Anda di halaman 1dari 12

PERANAN PENYIDIK DALAM PENANGANAN

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI WILAYAH HUKUM POLISI


RESORT KUANTAN SINGINGI
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri
Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Hukum dan Administrasi Negara
Universitas Islam Kuantan Singingi

ABSTRAK Resort Kuantan Singingi yaitu sesuai dengan standart penyidikan


yakni Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 dimana dimulai dari
Negara Indonesia adalah negara hukum,
penyelidikan, penyidikan, proses pemanggilan, penangkapan,pen
segala tingkah laku dan perbuatan warga
ggeledahan, penyitaan, pemeriksaan, penahanan, penangguhan
negaranya harus berdasarkan atas hukum,
penahanan, pembantaran dan pengeluaran tahanan.
begitu juga halnya dengan alat perlengkapan
negara dalam menjalankan kewajibannya Kata kunci : Peranan Penyidik dan Narkoba
harus berdasarkan hukum yang berlaku.
Masalah penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) Abstract
merupakan masalah yang sangat kompleks,
yang memerlukan upaya penanggulangan The State of Indonesia is a state of law, the conduct and conduct of
secara komprehensif dengan melibatkan its citizens must be based on the law, as well as the state equipment
kerjasama dari berbagai multisektor, dan in carrying out its obligations shall be in accordance with applicable
peran serta masyarakat secara aktif yang law. The problem of misuse of Narcotics, Psychotropic and other
dilaksanakan secara berkesinambungan, Addictive Substances (NAPZA) is a very complex problem, which
konsekuen dan konsisten. Jenis penelitian requires comprehensive countermeasures involving multi-sectoral
yang digunakan adalah penelitian hukum collaboration, and active community participation that is carried out
sosiologis, menggunakan observational continuously, consistently and consistently. The type of research used
research yakni dengan cara survey dengan is research of sociological law, using observational research that is
analisa data kualitatif, sampel dalam by survey with qualitative data analysis, the sample in this research
penelitian ini adalalah Kasat Narkoba Polres adalalah Drug Drug Police Kuantan Singingi and Police Police Officer
Kuantan Singingi serta Anggota Kepolisian Kuantan Singingi with purposive sampling sampling method, data
Polres Kuantan Singingi dengan metode used primary data and secondary data and using interview data
pengambilan sampel purposive sampling, collection methods, questionnaires and library studies. The result
data yang digunakan data primer dan of the research can be concluded that Step Investigation Unit of
data sekunder dan menggunakan metode Resort Resort Police Resort of Kuantan Singingi Police in conducting
pengumpulan data wawancara, kuisioner investigation and investigation of Narcotics Crime in Resort Police
dan studi pustakan. Hasil penelitian dapat Region of Kuantan Singingi Resort that is in accordance with the
disimpulkan bahwa Langkah-Langkah standard of investigation that is Regulation of Chief of Police Number
Penyidik Satuan Resort Narkoba Kepolisian 14 Year 2012 which start from investigation, process of calling, arrest,
Resort Kuantan Singingi dalam melakukan search, seizure, examination, detention, suspension of detention,
penyelidikan dan penyidikan Tindak delivery and disposal of detainees.
Pidana Narkotika di Wilayah Hukum Polisi
Keywords: Role of Investigators and Drugs

244 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

1. Pendahuluan Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika

N
dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang
egara Indonesia adalah negara hukum, segala
populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
tingkah laku dan perbuatan warga negaranya
(Narkotika dan Bahan/Obat berbahaya) merupakan
harus berdasarkan atas hukum, begitu juga halnya
masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan
dengan alat perlengkapan negara dalam menjalankan
upaya penanggulangan secara komprehensif dengan
kewajibannya harus berdasarkan hukum yang berlaku.
melibatkan kerjasama dari berbagai multisektor,
Hal ini seperti yang tertuang dalam penjelasan
dan peran serta masyarakat secara aktif yang
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen
: Negara Indonesia berdasarkan atas hukum dan
dan konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian
tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Sebagai
besar golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
negara hukum sudah jelas dalam penyelenggaraan
lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan,
aktivitasnya baik mengenai kehidupan bernegara
namun bila disalah gunakan atau digunakan tidak
maupun bermasyarakat selalu menjunjung tinggi
menurut indikasi medis atau standar pengobatan
hak asasi manusia, perlindungan terhadap harkat
terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan
dan martabat manusia.Negara Indonesia adalah
berakibat sangat merugikan bagi individu maupun
negara yang sedang berkembang, sebagaimana
masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya
negara-negara yang sedang berkembang, Indonesia
penyalahgunaan Narkoba tidak hanya di kota-kota
banyak menerima pengaruh yang berasal dari negara
besar saja, tapi sudah sampai ke kota-kota kecil di
disekitarnya, baik itu pengaruh yang sifatnya positif
seluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat
maupun yang bersifat negatif.
sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial
Kemajuan teknologi yang sedang memiliki ekonomi atas.
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) pada
cepatnya penyampaian informasi melalui teknologi
tahun 2014, pengguna narkoba di Indonesia mencapai
digital dan salah satu dampak negatifnya adalah
4,2 juta, paling banyak diusia produktif antara 16-40
dengan kemajuan teknologi juga ada peningkatan
tahun. Tampaknya usia muda adalah sasaran strategis
masalah kejahatan dengan menggunakan modus
perdagangan gelap Narkoba. Oleh karena itu kita semua
operandi yang semakin canggih. Hal tersebut
perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap
merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum
ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda.
untuk menciptakan penaggulangannya, khususnya
Penyebab penyalahgunaan Narkoba sangat kompleks
dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.
akibat interaksi antara faktor yang terkait dengan
Akhir-akhir ini kejahatan narkotika dan obat- individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat
obatan terlarang telah bersifat transnasional yang (NAPZA).Faktor-faktor tersebutmemang tidak selau
dilakukan dengan modus operandi dan teknologi yang membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna
canggih. Aparat penegak hukum diharapkan mampu Narkoba. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor ini
mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut akan semakin besar kemungkinan seseorang menjadi
guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber penyalahguna Narkoba.
daya manusia di Indonesia khususnya bagi generasi
penerus bangsa.

Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya, 
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/516363-bnn-
Fokusmedia, Bandung, 2011, h. 2. pengguna-narkoba-di-indonesia-capai-4-2-juta-orang diakses

Warsito Hadi Utomo, Hukum Kepolisian Di Indonesia, Prestasi pada Tanggal 26 September 2016 Pukul 16.00 Wib.
Pustaka Publisher, Jakarta, 2005, h. 3. 
Buku Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan

A.Hamzah dan Surachman, Kejahatan Narkotika dan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Bidang Pemberdayaan
Psikotropika, Jakarta, SinarGrafika, 1994, h.6. Masyarakat, Badan Narkotika Nasional, Jakarta, 2010 h. 25.

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 245
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

Salah satu unsur penegak hukum yang ada di hukum dalam pemberantasan penyalahgunaan
Indonesia yang diberi tugas memberantas peredaran narkotika. Peran penting penyidik di kepolisian akan
narkoba adalah Kepolisian Republik Indonesia, memberikan sarana baikdalam mengungkaphingga
Kepolisian Republik Indonesia (selanjutnya di singkat menelusuri jalur peredaran narkotika maupun
dengan POLRI) selaku alat negara dituntut untuk psikotropika.
mampu melaksanakan tugas penegakan hukum
Pada tahun 2013 jumlah kasus penyalahgunaan
secara profesional dimana pengungkapan kasus
Narkoba di Wilayah Hukum Kepolisian Resort Kuantan
Narkoba bersifat khusus yang memerlukan proaktif
Singingi yaitu 52 kasus, semuanya telah P21 di tingkat
POLRI dalam mencaridanmenemukanpelakunyaserta
kejaksaan dan telah diberikan putusan sesuai dengan
senantiasa berorientasi kepada tertangkapnya pelaku
tingkat kejahatannya. Pada tahun Pada tahun 2014
tindak pidanapenerapan peraturan perundang-
jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Wilayah
undangan di bidang Narkoba.
Hukum Kepolisian Resort Kuantan Singingi naik
Salah satu bagian aparat penegak hukum menjadi 60 kasus, semuanya telah P21 di tingkat
Kepolisian yang juga mempunyai peranan penting kejaksaan dan telah diberikan putusan sesuai dengan
terhadap adanya kasus penyalahgunaan Narkoba tingkat kejahatannya. Pada tahun 2015 jumlah
ialah “Penyidik”, dalam hal ini penyidik POLRI kasus penyalahgunaan Narkoba di Wilayah Hukum
,dimana penyidik diharapkan mampu membantu Kepolisian Resort Kuantan Singingi mengalami
proses penyelesaian terhadap kasus pelanggaran penurunan menjadi 52 kasus, semuanya telah P21 di
penyalahgunaan narkoba. Dengan dikeluarkannya tingkat kejaksaan dan telah diberikan putusan sesuai
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang dengan tingkat kejahatannya.
Narkotika, sebagai perubahan atas Undang-Undang
Bicara sejarah kepolisian abad 13 Kerajaan
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, yang
Majapahit punya pasukan Bhayangkara (Polisi) yang
didalamnya mengatur sanksi hukumnya, serta hal-
dipimpin Maha Patih Gajahmada dengan salah satu
hal yang diperbolehkan, dengan dikeluarkannya
filosofis kerjanya : “Satya Haprabu”. Setia kepada raja.
Undang-Undang tersebut, maka penyidik diharapkan
Disinilah awal mulanya dikotomi lahirnya pendapat
mampu membantu proses penyelesaian perkara
tentang polisi sebagai alat penguasa yang dikenal
terhadap seseorang atau lebih yang telah melakukan
dengan polisi antagonis, tidak berpihak pada rakyat.
penyalahgunaan Narkoba dewasa ini.
Efektifitas berlakunya Undang-undang ini
sangatlah tergantung pada seluruh jajaran Penegak a. Fungsi Kepolisian
Hukum, dalam hal ini seluruh instansi yang terkait
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
langsung yakni penyidik POLRI serta para penegak
2002 tentang Kepolisian, Menyatakan bahwa “Fungsi
hukum lainnya, bahwa dalam proses penegakan
kepolisian adalah menjalankan salah satu fungsi
hukum dalam hal ini penegakan hukum dalam
Pemerintahan negara dalam tugas penegakan Hukum,
pemberantasan penyalahgunaan Narkotika maupun
selain perlindungan, pengayoman dan pelayanan
Psikotropika, untuk membuat terang tindak pidana
kepada masyarakat”.
yang diduga terjadi proses penyelidikan merupakan
hal yang sangat substansi serta memiliki kepentingan Menurut Sadjijono dalam menjalankan fungsinya
yang sangat mendasar. Hal ini merupakan bagian dari sebagai aparat penegak hukum polisi wajib memahami
kepolisian khususnya penyidik polisi karena fungsi 
Data Sat Res Narkoba Polres Kuantan Singingi, November,
2015 diambil pada 20 September 2016 Pukul 15.30 Wib.
penyidiklah yang dapat mengungkapkan penegakan 
Antontabah, Membangun Polri Yang Kuat, PT. Sumber Sewu,

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Narkotika, Jakarta, 2002, h.21.
Psikotropika Beserta Konvensi PBB yang Mengaturnya, Badan 
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian h.
Narkotika Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 2009, h. 7. 5.

