Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN BELAJAR

KOMPETENSI PRAKTIK
ASUHAN NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
(ANBAPS)

Disusun oleh :

Tim Departemen Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah
(ANBAPS)

Program Studi Kebidanan (D-3)

STIKES Jend. Achmad Yani Cimahi


Jl. Ters. Jenderal Sudirman Cimahi 40533
Telp. 022-6631622
TAHUN 2020
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

NO. LANGKAH

I. PERSIAPAN
1 1. Baki beralas yang berisi:
a. Kupet / bak instrumen sedang steril: 1 buah, berisi:
 Sarung tangan(DTT): 2 pasang
 Pengikat tali pusat steril/ DTT
 Tongue spatel plastik yang ujungnya sudah dibungkus kasa: 1 buah
b. Meteran gulung :1 buah
c. Stetoskop bayi: 1 buah
d. Penlight: 1 buah
e. Termometer digital (disertai ujung lentur): 1 buah
f. Kapas alkohol pada tempatnya
g. Kom kecil berisi tissue secukupnya : 1 buah
h. Kom tutup: 2 buah
 1 buah berisi kapas cebok secukupnya
 1 buah berisi air DTT
i. Bengkok: 1 buah8n
j. Pakaian ganti + topi: 1 set
k. Kain pernel: 1 buah
2. Mikrotoir (dibaca mikrotoa): 1 buah
3. Timbangan bayi yang sudah dilapisi kain : 1 buah
4. Celemek / barak shot: 1 buah
5. Baskom berisi Cairan klorin 0,5%: 1 buah
6. Baskom berisi air DTT: 1 buah
7. Ember tutup : 1 buah
8. Tempat sampah : 2 buah (kering dan basah)
9. Sabun cuci tangan : 1 buah
10. Handuk tangan pribadi: 1 buah
11. Wastafel/ air mengalir
II. RIWAYAT
2 Kaji riwayat faktor lingkungan : seperti suhu udara, pencahayaan, daerah tempat tinggal
di perkotaan/ pedesaan, di pegunungan / daerah pantai, higinitas rumah, ventilasi,
paparan asap rokok, riwayat penyakit menular dikeluarga (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS).
3 Kaji riwayat faktor genetik : seperti kondisi kesehatan bayi (postur tubuh, kelainan
kromosom, riwayat bayi kembar, riwayat penyakit kardiovaskular, astma, DM, ginjal
kronis, tinggi badan orang tua).
4 Kaji riwayat faktor sosial : seperti penerimaan ibu, keluarga dan masyarakat terhadap
keberadaan bayi, sosial ekonomi keluarga (pendidikan-pekerjaan)
5 Kaji riwayat faktor ibu dan perinatal : seperti riwayat kehamilan sejak 28 minggu (keadaan
ibu dan janin), riwayat persalinan normal atau tidak, dengan tindakan atau tidak serta
kondisi ibu dan bayi hingga 28 hari pasca persalinan, status gizi, obat-obatan selama
kehamilan,kondisi psikologis.
6 Kaji riwayat faktor neonatal dan bayi : Riwayat asfiksia atau tidak, apakah ada kelainan
kongenital, apakah ada trauma persalinan, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan eliminasi
serta kesehatan bayi dari sejak lahir sampai sekarang.
III. PERSIAPAN DIRI
7 Pakai celemek / barak shot.
8 Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan di air mengalir lalu keringkan.
9 Pakai sarung tangan DTT
IV. KEADAAN UMUM
10 Nilai keadaan umum : Ukuran tubuh (besar, sedang, kecil), Kesadaran, tangisan
11 Nilai tonus otot dan keaktifan gerak bayi
12 Amati warna kulit : kemerahan / kebiruan/ Kuning (Ikterik) dan warna bibir : sianosis / tidak
V. PENGUKURAN SUHU
13 Lakukan pengukuran suhu : Posisi bayi terlentang. Pengukuran suhu dilakukan pada
daerah aksila. Suhu normal bayi antara 36,5 -37,50C.
Catatan :
Jika suhu kurang dari 36,50C maka pemeriksaan fisik ditunda sampai suhu diatas dalam
batas normal. Segera hangatkan bayi.
Sebelum dilakukan pengukuran suhu, lap terlebih dahulu menggunakan tissue daerah
yang akan ditempatkan thermometer dan pada saat pengukuran suhu, pastikan
thermometer selalu dipegang pemeriksa.
Setelah dipakai thermometer didesinfeksi dengan kapas alkohol.
VI. BERAT BADAN

