Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN X

PERENCANAAN PELABUHAN

Program Studi : Teknik Perkapalan


Nama mata kuliah/Kode : Kepelabuhanan
Jumlah SKS : 3 sks
Pengajar : 1. Dr. Ir. Misliah, MSTr
: 2. Dr. Ir. Syarifuddin Dewa, MSI
: 3. Abd. Haris Djalante, ST., MT.

Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu menjelaskan, menghitung dan menentukan
kebutuhan kapasitas optimal fasilitas pelabuhan

Mata kuliah Prasyarat


Perencanaan transportasi
Ekonomi Perencanaan Kapal

Deskripsi Singkat Mata Kuliah


Mata kuliah ini merupakan aplikasi ilmu perencanaan transportasi,
digunakan untuk menentukan kapasitas fasilitas pelabuhan yang
sesuai dengan kebutuhan. Dalam perkuliahan ini akan dibahas
pengertian dan fungsi pelabuhan, tipe-tipe pelabuhan, sarana dan
prasarana pelabuhan, kegiatan operasional pelabuhan, kinerja
pelabuhan, metode dan model perencanaan pelabuhan, permintaan
jasa pelabuhan, kapasitas fasilitas pelabuhan dan penentuan
kapasitas pelabuhan yang optimal. Untuk mengikuti mata kuliah ini
dengan baik mahasiswa harus mengerti konsep dasar perencanaan
transportasi dan konsep dasar ekonomi perencanaan kapal

.
I. PENDAHULUAN
Perencanaan berpengaruh pada semua aspek dalam penentuan
keputusan sistem transportasi. Pendekatan dasar yang umum pada proses
desain transportasi adalah: langkah dasar mendefenisikan masaalah,
merumuskan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai dengan perbaikan
desain atau rencana, penentuan spesifikasi dari alternative penyelesaian,
evaluasi alternatif, dan terakhir pemilihan alternative yang terbaik.
Banyak perubahan terjadi dalam dunia teknologi perkapalan dan
penanganan muatan yang sepertinya terus berkelanjutan. Oleh karena itu satu
kunci dasar perencanaan fasilitas Pelabuhan adalah dengan merancang rencana
pengembangan sefleksibel mungkin dalam menghadapi permintaan pasar yang
berubah secara cepat.
Fasilitas Pelabuhan idealnya dirancang sesuai dengan perusahaan
perkapalan yang nantinya akan menggunakan fasilitas tesebut. Selain itu
transportasi darat beserta fasilitas pelabuhan yang berada pada jalur akhir rute
pelayaran yang lain (bagian dari system transportasi terpadu) seringkali
perencanaan terpadu tersebut jarang dapat diwujudkan.

I.1. Ruang lingkup Materi


1. Pendahuluan
2. Perencanaan pelabuhani

I.2. Sasaran pembelajaran Modul


Mampu menjelaskan tujuan, konsep dan metode perencanaan pelabuhan
I.3. Prilaku Awal Mahasiswa
Untuk dapat mengikuti kuliah ini dengan baik mahasiswa sudah memahami
pelabuhan sebagai salah satu komponen sistem transportasi yang mempunyai
peranan penting dalam mendistribusikan muatan melalui laut.
I.4. Manfaat
Mahasiswa bisa menjelaskan tujuan perencanaan Pelabuhan, sehingga dapat
merencanakan fasilitas Pelabuhan yang sesuai dengan permintaan
I.5. Urutan Pembahasan
1. Menjelaskan pengertian, konsep dan tujuan perencanaan pelabuhan
2. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi perencanaan pelabuhan
I.6. Petunjuk Belajar
1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen
2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang
diberikan.
3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan
Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen
maupun dari perpustakaan.
4. Mahasiswa harus mengerjakan tugas yang telah disiapkan dosen untuk
memperoleh nilai dari kompetensi kuliah ini
5. Masing-masing mahasiswa menyerahkan tugas yang telah dikerjakan.