246 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

asas-asas hukum yang digunakan sebagai bahan Dalam pasal 13 Undang-Undang nomor 2 Tahun
pertimbangan dalam pelaksanaan tugas yaitu: 2002 disebutkan bahwa tugas kepolisian NKRI
adalah:11
1. Asas legalitas, dalam melaksanakan tugasnya
sebagai penegak hukum wajib tunduk pada 1. Memelihara keamanan dan ketertiban
hukum masyarakat
2. Asas Kewajiban, merupakan kewajiban polisi 2. Menegakan hukum
dalam menangani permasalahan dalam
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan
masyarakat yang bersifat diskresi, karna belum
perlindungan kepada masyarakat.
diatur dalam hukum.
3. Asas Partisipasi, Dalam rangka mengamankan Mengenai tugas yang harus dilaksanakan
lingkungan masyarakat polisi mengkoordinasikan olehKepolisian dalam pasal 14 Undang-Undang
pengamanan swakarsa untuk mewujudkan Nomor 2 Tahun 2002 disebutkan, bahwa :12
kekuatan hukum di kalangan masyarakat. a. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
4. Asas Preventif selalu mengedepankan tindakan dimaksud dalam pasal 13, Kepolisian bertugas:
pencegahan daripada penindakan kepada 1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan,
masyarakat. pengawalan dan patroli terhadap kegiatan
5. Asas Subsidiaritas, melakukan tugas instansi lain masyarakat dan pemerintah sesuai dengan
agar tidak menimbulkan permasalahan yang kebutuhan.
lebih besar sebelum ditangani oleh institusi yang
2. Menyelenggarakan segala kegiatan dan
membidangi.10
menjamin keamanan, ketertiban, dan
Berdasarkan asas-asas tersebut diatas maka kelancaran lalu lintas dijalan.
fungsi polisi yang terdapat dalam Undang-Undang
3. Membina masyarakat untuk meningkatkan
Nomor 2 Tahun 2002 telah mengalami perubahan
partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
citra, maka fungsi polisi menjadi fleksibel dalam
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
artian suatu saat mereka harus tegas menangani
terhadap hukum dan peraturan perundang-
suatu peristiwa, namun dalam situasi tertentu
undangan.
mereka harus sangat dekat dengan masyarakat guna
menjalankan asas preventif. Oleh karenanya harus 4. Turut serta dalam pembinaan hukum
mampu dan memahami perkembangan yang terjadi nasional.
dalam masyarakat, serta kebutuhan mereka, dalam 5. Memelihara ketertiban dan menjamin
mendapatkan perlindungan keamanan. Keadaan keamanan umum.
ini menuntut polisi untuk mengetahui kapan dan
saat seperti apa mereka harus bertindak jika terjadi 6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan
pelanggaran besar dalam masyarakat. pembinaan tekhnis kepada kepolisian
khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan
bentuk- bentuk pengamanan swakarsa.
b. Tugas dan Wewenang Kepolisian 7. Melakukan penyidikan dan penyelidikan
Lembaga kepolisian memiliki tugas yang sangat terhadap semua tindak pidana sesuai
besar untuk melindungi negara, dengan ruang lingkup dengan hukum acara pidana dan peraturan
yang sangat luas tersebut didalam tubuh kepolisian 11
Op. Cit. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
harus ada pemberian tugas yang jelas. Kepolisian h. 9.
12
Op. Cit. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
10
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian, LaksBang Persindo, Kepolisian h. 9.
Yogyakarta, 2010, h.17.
UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 247
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

perundang-undangan lain. 7. Melakukan tindakan pertama di tempat


kejadian.
8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian,
kedokteran kepolisian, laboratorium porensik 8. Mengambil sidik jari dan identitas lainya dan
dan psikologi kepolisian. memotret seseorang, mencari keterangan
dan barang bukti.
9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta
benda, masyarakat dan lingkungan hidup 9. Menyelenggarakan pusat informasi.
dan ganguan ketertiban dan atau bencana
c. Etika Profesi Polisi dalam Penyidikan
termasuk memberikan bantuan dan
pertolongan dengan menjunjungtinggi hak Etika Profesi Polisi dalam penyidikan terdapat
asasi manusia. didalam Peraturan Kepala Polisi Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Kode
10. Melayani kepentingan warga masyarakat
Etik Profesi Penyidik Kepolisian Negara Republik
untuk sementara sebelum ditangani oleh
Indonesia.
instansi dan atau pihak yang berwenang.
Pasal 1 Ayat 3 berisi kode etik profesi penyidik
11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat
polri adalah norma-norma atau aturan-aturan
sesuai dengan kepentingan dalam lingkup
yang merupakan kesatuan landasan filosofis,
tugas kepolisian.
etika moral tentang sikap perilaku mengenai hal-
12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan hal yang diwajibkan dan dilarang dilakukan oleh
peraturan perundang- undangan. penyidik dalam menjalan tugas penyidikmaupun
penyelidikan.14
b. Kewenangan umum kepolisian negara Republik
Indonesia diatur dalam pasal 15 Undang-Undang Pasal 1 Ayat 4 yaitu etika profesi penyidik
Nomor 2 Tahun 2002 yang menyebutkan secara polri adalah kristalisasi nilai-nilai yang terkandung
umum menyebutkan kepolisian berwenang :13 dalam Tribrata dan Catur Prasetya yang
mencerminkan jati diri setiap penyidik untuk
1. Menerima laporan atau pengaduan.
menjunjung tinggi norma-norma penyidikan.15
2. Membantu menyelesaikan perselisihan
Pasal 1 Ayat 5 yaitu Profesi penyidik POLRI
warga masyarakat yang dapat menggangu
adalah profesi yang berkaitan dengan tugas
ketertiban umum.
penyidikan dalam rangka penegakan hukum
3. Mencegah dan menanggulangi timbulnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
penyakit masyarakat. yang berlaku.16
4. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan d. Penyidik
perpecahan atau mengancam persatuan
Penyidik adalah Pejabat POLRI yang diangkat
dan kesatuan bangsa.
sebagai penyidik atau penyidik pembantu (terma-
5. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam suk Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan POLRI)
lingkup kewenangan administrasi kepolisian. pada satuan organisasi pengemban fungsi penyidi-
6. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai kan di lingkungan POLRI berdasarkan Surat Kepu-
bagian dari tindakan kepolisian dalam tusan Kapolri atau pejabat yang ditunjuk.17Setiap
rangkapencegahan. Penyidik POLRI dalam menjalankan tugasnya
14
Peraturan Kapolri Nomor 15 Tahun 2006, h.2.
15
Ibid h. 3.
13
Op. Cit. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang 16
Ibid h.3.
Kepolisian h. 10. 17
Ibid h.2.