14 Buka pakaian dan popok bayi, lalu bayi diletakkan di timbangan yang sudah dialasi kain
dan jarum timbangan sudah dikalibrasi (pada angka nol). Kisaran normal untuk bayi cukup
bulan ialah 2,5-4,0 kg.
VII. PANJANG BADAN

15. Baringkan bayi pada papan mikrotoir, Letakkan tangan kiri pemeriksa pada dagu bayi
untuk membantu mengekstensikan kepala bayi supaya oksiput tepat berada di angka nol
luruskan lutut, tangan kanan menggeser papan fiksasi ke arah tumit.
Catatan :
Pastikan bayi berada dalam posisi lurus. Panjang badan normal bayi 45-53cm.
VIII. KEPALA
16 Amati ukuran kepala (Besar, sedang, kecil), kesimetrisan (apakah terdapat benjolan /
cekungan atau tidak)
17 Rambut : Kaji distribusi (merata/tidak), warna (berkilau/kusam, hitam/pirang), jumlah
(lebat, tipis) dan kualitas rambut (kering, rapuh, rontok/alopesia).
18 Palpasi adanya pembengkakkan (caput succedaneum/ cephal hematoma)
Catatan:
- Caput Succedaneum : yaitu edema pada kulit kepala,konsistensi lunak dan tidak
berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura. Hilang dalam
beberapa hari.
- Chepal Hematom : konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi
tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura
kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Hilang sempurna dalam
waktu 2-6 bulan
19 Palpasi Fontanel/ubun-ubun : cembung (bila ada cedera kepala, meningitis / neoplasma,
hydrochepalus), cekung (bila dehidrasi) dan datar (normal). Fontanel posterior akan
menutup 6-8 minggu setelah lahir, sedangkan fontanel anterior menutup antara umur 9-18
bulan.
Catatan :
Bila saat lahir atau sebelum waktunya fontanel sudah tidak ada (menutup terlalu cepat)
maka potensial terjadi microcephali.
20 Palpasi sutura sagitalis. Apakah terdapat molase (tumpang tindih tulang parietal kanan
dan kiri).
Catatan:
- Molase derajat 0 : Tulang parietal kanan dan kiri terpisah, sutura sagitalis dapat teraba
- Molase derajat 1 : Tulang parietal kanan dan kiri berdempetan
- Molase derajat 2 : Tulang parietal kanan dan kiri tumpang tindih namun masih dapat
dipisahkan
- Molase derajat 3: Tulang parietal kanan dan kiri tumpang tindih serta sudah tidak
dapat dipisahkan.
Molase akan mendatar pada umur 6 bulan.
21 Ukur lingkar kepala (Fronto-Occipitalis). Letakkan meteran melingkari kepala tepat 1 cm di
atas glabella, melingkar melalui atas telinga ke oksipital, selanjutnya ke atas telinga sisi
yang lain dan kembali lagi tepat 1 cm di atas glabella.
Catatan :
Ukuran normal 32-38 cm saat bayi lahir.
IX. MATA
22 Kaji bentuk mata (eksothalmus), kesimetrisan mata kanan dan kiri. Jarak antara kantus
dalam mata rata-rata 2,5 cm.
Catatan :
- Bentuk mata eksothalmus salah satu tanda hyperthyroid.
- Jarak kantus mata yang berlebihan merupakan salah satu tanda down syndrome
23 Amati warna sklera (putih dan bersih/ Ikterik)
24 Amati warna konjungtiva : merah muda dan mengkilap/ anemis / merah (pecah pembuluh
darah).
25 Amati pengeluaran : Terdapat sekret berwarna kuning kehijauan ( tanda infeksi),
pendarahan pada kornea.
26 Reflek mengedip (Eyeblink): Sentuh bulu mata saat bayi terjaga atau dengan
menyorotkan cahaya ke mata bayi. Kelopak mata bayi akan menutup (mengejapkan
mata) untuk melindungi mata dari cahaya dan benda asing.
Catatan :
Reflek ini dijumpai seumur hidup.
Bayi yang tidak menunjukan reflex ini mengalam gangguan / kerusakan saraf cranial.
27 Reflek Ketuk Glabella : Ketuk secara berulang pada dahi bayi dengan menggunakan jari
