Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kimia dan Kemasan, 41(1), 31-36, 2019

©Author(s); http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v41i1.4969

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI FITOSTEROL PADA MIKROALGA


Nannochloropsis occulata

Bumiarto Nugroho Jati, Retno Yunilawati, Chicha Nuraeni, Eva Oktarina,


Silvie Ardhanie Aviandharie, dan Dwinna Rahmi

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian


Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 19, Jakarta Selatan

E-mail: retnoyunilawati@gmail.com

Received : 11 Maret 2019 ; revised : 27 Maret 2019 ; accepted : 23 April 2019

ABSTRAK

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI FITOSTEROL PADA MIKROALGA Nannochloropsis occulata. Fitosterol


merupakan golongan senyawa kelompok steroid yang dapat ditemukan dalam tanaman dan organisme laut
seperti mikroalga. Fitosterol digunakan sebagai suplemen makanan yang berfungsi untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Nannochloropsis occulata merupakan salah satu sumber terbesar dari fitosterol yang
memiliki prospek menjanjikan untuk dijadikan sebagai suplemen makanan. Pada penelitian ini telah dilakukan
ekstraksi dan identifikasi jenis fitosterol dari Nannochloropsis occulata yang berasal dari perairan Lampung.
Skrining fitokimia menyatakan bahwa Nannochloropsis occulata selain mengandung golongan senyawa sterol
juga mengandung golongan senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Hasil identifikasi
menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometer (GC-MS) menunjukkan bahwa Nannochloropsis
occulata mengandung fitosterol dengan kelimpahan 91,96% yang terdiri dari campesterol, stigmasterol, dan β-
sitosterol dengan kelimpahan masing-masing sebesar 23,02% ; 29,04% dan 39,80%.

Kata kunci : Ekstraksi, Nannochloropsis occulata, Fitosterol

ABSTRACT

EXTRACTION AND IDENTIFICATION OF PHYTOSTEROL IN MICROALGAE Nannochloropsis occulata.


Phytosterol is a class of compounds in the steroid group that only found in plants and marine organisms such as
microalgae. Phytosterol has been widely used as a food supplement for reducing cholesterol levels in the blood.
Nannochloropsis occulata is one of the largest sources of fitosterol which has promising prospects to be used as
a food supplement. In this study extraction and identification of the type of phytosterol from Nannochloropsis
occulata from Lampung waters were carried out. Phytochemical screening indicated that Nannochloropsis
occulata besides contained sterol compounds also contained a class of flavonoids which could function as
antioxidants. The results of identification using Gas Chromatography Mass Spectrometer (GC-MS) showed that
Nannochloropsis occulata contained 91.96 % phytosterol consisting of campesterol, stigmasterol, and β-
sitosterol in amount of 23.02% respectively; 29.04% and 39.80%.

Key words : Extraction, Nannochloropsis occulata, Phytosterol

PENDAHULUAN

Perairan laut, khususnya di Indonesia kolesterol pada hewan (Cuomo et al. 2012),
menyimpan keanekaragaman hayati dengan perbedaannya terletak pada sisi samping dari
begitu banyak organisme hidup, diantaranya kerangkanya. Karena strukturnya yang mirip,
adalah mikroalga yang memiliki banyak maka ketika dikonsumsi oleh tubuh keduanya
komponen senyawa bioaktif yang bermanfaat berkompetisi dalam penyerapan oleh sistem
bagi kesehatan. Fitosterol adalah salah satu pencernaan sehingga adanya fitosterol dapat
jenis golongan senyawa yang bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
tersebut, ditemukan pada hampir semua manusia. Beberapa jenis senyawa golongan
tanaman, dan ditemukan dalam jumlah banyak fitosterol antara lain campesterol, stigmasterol,
pada mikroalga (Lopes et al. 2013). sitosterol, ergosterol, dan fucosterol.
Fitosterol merupakan golongan senyawa Sejak pertengahan 1990-an, produk
dalam kelompok steroid. Fitosterol secara fitosterol telah dikomersialkan sebagai
struktur terdiri dari triterpena yang mirip dengan nutraceuticals atau obat-obatan (Luo, Su, dan

Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol …… Bumiarto Nugroho Jati et al. 31


