Anda di halaman 1dari 66

Praktikum Peledakan Tambang

Laboratorium Tambang

BAB II
PENDAHULUAN PELEDAKAN
Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Fadhila Rahman


NPM : 100.701.18.032
Shift : IV (Empat)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 08 Oktober 2020
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 15 Oktober 2020
Assisten : 1. M Farhan Hidayat
2. Mohamad Rifki Alghifari

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2020 M

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga laporan awal praktikum
Peledakan dapat dibuat dengan baik dan tepat pada waktu nya.
Dan juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh asisten laboratorium
Peledakan yang selalu memberikan saya bimbingan dengan penuh perhatian,
sehingga laporan awal ini dapat terselesaikan.
Dan yang terkahir, Mohon maap apabila laporan awal ini masih banyak
akan kekurangan, terimakasih atas perhatian dan sudah membaca laporan ini.
Saya berharap adanya masukan untuk lebih baik lagi dalam membuat laporan.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Purwakarta,07 Oktober 2020

Muhammad Fadhila Rahman

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................1
1.2.1 Maksud...............................................................1
1.2.2 Tujuan.................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................3
2.1 Pendahuluan...............................................................3
2.2. Perlengkapan Peledakan.............................................3
2.2.1 Peralatan Peledakan (Blasting Equipment).........3
2.2.2 Perlengkapan Peledakan....................................5
2.3 Kegiatan Perencanaan Peledakan..............................7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN........................................................9
3.1 Tugas..........................................................................9
3.1.1 Resume Kepmen no 1827 K/30/MEM 2018 dan
peraturan Kepala Kepolisian No 17 Tahun 2017 Tentang
Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersil. Beri tanggapan hubungan antara kedua peraturan
tersebut dengan kegiatan teknis peledakan (Min 16 halaman
spasi 1cm) Ditulis tangan tinta biru.........................................9
3.1.2 Cari Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan
Peledakan...............................................................................9
3.2 Pembahasan...............................................................9
3.2.1 Resume Kepmen no 1827 K/30/MEM 2018 dan
peraturan Kepala Kepolisian No 17 Tahun 2017 Tentang
Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersil. Beri tanggapan hubungan antara kedua peraturan
tersebut dengan kegiatan teknis peledakan (Min 16 halaman
spasi 1cm) Ditulis tangan tinta biru.........................................9
3.2.2 Cari Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan
Peledakan.............................................................................11
BAB IV ANALISA......................................................................................26
BAB V KESIMPULAN...............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menunjang hasil produksi bahan galian untuk mencapai target
proudksi yang sudah di tentukan di awal, terdapat metode pemecahan suatu
material yang menutupi bahan galian (overburden) dilakukan dengan cara yang
ekonomis, cepat dan tidak mengurangi nilai harga dari bahan galian tersebut.
Pada metode ini biasanya digunakan dengan menggunakan alat-alat gali seperti
excavator,dragline,clamshell, dll. Jika pada saat proses kegiatan pemecahan
material batuan yang menghalangi bahan galian sudah tidak bisa dipecahkan
dengan.menggunakan alat gali, maka metode yang diterapkan adalah dengan
metode peledakan untuk memecahan material tersebut.
Namun dalam menentukan metode yang dipakai terdapat beberapa
pertimbangan khusunya dalam segi ekonomis. Maka dari itu dalam segala
kegiatan pertambangan bertujuan untuk menguntungkan perusahaan tambang,
apabila metode peledekan tidak berbanding dengan hasil produksi
penambangan maka tidak dianjurkan untuk memakan metode tersebut.
Peledakan adalah suatu kegiatan pemecahan material batuan dengan
menggunakan bahan peledak sehingga terjadinya ledakan. Agar mencapai titik
maksimal dalam menggunakan bahan peledak dianjurkan untuk menggunakan
alat-alat serta kebutuhan material yang sudah ditentukan dalam metode
peledakan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan praktikum peledakan serta mengetahui ilmu
dasar peledakan dengan mengenal peralatan peledakan
1.2.2 Tujuan
1. Mengenal alat-alat yang dipakai dalam kegiatan peledakan
2. Mengetahui perlengkapan peledakan

