KOMPETENSI PRAKTIK
ASUHAN NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
(ANBAPS)
Disusun oleh :
Tim Departemen Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah
(ANBAPS)
NO. LANGKAH
I. PERSIAPAN
1 1. Baki beralas yang berisi:
a. Kupet / bak instrumen sedang steril: 1 buah, berisi:
Sarung tangan(DTT): 2 pasang
Pengikat tali pusat steril/ DTT
Tongue spatel plastik yang ujungnya sudah dibungkus kasa: 1 buah
b. Meteran gulung :1 buah
c. Stetoskop bayi: 1 buah
d. Penlight: 1 buah
e. Termometer digital (disertai ujung lentur): 1 buah
f. Kapas alkohol pada tempatnya
g. Kom kecil berisi tissue secukupnya : 1 buah
h. Kom tutup: 2 buah
1 buah berisi kapas cebok secukupnya
1 buah berisi air DTT
i. Bengkok: 1 buah8n
j. Pakaian ganti + topi: 1 set
k. Kain pernel: 1 buah
2. Mikrotoir (dibaca mikrotoa): 1 buah
3. Timbangan bayi yang sudah dilapisi kain : 1 buah
4. Celemek / barak shot: 1 buah
5. Baskom berisi Cairan klorin 0,5%: 1 buah
6. Baskom berisi air DTT: 1 buah
7. Ember tutup : 1 buah
8. Tempat sampah : 2 buah (kering dan basah)
9. Sabun cuci tangan : 1 buah
10. Handuk tangan pribadi: 1 buah
11. Wastafel/ air mengalir
II. RIWAYAT
2 Kaji riwayat faktor lingkungan : seperti suhu udara, pencahayaan, daerah tempat tinggal
di perkotaan/ pedesaan, di pegunungan / daerah pantai, higinitas rumah, ventilasi,
paparan asap rokok, riwayat penyakit menular dikeluarga (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS).
3 Kaji riwayat faktor genetik : seperti kondisi kesehatan bayi (postur tubuh, kelainan
kromosom, riwayat bayi kembar, riwayat penyakit kardiovaskular, astma, DM, ginjal
kronis, tinggi badan orang tua).
4 Kaji riwayat faktor sosial : seperti penerimaan ibu, keluarga dan masyarakat terhadap
keberadaan bayi, sosial ekonomi keluarga (pendidikan-pekerjaan)
5 Kaji riwayat faktor ibu dan perinatal : seperti riwayat kehamilan sejak 28 minggu (keadaan
ibu dan janin), riwayat persalinan normal atau tidak, dengan tindakan atau tidak serta
kondisi ibu dan bayi hingga 28 hari pasca persalinan, status gizi, obat-obatan selama
kehamilan,kondisi psikologis.
6 Kaji riwayat faktor neonatal dan bayi : Riwayat asfiksia atau tidak, apakah ada kelainan
kongenital, apakah ada trauma persalinan, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan eliminasi
serta kesehatan bayi dari sejak lahir sampai sekarang.
III. PERSIAPAN DIRI
7 Pakai celemek / barak shot.
8 Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan di air mengalir lalu keringkan.
9 Pakai sarung tangan DTT
IV. KEADAAN UMUM
10 Nilai keadaan umum : Ukuran tubuh (besar, sedang, kecil), Kesadaran, tangisan
11 Nilai tonus otot dan keaktifan gerak bayi
12 Amati warna kulit : kemerahan / kebiruan/ Kuning (Ikterik) dan warna bibir : sianosis / tidak
V. PENGUKURAN SUHU
13 Lakukan pengukuran suhu : Posisi bayi terlentang. Pengukuran suhu dilakukan pada
daerah aksila. Suhu normal bayi antara 36,5 -37,50C.
Catatan :
Jika suhu kurang dari 36,50C maka pemeriksaan fisik ditunda sampai suhu diatas dalam
batas normal. Segera hangatkan bayi.
Sebelum dilakukan pengukuran suhu, lap terlebih dahulu menggunakan tissue daerah
yang akan ditempatkan thermometer dan pada saat pengukuran suhu, pastikan
thermometer selalu dipegang pemeriksa.
Setelah dipakai thermometer didesinfeksi dengan kapas alkohol.
