WATT.
HALAMAN JUDUL
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada kehadirat tuhan yang maha
esa Allah SWT, yang telah memberi rahmat, kesempatan dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan laporan Tugas Akhir yang
berjudul Perancangan furnace listrik dengan daya 4200 Watt. Dalam
kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Dr. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta.
2. Bapak Drs. Syamsuir, M.T selaku Koordinator Program Studi Diploma III
Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta.
3. Bapak Ferry Budhi Susetyo, ST, MT, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar dan ketelitiannya yang telah membimbing penulis agar dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
4. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun
materil selama pelaksanaan Tugas Akhir.
5. Kepada tim Tugas Akhir saya Syahril Sidik dan Andri Ferry mahasiswa
Diploma III Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Diploma III Teknik Mesin Universitas
Negeri Jakarta.
Saya sangat menyadari bahwa penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna dan memiliki banyak sekali kekurangan dan untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk saya.
Semoga penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi saya dan
bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 15
3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan .............................................................. 15
3.2 Tahapan perancangan ............................................................................. 15
3.3 Studi Literatur ......................................................................................... 15
3.4 Membuat skesta furnace dengan listrik 4200 W .................................... 16
3.5 Perencanaan ukuran ................................................................................ 16
3.6 Membuat gambar kerja ........................................................................... 16
3.6.1 Rangka............................................................................................. 17
3.6.2 Pintu furnace ................................................................................... 21
3.6.3 Ruang bakar furnace ....................................................................... 21
3.6.4 Tutup furnace .................................................................................. 22
3.7 Menentukan bahan material ................................................................... 22
3.7.1 Bata isolasi C1 ................................................................................ 23
3.7.2 Heater .............................................................................................. 23
3.7.3 Termokontrol................................................................................... 23
3.7.4 Termokopel ..................................................................................... 23
3.7.5 Box panel ......................................................................................... 23
3.7.6 Besi siku .......................................................................................... 24
3.7.7 Plat besi ........................................................................................... 24
3.8 Menentukan anggaran pembuatan .......................................................... 25
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 27
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27
4.2 Saran ....................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ABSTRAK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari perancangan pada furnace
listrik dengan daya 4200 Watt dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Furnace
Furnace adalah tungku listrik yang dimanfaatkan untuk menaikan suhu atau
temperatur yang digunakan untuk meleburkan suatu logam dengan titik lebur
(melting) yang berbeda dengan mengubah bentuk wujud dari logam tersebut
misalnya rolling, penempaan atau mengubah perlakuan panas logam tersebut
dengan cara kerja induksi. Perubahan energi yang terdapat pada furnace induksi
dari energi listrik menjadi energi panas melalu elemen pemanas atau heater dengan
menghasilkan panas dari suhu 300OC – 1800OC (Agus Rizal, dkk, 2016: 1).
Furnace induksi banyak digunakan pada zaman ini dan metode peleburan
logam pada saat ini dikarnakan efisiensi yang tinggi dan hasil yang bersih di
bandingkan dengan energi yang lain seperti gas dan batu bara keunggulan lain
furnace induksi mudah dikontrol dan hemat energi.
Ada beberapa logam yang sesuai jika menggunakan bahan untuk pembuatan
kontruksi mesin. Contohnya logam besi dan baja contoh nya memiliki sifat material
yang kuat dan ulet. Heat treatment dapat digunakan untuk memperoleh sifat-sifat
yang di minta. Pada metode ini dilakukan pemanasan hingga mencapai suhu yang
ditentukan. kemudian didinginkan secara alami dengan media air dan udara.
biasanya furnace induksi digunakan untuk metode penelitian kimia, material,
Quenching, Annealling, Normalizing, dan tempering yang dilakukan aplikasi dari
proses perlakuan panas (Khoirudin, La Ode Mohammad Firman, 2018: 1).
4
5
2.3 Heater
Heater atau elemen pemanas adalah suatu komponen yang termasuk dalam
furnace yang berfungsi mengubah energi listrik yang masuk menjadi energi panas
yang keluar melalui proses joule heating. Prinsip kerja heater atau elemen
pemanas adalah arus listrik yang mencapai resistensi sehingga energi panas dapat
keluar dari heater. Ada berbagai jenis heater namun seluruh jenis heater harus
memiliki standar dan syarat tertentu yaitu :
1. Harus tahan pada temperatur tinggi.
2. Sifat mekanis yang tidak berubah pada temperatur tinggi.
3. Koefisien muai kecil, sehingga pada temperatur tinggi tidak terlalu besar.
4. Tahanan jenis tinggi.
5. Koefisien temperatur kecil sehingga arus kerja nya stabil.
6
diproses oleh sensor unit kemudian jika suhu yang diinginkan tercapai maka
termokontrol akan otomatis “stop“ dan mempertahankan suhu secara stabil
(Muhammad Rais Rahmat, 2015: 6).
