Anda di halaman 1dari 13

3.4.

Hidrograf Banjir Rancangan


3.4.1.Landasan Teori
Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau permukaan air
menurut waktu. Sedangkan hidrograf satuannya adalah suatu limpasan langsung yang di
akibatkan oleh suatu volume hujan efektif, yang terbagi dalam ruang dan waktu.
Hidrograf satuan klasik tidak bisa dibuat karena tidak ada alat atau keterbatasan alat
dan tidak ada AWLR. Oleh karena itu, dibuatlah hidrograf satuan sintesis/ tiruan.
Hidrograf satuan sintesis adalah hidrograf satuan yang diturunkan karena tidak mempunyai
data AWLR dan data hujan jam – jaman ( kareana alat yang digunakan adalah untuk
mengukur hujan secara manual atau harian ).
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai – sungai yang sedikit sekali dilakukan
observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah
pengaliran tersebut terlebih dahulu. Misalnya, waktu untuk mencapai puncak hidrograf,
lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur terpancang, koefisien limpasan, dan sebagainya.
Dalam hal ini, biasanya digunakan hidrograf – hidrograf sintetik, dimana parameter –
parameternya harus disesuaikan terlebih dahulu dengan karakteristik dengan pengaliran
yang ditinjau.
Ada dua cara / metode yang diguanakan untuk membuat hidrograf satuan sintetik,
antara lain :
1. Hidrograf satuan sintetik SNYDER
Ditemukan oleh F.F. SNYDER pada tahun 1938 dari Amerika Serikat.
2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Ditemukan oleh NAKAYASU ( dari jepang ) yang telah menyelidiki hidrograf satuan
pada beberapa sungai dijepang.

74
3.4.2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Langkah – langkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan dengan
metode NAKAYASU adalah sebagai berikut :
1. Mencari nilai waktu konsentrasi ( tg )
 Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
 Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
Dimana :
L : panjang alur sungai ( km )
Tg : waktu konsentrasi ( jam )
2. Mencari nilai waktu satuan hujan ( tr )
Tr = 0,5 Tg ( jam )
3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr ( jam )
4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak sampai
menjadi 30 % dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α Tg ( jam )
Dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, α = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat (terjadi
pada daerah yang sangat landai ), α = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang lambat
( terjadi pada daerah curam ), α = 3
5. Mencari nilai debit puncak banjir ( Qp )
Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran hidrograf
C A Ro
( m3 / dt )
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T 0,3 )
Dimana :
C = koefisien pengaliran limpasan
A = luas DAS ( Km2 )
Ro = hujan satuan ( 1 mm )

75
6. Menetukan bagian lengkung naik ( rising Climb ) hidrograf satuan ( Qa )
1
Qa = Qp ( Tp ) 2,4
7. Menentukan bagian lengkung turun ( decreasing limb ) hidrograf satuan ( Qd ).
 Qd > 0,3 Qp
t - Tp
Qd = 0,3 Qp ^ (
T 0,3 )
 0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp
( t - Tp )+( 0,5 . T 0,3 )
Qd = 0,3 Qp ^ ( 1,5 T 0,3 )
 0,32 Qp > Qd
( t - Tp )+( 0,5 . T 0,3 )
Qd = 0,3 Qp ^ 2 T 0,3 )
Gambar hidrograf banjir rancangan metode NAKAYASU

Q Debit Puncak ( Qp )
0,8 Tr Tg

lengkung naik ( Qa ) lengkung turun ( Qp )

Qp 0,3 Qp
0,32 Qp

Tp T0,3 1,5 T0,3

76
8. Menghitung sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R24 t 2/3
( )
RT = ( t ) T
Dimana : RT = intensitas hujan rata – rata dalam T jam
R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari
t = waktu konsentrasi hujan
T = waktu mulai hujan
9. Menghitung nisbah jam – jaman ( Rt )
Rt = T RT – ( T – 1 ) ( RT – 1 )
Dimana : Rt = persentase intensitas hujan rata – rata dalam t jam
RT - 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam
= nilai RT sebelumnya
10. Menghitung hujan efektif ( Rc )
Rc = Rt x Rn
Rn =CR
Dimana : C = koefisien pengaliran
R = hujan rancangan periode ulang

Tabel 3.15 Koefisien Pengaliran


Koefisien Pengaliran Kondisi Daerah Koefisien

Daerah pegunungan berlereng terjal 0,75-0,90

Daerah perbukitan 0,70-0,80

Tanah bergelombang dan bersemak-semak 0,50-0,75

Tanah dataran yang digarap 0,45-0,65

Persawahan irigasi 0,70-0,80

77
11. Dibuat ordinat hidrograf satuan
Sehingga diperoleh nilai Q total = base flow + Σ Rc
Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total sebagai
sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode NAKAYASU.
( Sumber : Soemarto. 1987.” Hidrologi Teknik “ Usaha Nasional, Surabaya )