telunjuk pemeriksa. Kedipan mata akan mucul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut
namun hanya timbul sekali yaitu pada ketukan pertama. Jika kedipan mata terus
berlangsung pada ketukan-ketukan selanjutnya, maka disebut tanda-tanda Myerson, yang
merupakan gejala awal penyakit Parkinson.
28 Refleks Pupil : Berikan cahaya pada mata bayi dengan menggunakan penlight. Pupil akan
mengecil jika rangsang cahaya didekatkan dan pupil akan membesar jika rangsang
cahaya dijauhkan.
Catatan :
Refleks ini akan ada seumur hidup.
X. TELINGA
29 Inspeksi kesimetrisan telinga, kelainan bentuk (rudimenter).
30 Kaji daun telinga : rata terhadap kepala akibat berbaring miring yang menetap/menonjol
akibat adanya pembengkakan karena gigitan serangga atau adanya mastoiditis. Adakah
tanda prematuritas (daun telinga melipat).
31 Inspeksi pengeluaran serumen atau rabas yang berwarna kuning, hijau (tanda infeksi)
atau kemerahan (Pecah pembuluh darah).
32 Periksa hubungan letak antara kantus luar mata dengan puncak daun telinga
menggunakan Metline.
Catatan:
Posisi ujung telinga lebih rendah dari pada kantus luar mata (low set ear) pada
hydrocephalus.
XI. HIDUNG
33 Amati kesimetrisan hidung, kebersihan, pengeluaran (cair/kental, jernih/kuning
kehijauan/hijau/merah), pernapasan cuping hidung dan cyanosis pada ujung hidung.
XII. MULUT
34 Amati kesimetrisan mulut, warna bibir (merah muda/ cyanosis)
35 Periksa adanya sumbing pada bibir (labioskizis), pada langit-langit (palatoskizis) atau
keduanya (labiopalatoskizis)
Gunakan tongue spatel bila mulut bayi tertutup.
36 Reflek rooting (mencari) : Sentuh sudut mulut bayi atau garis tengah bibir. Bayi akan
mengikuti sentuhan dan mencarinya. Reflek ini menghilang pada umur 3-4 bulan.
37 Reflek sucking (mengisap): Observasi saat bayi mentee, akan terlihat isapan bayi, kecuali
bila ada keterlambatan perkembangan atau abnormalitas neurologi.
38 Reflek swallowing (menelan), Amati bayi pada saat menete, ASI akan ditelan dan tidak
menumpuk di mulut atau dimuntahkan kembali.
XIII. LEHER
39 Gerakkan leher pada semua arah dan bayi tidak memperlihatkan rasa nyeri.
40 Palpasi adanya benjolan/pembengkakan pada kelenjar tiroid, kelenjar getah bening,
kelenjar ludah. Normalnya tidak teraba.
41 Reflek tonic neck :
a. Putar kepala dengan cepat ke satu sisi, maka lengan dan tungkai akan ekstensi
kearah sisi putaran kepala dan lengan yang berlawanan akan fleksi.
b. Angkat sedikit bayi dengan memegang bahu atau lengan bayi.
c. Posisikan bayi tengkurap, maka akan ada usaha bayi untuk mengubah posisinya.
Catatan :
Reflek ini akan muncul saat usia bayi 1-5 bulan.
JIka hingga lewat 6 bulan reflex ini masih menetap, bayi mengalami gangguan neuron
motorik atas.
XIV. DADA
42 Amati bentuk dada : Normal (Diameter Anterior Posterior : transversal = 1: 2),
Pigeont Chest / dada burung (Sternum menonjol kedepan, diameter Anterior
Posterior > transversal), Barrel Chest / dada tong (Anterior Posterior :
transversal = 1:1), Funnel Chest (Anterior Posterior mengecil, sternum menonjol
ke dalam).
Catatan:
- Pigeont Chest : Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum dimana terjadi
peningkatan diameter AP. Timbul pada kyphoscoliosis berat dan hernia diafragma.
- Barrel Chest : Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter
AP . Sering terjadi pada emfisema.
- Funnel Chest : Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan
menekan jantung dan pembuluh darah besar yang mengakibatkan murmur. Timbul pada
ricketsia, marfan’s syndrome atau trauma)