Zhang 2015) dengan kemampuan menurunkan Tanin: 700 μl ekstrak larutan mikroalga dicampur
kadar kolesterol darah. Sampai saat ini, dengan 50 mL akuades dan ditambahkan 1 %
tanaman tingkat tinggi telah menjadi sumber besi klorida tetes demi tetes. Pembentukan
industri utama fitosterol yang secara alami hadir larutan hijau tua menunjukkan adanya tanin.
dalam minyak nabati, kacang-kacangan, biji-
bijian, dan buah-buahan kering. Selain itu, Flavonoid: 500 μl ekstrak larutan mikroalga
fitosterol juga banyak terdapat pada ganggang dilarutkan dalam 1 mL NaOH 10 % dan
dan alga. Penelitian Australia menyatakan tambahkan beberapa tetes HCl pekat. Kehadiran
bahwa Pavlova lutheri, Tetrasellimis sp. M8, dan flavonoid ditunjukkan oleh hilangnya warna
Nannochloropsis sp. BR2 diidentifikasi sebagai kuning
tiga teratas sumber fitosterol tertinggi (0,4%
sampai dengan 2,6% berat kering) setelah Alkaloid: 500 μl ekstrak larutan mikroalga
skrining ratusan isolat (Ahmed, Zhou, dan ditambahkan dengan beberapa tetes Reagen
Schenk 2015). Produk fitosterol yang berada di Wagner (larutan yodium dalam kalium iodida).
pasaran pada umumnya tidak terdiri dari satu Terbentuknya endapan coklat kemerahan
senyawa tunggal jenis fitosterol namun terdiri menunjukkan adanya alkaloid.
dari gabungan beberapa jenis senyawa
fitosterol. Nannochloropsis occulata merupakan Saponin: 1 mL l ekstrak larutan mikroalga
salah satu jenis mikroalga hijau dengan ukuran ditambahkan beberapa tetes 1 % klorida besi
sel 1-4 µm. Nannochloropsis occulata di munculnya gelembung kecil menunjukkan
Indonesia terdapat di perairan Ambon, Jepara, adanya saponin.
dan Lampung, namun untuk budidaya secara
besar baru ada di Jepara (Besar Perikanan Steroid: 100 μl ekstrak larutan mikroalga
Budidaya Air Payau) dan Lampung (Balai Besar ditambahkan dengan 400 μl anhidrida asetat
Perikanan Budidaya Laut). Pengembangan dan beberapa tetes asam sulfat pekat.
mikroalga Nannochlroropsis occulata menjadi Pembentukan warna coklat cincin menunjukkan
sumber fitosterol memiliki prospek yang adanya steroid.
menjanjikan mengingat Nannochloropsis sp.
merupakan salah satu mikroalga terbesar Terpenoid: 500 μl ekstrak larutan mikroalga
sebagai sumber fitosterol (Ahmed, Zhou, dan ditambahkan dengan 400 μl kloroform kemudian
Schenk 2015). Pada penelitian ini akan dihomogenkan. Kemudian tambahkan beberapa
dilakukan ekstraksi fitosterol dan identifikasi tetes asam sulfat pekat. Adanya warna coklat
senyawa fitosterol pada Nannochloropsis kemerahan yang terbentuk pada permukaan
occulata sehingga nantinya dapat dikembangkan mengindikasikan adanya terpenoid.
sebagai suplemen makanan yang dapat
berfungsi sebagai penurun kolesterol dalam Kuinon: 10 mL ekstrak larutan mikroalga
darah. tambahkan 3 tetes NaOH 10 %. Pembentukan
warna merah menunjukan adanya kuinon.
BAHAN DAN METODE
Ekstraksi dan saponifikasi (Kamboj dan Saluja
Bahan 2011)
Mikroalga yang digunakan dalam Sebanyak 100 gram serbuk
penelitian ini adalah Nannochloropsis occulata Nannochloropsis occulata diekstraksi
dalam bentuk serbuk yang diperoleh dari Balai menggunakan pelarut petroleum eter dalam
Besar Perikanan Budidaya Lampung (BBPBL). seperangkat alat Soxhlet. Waktu ekstraksi
Bahan kimia yang digunakan terdiri atas divariasikan selama 5 jam, 10 jam, 15 jam, 20
petroleum eter (Merck), etanol (Merck), natrium jam, 25 jam, dan 30 jam. Ekstrak yang diperoleh
hidroksida (NaOH), kloroform, dan etanol. kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan
Peralatan yang digunakan antara lain rotary evaporator dan diperoleh ekstrak berupa
seperangkat alat soxhlet, rotary evaporator, padatan yang berwarna kekuningan. Ekstrak ini
kromatografi lapis tipis (KLT) dan GC-MS Agilent kemudian ditambahkan 1 M KOH etanolik dan
6890. dipanaskan selama 1 jam menggunakan refluks.
Setelah selesai, dipindahkan ke dalam corong
Metode pisah, ditambahkan petroleum eter untuk
Analisis Bahan Baku mengambil lemak tidak tersabunkan. Ekstrak
Analisis bahan baku yang dilakukan lemak tidak tersabunkan kemudian diuapkan
meliputi skrining fitokimia dan analisis proksimat. pelarutnya menggunakan rotary evaporator.
Skrining fitokimia dilakukan terhadap Sampai pada tahap ini diperoleh lemak tidak
Nannochloropsis occulata yang belum diekstrak, tersabunkan (crude sterol).
yang terdiri atas identifikasi senyawa tanin,
flavonoid, alkaloid, saponin, streroid, triterpenoid
dan kuinon (Agustini 2018).