VI. BERAT BADAN
14 Buka pakaian dan popok bayi, lalu bayi diletakkan di timbangan yang sudah dialasi kain
dan jarum timbangan sudah dikalibrasi (pada angka nol). Kisaran normal untuk bayi cukup
bulan ialah 2,5-4,0 kg.
VII. PANJANG BADAN
15. Baringkan bayi pada papan mikrotoir, Letakkan tangan kiri pemeriksa pada dagu bayi
untuk membantu mengekstensikan kepala bayi supaya oksiput tepat berada di angka nol
luruskan lutut, tangan kanan menggeser papan fiksasi ke arah tumit.
Catatan :
Pastikan bayi berada dalam posisi lurus. Panjang badan normal bayi 45-53cm.
VIII. KEPALA
16 Amati ukuran kepala (Besar, sedang, kecil), kesimetrisan (apakah terdapat benjolan /
cekungan atau tidak)
17 Rambut : Kaji distribusi (merata/tidak), warna (berkilau/kusam, hitam/pirang), jumlah
(lebat, tipis) dan kualitas rambut (kering, rapuh, rontok/alopesia).
18 Palpasi adanya pembengkakkan (caput succedaneum/ cephal hematoma)
Catatan:
- Caput Succedaneum : yaitu edema pada kulit kepala,konsistensi lunak dan tidak
berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura. Hilang dalam
beberapa hari.
- Chepal Hematom : konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi
tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura
kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Hilang sempurna dalam
waktu 2-6 bulan
19 Palpasi Fontanel/ubun-ubun : cembung (bila ada cedera kepala, meningitis / neoplasma,
hydrochepalus), cekung (bila dehidrasi) dan datar (normal). Fontanel posterior akan
menutup 6-8 minggu setelah lahir, sedangkan fontanel anterior menutup antara umur 9-18
bulan.
Catatan :
Bila saat lahir atau sebelum waktunya fontanel sudah tidak ada (menutup terlalu cepat)
maka potensial terjadi microcephali.
20 Palpasi sutura sagitalis. Apakah terdapat molase (tumpang tindih tulang parietal kanan
dan kiri).
Catatan:
- Molase derajat 0 : Tulang parietal kanan dan kiri terpisah, sutura sagitalis dapat teraba
- Molase derajat 1 : Tulang parietal kanan dan kiri berdempetan
- Molase derajat 2 : Tulang parietal kanan dan kiri tumpang tindih namun masih dapat
dipisahkan
- Molase derajat 3: Tulang parietal kanan dan kiri tumpang tindih serta sudah tidak
dapat dipisahkan.
Molase akan mendatar pada umur 6 bulan.
21 Ukur lingkar kepala (Fronto-Occipitalis). Letakkan meteran melingkari kepala tepat 1 cm di
atas glabella, melingkar melalui atas telinga ke oksipital, selanjutnya ke atas telinga sisi
yang lain dan kembali lagi tepat 1 cm di atas glabella.
Catatan :
Ukuran normal 32-38 cm saat bayi lahir.
IX. MATA
22 Kaji bentuk mata (eksothalmus), kesimetrisan mata kanan dan kiri. Jarak antara kantus
dalam mata rata-rata 2,5 cm.
Catatan :
- Bentuk mata eksothalmus salah satu tanda hyperthyroid.
- Jarak kantus mata yang berlebihan merupakan salah satu tanda down syndrome
23 Amati warna sklera (putih dan bersih/ Ikterik)
24 Amati warna konjungtiva : merah muda dan mengkilap/ anemis / merah (pecah pembuluh
darah).
25 Amati pengeluaran : Terdapat sekret berwarna kuning kehijauan ( tanda infeksi),
pendarahan pada kornea.
26 Reflek mengedip (Eyeblink): Sentuh bulu mata saat bayi terjaga atau dengan
menyorotkan cahaya ke mata bayi. Kelopak mata bayi akan menutup (mengejapkan
mata) untuk melindungi mata dari cahaya dan benda asing.
Catatan :
Reflek ini dijumpai seumur hidup.
Bayi yang tidak menunjukan reflex ini mengalam gangguan / kerusakan saraf cranial.