II. PENYAJIAN
2.1 Materi Pembelajaran
1) Tujuan Perencanaan Pelabuhan
Para perencana sebaiknya mempertimbangkan masalah Pelabuhan pada
sudut pandang sistem transportasi yang lebih luas, dimana Pelabuhan
merupakan salah satu bagian dari sisstem tersebut. Para perencana tidak boleh
melupakan pertimbangan strategis dan social sebagai peran yang menentukan
dalam memilih lokasi Pelabuhan baru. Melalui pertimbangan inilah mereka
mendorong dan membantu para perencana industri memperhtungkan seluruh
tingkat kecenderungan nilai ekonomi yang menguntungkan antara lain: ukuran
kapal, kecepatan bongkar muat, dan fasilitas transportasi daerah hinterland.
Seringkali perencanaan di atas sukar disusun dan diterapkan karena
mencakup berbagai macam kepentingan. Contoh kasus dermaga umum di
tempat ini terdapat berbagai macam pemakai (user), masing-masing user
memiliki system distribusi transportasi sendiri. Untuk kasus seperti ini maka
perencanaan pengembangan Pelabuhan dapat menetapkan tujuan sebagai
berikut: penyediaan fasilitas dan system operasional Pelabuhan dengan biaya
gabungan terendah baik untuk Pelabuhan (operator) maupun para pemakai
Pelabuhan (user).
2) Rencana Investasi
Rencana induk Pelabuhan seharusnya menggunakan strategi
pengembangan Pelabuhan jangka panjang yang didalamnya terdapat rangkaian
investasi secara bertahap Beberapa tahap kegiatan yang harus dimasukkan :
a. Penanam Modal (Delaying Capital Investment) investasi tidak hanya
dengan peningkatan produktivitas (seperti peralatan / instalasi khusus dan
program pelatihan)
b. Peningkatan fasilitas-fasilitas yang telah ada sebagai pengganti
pembangunan fasilitis baru.
c. Penggabungan langkah pertama dan kedua rencana pengembangan ke
dalam satu proyek besar, dengan tujuan penghematan biaya konstruksi dan
menghindari pengaruh pelaksanaan operasional pelabuhan yang merupakan
hasil dari kegiatan pembangunan tahap selanjutnya.
d. Kebijakan Ekonomi sederhana; penanaman investasi bagi
pembangunan fasilitas-fasilitas dilaksanakan secara bertahap, sejalan dengan
permintaan pasar.

Keuntungan utama mempelajari suatu alternative tahapan investasi


adalah dapat dengan mudah mengubah rencana sesuai perubahan lingkungan
yang terjadi, sewaktu-waktu setelah investasi awal dilaksanakan, serta
tersedianya informasi yang diperlukan untuk perubahan itu. Kemampuan
penyesuaian di atas merupakan suatu ciri yang penting dari tahapan
perencanaan pengembangan pelabuhan, selain mampu memperbaharui
perkiraan sistematis permintaan pasar, dan mampu mengetahui serta memberi
perhatian secara cepat pada perubahan mendadak pelayanan jasa kapal atau
trafik atas permintaan pasar. Hal-hal yang berkenaan dengan perkiraan
permintaan trafik akan dijelaskan pada Bab III. Prinsip-prinsip yang harus
dikembangkan oleh pihak manajemen pelabuhan adalah mempertahankan
kemampuan mengenali perubahan permintaan yang terjadi dan menilai kembali
program pengembangan pelabuhan tersebut. Langkah-langkah yang patut
diperhitungkan adalah:
a. Menetapkan perencanaan skala mikro yang tetap dan menetapkan
bagian riset market:
b. Mengatur pertemuan secara berkala (contoh: setiap empat bulan atau
setengah tahun), membahas laporan perkembangan baru dan kemungkinan
kegiatan akan diambil.
c. Melaksanakan kerjasama pada setiap proyek pengembangan: Apakah
proyek itu dibiayai oleh sumber Keuangan Nasional atau Sumber Keuangan dari
Luar, kemungkinan mengubah tim kerja/pendanaan apabila diperlukan pada
setiap tahap kemajuan yang diperoleh:
d. Menjamin setiap perhitungan ekonomis, operasionalm dan keuangan
didokumentasi secara benar sehingga dapat dijadikan sebagai referensi.