J. Kimia Kemasan, Vol. 41 No. 1 April 2019: 31 - 36 32


Identifikasi senyawa menggunakan pada Tabel 2. Mikroalga Nannochloropsis
kromatografi lapis tipis (KLT) occulata memiliki kadar abu yang sangat tinggi
Sejumlah lemak tidak tersabunkan (46,19) yang mengindikasikan adanya
dilarutkan dalam kloroform, dan sedikit dari kandungan bahan anorganik yang sangat tinggi.
larutan ini ditotolkan dalam plat kromatografi Hal ini disebabkan dalam proses pemanenan
lapis tipis (KLT) yang berisi silica gel 60 F254 . menggunakan koagulan NaOH karena ukuran
Plat KLT ini kemudian dijalankan dalam eluen Nannochloropsis occulata yang sangat kecil.
(pelarut). yang terdiri dari campuran kloroform Penggunaan koagulan ini juga berpengaruh
dan etanol pada berbagai perbandingan. Spot terhadap kadar lemak total, yaitu hanya 6,23%.
yang ada pada plat KLTsetelah dijalankan dalam Sedangkan kadar lemak untuk Nannochloropsis
eluen dapat dilihat dengan bantuan sinar occulata murni sebesar 75,37%. Pada penelitian
ultraviolet (UV). ini menggunakan bahan baku Nannochloropsis
occulata serbuk yang telah dicampur dengan
Identifikasi senyawa menggunakan GC-MS koagulan NaOH untuk memudahkan dalam
Identifikasi jenis senyawa fitosterol proses ekstraksi dikarenakan Nannochloropsis
dilakukan menggunakan GC-MS dengan jenis occulata murni yang memiliki kadar lemak
kolom HP5-MS (panjang 30 m, diameter sebesar 75,37% tidak dapat digunakan sebagai
0,25 mm dan ketebalan film 1 µm, dengan bahan baku dikarenakan ukuran yang sangat
bahan pengisi (5%-Phenyl)-methylpolysiloxane) kecil.
dan fasa gerak gas helium. Spektrum massa
diperoleh melalui mode Electron Ionization (EI) Ekstraksi Fitosterol
dengan scanning massa 55 a.m.u - 500 a.m.u Sterol merupakan senyawa non polar
pada 70 eV. yang masuk dalam golongan lemak sehingga
dalam ekstraksi sterol yang pertama dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah ekstraksi lemak. Ekstraksi yang umum
digunakan untuk ekstraksi lemak dalam alga
Skrining fitokimia dan analisis proksimat adalah ekstraksi pelarut menggunakan pelarut
Skrining fitokimia dilakukan untuk non polar seperti heksana, kloroform,
mengetahui kandungan golongan senyawa aktif isopropanol dan petroleum eter (Chen et al.
yang mempunyai fungsi tertentu. Hasil skrining 2012) serta diklorometana (Chaturvedula,
fitokimia menunjukkan adanya reaksi positif Prakash, dan Prakash 2012). Beberapa metode
pada golongan senyawa steroid dan flavonoid ekstraksi lain yang dapat digunakan juga adalah
(Tabel 1). Steroid merupakan kelompok besar ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro
dari sterol. Hasil uji positif terhadap steroid (microwave assisted), ekstraksi dengan bantuan
menunjukkan bahwa mikroalga yang digunakan gelombang ultrasonik (ultrasonic assisted), dan
mengandung sterol. Sedangkan flavonoid super kritikal.
adalah kelompok senyawa fenolik yang dalam Pemilihan metode ekstraksi didasarkan
tanaman biasanya berfungsi sebagai pada kecepatan, investasi peralatan, pelarut dan
antioksidan. Jadi selain mengandung senyawa daur ulang dari pelarutnya serta kemudahan
golongan steroid yang memiliki banyak fungsi untuk pembesaran skala. Ekstraksi pelarut
bagi kesehatan, mikroalga Nannochloropsis dengan metode Soxhlet dipilih dalam penelitian
occulata juga mengandung senyawa fenolik ini (Grosso et al. 2015) meskipun waktu yang
yang dapat bersifat sebagai antioksidan diperlukan cukup lama, namun memerlukan
(Fithriani et al. 2017). investasi peralatan yang tidak mahal, pelarut
Pada penelitian ini menggunakan bahan dapat didaur ulang dan mudah untuk didaur
baku mikroalga Nannochloropsis occulata ulang.
dengan hasil analisa proksimat yang terangkum