50 x 50 x 4 6 18,4
50 x 50 x 5 6 22,5
50 x 50 x 6 6 27,58
60 x 60 x 5 6 27,3
60 x 60 x 6 6 32,5
65 x 65 x 6 6 35,5
70 x 70 x 6 6 38,28
70 x 70 x 7 6 44,3
75 x 75 x 6 6 41,1
75 x 75 x 7 6 45
75 x 75 x 8 6 54
75 x 75 x 9 6 59,8
80 x 80 x 8 6 57,3
90 x 90 x 7 6 57,54
90 x 90 x 9 6 73,2
90 x 90 x 10 6 79,8
100 x 100 x 7 6 64,25
100 x 100 x 10 6 89,4
120 x 120 x 8 6 88,20
120 x 120 x 12 6 130
125 x 125 x 12 6 140
130 x 130 x 9 6 107,1
130 x 130 x 12 6 140,1
150 x 150 x 12 6 164
150 x 150 x 15 6 202
200 x 200 x 15 6 272
200 x 200 x 20 6 358
200 x 200 x 25 6 442
250 x 250 x 25 6 562
(Spesifikasi jenis besi. PT. Sukses baja semesta)
13
𝑃𝐿3
δ= (2.2)
48 𝐸 𝐼
Dimana :
δ = defleksi (mm)
P=beban (N)
L=Jarak (mm)
E=Modulus elastisitas (N/mm2)
I= momen inersia penampang (mm4)
14
Dimana :
𝜎izin = Tegangan izin (Kg)
Pmax = pembebanan maksimal (Kg)
SF = Safety factor ( 1,5 )
BAB III
PEMBAHASAN
15
16
artikel, laporan tugas akhir ataupun skripsi yang dapat melalui akses internet yang
berkaitan dengan judul tugas akhir. Terutama berkaitan dengan teori tugas akhir
yang sesuai perancangan furnace 4200 Watt. Hasil referensi yang berkaitan
menjadi sebuah dasar teori yang memperkuat permasalahan dan menjadi suatu
acuan dalam penulisan tugas akhir.
3.6.1 Rangka
Rangka adalah suatu bagian atau komponen dari alat yang
mempunyai fungsi sebagai penyangga atau kaki untuk menahan dan
menaruh komponen lainnya. Rangka tersebut menggunakan material besi
siku sama sisi dengan ukuran yang sudah ditentukan dengan pemberian roda
seperti yang terlampir. Berikut adalah gambar rangka furnace :
234,5 mm 234,5 mm
L1 L2
RB = 250 N
ΣM = 0
ΣMb = 0
M x L1 – RA x L =0
(500 N x 234,5 mm) – (RA x 469 mm) =0
117250 N.mm – RA x 469 mm =0
117250𝑁.𝑚𝑚
RA =
469 𝑚𝑚
RA = 250 N
B. Menghitung defleksi δ :
Diagram benda bebas beban terdistribusi batang rangka diberikan
pada gambar 3.4 beban yang bekerja pada bagian ini adalah beban
penampang yaitu RA = 50 kg = 500 N (asumsi percepatan gravitasi= 10
m/s2).
19
F= 500 N
L = 469 mm
(𝑏+ℎ)4 − 6 𝑥 𝑏2 𝑥 ℎ2
I=[ ]
12 (ℎ+𝑏)
I = 22.939 mm4
Jarak titik berat
36 𝑚𝑚2
y=[ ]
2(36 𝑚𝑚 + 40 𝑚𝑚)
= 8,5 mm
Maka:
20
𝑃𝐿3
δ=
48 𝐸 𝐼
500𝑁 (469𝑚𝑚)3
δ=
48𝑥 200.000𝑁/𝑚𝑚² 𝑥 22.939 𝑚𝑚4
5,1 𝑥 1010
δ=
2,2 𝑥 1011
δ = 0,23 mm
C. Perhitungan pembebanan maksimal pada rangka
yang ditentukan oleh penulis. Berikut bahan maeterial yang ditentukan dalam
pembuatan furnace dengan daya 4200 Watt:
3.7.1 Bata isolasi C1
Bata isolasi yang digunakan dalam pembuatan furnace dengan daya
4200 Watt adalah bata isolasi C1. Bata isolasi C1 ini duganakan karna
mampu menahan panas hingga 13000C dan bata ini mempunyai berat
kurang dari 1 kg per batanya. Berikut ukuran bata dalam penyusun dinding
furnace sebagai berikut :
Table 3.2 Ukuran Bata isolasi C1
No. Ukuran Besi Plat Jumlah
1. 230 mm x 114 mm x 65 mm 9
2. 145 mm x 114 mm x 65 mm 2
3. 230 mm x 69 mm x 65 mm 1
4. 145 mm x 61 mm x 65 mm 1
3.7.2 Heater
Heater atau elemen panas ini digunakan sebagai sumber panas
dalam pembuatan furnace dengan daya 4200 Watt. Heater ini terbuat dari
material super kantal yang dibentuk seperti lilitan spiral.