248 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

senantiasa menjunjung tinggi :18 permasalahannya adalah sebagai berikut:


1. Asas tujuan, artinya proses penyidikan 1. Bagaimana langkah-langkah Penyidik Satuan
POLRI dilaksanakan untuk menjamin tujuan Resort Narkoba Kepolisian Resort Kuantan
penyidikan yang profesional dan mandiri. Singingi dalam melakukan penyelidikan dan
2. Asas keterbukaan, artinya penyidik POLRI penyidikan di Wilayah Hukum Polres Kuantan
bekerja sesuai dengan prinsip keterbukaan, Singingi Berdasarkan Standart?
menerima saran dan/atau kritikan yang 2. Apa Hambatan Penyidik Satuan Resort Narkoba
bersifat konstruktif dari pihak manapun. Kepolisian Resort Kuantan Singingi Terhadap
3. Asas akuntabilitas, artinya pelaksanaan tugas Penegakan Hukum Tindak Pidana Penyalahgunaan
dan wewenang penyidik POLRI harus dapat Narkotika Di Wilayah Hukum Polres Kuantan
dipertanggungjawabkan. Singingi?
4. Asas kepentingan umum, artinya penyidik
POLRI lebih mengutamakan kepentingan
2. Metode Penelitian
umum daripada kepentingan pribadi dan/
atau golongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
5. Asas proporsionalitas, artinya penyidik POLRI hukum sosiologis, yaitu suatu penelitian berupa
dalam melaksanakan tugas dan wewenang- studi-studi empiris untuk menentukan teori-teori
nya senantiasa memperhatikan prinsip mengenai proses terjadinya dan mengenai proses
kecepatan, ketepatan dan keseimbangan. bekerja hukum di dalam masyarakat. Penelitian ini
adalah Observational research yakni dengan cara
6. Asas responsif, artinya penyidik POLRI dalam
survei, dimana peneliti langsung turun kelapangan
melaksanakan tugas dan wewenangnya
mengadakan pengamatan korelasi antara ketentuan
senantiasa mempedomani prinsip ketanggap
hukum dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
segeraan.
Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian
7. Asas kredibilitas, artinya penyidik POLRI
ini dibedakan menjadi data Primer, data Sekunderdan
daam melaksanakan tugas dan wewenangnya
bahan Hukum Tersier. Data-data yang terkumpul akan
didasarkan pada fakta hukum yang akurat
disusun secara deskriptif, kemudian peneliti akan
dan dapat dipercaya.
menganalisa secara kualitatif.19
8. Asas kerahasiaan, artinya penyidik
POLRI dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya senantiasa memegang rahasia 3. Hasil dan Pembahasan
penyidikan yang menurut sifatnya atau Langkah-Langkah Penyidik Sat Res Narkoba
menurut peraturan perundang-undangan Kepolisian Resort Kuantan Singingi dalam melakukan
harus dirahasiakan. penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana Narkotika
9. Asas kemitraan, artinya penyidik POLRI dalam di Wilayah Hukum Polres Kuantan Singingi Berdasarkan
melaksanakan tugas dan wewenangnya Standart.
menjalin kemitraan dengan sesama penegak
1. Penyidikan dan Penyelidikan
hukum demi kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara. Mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP)
proses penyelidikan dan penyidikan Penanganan Tindak
Berdasarkan latar belakang permasalahan
Pidana Narkoba. Dijelaskan bahwa menginventarisir
tersebut diatas, maka yang akan diangkat menjadi
19
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Ibid h.5.
18
Grafindo Persada, Jakarta, 1996,h. 43.

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 249
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