78
3.4.2. Perhitungan
Diketahui :
X =153.5
Base Flow = 15.606 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) =18.7000 km
Koefisien pengaliran (C) = 0.46
Luas DAS ( A ) = 39.1 km2
2xX
α =
X−10
=2,007
Hujan Rancangan =112.270 mm
1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L> 15 km
Tg = 0,4 + 0.058L
= 0,4 + 0.058 x 18.7000
= 1.485 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 ( 1.485 )
= 0.742 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 1,870 + 0,8 ( 0.742 )
= 2.078 jam ≈ 3 jam
4. Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dan debit puncak sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2,007 x 1.485
= 2.979 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )

79
0 .46 x 39.1x 1
= 3,6 ( 0,3 x 3 + 2.979 )
= 1.218 m3/ dt

 Limpahan sebelum mencapai debit puncak


 Bagian Lengkung naik (Qa) → 0 ≤ t < Tp
0 ≤ t<2
t
)
Qa1 = Qp ( Tp 2,4

0
)
= 1.101( 3 2,4

= 0

t
)
Qa1 = Qp( Tp 2,4

1
)
= 1.101( 3 2,4

= 0,079 m3/dt

t
)
Qa2 = Qp( Tp 2,4

2
)
= 1.101 ( 3 2,4

= 0.416 m3/dt

t
)
Qa3 = Qp( Tp 2,4

2
)
= 1.101 ( 3 2,4

= 1.101 m3/dt
 Bagian Lengkung turun (Qd) I → Tp < t < Tp+T0,3
3< t <6.372

80
t −Tp
Untuk t=4 → Qd1 =Qpx 0,3 T 0,3

4−3
= 1. 101 x 0,3 3

= 0.707 m3/dt

t −Tp
Untuk t=5 → Qd1 = Qpx 0,3 T 0,3

5−3
= 1. 101 x 0,3 3

= 0.513 m3/dt

t −Tp
Untuk t=6 → Qd1 = Qpx 0,3 T 0,3

6−3
= 1. 101 x 0,3 3

= 0.372 m3/dt

t −Tp
Untuk t=7 → Qd1 = Qpx 0,3 T 0,3

7−3
= 1. 101 x 0,3 3

= 0.270 m3/dt

 Untuk lengkung turun (Qd)II → Tp+ T0.3 < t < Tp+T0.3 +0.5 T0.3
6.372< t<12.002

t −Tp +0,5 (T 0,3 )


Untuk t=8 → Qd2 = Qp x 0,3 1,5 (T 0,3)

8−3+0,5 (3)
= 1. 101 x 0,3 1,5(3 )

= 0.233 m3/dt

t −Tp +0,5 (T 0,3)


Untuk t=9 → Qd2 = Qp x 0,3 1,5(T 0,3)

81
9−3+0,5 (3)
= 1. 101 x 0,3 1,5(3 )

= 0.188 m3/dt

Untuk perhitungan 10-12 dapat di lihat pada tabel

 Untuk lengkung turun (Qd)III→t>Tp+T0,3+0,5 . T0,3


t >12.002
t −Tp +0,5 (T 0,3)
Untuk t=13 → Qd2 = Qp x 0,3 2(T 0,3)

13−2 +0,5 (3)


= 1. 101 x 0,3 2(3)

= 0.084 m3/dt

Untuk perhitungan 14-24 dapat di lihat pada tabel

Tabel 3.16 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu


Waktu Q
ܶ=(ܴ_24/‫ݐ( )ݐ‬/ܶ)^(2/3) Interval Keterangan
Jam m3/dtk.
0 Interval 0.000 Lengkung Naik
1 0 < t < tp 0.079
2 0 t 3.000 0.416
3 1.101
4 Interval 0.707 Lengkung Turun 1
5 tp < t < Tp + T0.3 0.513
6 3.000 t 6.372 0.372
7 0.270
8 nterval 0.233 Lengkung Turun 2
9 (Tp + T0.3) < t < (Tp + T0.3 + (1.5T0.3) 0.188
10 6.372 t 12.002 0.152
11 0.123
12 0.099
13 0.084 Lengkung Turun 3
14 0.072
15 0.061
16 Interval 0.052
17 t > (Tp + T0.3 + (1.5T0.3) 0.044
18 t > 12.002 0.038
19 0.032
20 0.027
21 0.023
22 0.020
23 0.017
24 0.014

 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman


Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan digunakan
hujan efektif = 5 jam.