Tabel 1. Hasil skrining fitokimia


Golongan senyawa
Species
Alkaloid Flavonoid Tannin Saponin Steroid Triterpenoid Quinon
Nannochloropsis
— + — — + — —
occulata.

Tabel 2. Hasil analisis proksimat


Parameter
Jenis mikroalga
Kadar air (%) Kadar abu (%) Lemak Total (%) Protein (%) Karbohidrat (%)
Nannochloropsis 18,96 46,19 6,23 8,83 19,79
serbuk (Lampung)

Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol …… Bumiarto Nugroho Jati et al. 33


Hampir semua metode ekstraksi lemak terdapat di dalam lemak tidak tersabunkan
alga mempersyaratkan agar alga yg diekstraksi (crude fitosterol) serta dapat menentukan jenis
dalam keadaan kering dengan kadar air tidak senyawanya apabila literatur dari penelitian
lebih dari 10% (Chen et al. 2012). Oleh karena sebelumnya tersedia. Pemisahan crude fitosterol
itu, dalam penelitian ini dipilih sampel berlangsung optimal pada perbandingan eluen
Nannochloropsis sp dalam bentuk serbuk kloroform : etanol = 9,8 : 0,2 yang menghasilkan
meskipun kadar lemak total menjadi lebih 3 spot dengan Rf 0,43 ; 0,64 dan 0,85. Data dari
rendah dibanding Nannochloropsis occulata KLT ini memberikan informasi bahwa di dalam
murni dalam bentuk padatan basah hasil lemak tidak tersabunkan (crude fitosterol)
sentrifus. terdapat 3 macam senyawa.
Hasil optimasi waktu ekstraksi lemak
Nannochloropsis sp dapat dilihat pada Identifikasi jenis senyawa fitosterol
Gambar 1. Persentase lemak yang terekstrak menggunakan GC-MS
semakin banyak dengan semakin lamanya Identifikasi jenis senyawa yang terdapat
waktu ekstraksi, dan meningkat tajam pada pada crude fitosterol dilakukan menggunakan
waktu ekstraksi selama 25 jam dengan lemak GC-MS. Teknik analisis menggunakan
terekstrak sebesar 89%. Pada waktu lebih dari kromatografi merupakan metode yang paling
25 jam, persentase ekstraksi tetap. Hal ini banyak digunakan pada identifikasi senyawa
menunjukkan bahwa waktu terpendek untuk sterol, terutama kromatografi gas (Santos et al.
mencapai persentasi lemak terekstrak tertinggi 2014), baik menggunakan detector FID (Flame
adalah 25 jam. Optimasi lemak teresktrak Ionization Detector) maupun MS
diperlukan dalam penelitian ini untuk (Mass Spectrometer/spektrometer massa).
memastikan bahwa semua jenis senyawa Kromatografi gas adalah metode pemisahan fisik
fitosterol sudah terekstrak. yang memungkinkan efisiensi tinggi pada
Tahap selanjutnya dalam ekstraksi analisis jenis senyawa berbeda berdasarkan
fitosterol setelah esktraksi lemak adalah volatilisasi dan interaksi dengan fase stasioner
melakukan reaksi hidrolisis/penyabunan dari kolom kapiler bersama gas pembawa yang
terhadap lemak yang diperoleh. Reaksi ini inert (helium) (Bezerra dan Filho 2014).
menghasilkan lemak tersabunkan dan lemak Penggunaan detector MS memiliki kelebihan,
tidak tersabunkan, serta untuk memungkinkan yaitu bisa digunakan untuk identifikasi tanpa
pembelahan ikatan ester dalam konjugat menggunakan senyawa standar, namun
fitosterol. Fitosterol terdapat dalam bagian lemak menggunakan data fragmentasi massa.
yang tidak tersabunkan. Hasil identifikasi menggunakan GC-MS
ditunjukkan oleh kromatogram pada Gambar 2,
Identifikasi menggunakan KLT yaitu terdapat 3 puncak dengan waktu retensi
KLT menjadi metode penting dalam 19,838 menit; 20,885 menit; dan 22,911 menit.
analisis kualitatif senyawa golongan steroid Adanya 3 puncak ini menunjukkan ada 3 jenis
karena banyak sampel dapat dianalisis secara senyawa jenis fitosterol dalam crude fitosterol
bersamaan dan cepat, memerlukan sampel yang Nannochloropsis occulata, sama seperti hasil
sedikit dan caranya mudah (Bhawani et al. identifikasi menggunakan KLT yang
2010). Dari analisis menggunakan KLT ini akan menunjukkan adanya 3 spot.
didapatkan informasi jumlah senyawa yang

