Anda di halaman 1dari 6

A.

Program Makanan dan Minuman (MAKMIN)


1. Pengaturan Pangan
Penyelenggaraan Pangan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi Pangan dan
Gizi, serta keamanan Pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang
terkoordinasi dan terpadu.
Penyelenggaraan Pangan bertujuan untuk:
a. meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri;
b. menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan
keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;
c. mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga
yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d. mempermudah atau meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat, terutama
masyarakat rawan Pangan dan Gizi;
e. meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam
negeri dan luar negeri.
Lingkup pengaturan Penyelenggaraan Pangan meliputi:
a. perencanaan Pangan;
b. Ketersediaan Pangan;
c. keterjangkauan Pangan;
d. konsumsi Pangan dan Gizi;
e. Keamanan Pangan;
f. label dan iklan Pangan;
g. pengawasan;
h. sistem informasi Pangan;
i. penelitian dan pengembangan Pangan;
j. kelembagaan Pangan;
k. peran serta masyarakat
l. penyidikan.
2. Produksi dan Peredaran Makanan
Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau
mengubah bentuk Pangan.
Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
rangka penyaluran Pangan kepada masyarakat, baik diperdagangkan maupun tidak.

3. Makanan Kadaluarsa
Makanan daluwarsa adalah makanan yang telah lewat tanggal daluwarsa.
Tanggal daluwarsa adalah batas akhir suatu makanan dijamin mutunya sepanjang
penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen.
Makanan yang rusak, baik sebelum maupun sesudah tanggal daluwarsa
dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Dilarang mengimpor dan mengedarkan
makanan daluwarsa. Pelanggaran dikenakan sanksi administratif dan atau sanksi
hukum lainnya sesuai dengan ketentuan
yaitu hukuman kurungan atau denda uang sebagimana ditetapkan.
Terhadap makanan daluwarsa yang dinyatakan rusak ditetapkan pemusnahan
atau ketetapan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Permenkes No.180, 1985)
4. Registrasi dan Pendaftaran Makanan
a. Pangan Segar adaiah Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat
dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan
Pangan. Setiap Pangan Segar asal hewan yang diedarkan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diproduksi di dalam negeri atau yang
diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memiliki nomor
registrasi. Setiap Pangan Segar asal tumbuhan yang diedarkan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproduksi di dalam negeri atau
diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan berlabel wajib memiliki nomor
pendaftaran. Nomor registrasi dan nomor pcndaftaran diterbitkan oleh mentcri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, gubernur,
atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
b. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proscs dengan cara atau
metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
Setiap Pangan Olahan yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk
diperdagangkan dalam kemasan eccran sebelum diedarkan wajib memiliki izin
edar, kecuali Pangan Olahan tertentu yang diproduksi oleh industri rumah
tangga, yang diterbitkan oleh Kepala Badan berdasarkan hasil pcnilaian
Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan Olahan.
Izin produksi Pangan Olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga
diberikan dalam bentuk sertifikat produksi Pangan Olahan industri rumah
tangga yang diterbitkan oleh bupati/wali kota.
Penerbitan sertifikat harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. jenis Pangan;
b. tata cara penilaian; dan
c. tata cara pemberian izin produksi
c. Pangan Olahan Siap Saji adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah
dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha
seperti Pangan yang disajikan di jasa boga, hotel, rcstoran, rumah makan,
kafetaria, kantin, kaki lima, gerai makanan keliling (food truck), dan penjaja
makanan keliling atau usaha scjr:nis.
Setiap Orang yang memproduksi Pangan Olahan Siap Saji untuk
diperdagangkan harus menggunakan sarana produksi yang memiliki sertifikat
untuk menjamin Keamanan Pangan dan Mutu Pangan. Sertifikat sebagaimana
dimaksud diterbitkan oleh bupati/wali kota.
(PP RI No.86, 2019)
SPP-IRT diberikan oleh Bupati/Walikota. SPP-IRT diberikan setelah