82
1. Sebaran hujan jam-jaman (RT)
2
R 24 t
RT = [ ][ ]
t T
3

2. Nisbah hujan jam-jaman (Rt)


Rt = T x RT – (T-1) (Rt-1)
Rt-1 = RT sebelumnya
3. RC = Rt
R24 = C x R1000
= 0.46 x 458.163
= 210.755 mm

a. Jam ke – 1
2
R 5
RT1 = 24
5[ ][ ] 1
3

= 0,585 R24
Rt1 = T x RT – (T-1) (Rt-1)
Rt1 = 1 x (0,585R24)– (1-1) 0
= 0,585 R24
Rc = Rt1x R24
= 0,585 x 206.173
= 123.250 mm
b. Jam ke – 2
2
R24 5
RT2 = [ ][ ]
5 2
3

= 0,368 R24
Rt2 = T x RT – (T-1) (Rt1-1)
Rt2 = 2 x (0,368R24) – (2-1) 0,585x R24
= 0,152 R24
Rc = Rt2 xR24
= 0,152 x 206.173
= 32.035 mm
c. Jam ke – 3

83
2
R 5
RT3 = 24
5[ ][ ] 3
3

= 0,281 R24
Rt3 = 3 x (0,281R24) – (3-1) 0,3684 x R24
= 0,107 R24
Rc = Rt3 xR24
= 0,107 x 206.173
= 22.472 mm
d. Jam ke – 4
2
R24 5
RT4 = [ ][ ]
5 4
3

= 0,232 R24
Rt4 = 4 x (0,232R24) – (4-1) 0,281 x R24
= 0,085 R24
Rc = Rt4xR24
= 0,085 x 206.173
= 17.890 mm
e. Jam ke – 5
2
R24 5
RT5 = [ ][ ]
5 5
3

= 0,2 R24
Rt5 = 5 x (0,2R24) – (5-1) 0,232 x R24
= 0,072 R24
Rc = Rt5xR24
= 0,072 x 206.173
= 15.107 m

84
Tabel 3.19 Hidrograf Banjir Rancangan Nakayasu Kala Ulang 1000 Tahun
Waktu Qp RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 Base Flow Qtotal
(jam) (m3/dt) 123.250 32.035 22.472 17.890 15.107 (m3/dt) (m3/dt)
0 0.000 0.000 15.606 15.606
1 0.079 9.713 0.000 15.606 25.319
2 0.416 51.268 2.525 0.000 15.606 69.398
3 1.101 135.663 13.326 1.771 0.000 15.606 166.365
4 0.707 87.084 35.262 9.348 1.410 0.000 15.606 148.709
5 0.513 63.188 22.635 24.735 7.442 1.191 15.606 134.796
6 0.372 45.850 16.424 15.878 19.692 6.284 15.606 119.733
7 0.270 33.269 11.917 11.521 12.640 16.629 15.606 101.582
8 0.233 28.731 8.647 8.360 9.172 10.674 15.606 81.190
9 0.188 23.200 7.468 6.066 6.655 7.745 15.606 66.740
10 0.152 18.733 6.030 5.238 4.829 5.620 15.606 56.057
11 0.123 15.127 4.869 4.230 4.170 4.078 15.606 48.080
12 0.099 12.215 3.932 3.416 3.367 3.522 15.606 42.057
13 0.084 10.404 3.175 2.758 2.719 2.844 15.606 37.505
14 0.072 8.862 2.704 2.227 2.196 2.296 15.606 33.891
15 0.061 7.549 2.303 1.897 1.773 1.854 15.606 30.982
16 0.052 6.430 1.962 1.616 1.510 1.497 15.606 28.621
17 0.044 5.478 1.671 1.376 1.286 1.275 15.606 26.693
18 0.038 4.666 1.424 1.172 1.096 1.086 15.606 25.050
19 0.032 3.975 1.213 0.999 0.933 0.925 15.606 23.650
20 0.027 3.386 1.033 0.851 0.795 0.788 15.606 22.458
21 0.023 2.884 0.880 0.725 0.677 0.671 15.606 21.443
22 0.020 2.457 0.750 0.617 0.577 0.572 15.606 20.578
23 0.017 2.093 0.639 0.526 0.491 0.487 15.606 19.841
24 0.014 1.783 0.544 0.448 0.419 0.415 15.606 19.214

Dari hasil perhitungan hidrograf banjir nakayasu dapat disimpulkan bahwa debit
puncak banjir rancangan untuk kala ulang 1000 tahun adalah sebesar 166.365 m3/dt.

85
(jam)
Waktu (jam)
Waktu

Debit (Q = m3/dt)
Gambar 3.4 Hidrograf Banjir Rancangan Kala Ulang 1000 Tahun Metode Nakayasu

86

Anda mungkin juga menyukai