80
Lemak terekstrak (%)

60

40

20

5 10 15 20 25 30
Waktu (jam)
Gambar 1. Persentase lemak terekstrak pada berbagai waktu ekstraksi mikroalga Nannochloropsis sp.

J. Kimia Kemasan, Vol. 41 No. 1 April 2019: 31 - 36 34


Scanning menggunakan detektor data senyawa seperti pada Tabel 4.
spektrometer massa memperlihatkan bahwa Berdasarkan data pada Tabel 4, diketahui
berat molekul dari ketiga senyawa tersebut bahwa jenis senyawa fitosterol yang ada pada
masing-masing adalah 400, 412, dan 414 Nannochloropsis occulata adalah campesterol,
(Tabel 3). Identitas dari ketiga senyawa tersebut stigmasterol, dan β-sitosterol. Perbedaan dari
dapat diperoleh dengan cara ketiga senyawa ini terletak pada sisi samping
membandingkannya dengan library yang kerangka sterolnya. Campesterol berbeda
terdapat dalam GC-MS yang dalam ini dengan β-sitosterol dalam hal jumlah
menggunakan library Wiley 7.0 dan diperoleh

1250000

1000000
Abundance

750000

500000

250000

0
10 20 30 40 50
Retention time (minutes)
Gambar 2. Kromatogram hasil analisis menggunakan GC-MS dari fitosterol yang terdapat pada
Nannochloropsis occulata

Tabel 3. Berat molekul (m/z) dari senyawa fitosterol hasil scanning spektrometer massa

Waktu retensi (menit) m/z


19,838 400
20,885 412
22,911 414

Tabel 4. Hasil identifikasi senyawa fitosterol pada Nannochloropsis occulata menggunakan GC-MS
No. Waktu retensi Jenis senyawa Struktur Kelimpahan (%)
(menit)
1 19,838 Campesterol 23,02
(C28H48O)

29,14
2 20,885 Stigmasterol
(C29H48O)

39,80
3 22,911 β-Sitosterol (C29H50)

Jumlah 91,96

Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol …… Bumiarto Nugroho Jati et al. 35