27 Reflek Ketuk Glabella : Ketuk secara berulang pada dahi bayi dengan menggunakan jari
telunjuk pemeriksa. Kedipan mata akan mucul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut
namun hanya timbul sekali yaitu pada ketukan pertama. Jika kedipan mata terus
berlangsung pada ketukan-ketukan selanjutnya, maka disebut tanda-tanda Myerson, yang
merupakan gejala awal penyakit Parkinson.
28 Refleks Pupil : Berikan cahaya pada mata bayi dengan menggunakan penlight. Pupil akan
mengecil jika rangsang cahaya didekatkan dan pupil akan membesar jika rangsang
cahaya dijauhkan.
Catatan :
Refleks ini akan ada seumur hidup.
X. TELINGA
29 Inspeksi kesimetrisan telinga, kelainan bentuk (rudimenter).
30 Kaji daun telinga : rata terhadap kepala akibat berbaring miring yang menetap/menonjol
akibat adanya pembengkakan karena gigitan serangga atau adanya mastoiditis. Adakah
tanda prematuritas (daun telinga melipat).
31 Inspeksi pengeluaran serumen atau rabas yang berwarna kuning, hijau (tanda infeksi)
atau kemerahan (Pecah pembuluh darah).
32 Periksa hubungan letak antara kantus luar mata dengan puncak daun telinga
menggunakan Metline.
Catatan:
Posisi ujung telinga lebih rendah dari pada kantus luar mata (low set ear) pada
hydrocephalus.
XI. HIDUNG
33 Amati kesimetrisan hidung, kebersihan, pengeluaran (cair/kental, jernih/kuning
kehijauan/hijau/merah), pernapasan cuping hidung dan cyanosis pada ujung hidung.
XII. MULUT
34 Amati kesimetrisan mulut, warna bibir (merah muda/ cyanosis)
35 Periksa adanya sumbing pada bibir (labioskizis), pada langit-langit (palatoskizis) atau
keduanya (labiopalatoskizis)
Gunakan tongue spatel bila mulut bayi tertutup.
36 Reflek rooting (mencari) : Sentuh sudut mulut bayi atau garis tengah bibir. Bayi akan
mengikuti sentuhan dan mencarinya. Reflek ini menghilang pada umur 3-4 bulan.
37 Reflek sucking (mengisap): Observasi saat bayi mentee, akan terlihat isapan bayi, kecuali
bila ada keterlambatan perkembangan atau abnormalitas neurologi.
38 Reflek swallowing (menelan), Amati bayi pada saat menete, ASI akan ditelan dan tidak
menumpuk di mulut atau dimuntahkan kembali.
XIII. LEHER
39 Gerakkan leher pada semua arah dan bayi tidak memperlihatkan rasa nyeri.
40 Palpasi adanya benjolan/pembengkakan pada kelenjar tiroid, kelenjar getah bening,
kelenjar ludah. Normalnya tidak teraba.
41 Reflek tonic neck :
a. Putar kepala dengan cepat ke satu sisi, maka lengan dan tungkai akan ekstensi
kearah sisi putaran kepala dan lengan yang berlawanan akan fleksi.
b. Angkat sedikit bayi dengan memegang bahu atau lengan bayi.
c. Posisikan bayi tengkurap, maka akan ada usaha bayi untuk mengubah posisinya.
Catatan :
Reflek ini akan muncul saat usia bayi 1-5 bulan.
JIka hingga lewat 6 bulan reflex ini masih menetap, bayi mengalami gangguan neuron
motorik atas.
XIV. DADA
42 Amati bentuk dada : Normal (Diameter Anterior Posterior : transversal = 1: 2),
Pigeont Chest / dada burung (Sternum menonjol kedepan, diameter Anterior
Posterior > transversal), Barrel Chest / dada tong (Anterior Posterior :
transversal = 1:1), Funnel Chest (Anterior Posterior mengecil, sternum menonjol
ke dalam).
Catatan:
- Pigeont Chest : Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum dimana terjadi
peningkatan diameter AP. Timbul pada kyphoscoliosis berat dan hernia diafragma.
- Barrel Chest : Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter
AP . Sering terjadi pada emfisema.
- Funnel Chest : Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan
menekan jantung dan pembuluh darah besar yang mengakibatkan murmur. Timbul pada
ricketsia, marfan’s syndrome atau trauma)