43 Amati kesimetrisan bentuk dan gerakan dada saat bernafas.


Catatan:
Gerakan dada yang tidak simetris saat bernafas terjadi pada empisema.
44 Amati adanya penarikan otot dada kearah dalam (Retraksi) intracosta dan substernal
45 Amati kesimetrisan kedua payudara, pembengkakkan disertai pengeluaran dan putting
susu bayi (sudah terbentuk/ belum)
Catatan :
- Jika terdapat pembengkakan disertai pengeluaran pada payudara, jangan dipencet,
karena pengeluaran akan hilang sendiri diserap bayi.
- Jika putting belum terbentuk menunjukkan bayi dalam kondisi preterm
46 Auskultasi bunyi nafas (Ronchi/whezeeng, vesicular) menggunakan stetoskop pada ICS
1-2, 2-3, 3-4 kiri dan kanan. Amati kedalaman pernapasan (dangkal, normal atau dalam).
47 Auskultasi frekwensi nafaspada ICS 3-4 kanan. Dilakukan selama satu menit penuh.
Normalnya berkisar antara 40-60 x/m.
48 Auskultasi Frekuensi dan bunyi jantung dengan menggunakan stetoskop pada bagian
apeks jantung (ICS 4-5). Bunyi S1 (lup) lebih panjang dan mempunyai nada lebih rendah
daripada S2 (dub). Normalnya 120-140 x/m.
49 Ukur lingkar dada. Diukur mulai dari putting susu, melingkar melalui ketiak selanjutnya ke
punggung, melingkar dari dada ke daerah punggung kembali ke dada melalui putting
susu. Normalnya 32-34 cm atau kurang 1-2 cm dari ukuran kepala.
XV. BAHU, LENGAN, DAN TANGAN
50 Inspeksi Kesimetrisan ukuran.
51 Kaji gerakan lengan dan tangan.
52 Kaji Kelengkapan jumlah jari. Apakah terdapat polidaktil (kelebihan jari) atau sindaktil
(kekurangan jari).
53 Reflek grasping (menggenggam) : Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar. Jari-
jari tangan bayi akan menggenggam jari pemeriksa dengan kuat. Reflek ini menghilang
pada umur 3-4 bulan.
XVI. SISTEM SARAF
54 Adanya reflek moro: Lakukan rangsangan dengan suara keras secara tiba-tiba, maka
bayi akan melengkungkan punggungnya, kaki dan tangan akan melakukan gerakan
ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu jarinya
bergerak fleksi.
Catatan :
Refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan.
Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri) menandakan
adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi.
tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya
trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada pleksus brakhialis.
XVII. PERUT
55 Inspeksi bentuk perut : menonjol, rata, atau cekung.
Catatan:
Menonjol : distensi
Cekung/skapoid : hernia diafragma
56 Amati adanya penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis (Hernia umbilikalis).
57 Amati tali pusat : pengeluaran secret kuning kehijauan serta berbau (tanda infeksi),
pendarahan tali pusat. (jika ada perdarahan, ikat ulang tali pusat dibawah daerah tali
pusat yang berdarah)
58 Auskultasi bising usus pada kuadran kiri bawah perut. Frekwensi normal bising usus 3-
5x/menit.
59 Palpasi masa atau benjolan
XVIII. KELAMIN LAKI – LAKI
60 Kaji kebersihan, kesimetrisan bentuk dan ukuran penis pada bayi (rata-rata 1,5 cm)
Jika Bayi BAB atau BAK segera ganti kain pernel dan sarung tangan.
61 Raba skrotum dan terdapat dua testis didalamnya.
62 Tarik prepusium kearah pangkal penis dan lihat letak meatus urinarius. Apakah berlubang
diujung dan agak ventral (normal), ventral (hipospadia) atau dorsal (epispadia).
XIX. KELAMIN PEREMPUAN
63 Amati kebersihan dan kesimetrisan genitalia.
Jika Bayi BAB atau BAK segera ganti kain pernel dan sarung tangan.