atom karbon sisi samping (berkurang 1 atom C Chaturvedula, V. S. Prakash, dan I. Prakash.
pada campesterol), sedangkan stigmasterol 2012. “Isolation of Stigmasterol and ?-
berbeda dalam hal adanya ikaran rangkap dua Sitosterol from the Dichloromethane
pada sisi samping sterol. β-sitosterol merupakan Extract of Rubus Suavissimus.”
jenis fitosterol yang terbanyak dengan International Current Pharmaceutical
kelimpahan sebesar 39,80% kemudian diikuti Journal 1 (9): 239–42.
oleh stigmasterol dan campesterol. Kelimpahan Chen, M., T. Liu, X. Chen, L. Chen, W. Zhang, J.
total dari senyawa fitosterol sebanyak 91,96% Wang, L. Gao, Y. Chen, dan X. Peng.
dan ada sekitar 8% yang bukan merupakan 2012. “Subcritical Co-Solvents Extraction
fitosterol. Dalam lemak tidak tersabunkan (crude of Lipid from Wet Microalgae Pastes of
fitosterol), selain jenis fitosterol terdapat juga Nannochloropsis Sp.” European Journal of
senyawa terpena lain dan hidrokarbon Lipid Science and Technology 114 (2):
(Shoubaky dan Salem 2014) sehingga 205–12.
diperkirakan kelimpahan 8% ini adalah senyawa https://doi.org/10.1002/ejlt.201100120.
jenis terpena lain dan hidrokarbon. Cuomo, V., L. Trabace, S. Schiavone, M. Zotti,
Sejauh ini belum ada penelitian mengenai M. Colaianna, P. Tucci, P. Trotta, M. G.
jenis fitosterol dari Nannochloropsis occulata Morgese, dan M. Francavilla. 2012.
yang berasal dari perairan laut di Indonesia “Extraction, Characterization and In Vivo
maupun dari perairan lain sehingga komposisi ini Neuromodulatory Activity of Phytosterols
tidak dapat dibandingkan dengan penelitian from Microalga Dunaliella Tertiolecta.”
sebelumnya. Namun berdasarkan penelitian lain, Current Medicinal Chemistry 19 (18):
disebutkan bahwa komposisi jenis fitosterol 3058–67.
dalam mikroalga bervariasi tergantung pada Fithriani, D., S. Amini, S. Melanie, dan R.
perubahan musim dan pengaruh kondisi Susilowati. 2017. “Uji Fitokimia,
lingkungannya seperti cahaya, suhu, dan Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas
ketersediaan nutrisi (Kumari et al. 2013). Antioksidan Mikroalga Spirulina Sp.,
Chlorella Sp., Dan Nannochloropsis Sp.”
KESIMPULAN Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi
Kelautan Dan Perikanan 10 (2): 101.
Identifikasi fitosterol pada Grosso, C., P. Valentão, F. Ferreres, dan P. B.
Nannochloropsis occulata yang berasal dari Andrade. 2015. “Alternative and Efficient
perairan Lampung menggunakan Gas Extraction Methods for Marine-Derived
Chromatography Mass Spectrometer Compounds.” Marine Drugs 13 (5): 3182–
menunjukkan bahwa jenis fitosterol yang 3230. https://doi.org/10.3390/md13053182.
didapatkan terdiri dari campesterol, stigmasterol, Kamboj, A., dan A. K. Saluja. 2011. “Isolation of
dan β-sitosterol dengan kelimpahan masing- Stigmasterol and β-Sitosterol from
masing sebesar 23,02% ; 29,04% dan 39,80%. Petroleum Ether Extract of Aerial Parts of
Ageratum Conyzoides (Asteraceae).”
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences 3 (1): 94–96.
Agustini, N.W.S dan S. Miranda. 2018. Kumari, P., M. Kumar, C.R.K. Reddy, dan B.
“Screening Fitokimia, Uji Aktivitas Jha. 2013. Functional Ingredients from
Antimikroba Dan Antioksidan, Serta Algae for Foods and Nutraceuticals. Alga
Identifikasi Senyawa Dari Ekstrak Lipids, Fatty Acids and Sterol.
Biomassa Chlorella Vulgaris.” Journal of https://doi.org/10.1533/9780857098689.
Ago-Based Industry 35 (1): 29–37. Lopes, G., C. Sousa, P. Valentão, dan P. B.
Ahmed, F., W. Zhou, dan P.M. Schenk. 2015. Andrade. 2013. “Sterols in Algae and
“Pavlova Lutheri Is a High-Level Producer Health.” Bioactive Compounds from Marine
of Phytosterols.” Algal Research 10: 210– Foods: Plant and Animal Sources, no.
17. October 2017: 173–91.
Bezerra, K.S.D., dan N.R.A. Filho. 2014. Santos, M. A. Z. d., Miguel, C. M. P. d. P.
“Characterization and Quantification by Roehrs, R. A. Freitag, A. V. De, dan
Gas Chromatography of Free Steroids in Bairros. 2014. “Analysis of Phytosterols in
Unsaponifiable Matter of Vegetable Oils.” Plants and Derived Products by Gas
Journal of the Brazilian Chemical Society Chromatography – A Short Critical
25 (2): 238–45. Review.” Austin Publishing Group 1 (5): 1–
Bhawani, S. A., O. Sulaiman, R. Hashim, and M. 4.
N. M. Ibrahim. 2010. “Thin-Layer Shoubaky, G. A. E., dan E. A. Salem. 2014.
Chromatographic Analysis of Steroids: A “Terpenes and Sterols Composition of
Review.” Tropical Journal of Marine Brown Algae Padina.” International
Pharmaceutical Research 9 (3): 301–13. Journal of Pharmacognosy and
https://doi.org/10.4314/tjpr.v9i3.56293. Phytochemical Research 6 (4): 894–900.

J. Kimia Kemasan, Vol. 41 No. 1 April 2019: 31 - 36 36

Anda mungkin juga menyukai