Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rania Sulviani

NIM : 1308618008

Kelas : Biologi A 2018

Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan 113

FOTOSISTEM I DAN FOTOSISTEM II

Fotosistem dibedakan menjadi dua, yaitu Fotosistem I dan Fotosistem II.


Pada Fotosistem I, penyerapan cahaya matahari dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm, sehingga fotosistem I disebut juga sebagai P700.
Sedangkan pada Fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap panjang gelombang 680 nm (nanometer), sehingga fotosistem II disebut juga P680.
Ketika suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu dilewatkan dari suatu molekul
pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga mencapai pusat reaksi. Klorofil a merupakan pusat
reaksi bagi fotosistem. Setelah energi sampai di P700 atau di P680 pada pusat reaksi, sebuah
elektron kemudian dilepaskan menuju tingkat energi lebih tinggi. Elektron berenergi ini akan
disumbangkan ke akseptor elektron.

Tehapan Reaksi Terang

• Penangkapan cahaya matahari öleh fotosistem. Ketika sinar foton mengenai fotosistem, salah
satu elektronnya tereksitasi keluar. Dan ketika electron kembali pada kedudukan semula,
electron tersebut mangeluarkan energy.

• Setelah fotosistem menyerap energy matahari, energy ini digunakan untuk fotolisis yaitu
memecah molekul air.

• Air akan pecah menjadi ion hydrogen (2H+), gas oksigen (O2) dan electron (e).

• Ion hydrogen 2H+ ditangkap NADP+ menjadi NADPH.

• Gas Oksigen O2 dilepas ke udara


• Elektron bebas yang terbentuk akan mengalami pemindahan atau transfer electron melalui
fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik Foton dari Cahaya matahari yang mengen fososistem
akan menyebabkan elektron tereksitasi dan keluar dari fotosistem.

Elektron yang dihasilkan ini akan keluar dan masuk ke sistem transfer elektron. Reaksi transfer
elektron ini dapat dibedakan menjadi reaksi nonsiklik dan reaksi siklik.

Jalur elektron siklik dimulai setelah kompleks pigmen fotosistem I menyerap energi
matahari. Energi foton menyebabkan electron tereksitasi. Electron tereksitasi memiliki energi
yang tinggi Pada jalur ini, elektron berenergi tinggi (e _) meninggalkan pusat reaksi fotosistem I,
tetapi akhirnya elektron itu kembali lagi. Elektron berenergi (e_) meninggalkan fotosistem I (dari
pusat reaksi klorofil a) dan ditangkap oleh akseptor elektron kemudian meneruskannya ke system
transfer elektron dan akhirnya kembali ke fotosistem I. Electron yang kembali ini akan segera
menggantikan electron yang tereksitasi akibat foton sinar matahari. Pada sistem transferr
elektron, pembawa electron (electron carrier) mengalirkan atau memindahkan elektron dari satu
pembawa electron ke pembawa electron berikutnya, yaitu dari Feredoksin (Fd). Plastoquinon
(Pq). Komplek Sitokrom (Cty), dan terakhir ke Plastosianin (Pc). Ketika bergerak dalam system
transfer electron tersebut, electron akan melepaskan energi yang kemudian energi akan
digunakan untuk pembentukan ATP. ATP terbentuk karena adanya penambahan gugus fosfat P
pada senyawa ADP ( Adenosin Di Phosphat) seperti reaksi berikut.

ADP + P ATP

Pembentukan ATP yang terjadi melalui rute transfer electron siklis disebut dengan
Fotofosforilasi Siklis. Fotosistem I ini umumnya ditemukan pada bakteri dan mikroorganisme
autotrof lainnya.

Pada jalur transfer electron nonsiklik dihasilkan ATP dan NADPH. Electron yang
tereksitasi bergerak dari fotosistem II ke system transfer electron kemudian ke fotosistem I lalu
ke sistem transfer electron baru dan berakhir pada reaksi pembentukan NADPH. Disini electron
tidak kembali ke fotosistem II. Reaksi ini dimulai ketika kompleks pigmen fotosistem II (P 680)
menyerap energi cahaya dan menyebabkan terksitasinya electron. Electron yang dihasikan
memiliki energi yang tinggi. Kemudian elektron berenergi tinggi ini meninggalkan molekul
pusat reaksi (klorofil a) sehingga Fotosistem II kehilangan electron. Selanjutnya, Fotosistem II
mengambil elektron dari hasil penguraian air (fotolisis) melalui reaksi berikut.

H2O  2H+ + 2e- + 1/2 O2

Sedangkan Oksigen hasil fotolisis dilepas oleh kloroplas sebagai gas oksigen meninggalkan sel.
Sementara itu, ion hidrogen (H+) untuk sementara waktu tinggal di ruang tilakoid. Elektron-
elektron berenergi tinggi meninggalkan fotosistem II dan ditangkap oleh akseptor elektron dan
kemudian dikirim ke sistem transfer elektron. Pada system transfer electron, electron ini dibawa
oleh pembawa electron plastoquinone (pq). Komplek sitokrom (Cty ), dan plastosianin (pc).

Selama proses transfer electron tersebut, electron melepaskan energi yang kemudian
ditangkap oleh ADP menjadi ATP. Selanjutnya elektron mencapai fotosistem I. Pada reaksi ini,
elektron yang dilepas fotosistem II tidak kembali lagi ke fotosistem II. Pembentukan ATP dari
reaksi nonsiklik ini disebut juga Fotofosforilasi Nonsiklik. Ketika fotosistem I menyerap energi
cahaya, elektron- elektron berenergi tinggi meninggalkan pusat reaksi (klorofil a) dan ditangkap
oleh akseptor elektron. Elektron yang terlepas dari fotosistem I segera digantikan oleh elektron
dari fotosistem II. System transfer electron memindah elektron- elektron ini melalui pembawa
electron Feredoksin (Fd). Selanjutnya Electron ditransfer ke NADP +. Tahap berikutnya NADP+
mengikat ion H+ membentuk NADPH2, seperti reaksi berikut.

NADP+ +2e + 2H NADPH +H

Electron tersebut digunakan untuk mereduksi NADP+ (Nicotinamide Adenine Dinucleotide


Phosphate) menjadi NADPH. Dengan demikian jalur elektron nonsiklis menghasilkan ATP, dan
NADPH. Energi ATP dan NAPDH yang dihasilkan dalam elektron nonsiklik akan digunakan
dalam reaksi tahap kedua proses sintesis karbohidrat yaitu pada tahap reaksi gelap.

Note: Ion-ion hydrogen H+ yang berada dalam kompartemen tilakoid bergerak melalui bagian
interior ATP sintase. Gerakan aliran ini disebabkan oleh adanya gradien kosentarasi dari ion
hydrogen tersebut.

Aliran ion H+ menyebabkan ATP sintase mengikatkan gugus fosfat P ke ADP sehingga terbentuk
ATP.

Anda mungkin juga menyukai