Pada Masalah Perencanaan Kapasitas Tambat


Mudah untuk memperkirakan kapasitas tambat kapal. Jika kapal-kapal tiba
di pelabuhan secara teratur, dan jika waktu yang dibutuhkan untuk bongkar
muat kapal konstan. Hal ini akan menghindari antrian kapal. Keadaan semacam
ini jarang terjadi. Kapal-kapal linier dan terutama kapal-kapal Tramper (kappa
carter barang dengan rute tak tentu) datang ke pelabuhan tidak secara tetap. Di
samping itu waktu yang dibutuhkan untuk Bongkar dan Muat serta tambat kapal
berbeda-beda, tergantung kepada jumlah isi dan jenis muatan kapal, cara
pemuatan, serta tingkat penanganan bongkar-muat.
Kombinasi variabel kedatangan kapal dengan variabel waktu kerja kapal
berarti pemakaian tambatan dapat menjamin 100% hanya dengan biaya
serangkaian antri kapal yang teratur. Dengan kata lain, kapal tidak dijamin tidak
akan antri menunggu sebelum bertambat bila berada pada tingkat pemakaian
tambatan rendah. Tidak satupun dari dua pilihan di atas yang dapat diterima.
Yang dibutuhkan pada kasus ini adalah suatu kompromi antara kedua pilihan
itu.

Rasio Waktu Tunggu / Waktu Pelayanan Kapal


Rasio ini digunakan sebagai ukuran tingkat pelayanan suatu terminal.
Sebuah kapal yang memiliki sedikit muatan untuk dibongkar, tentunya tidak
dapat menunggu dalam waktu yang lama, layaknya kapal yang memiliki muatan
besar. Waktu yang biasa diperkirakan untuk waktu tunggu kapal adalah 10 –
15% dari keseluruhan waktu kerja. Tetapi rasio ini kemungkinan masih tidak
tetap karena sewaktu-waktu dapat membaik atau turun apabila waktu pelayanan
berkurang atau naik. Seperti halnya dengan pemakaian tambatan, rasio ini
sebaiknya digunakan hanya jika faktor lain stabil. Rasio ini dipakai sebaiknya
untuk kemungkinan kedua, yaitu hanya Turn Round Time kapal yang digunakan
sebagai suatu ukuran hasil kinerja pelabuhan. Hal itu dapat dilihat pada table di
bagian 2 buku ini. Apabila rencana investasi berdasarkan kepada nilai ekonomi
optimum, maka rasio waktu tunggu / waktu pelayanan yang dapat dipakai
sebagai standar, biasanya berkisar kurang dari 30%.