IRTP memenuhi persyaratan. Persyaratan dibuktikan dengan:
a. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan; dan
b. Hasil Rekomendasi Pemeriksaan Sarana Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga
SPP-IRT berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
(BPOM, 2012)
5. Penyuluhan Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga
Penyelenggara Penyuluhan Keamanan Pangan dikoordinasikan oleh Bupati /
Walikota Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Peserta Penyuluhan Keamanan
Pangan adalah pemilik atau penanggung jawab IRTP.
Materi Penyuluhan Keamanan Pangan terdiri dari :
1. Materi Utama
a. Peraturan perundang-undangan di bidang pangan
b. Keamanan dan Mutu pangan
c. Teknologi Proses Pengolahan Pangan
d. Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar (Standard Santitation Operating
Procedure /SSOP)
e. Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-
IRT).
f. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
g. Persyaratan Label dan Iklan Pangan
2. Materi Pendukung
a. Pencantuman label Halal
b. Etika Bisnis dan Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP
6. Label dan Periklanan Makanan
a. Label
Menurut Undang-undang No 18 tahun 2012 bahwa pemberian label Pangan
bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat
tentang setiap produk Pangan yang dikemas sebelum membeli dan/atau
mengonsumsi Pangan. Setiap Orang yang memproduksi Pangan di dalam negeri
maupun Orang yang mengimpor pangan untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan. Pencantuman label
di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan ditulis atau dicetak dengan menggunakan
bahasa Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan mengenai:
a. nama produk;
b. daftar bahan yang digunakan;
c. berat bersih atau isi bersih;
d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor;
e. halal bagi yang dipersyaratkan;
f. tanggal dan kode produksi;
g. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;
h. nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan
i. asal usul bahan Pangan tertentu.
b. Iklan
Menurut Undang-undang No 18 tahun 2012 bahwa Setiap iklan Pangan yang
diperdagangkan harus memuat keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dengan
benar dan tidak menyesatkan. Pemerintah mengatur, mengawasi, dan melakukan
tindakan yang diperlukan agar iklan Pangan yang diperdagangkan tidak memuat
keterangan atau pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
7. Bahan Tambahan Makanan
Menurut Undang-undang No 18 tahun 2012 Bahan tambahan Pangan
merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam Pangan untuk mempengaruhi sifat
dan/atau bentuk Pangan. Penggunaan bahan tambahan Pangan dalam produk Pangan
yang tidak mempunyai risiko terhadap kesehatan manusia dapat dibenarkan karena
lazim digunakan. Namun, penggunaan bahan tambahan Pangan yang melampaui
ambang batas maksimal tidak dibenarkan karena merugikan atau membahayakan
kesehatan manusia. Pemeriksaan keamanan bahan tambahan untuk mendapatkan izin
peredaran. Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan:
a. bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan; dan/atau
b. bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan Pangan.
Sanksi yang diberikan apabila melanggar ketentuan bahan tambahan pangan
berupa sanksi administratif yaitu :
a. denda
b. penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
c. penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen
d. ganti rugi
e. pencabutan izin.
8. Standar Persyaratan dan Mutu
Menurut Undang-undang No 18 tahun 2012 pasal 86 Ayat 1 menyebutkan
standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan” adalah spesifikasi atau persyaratan
teknis yang dibakukan tentang Keamanan Pangan dan Mutu Pangan, misalnya,
bentuk, warna, rasa, bau, atau komposisi yang disusun berdasarkan kriteria tertentu
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspek lain
yang terkait. Standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan mencakup Pangan
Olahan dan Pangan Segar.
Pemenuhan standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan dilakukan melalui
penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan. Pemerintah
dan/atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi oleh Pemerintah dapat memberikan
sertifikat Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan jenis Pangan dan/atau skala usaha.

Anda mungkin juga menyukai