1
3. Mengenal dan memahami Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 tentang
peledakan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Kegiatan penambangan adalah suatu proses kegiatan dalam
pengambilan bahan galian yang terdapat di luar atau pun di dalam permukaan
bumi berupa batuan atau material yang bernilai ekonomis sehingga dapat
menguntungkan.
Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam kegiatan penambangan, yaitu :
1. Kegiatan pembongkaran / pemecahan
2. Kegiatan muat angkut
3. Kegiatan pengangkutan dan proses pengolahan batuan
Pada kegiatan pemecahan terdapat 2 metode yang dapat dilakukan yaitu
metode pemecahan mekanis (alat gali) dan metode secara kimiawi (peledakan).
Dalam menentukan metode pemecahan dapat berdasarkan sifat-sifat batuan,
karena litologi batuan yang berbeda sehingga kekuatan batuan tersebut berbeda.
Maka dari itu diperlukannya metode pemecahan yang tepat agar dapat ditangani
dengan baik. Dalam metode ini juga perlu diperhatikan mengenai sifat dan
karakteristik batuan, bidang kontinuitas pada batuan dan memaksimalkan harga
ekonomis dari bahan galian tersebut.
2.2. Perlengkapan Peledakan
Peralatan peledakan merupakan alat – alat peledakan yang dapat
digunakan berulang kali. Sedangkan peralatan peledakan merupakan alat – alat
peledakan yang hanya dapat dipakai sekali saja.
2.2.1 Peralatan Peledakan (Blasting Equipment)
1. Alat Bor
Alat ini berfungsi untuk membuat lubang untuk tempat bahan peledak
dengan memanfaatkan tekanan udara yang dinaikan.

3
Sumber : www.reddit.com
Foto 2.2
Alat Bor
2. Kompresor
Merupakan alat untuk menaikan tekanan udara yang nantinya dialirkan ke
alat bor.

Sumber : www.reddit.com
Foto 2.3
Kompresor
3. Blasting Detonator
Merupakan alat untuk memicu bahan peledak agar terjadi ledakan,
terhubung dengan bahan peledak melalui kabel.

Sumber : www.reddit.com
Foto 2.3
Blasting Detonator
4. Blasting Machine

4
Alat ini merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator.

Sumber : www.reddit.com
Foto 2.4
Blasting Machine
2.2.2 Perlengkapan Peledakan
1. Sumbu ledak
Sumbu ledak yaitu sejenis sumbu yang menyambungkan rangkaian
peledakan tanpa menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak
memiliki sifat tidak sensitif terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis.
2. Detonator
Detonator dapat didefinisikan sebagai alat pemicu awal yang
menimbulkan ledakan kecil untuk memberi efek kejut terhadap bahan peledak.
Ada jenis muatan bahan peledak yang terdapat dalam detonator, yaitu :
 Isian utama, dengan karakteristik bahan peledak sensitif yang fungsinya
untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga
menimbulkan gelombang kejut.
 Isian dasar (isian sekunder) yaitu bahan peledak kuat dengan VoD tinggi
yang fungsinya menerima gelombang kejut dan meledak dengan kuat
tergantung jumlahnya. Dimana isian dasar ini menentukan kekuatan
ledaknya.
Terdapat beberapa jenis detonator yang umum digunakan di dunia tambang,
yaitu
 Detonator nonel (nonel detonator)
 Detonator biasa (plain detonator)
 Detonator listrik (electric detonator)
 Detonator elektronik (electronic detonator)

5
Sumber : www.reddit.com
Foto 2.5
Electronic Detonator

3. Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO)


ANFO termasuk bahan peledak, dimana memiliki campuran antara
Amonium Nitrat dan Fuel Oil (solar) dengan perbandingan (ZOB) :
 AN = 94,5 %
 FO = 5,5 %
4. Kabel Penghantar (connecting wire)
Kabel penghantar adalah beberapa kabel yang menghubungkan setiap
leg wire hingga pada leading wire. Dimana nantinya akan berakhir di blasting
machine. Dengan diameter 0,6 mm dan panjang 100 yard/roll.
5. Isolasi
Isolasi ini berguna untuk membungkus sambungan kabel agar tidak
terjadi hubungan singkat arus listrik pada saat peledakan.
6. Damotin (Dynamit Amonium Gelatin)
Damotin merupakan bahan peledak berbentuk batangan atau dodol
dengan diameter 32 mm dan panjang 200 mm. Dimana isinya adalah campuran
dari Nitroglyserin, Dinitroglyserin, Amonium Nitrat, dan Wood pulp. Mempunyai
kecepatan detonasi yang tinggi, sehingga menyebabkan aksi penghancuran
yang cepat.