informasi yang bersumber dari masyarakat pastinya, terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
selanjutnya menginventarisir daftar pencarian orang menemukan tersangkanya”.20Peraturan Kapala Polisi
(DPO) melalui hasil berita acara pemeriksaan yang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2012 Pasal 17
bersumber dari informasi, selanjutnya membuat juga menjelaskan cara-cara penyidik dalam melakukan
laporan informasi yang dituangkan dalam format penyidikan dan penyidik wajib mempunyai rencana
yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan yang ada, penyidikan.21
selanjutnya informasi dibuat oleh penyelidik dalam hal
2. Proses Pemanggilan
ini kepolisian, informasi harus mengandung kebenaran
dan dilaporkan kepada pejabat dalam hal ini atasan Tentang proses pemanggilan dijelaskan bahwa
secara berjenjang untuk ditindak lanjuti.Selanjutnya untuk tindak pidana narkotika pemanggilan itu
pimpinan mengeluarkan surat perintah tugas dan dilakukan paling rendah berjenjang yaitu Kasubdit
surat perintah penyelidikan dan atas dasar surat atas nama Direktur Tipid Narkoba pada tingkat Mabes
perintah tugas itu dan surat perintah penyelidikan Polri, Kasubdit atas nama Direktur Res Narkoba pada
satres narkoba membuat rencana penyelidikan dan tingkat Polda, Kasat Res Narkoba atas nama Ka Polres/
rencana kebutuhan anggaran”.Pasal 102 Ayat 1 Kitab Ta/Tabes/Metro dan Kapolsek pada tingkat Polsek.
Undang-Undang Hukum Acara Pidana menyatakan Surat Panggilan wajib di catat dalam Buku Register
penyelidik yang mengetahui, menerima laporan atau (B-4). Dalam hal surat panggilan dikirim melalui Pos,
pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang harus dicatat di dalam buku ekspidisi sebagai bukti
patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera petugas telah manyampaikan pemanggilan, apabila
melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan. yang dipanggil tidak ada di tempat, surat panggilan
dapat diserahkan kepada keluarga, Ketua RT/RW. Atau
Selanjutnya langkah-langkah penyidik POLRI
Pamong Desa serta dicatat dalam buku ekspedisi.
dalam melakukan penyidikan Tindak Pidana Narkotika
Sedangkan teknik pemanggilan ada 3 hal :
memiliki beberapa metode yang digunakan penyidik
dalam melakukan penyelidikan, yang pertama a. Dalam hal memberikan surat panggilan, penyidik
digunakan yaitu pengamatan terhadap orang, tempat harus memperhatikan tenggang waktu paling
dan barang (observasi), selanjutnya dengan cara lambat 3 X 24 (tiga kali dua puluh empat) jam
surveillance pembuntutan terhadap orang/sasaran/ harus sudah diterima ke alamat.
target, selanjutnya undercover yaitu dilakukan b. Apabila panggilan tidak dipenuhi penyidik
penyamaran atau penyusupan yang dilakukan oleh mengirim Surat Panggilan kedua dan dalam hal
petugas kepolisian itu sendiri dan undercover buy panggilan kedua tidak juga dipenuhi/ditolak,
penyamaran yang dilakukan oleh petugas untuk penyidik harus pro-aktif mendatangi saksi-saksi
melakukan pembelian terselubung yang terdapat pada ahli yang mengambil keterangannya.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 itu sendiri
c. Dalam hal pemanggilan terhadap tersangka, Surat
selanjutnya controller delivery pembuntutan terhadap
Panggilan pertama tidak dipenuhi dengan alasan
sasaran orang dan/atau barang yang akan diserahkan
yang patut dan wajar, diterbitkan Surat Panggilan
kepada pihak lain yang diduga sebagai bagian dari
kedua disertai Surat Perintah Membawa.
jaringan, selanjutnya phone intercept yaitu penyadapan
telepon yang dilakukan oleh petugas terhadap telepon Pasal 7 Ayat 1 huruf e Pasal 11 tentang
sasaran. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum wewenang Penyidik/Penyidik Pembantu dalam hal
Acara Pidana Pasal 1 penyidikan adalah serangkaian pemeriksaan.22Pasal 112 Kitab Undang-Undang
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang Hukum Acara Pidana mengatur alasan, syarat-syarat
diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta
20
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, h. 147.
21
Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat Tindak Pidana h. 17.
22
Ibidh. 151.
250 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

dan tata cara untuk dapat melakukan pemanggilan Penangkapan, Petugas yang melaksanakan
serta kewajiban untuk memenuhi panggilan.23Pasal penangkapan wajib memperlihatkan Surat Perintah
113 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Tugas dan memberikan Surat Perintah Penangkapan
mengatur tentang  seorang tersangka atau saksi kepada tersangka serta tembusannya disampaikan
yang dipanggil memberi alasan yang patut dan kepada keluarganya setelah dilakukan penangkapan.
wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik Setelah melaksanakan penangkapan, petugas wajib
yang melakukan pemeriksaan, penyidik itu datang melaporkan kepada pejabat dan membuat Berita Acara
ke tempat kediamannya.Pasal 119 Kitab Undang- Penangkapan. Sedangkan teknik/cara penangkapan
Undang Hukum Acara Pidana mengatur tentang hal adalah :
tersangka atau saksi yang dipanggil untuk didengar
a. Penangkapan dalam hal terkait dengan tindak
keterangannya berdiam atau bertempat tinggal
pidana Narkoba, dapat diperpanjang selama 3 X
di luar daerah hukum penyidik yang menjalankan
24 (tiga kali dua puluh empat) jam.
penyidikan, maka pemanggilan dan pemeriksaan
b. Perpanjangan penangkapan dituangkan ke dalam
terhadapnya dapat dimintakan bantuan kepada
Surat Perintah Perpanjangan Penangkapan.
Penyidik dimana tersangka dan atau saksi tersebut
bertempat tinggal.24Pasal 120 Kitab Undang-Undang c. Surat Perintah Perpanjangan Penangkapan dibuat
Hukum Acara Pidana mengatur tentang wewenang dan ditandatangani oleh atasan pejabat dan
penyidik untuk meminta pendapat orang ahli atau dituangkan ke dalam Berita Acara Perpanjangan
orang yang memiliki keahlian khusus dan Ahli tersebut Penangkapan.
mengangkat sumpah atau mengucap janji dimuka
penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut 4. Penggeladahan, Penyitaan, Pemeriksaan,
pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila Penahanan, Penangguhan Penahanan,
disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan Pembantaran dan Pengeluaran Tahanan.
atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan
rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan Penggeladahan, Penyitaan, Pemeriksaan,
yang diminta serta Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 Penahanan, Penangguhan Penahanan, Pembantaran
Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 dan Pengeluaran Tahanan. Dijelaskan dalam hal
Tahun 2012 tentang Manajemen penyidikan tindak penggeledahan dilakukan setelah diterbitkan
pidana.25 Surat Perintah Pengeledahan yang ditandatangani
pejabat paling rendah oleh Kasat Res Narkoba pada
3. Penangkapan tingkat kecamatan Kapolsek pada tingkat Polsek.
Proses Penangkapan Tindak Pidana Narkotika Surat Perintah Penggeledahan wajib dicatat di
Dijelaskan bahwa Dalam hal penangkapan dalam dalam Buku Register Penggeledahan (B-6). Petugas
tindak pidana narkotika, Surat Perintah Penangkapan yang melaksanakan penggeledahan sekurang-
yang ditandatangani pejabat paling rendah yaitu kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang namanya
Kasat Res Narkoba pada tingkat Polres, Kapolsek tercantum dalam Surat Perintah Penggeledahan.
pada tingkat Polsek, Surat Perintah Penangkapan Petugas yang melaksanakan penggeledahan wajib
wajib dicatat didalam Buku Register Surat Perintah menunjukan Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah
Penangkapan (B-5), Petugas yang melaksanakan Penggeledahan kepada tersangka atau keluarganya
penangkapan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) atau yang menguasai tempat tersebut. Petugas
orang yang namanya tercantum dalam SuratPerintah yang melaksanakan penggeledahan tanpa surat
perintah penggeledahan, selanjutnya mengajukan
23
Ibidh. 176. permohonan persetujuan penggeledahan kepada
24
Ibid h. 177.
25
Op. Cit. Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012, h. 17. Ketua Pengadilan Negeri setempat. Penggeledahan