64 Amati Uretra berlubang atau tidak.
65 Amati keadaan labia minor dan labia mayor. Pada bayi aterm, labia minor tertutupi labia
mayor. Sedangkan pada bayi prematur, labia minor belum tertutupi labia mayor. Selain itu,
apakah ada kemerahan atau pembengkakkan pada labia.
66 Amati pengeluaran atau tidak. (putih, jernih, darah),BAK (+/-)
XX. TUNGKAI DAN KAKI
67 Kaji bentuk, kesimetrisan dan pergerakan normal.
68 Amati jumlah jari kaki.
69 Amati Garis-garis pada telapak kaki bayi (Pada bayi premature garis kaki tampak
tipis/tidak jelas).
70 Gerakan panggul bayi : apakah bayi menunjukkan rasa nyeri atau bunyi klik saat
digerakkan.
71 Refleks tonic Labyrinthine (labirin) : Posisikan bayi telentang, amati dengan mengangkat
tungkai bayi beberapa saat, lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat,
kemudian jatuh. Refleks ini hilang pada usia 6 bulan.
72 Reflek Plantar : Gosokkan permukaan jari pemeriksa pada telapak kaki bayi, , maka jari-
jari kakin bayi akan melekuk secara erat. Reflek ini muncul sejak lahir dan berlangsung
hingga sekitar satu tahun kelahiran.
73 Reflek babinski : Sentuhtelapak kaki bayi sepanjang tepi terluar, dimulai dari tumit. Jari
kaki bayi akan terlihat mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi. Reflek ini akan dijumpai
sampai umur 2 bulan. Refleks Babinski yang menetap satelah 2 bulan, menunjukkan
gangguan pada myelin otak bayi.
74 Reflek walking : sentuhkan kaki bayi pada bidang datar, maka kaki bayi akan bergerak
seperti berjalan atau keatas kebawah. Reflek ini ada pada 1-2 bulan pertama, kemudian
menghilang, dan muncul kempali usia 8 bulan hinga 1 tahun sebagai persiapan bayi untuk
berjalan.
XXI. PUNGGUNG DAN ANUS
75 Kaji bentuk tulang belakang (lordosis, kyphosis, Skeliosis, Normal)
76 Kaji adanya pembengkakkan (Menigokel dan encephalocel) atau adanya cekungan (Spina
bifida, Hernia nukleous pulposus) pada tulang punggung.
77 Kaji adanya anus, berlubang, dan terbuka (telah mengeluarkan mekonium/cairan ).
78 Refleks merangkak (crawling) : Telungkupkan bayi baru lahir, maka ia akan membentuk
posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
79 Reflek Galant : Gosok kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi akan
berayun menuju sisi yang digosok. Reflek ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai
pada usia 4-6 bulan.
XXII KULIT
80 Amati warna kulit : kemerahan/kebiruan (sianosis)/ikterik/kulit tampak tipis (transparan)
tampak pembuluh darah (Prematur).
81 Amati adaya verniks (selaput lemak yang berwarna putih) pada lipatan tubuh (leher,
ketiak, tangan, paha)
Catatan:
Verniks tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi. Pada bayi
prematur verniks lebih bayak dibandingkan bayi matur.
82 Amati adanya lanugo (Rambut halus pada wajah dan punggung). Lanugo pada bayi
prematur lebih banyak dibandingkan bayi matur.

83 Amati tanda-tanda lahir :


a. Nevi vascular (bercak salmon) : tanda merata, berwarna merah terang pada kelopak
mata, di region nasolabial atau pada tengkuk leher, akan menghilang pada akhir
tahun pertama.
b. Nevus flammeus : bercak-bercak rata berwarna merah tua atau keungu-unguan
menempel.
c. Hemangioma kavernosa : warna putih keabu-abuan menjadi merah, warna bertambah
tegas dan akan spontan menghilang pada umur 9 tahun.
d. Nevi yang hiperpigmentasi / bercak mongol : area besar, merata, biru atau hitam,
ditemukan pada bokong atau region lumbosakral

Anda mungkin juga menyukai