3.7.3 Termokontrol
Termokontrol jenis yang digunakan dalam pembuatan furnace 4200
Watt adalah jenis REX C100, karena termokontrol yang diguanakan ini
mampu membaca sensor dengan baik yang diteruskan dalam termokopel.
Termokontrol ini digunakan karna memiliki ukuran 48 mm x 48 mm dan
100 mm yang cocok digunakan pada furnace ini.
3.7.4 Termokopel
Termokopel yang digunakan dalam pembuatan furnace dengan daya
4200 Watt ini adalah tipe K, karena mampu membaca suhu pada ruang
bakar sampai suhu 12000 C.
3.7.5 Box panel
Panel kontrol ini merupakan pusat dari rangkaian listrik dari mesin
furnace. Panel kontrol ini terdiri dari rangkaian komponen berupa MCB,
24
kontaktor, termokontrol dan pilot lamp. Panel kontrol ini menerima dan
menuruskan aliran listrik dari sumber listrik menuju heater.
3.7.6 Besi siku
Besi siku yang digunakan dalam pembuatan furnace 4200 Watt ini
menggunakan besi siku sama sisi. Besi ini setebal 4 mm yang mampu
menahan bobot pada furnace dan ada beberapa rangka yang menggunakan
besi 3 mm untuk mengurangai bobot dan anggaran agar perancangan ini
lebih efisien. Berikut besi yang digunakan dalam pembuatan rangka furnace
sebagai berikut :
Table 3.3 Ukuran Besi Siku
No. Ukuran Besi Siku Jumlah
1. 650 mm x 40 mm x 4 mm 4
2. 470 mm x 40 mm x 4 mm 2
3. 388 mm x 40 mm x 4 mm 2
4. 470 mm x 30 mm x 3 mm 2
5. 388 mm x 30 mm x 3 mm 2
6. 270 mm x 40 mm x 4 mm 2
7. 395 mm x 30 mm x 3 mm 2
8. 273 mm x 30 mm x 3mm 2
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama proses perancangan furnace
listrik dengan daya 4200 Watt dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Furnace listrik yang digunakan dengan kapasitas volume ruang bakar
sebesar 230 mm x 230 mm x 180 mm.
2. Komponen yang digunakan dalam proses perancangan furnace adalah Bata
isolasi C1, heater, termokontrol, termokopel, box panel, silica wool, semen
perekat tahan api, besi siku, dan plat besi.
3. Anggaran yang dibutuhkan dalam pembuatan mesin furnace adalah Rp
3.786.000,00 dan perhitungan beban rangka menghasilkan defleksi sebesar
0,23 mm dengan gaya sebesar 500 N
4. Perhitungan beban izin 50 Kg < 3285 Kg dengan safety factor 1,5 dapat
dipastikan rangka furnace aman.
5. Dengan pemberian roda penggerak, maka mesin yang berat ini dapat
dipindahkan dengan sangat mudah.
6. Mesin furnace listrik ini dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan
sesuai dengan tujuan penulis untuk kebutuhan Laboratorium.
4.2 Saran
Saran yang diberikan sebaiknya adalah dalam komponen kelistrikan dengan
menggunakan arduino tidak lagi menggunakan box panel. Dalam penggunaan
arduino suhu yang terbaca lebih presisi dan dimensi arduino lebih kecil dan ringan
dibanding menggunakan box panel. Penggunaan besi rangka dan plat baja yang
sebaiknya ukuran nya lebih kecil agar alat tidak terlalu berat dan hemat dalam
anggaran pembuatan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Adil, I. M., Raharjo, W. P., & Surojo, E. Rancang bangun tungku pencairan logam
alumunium berkapasitas 2 kg dengan mekanisme tahanan listrik (pengujian
performansi) 13(1). 2014
Setiawan, Agus. 2008. Perancangan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. Jakarta:
Penerbit Airlangga
28
Lampiran 1 diagram alir listrik
29
Lampiran 2 Tabel Profil Baja
30
Lampiran 3 Tabel harga tegangan dasar
31
Lampiran 4 3D furnace
32
Lampiran 5 assembly furnace
33
Lampiran 6 Rangka furnace
34
Lampiran 7 Ruang bakar furnace
35
Lampiran 8 Heater
36
Lampiran 9 Box Panel
37
Lampiran 10 plat besi
38
Lampiran 11 Tutup furnace
39
Lampiran 12 Pintu furnace
40
Lampiran 13 termokontrol
41