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 251
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

dilakukan terhadap Badan, Rumah atau tempat c. Bahkan sekarang jika memang ada hasil
tertutup lainnya, Kendaraan/benda bergerak lainnya, dari perbuatan tindak pidana Narkoba bisa
Pesawat udara; atau Kapal laut. Sedangkan Teknik/ dikembangkan menjadi Tindak Pidana Pencucian
cara penggeledahan dalam hal tersangka wanita Uang (TPPU), jadi seluruh asset bisa disita baik itu
yang diduga melakukan penyalahgunaan Narkoba, rumah, harta dan lainnya.
penggeledahan badan, dilaksanakan oleh petugas
Untuk Teknik/cara penyitaan
wanita atau wanita yang ditunjuk oleh petugas. Dalam
hal penggeledahan rumah atau tempat tertutup lain- a. Dalam hal melakukan penyitaan, petugas meminta
nya dilaksanakan hanya untuk kepentingan penyidikan tersangka/orang yang menguasai barang untuk
dan disaksikan oleh tersangka/pemilik rumah dan/ menghitung atau menimbang sendiri jumlah
atau saksi lain, pelaksanaannya harus dengan Surat barang buktidengan diawasi dan difoto oleh
Perintah Penggeledahan dan selanjutnya dimintakan petugas serta disaksikan oleh saksi lainnya.
permohonanan persetujuan penggeledahan dari b. Terhadap barang bukti Narkoba dilakukan
Ketua Pengadilan Negeri setempat. Dalam hal pemeriksaan awal dengan menggunakan Test Kit/
tersangka atau pemilik rumah menolak atau tidak Narcotest.
hadir, penggeledahan tetap dilaksakan oleh Kepala c. Barang bukti yang telah dihitung atau ditimbang
Desa atau Ketua Lingkungan setempat dan/atau 2 selanjutnya dibungkus dan dikelompokan oleh
(dua) orang saksi. Penggeledahan yang dilaksanakan petugas berdasarkan jenisnya.
dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak d. Dalam kegiatan penyitaan di TKP, petugas
tanpa Surat izin Ketua Pengadilan Negeri setempat dan membuat surat tanda penerimaan terhadap
Surat Perintah Penggeledahan. Penggeledahan yang benda/barang bukti yang disita.
dilaksanakan dalam keadaan yang sangat perlu dan
e. Surat Tanda Penerimaan ditanda tangani oleh
mendesak dilakukan pada halaman rumah tersangka
petugas yang melakukan penyitaan, pemilik/yang
bertempat tinggal, tempat lain tersangka bertempat
menguasai barang dan saksi.
tinggal, di tempat tindak pidana dilakukan.
f. Surat tanda penerimaan salinannya diserahkan
Petugas yang melaksankan penyitaan sekurang-
kepada pemilik/orang yang menguasai barang.
kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang namanya
tercantum dalam Surat Perintah Penyitaan. Petugas g. Terhadap barang yang disita namun tidak
yang melaksanakan penyitaan wajib memperhatikan terkait dengan tindak pidana Narkoba, segera
Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Penyitaan dikembalikan kepada pemiliknya.
kepada tersangka atau keluarganya atau yang h. Setelah melakukan penyitaan, petugas menga-
menguasai barang yang akan disita. jukan permohonan persetujuan/penetapan
Jenis/macam penyitaan : penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri/Kepala
Kejaksaan Negeri setempat.
a. Benda atau barang yang dapat disita merupakan
benda atau barang yang ada kaitannya dengan i. Mengajukan surat penetapan status barang bukti
tindak pidana Narkoba. kepada Jaksa Penuntut Umum.

b. Penyitaan yang dilaksanakan dalam keadaan yang j. Petugas wajib melaporkan kepada pejabat yang
sangat perlu dan mendesak tanpa Surat Izin Ketua menandatangani Surat Perintah Penyitaan dan
Pengadilan Negeri setempat dan Surat Perintah membuat Berita Acara Penyitaan.
Penyitaan, setelah melakukan penyitaan petugas k. Barang Bukti yang disita, diberi label dan disimpan
segera mengajukan permohonan persetujuan dalam tempat penyimpanan barang bukti serta
penyitaan kepada Ketua Pengadilan Negeri/ melaporkan kepada Kasat Tahti pada tingkat
Kepala Kejaksaan Negeri setempat. Polres.