Empat (4) keputusan Investasi


Ada empat pertanyaan tentang proposal investasi suatu pelabuhan yang harus
dijawab:
a. Apakah proposal sudut pandang ekonomi dan sudut pandang finansial
diterima?
b. Apakah proposal itu menggambarkan pemanfaatan terbaik dana yang
tersedia?
c. Apakah proposal tingkat investasi bagi fasilitas tambahan merupakan
investasi yang benar?
d. Kapan waktu terbaik untuk memulai menanamkan investasi itu?
Pemilihan metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan pertama,
tergantung kepada persetujuan dalam menetapkan tingkat diskon yang benar.
Jika semua pihak yang terkait dapat menerima nilai minimum pengembalian
modal / kapital yang disetujui, maka arus dana (cash flow) dapat dipotong pada
tingkat ini. Oleh karena itu pengesahan suatu proyek paling baik berdasarkan
pada benefit cost ratio atau NTV. Jika persetujuan untuk menentukan tingkat
diskon yang sesuai sulit dicapai, maka IRR perlu diperhitungkan. Pada
beberapa kasus,, metode IRR sebaiknya digunakan pada permulaan untuk
menghindari keraguan awal dan penundaan atas program proyek.
Pendekatan terbaik untuk menjawab pertanyaan kedua dan mengetahui
cara menerapkan sejumlah dana pada beberapa proyek, adalah dengan
membuat kriteria NPV proyek sesuai urutannya. Selain itu juga melalui cara
menghentikan investasi proyek bila melebihi standar investasi yang ditetapkan,
atau bila dana berada pada titik jenuh (exhausted). Cara ini dapat menyebabkan
kesulitan, karena biasanya ada dua macam jenis dana yang berbeda yaitu dana
intern pelabuhan dan jenis dana yang berasal dari pinjaman yang masing-
masing jenis menerapkan standar berbeda. Namun demikian, terdapat satu
metode yang dapat diterapkan kepada kedua jenis dana itu, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 14. Di gambar ini, proyek yang sedang mendapatkan
dana tersebut diurutkan sesuai dengan IRR mereka. Nilai jenuh (exhausterd)
dana yang berasal dari dana intern pelabuhan dan pinjaman yang diperlukan,
diurutkan secara skala horizontal. Pada kasus gambar 14, nilai IRR kelima
proyek pertama melibihi tingkat pengembalian modal / capital pelabuhan
(required rate of return) atau (cut-off rate) sementara nilai IRR proyek keenam
melibihi tingkat, tetapi tidak naik ke tingkat bunga yang lebih tinggi yang harus
dibayarkan pada modal pinjaman, meskipun nilai itu nanti memerlukan pinjamin,
Alternatif lainnya; yaitu melaksanakan proyek ketujuh sebelum proyek keenam
dilakukan, atau menunda masing-masing proyek, atau jika secara teknis proyek
diterima maka IRR dikurangi/dipotong 1/3. Pengurutan nilai IRR bukanlah
merupakan satu-satunya ukuran untuk mengambil keputusan menjalankan
suatu proyek, tetapi juga berdasarkan kepada faktor-faktor apakah suatu proyek
bermanfaat secara social, kemampuan proyek meningkatkan tenaga kerja, atau
kemampuan proyek membawa keuntungan secara langsung atau tidak
langsung.

DEFENISI MASALAH

KEBUTUHAN UNTUK
PENYELESAIN MASALAH

PENENTUAN ALTERNATIF

EVALUASI ALTERNATIF

PEMILIHAN ALTERNATIF
YANG TERBAIK

Gambar Pendekatan Proses Desain

Perencanaan berpengaruh pada semua aspek dalam penentuan


keputusan sistem transportasi. Pendekatan dasar yang umum pada proses
desain transportasi adalah: langkah dasar 1) mendefenisikan masaalah, 2)
merumuskan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai dengan perbaikan
desain atau rencana, 3) penentuan spesifikasi dari alternative penyelesaian, 4)
evaluasi alternatif, dan terakhir 5) pemilihan alternative yang terbaik.
Pendekatan lain pada teknik transportasi untuk merumuskan masalah
biasanya menggunakan hubungan antara variabel-variabel lain dengan variabel
lainnya, Variabel tersebut diamati keterkaitannya, gejala dan diformulasikan
dalam suatu teori atau model, dan teori ini didefenisikan dan diperlakukan
sebagai suatu hipotesa, teori diamati dan dibandingkan dengan perkiraan
biasanya sesuai dengan keadaan sebenarnya. Apabila teori mendekati
kebenaran atau standard deviasi kecil maka teori dapat diterima da merupakan
model yang dapat diperlakukan pada kondisi yang sama dengan variasi nilai
variabel atau mungkin dengan mengadakan kalibrasi penyesuaian dengan
kondisi dimana diperlukan
Pendekatan lain adalah metode perencanaan dengan skenario tata ruang
wilayah nasional. Dalam perencanaan ini analisa didasarkan pada tata ruang
wilayah nasional serta rencana sektoral di masa yang akan datang. Peramalan
permintaan transportasi dengan pendekatan tata ruang bertitik tolak dari potensi
permintaan transportasi dari adanya perubahan sistem aktivitas yaitu
permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam masyarakat. Untuk
permintaan transportasi barang perubahan sistem aktivitas dinyatakan dengan
perubahan pola produksi dan konsumsi nasional dengan pendekatan sebagai
berikut :
- Analisa terhadap jenis atau kelompok muatan/komoditi perdagangan melaui
angkutan laut.
- Menyusun ramalan produksi dan konsumsi dengan memperhatikan rencana
induk perusahaan dan instansi yang terkait, perubahan jumlah/ penyebaran
penduduk, perubahan lokasi dan kapasitas industri.
- Selanjutnya dengan menggunakan analisa surplus dan defisit untuk suatu
region.
- Dengan menggunakan model transportasi dapat diperoleh proyeksi aliran
muatan dan sebagainya.

