompok lambat mereka sangat jarang sekali mendapat perlakuan sama seperti
apa yang didapat oleh kelompok cepat. (cited in Franscis, et al., 2017) Dampak yang didapat
oleh pengelompokan ini juga mempengaruhi identitas seorang pelajar tersebut, pelajar yang
masuk kedalam kelompok lambat cenderung mempunyai rasa percaya diri yang rendah serta
ketidak yakinan atas kemampuanya sendiri, yang mana pada akhirnya mereka akan merasa
bahwa selama ini mereka telah di diskriminasi karena kekurang pintaranya di sekolah yang
seharusnya menjadi tempat dimana mereka mengasah kepintaranya dan menambah ilmu atau
wawasanya. [ CITATION Fra17 \l 1033 ]
Memang sistem pengelompokan ini tidak selalu berdampak buruk pada proses ajar
mengajar, karena pengelompokan ini bermaksud baik guna untuk kemudahan seorang pengajar
dan pelajar, karena apa yang diharapkan dari sistem pengelompokan ialah agar pelajar-pelajar
bisa memaksimalkan potensi mereka masing masing, dikala pelajar yang pintar bisa mempelajari
sesuatu dengan lebih lanjut, dan pelajar yang kurang pandai dapat lebih fokus dalam memahami
suatu pelajaran sesuai dengan tempo yang dia mampu ikuti.
Tetapi apa yang terjadi sekarang justru sebaliknya karena kebanyakan sekolah yang
menggunakan sistem ini lebih memfokuskan perhatianya terhadap pelajar-pelajar yang duduk di
kelas cepat dibanding kelas lambat, yang mana secara tidak langsung dapat menimbulkan sifat
kecemburuan dari pelajar kelas lambat yang berdampak pada ketidak efektifan proses
pembelajaranya, karena pada saat pelajar-pelajar ditempatkan pada kelas lambat pada saat itu
pula mereka merasa sudah putus asa, merasa gagal, yang bisa berujung pada kerusakan sisi
mental pelajar seperti hilangnya kepercayaan diri dan kepercayaan akan kemampuan dirinya,
berbeda apabila kita menerapkan sistem kelas campuran, dimana tidak ada pengelompokan,
dalam kelas campuran semua pelajar secara tidak langsung selalu berkompetisi untuk
membuktikan bahwa mereka mampu mengikuti pembelajaran atau bahkan melampauinya, dan
bahkan terkadang pelajar yang terkesan kurang pintar akan berusaha untuk menjadi yang
terpintar dalam kelas, karena pada dasarnya kompetisi dan motivasilah yang menjadi faktor besar
dalam seberapa jauh kita bisa mendorong diri kita.

Daftar Pustaka
Feehan, C., 2007. Why streaming doesn't work - Independent.ie. [Online]
Available at: https://www.independent.ie/life/family/learning/why-streaming-doesnt-work-
26328537.html
[Accessed 27 Maret 2020].

Franscis, B. et al., 2017. Exploring the relative lack of impact of research on ‘ability grouping’in England:
A discourse analytic account. Cambridge Journal of Education, 47(1), pp. 1-17.

Holt, J. C. & Fromme, A., 1964. How Children Fail. New York: Pitman.

Lopez, J., 2020. Grouping in Maths: Mixed Ability vs Setting or Fixed Ability. [Online]
Available at: https://thirdspacelearning.com/blog/mixed-ability-grouping-vs-ability-grouping-primary-
maths/
[Accessed 27 Maret 2020].

Mandina, S. & Chiheve, H., 2015. Teachers’ and Learners’ Perceptions of Streaming Learners and Their
Impact on the Teaching and Learning of Principles of Accounts at Ordinary Level in Masvingo Urban
District Secondary Schools. Advances in Social Sciences Research Journal, 2(1), pp. 168-174.

Mirani, S. & Chunawala, S., 2015. Teachers' Perceptions of Dealing with Mixed Ability Classrooms. s.l.:s.n.

Seeber, E., 2017. Ditching the sets: why we're teaching mixed ability lessons for science | Teacher
Network | The Guardian. [Online]
Available at: https://www.theguardian.com/teacher-network/teacher-blog/2017/nov/22/ditching-the-
sets-why-were-teaching-mixed-ability-lessons-for-science
[Accessed 3 Maret 2020].
Svärd, A.-C., 2007. The challenge of mixed-ability classes: How should upper secondary English teachers
work in order to help the weaker students?. s.l.:s.n.

Anda mungkin juga menyukai