252 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

Pemeriksaan dilakukan terhadap tersangka dan Bapak Kapolres dan Kapolsek pada tingkat polsek.
saksi/saksi ahli yang dituangkan dalam Berita Acara Surat perintah Penahanan wajib dicatat didalam buku
Pemeriksaan. Berita Acara Pemeriksaan dibuat oleh register Penahanan (b-9). Penahanan tersangka harus
Penyidik/Penyidik Pembantu dan harus memenuhi dilakukan dalam ruang tahanan dan sebelum ditahan
persyaratan formil dan materiil yang ditentukan. dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis,
Dalam hal proses pemeriksaan, penyidik/penyidik difoto dan diambil sidik jarinya.Setelah pelaksanaan
pembantu harus bersikap baik dan sopan serta dilarang penahanan, penyidik/penyidik pembantu membuat
menggunakan kekerasan/ancaman kekerasan. Dalam Berita Acara Penahanan yang ditanda tangani oleh
hal pemeriksaan terhadap tersangka, dilakukan Penyidik/penyidik pembantu dan tersangka yang
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : ditahan.Petugas yang melaksanakan penahanan
a. Pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin atau wajib memberikan Surat Perintah penahanan kepada
paling lama 1 x 24 jam (satu kali dua puluh empat) tersangka serta tembusannya disampaikan kepada
jam setelah ditangkap, dan dituangkan dalam keluarga tersangka.Penyampaian tembusan Surat
Berita Acara Pemeriksaan Tersangka. Perintah Penahanan harus tercatat dibuku ekspedisi.
b. Penyidik wajib memberitahukan hak-hak Dalam hal penahanan dilakukan terhadap Warga
tersangka, untuk didampingi oleh pengacara/ Negara Asing, tembusan Surat Perintah Penahanan
penasehat hukum. disampaikan kepada :
c. Pemeriksaan dilakukan diruang pemeriksaan a. Perwakilan/Kedutaan Besar/Konsulat Negara
pada masing-masing kesatuan atau tempat lain tersangka;
yang ditunjuk oleh atasan penyidik sebagai ruang
b. Kabareskrim Polri; dan Sekretaris
pemeriksaan.
c. Interpol Indonesia.
d. Setelah selesai melakukan pemeriksaan,
selanjutnya Berita Acara Pemeriksaan dibacakan Pembantaran dilakukan oleh penyidik apabila
kembali oleh Penyidik/Penyidik Pembantu tersangka yang pada saat dilakukan penahanan,
dihadapan tersangka dan setelah disetujui, mengidap penyakit menular/membahayakan dan
kemudian ditanda tangani oleh tersangka, memerlukan perawatan khusus kerumah sakit rujukan
Penyidik/Penyidik Pembantu yang memiliki berdasarkan rekomendasi dokter kepolisian. Dalam
Skep Penyidik/Penyidik Pembantu, dan/atau hal kesatuan pada tingkat polsek yang karena kondisi
penterjemah. geografinya tidak memiliki dokter kepolisian, dapat
menunjuk dokter setempat. Selama dalam status
Dalam hal tersangka tidak mempunyai penasehat
pembantaran, tersangka tetap dalam pengawasan
hukum, penyidik/penyidik pembantu wajib menunjuk
penyidik/penyidik pembantu dan pengamanannya
penasehat hukum dengan ketentuan sebagai berikut:
dapat dikoordinasikan dengan Sat Tahti atau Sat
a. Tersangka disangka melakukan tindak pidana
Narkoba. Apabila tersangka yang dibantar ternyata
yang diancam dengan pidana mati atau penjara
sembuh sesuai dengan diagnose dokter yang ditunjuk,
15 tahun atau lebih; dan
penyidik membuat Surat Pencabutan Pembantaran
b. Tersangka orang yang tidak mampu dan diancam dan penahanan dilanjutkan dengan mengeluarkan
pidana 5 tahun. Surat Perintah Penahanan Lanjutan.
Penahanan, dan permohonan perpanjangan Pengeluaran tahanan, dilakukan setelah diter-
penahanan dilakukan setelah diterbitkan Surat bitkan Surat Perintah Pengeluaran Tahanan yang
Perintah Penahanan dan Surat Permohonan ditanda tangani oleh Kasat Res Narkoba pada tingkat
Perpanjangan Penahanan yang ditanda tangani oleh Polres, Kapolsek pada tingkat Polsek. Pengeluaran
Kasat Res Narkoba pada tingkat Polres mewakili tahanan dilakukan apabila :

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 253
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