3) Proses Perencanaan Transportasi


Perencanaan transportasi merupakan salah satu pengembangan konsep-
konsep dengan pendekatan sistem, menggunakan konsep dan teknik
peramalan permintaan transportasi. Perencanaan transportasi bertujuan
mngembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia, atau barang
berpindah tempat dengan aman, murah, cepat dan nyaman.
Proses ini terdiri dari tahapan analisis sebagai berikut:
1. Inventarisasi kondisi saat ini, meliputi guna lahan, populasi, pemilikan
kendaraan, pergerakan orang dan kendaraan, fasilitas transportasi, aktivitas
ekonomi, sumber dana yang tersedia dan pembangkitan perjalanan
2. Keputusan kebijakan umum masa datang meliputi pengontrolan peraturan
dan kebijakan umum terhadap pengembangan lahan pada masa datang, dan
karakteristik jaringan transportasi masa datang.
3. Perkiraan pertumbuhan daerah perkotaan meliputi: perkiraan jumlah
penduduk, aktivitas ekonomi, pemilikan kendaraan guna lahan dan jaringan
transportasi.
4. Perkiraan pergerakan pada masa datang
5. Hasil perkiraan pergerakan (pembebanan) selanjutnya dievaluasi untuk
disesuaikan dengan tingkat pelayanan yang diinginkan, disini perbaikan dan
penyempurnaan mungkin diperlukan.
2.2 Lingkup penghiliran/penerapan
Penjelasan tentang konsep dan prosedur perencanaan transportasi dapat dilihat
penerapannya pada pemilihan metode perencanaan transportasi
2.3 Latihan
Buat penjelasan tentang pengertian, tujuan, konsep, dan prosedur perencanaan
transportasi

2.4 Tugas Mandiri


Mahasiswa wajib menjawab soal – soal yang diberikan sesuai pencapaian
sasaran pembelajaran

III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
1. Perencanaan transportasi merupakan salah satu pengembangan konsep-
konsep dengan pendekatan sistem, menggunakan konsep dan teknik
peramalan permintaan transportasi. Perencanaan transportasi bertujuan
mngembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia, atau
barang berpindah tempat dengan aman, murah, cepat dan nyaman.
2. Pendekatan dasar yang umum pada proses desain transportasi adalah:
langkah dasar 1) mendefenisikan masaalah, 2) merumuskan kebutuhan atau
tujuan yang hendak dicapai dengan perbaikan desain atau rencana, 3)
penentuan spesifikasi dari alternative penyelesaian, 4) evaluasi alternatif, dan
terakhir 5) pemilihan alternative yang terbaik
3. Proses perencanaan transportasi sebagai berikut: 1) Inventarisasi kondisi
saat ini, 2) Keputusan kebijakan umum masa datang meliputi pengontrolan
peraturan dan kebijakan umum terhadap pengembangan lahan pada masa
datang, dan karakteristik jaringan transportasi masa datang. 3) Perkiraan
pertumbuhan daerah, 4) Perkiraan pergerakan pada masa dating, 5) Hasil
perkiraan pergerakan (pembebanan) selanjutnya dievaluasi untuk
disesuaikan dengan tingkat pelayanan yang diinginkan, disini perbaikan dan
penyempurnaan mungkin diperlukan
3.2. Soal-soal Formatif
1. Jelaskan pengertian, tujuan dan konsep perencanaan transportasi
2. Jelaskan prosese perencanaan transportasi
3.3. Umpan Balik
1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Dosen bisa menjelaskan kembali jika diperlukan
3.4 Daftar Pustaka
1. Kramadibrata. S, 1985, Perencanaan Pelabuhan, Beta Ofset, Yogyakarta
2. Misliah, 1995, Kepelabuhanan, Proyek Segi Tiga Biru Kelautan, Makassar
3. Triatmojo, 1996, Pelabuhan, Beta Ofset, Yogyakarta
4. Ofyar z Tamin, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB,
Bandung
5. PP Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan

Anda mungkin juga menyukai