2.3 Kegiatan Perencanaan Peledakan


Kegiatan perencanaan peledakan merupakan tahap awal dari suatu
kegiatan peledakan yang biasanya melipu dari kegiatan jadwal harian peledakan,
blast and drill patern / blasting design, jumlah lubang dan kedalaman lubang
ledak, arah lemparan batuan (freeface) serta segala aspek teknis yang akan

6
menunjang keberhasilan kegiatan peledakan. Pada perencanaan peledakan ada
beberapa yang harus diperhatikan :
1. Kepekaan lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan getaran dan
tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat.
2. Fragmentasi yang diperlukan
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan
Arah perpindahan tergantung daya tahan paling kecil yang dapat
ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan yang tepat
(stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang kecil, dll).
Urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan tau
material hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan
antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan
5. Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi yang terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan
besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke
semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya cut off. Batuan
lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan perpindahan
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama antara baris-baris untuk
mengendalikan pecah yang berlebihan.
6. Kondisi air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan
tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water
hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan peledak
atau meningkatkan densitasnya sampat ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
yang menggunakan udara tersikulasi untuk mengukur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang
berdekatan.

7
8. Sederhana
Rancangan harus sesedarhana mungkin agar tidak memerlukan waktu
yang banyak dalam menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian
(dengan memeriksa penyambungan pada konfingurasi delay)
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kesulitan dalam kegiatan peledakan maka
biaya pun akan meningkat, biaya ini harus dipertimbangkan agar
diperoleh efisiensi biaya.

8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Resume Kepmen no 1827 K/30/MEM 2018 dan peraturan Kepala
Kepolisian No 17 Tahun 2017 Tentang Pengawasan, Pengendalian,
Pengamanan Bahan Peledak Komersil. Beri tanggapan hubungan antara
kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan (Min 16
halaman spasi 1cm) Ditulis tangan tinta biru.
3.1.2 Cari Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Peledakan
3.2 Pembahasan
3.2.1 Resume Kepmen no 1827 K/30/MEM 2018 dan peraturan Kepala
Kepolisian No 17 Tahun 2017 Tentang Pengawasan, Pengendalian,
Pengamanan Bahan Peledak Komersil. Beri tanggapan hubungan antara
kedua peraturan tersebut dengan kegiatan teknis peledakan (Min 16
halaman spasi 1cm) Ditulis tangan tinta biru.
Pedoman Pengelolaan Teknis Pertambangan dimana ruang lingkup ini
terdiri dari eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi dan pengujian alat
pertambangan, pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang-bangun,
pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan, pemasangan tanda
batas, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengangkutan dan
pengelolaan teknis pertambangan.
Perbedaan paling dasar di Kepmen ESDM No 1827 dengan
Kepmentaben 555 sebelumnya adalah definisi tentang Benar-Benar Terjadi
dijelaskan dengan rinci. Hal lain yang perlu diperhatikan dapat dibuktikan dengan
adanya korban dan bukan merupakan unsur kesengajaan/ tindakan kriminal.
Salah satu syarat lain kecelakaan tersebut dapat dikategorikan sebagai
kecelakaan tambang maka pekerja yang mengalami cidera adalah pekerja
tambang atau orang yang diberi izin oleh KTT/PTL. Pengertian kegiatan usaha
pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan Mineral atau
Batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi

9
Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemurnian,
Pengangkutan dan Penjualan, serta pascatambang.