a. Berkas Perkara dinyatakan lengkap dalam rangka Penghentian penyidikan, dilaksanakan setelah
penyerahan tersangka dan barang bukti kepada dilakukan gelar perkara disertai penebitan Surat
Jaksa Penuntut Umum dandemi hukum karena Perintah Penghentian Penyidikan dan Surat Ketetapan
masa waktu penahanan habis. Penghentian Penyidikan. Penghentian penyidikan
dilakukan apabila suatu perkara dinyatakan :
b. Selanjutnya Gelar perkara dilaksanakan paling
sedikit 2 (dua) kali terhadap seluruh kasus a. Tidak cukup bukti.
Narkoba yang disidik yaitu : b. Bukan tindak pidana.
i. Gelar Perkara awal c. Tersangka meninggal dunia.
Gelar perkara awal dilaksanakan paling d. Kadaluarsa.
lambat 1 x 24 jam (satu kali dua puluh e. Nebis in idem.
empat) jam setelah tersangka ditangkap dan
Penyimpanan Barang Bukti Narkoba dilakukan
diterbitkan Laporan Polisi.
setelah ditimbang, dihitung, dikelompokan berdasar-
ii. Gelar perkara akhir. kan jenis, dibungkus, dilak/disegel, dan difoto
Gelar perkara akhir dapat dilaksanakan barang bukti Narkoba dicatat dalam buku register
4 (empat) hari sebelum target waktu barang bukti (B-13) secara terperinci berdasarkan:
penyelesaian berkas perkara berakhir. Jenis satuan berat (Kg/Gr), Satuan volume (Liter/
ml) dan satuan jumlah (butir, buah, batang). Kunci
tempat penyimpanan barang bukti dipegang dan
5. Pengawas Penyidik disimpan oleh petugas yang ditunjuk dengan Surat
Pengawas atau yang mengawasi penyidik dalam Perintah. Barang bukti yang disimpan harus dilakukan
melakukan sidik dalam hal Tindak Pidana Narkotika. pengecekan secara berkala, paling sedikit 2 (dua)
Pengawas Penyidikan, dimulai sejak diterbitkan minggu sekali oleh petugas dan dicatat dalam buku
Laporan Polisi sampai dilimpahkannya berkas perkara, pengecekan barang bukti.
tersangka, dan barang bukti ke Jaksa Penuntut Umum. Pemusnahan barang bukti Narkoba, dilaksanakan
Pengawasan Penyidikan dilakukan oleh : setelah mendapat surat penetapan dari Ketua
a. Atasan penyidik. Pengadilan Negeri/Kepala Kejaksaan Negeri setempat.
Setelah mendapat surat penetapan diterbitkan Surat
b. Pengawas penyidik yang ditunjuk dengan Surat
Perintah Pemusnahan yang ditandatangani oleh
Perintah.
pejabat paling rendah Kasat Res Narkoba pada tingkat
Adapun Proses Penyidik memberikan Laporan Polres atas nama Bapak Kapolres. Proses pemusnahan
terhadap suatu Tindak Pidana Narkotika Dalam barang bukti Narkoba dilakukan dengan ketentuan
suatu proses Tindak Pidana Narkotika ini memang sebagai berikut :
tidak ada pelapor namum demikian perkembangan
a. Didahului dengan membuat rencana kegiatan
hasil penyidikan perkara dibuat dalam bentuk Surat
pemusnahan dan rencana kebutuhan anggaran
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan
yang diajukan oleh penyidik kepada Kepala Satuan
(SP2HP) yang diberikan atas pengajuan keberatan/
Kerja (Kasatker).
komplain secara tertulis dari orang/pihak yang
berkepentingan. SP2HP serendah-rendahnya ditanda- b. Pemusnahan Narkoba dalam tahap penyelidikan
tangani oleh Kasat Res Narkoba pada tingkat Polres, atau penyidikan, dilakukan oleh penyidik dengan
Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan disaksikan oleh pejabat yang mewakili instansi
SP2HP berisi perkembangan hasil penyidikan sesuai antara lain dari Kejaksaan, Departemen Kesehatan
dengan format yang telah ditentukan”. kalau di Kuantan Singingi itu Dinas Kesehatan,

254 UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018
Shilvirichiyanti dan Alsar Andri . Peranan Penyidik Dalam Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

Badan/Balai Pengawas Obat dan Makanan 7. Daftar Pustaka


ditingkat Kabupaten juga Dinas Kesehatan, serta
Buku
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Badan Narkotika)
yang menguasai barang sitaan. Arief, Barda Nawawi, 2011, Bunga Rampai Kebijakan
Hukum Pidana, Jakarta, Kencana Prenada
c. Terhadap barang bukti jenis tanaman Narkotika,
Media.
paling lambat 2 X 24 (dua kali dua puluh empat)
jam sejak saat ditemukan di TKP, dilakukan Chazawi, Adami, 2002, Pelajaran Hukum Pidana 1,
pemusnahan setelah sebagian disisihkan Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
terlebih dahulu untuk kepentingan penyidikan, Hamzah, Andi, 2001, Bunga Rampai Hukum Pidana
ilmu pengetahuan teknologi, serta kepentingan dan Acara Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia.
pendidikan dan pelatihan tanpa harus ada Lamintang, P.A.F, 1996, Dasar-Dasar Hukum Pidana
penetapan dari pengadilan Negeri/Kejaksaan Indonesia, Bandung, PT. Citra Adityta Bakti.
Negeri setempat.
Makarao, Moh. Taufik, 2003, Tindak Pidana Narkotika.
Jakarta, Ghalia Indonesia. 
6. Kesimpulan dan Saran Prasetyo, Teguh,2010, Hukum Pidana, Jakarta, PT.
Kesimpulan RajaGrafindo Persada.

Langkah-Langkah Penyidik Sat Res Narkoba Sadjijono, 2010, Memahami hukum Kepolisian,
Kepolisian Resort Kuantan Singingi dalam melakukan Cetakan I, Yogyakarta, PT. Laksbang Presindo.
penyelidikan dan penyidikan Tindak Pidana Narkotika Solehuddin, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum
di Wilayah Hukum Polres Kuantan Singingi yaitu Pidana, Acara Pidana dan Perdata, Jakarta,
sesuai dengan standart penyidikan yang sesuai Visimedia.
dengan Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 Sunggono, Bambang,1996, Metode Penelitian Hukum,
dimana dimulai dari penyelidikan, penyidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
proses pemanggilan, penangkapan,penggeledahan,
Surahman dan A.Hamzah, 1994, Kejahatan Narkotika
penyitaan, pemeriksaan, penahanan, penangguhan
dan Psikotropika, Jakarta,SinarGrafika.
penahanan, pembantaran dan pengeluaran tahanan.
Tabah, Anton, 2002, Membangun Polri Yang Kuat,
Jakarta, PT. Sumber Sewu.
Saran
Utomo, Warsito Hadi, 2005, Hukum Kepolisian Di
Kemampuan dan pengetahuan penyidik tentang Indonesia, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
penyidikan Tindak Pidana Narkotika harus ditingkatkan
dengan melakukan pelatihan-pelatihan keresersean
Peraturan Perundang-Undangan
sehingga menambah pengetahuan dan kemampuan
di bidang penyidikan, perlu Anggaran yang memadai Undang-Undang Dasar 1945
serta sarana dan prasarana penunjang agar kegiatan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
penyidikan Tindak Pidana Narkotika lebih efektif serta Kepolisian
penambahan jumlah personil harus segera dilakukan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
untuk menangani tingkat kejahatan Tindak Pidana Narkotika
Narkotika yang semakin tinggi.
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana

UIR Law Review Volume 02, Nomor 01, April 2018 255

Anda mungkin juga menyukai