10
3.2.2 Cari Spesifikasi Peralatan dan Perlengkapan Peledakan

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BAB IV
ANALISA

Hubungan keputusan menteri nomor 1827 K/30/MEM 2018 tentang


keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, dengan peraturan kepala
kepolisian negara republik indonesia nomor 17 tahun 2017 tentang pengawasan,
pengendalian, dan pengamanan bahan peledak komersial yaitu kepmen 1827
membahas seluruh kegiatan pertambangan yang berkaitan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja pertambangan, salah satunya yaitu tentang peledakan.
Kajian kegiatan peledakan dalam kepmen 1827, cenderung membahas
pengaruh peledakan terhadap keselamatan dan kesehatan, sehingga
peraturannya membahas bagaimana cara–cara agar kegiatan peledakan dapat
dilakukan dengan lancar tanpa mengesampingkan keselamatan dan kesehatan
pekerja tambang akibat kegiatan peledakan tersebut. Sedangkan untuk
peraturan kapolri nomor 17 tahun 2017 membahas mengenai pengawasan,
pengendalian, dan pengamanan bahan peledak komersil, termasuk diantaranya
kegiatan peledakan dalam bidang pertambangan. Jadi dalam peraturan kapolri
nomor 17 tahun 2017 cenderung membahas kegiatan peledakan dalam industri
pertambangan yang isinya mengatur bagaimana cara – cara untuk
memperlakukan peralatan dan perlengkapan peledakan agar terkendali dengan
baiak serta untuk mengurangi resiko kecelakaan yang fatal. Jadi hubungan
kedunaya sama – sama membahas kegiatan peledakan dalam industri
pertambangan tetapi dari segi perspektif yang berbeda yang mana keduanya
saling melengkapi satu sama lain.
Peralatan dan perlengkapan peledakan merupakan peranan yang sangat
penting yang kedianya salaing melengkapi. Peralatan peledakan disini
maksudnya yang dapat digunakan berulang kali dalam kegiatan peledakan
(kompresor), sedangkan untuk perlengkapan hanya bersifat sekali pakai pada
kegiatan peledakan (ANFO). Dalam kegiatan peledakan terdapat agen
peledakan seperti ANFO dan emulsi. Perbedaan ANFO dengan emulsi yaitu
ANFO memiliki daya ledak yang kecil dengan harga yang relatif murah,
sedangkan emulsi memiliki daya ledak kuat dengan harga yang relatif mahal.

26
Selain itu ANFO juga memiliki kelemahan yaitu ANFO tidak akan bekerja pada
kondisi hujan, sehingga ketika kondisi lubang ledak basah, maka ANFO harus
dipasang casing. Sedangkan untuk sumbu ledak penggunaannya disesuaikan
dengan sifat yang dimilikinya seperti ada yang penggunaannya dibakar, ledak,
nonel dan juga api. Sedangkan untuk rangkaian kabel pada peledakan ada yang
seri dan juga paralel, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan situasi
lapangan

27
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Peledakan adalah suatu kegiatan pemecahan material batuan dengan


menggunakan bahan peledak sehingga terjadinya ledakan. Agar mencapai
titik maksimal dalam menggunakan bahan peledak dianjurkan untuk
menggunakan alat-alat serta kebutuhan material yang sudah ditentukan
dalam metode peledakan. Dimana peralatan ini dapat digunakan berulang
kali. Selain itu juga dibutuhkan perlengkapan peledakan yang bersifat sekali
pakai, seperti detonator dan sumbu ledak, anfo, damotin, dan kabel
penghantar. Dalam melakukan peledakan sendiri terdapat beberapa tahapan
diantaranya, meliputi, persiapan peralatan dan perlengkapan, pembuatan
lubang bor, pengisin bahan peledak, perangkaian sumbu ledak, dan yang
terakhir dilakukannya peledakan itu sendiri.
2. Suatu proses perubahan yang nyata dari sifat bahan peledak ketika
menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat-sifat bahan
peledak antara lain yaitu, Densitas, sensifitas, water resistance, chemical
satablity, fumes characteristics.
3. Hubungan antara Keputusan Menteri Nomor 555 Tahun 1995 dengan
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang peledakan, yaitu keduanya sama – sama membahas tentang
peledakan industri pertambangan tetapi dari sudut pandang yang berbeda.
Hal ini dilakukan karena kegiatan peledakan sangat beresiko dan berbahaya,
Oleh karena itu dengan adanya peraturan ini diharapkan dapat tercipta
kemamanan dan kelancaran dalam melaksanakan kegiatan peledakan

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Ermanto, 2013. “Pengenalan Bahan Peledak”. http:/www.slideshare.net/


Diakses pada tanggal 07 Oktober 2020

2. Wiyono, Bagus dan Sudarsono. 2001. “Diktat Kuliah Peledakan


Tambang”.
Jurusan Teknik Pertambangan, UPN “Veteran”. Yogyakarta.

3. Bhandari, S. (1997). “Engineering Rock Blasting Operations”.


A. A. Balkema. 388

29
LAMPIRAN

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61

Anda mungkin juga menyukai