TEORI DASAR
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam
operasinya tidak memperoleh laba dan tida menderita kerugian atau dengan kata lain
total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi.
Atau dengan kata lain Break Even Point adalah suatu tehnik atau cara yang digunakan
oleh pihak manajemen perusahaan dalam mencari volume produksi yang harus
dicapai agar tidak mengalami rugi dan tidak berlaba. Ada beberapa pengertian yang
telah dikemukakan oleh para ahli mengenai arti sebenarnya dari Break Even Point
a. “ Break Even Point adalah titik dimana total pendapatan dengan total
pengeluaran biaya, titik dimana laba sama dengan nol “ Mowen (2006:274).
b. “ Break Even Point adalah volume produksi dimana pendapatan dan jumlah
(2005:75).
c. “ Break Even Point adalah tingkat penjualan dimana laba sama dengan nol,
atau total penjualan sama dengan total beban atau titik dimana total margin
kontribusi margin, sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain
Dalam analisa Break Even Point dapat diketahui hubungan antara volume
produksi, volume produksi, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi. Analisa ini
juga mempelajari seberapa besar biaya dan volume produksi akan berpengaruh jika
ada kenaikan atau perubahan laba. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba
Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga
dikehendaki.
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa analisa Break Even Point adalah suatu
cara atau tehnik untuk mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual,
titik impas dapat digunakan untuk menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam proses perencanaan anggaran. Hal tersebut sangat
penting bagi pemimpin perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa
jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan, sehingga memudahkan bagi
Adapun manfaat Break Even Point menurut Carter (2006:270) adalah sebagai
berikut :
diberhentikan /ditutup.
Sedangkan atau kegunaan dari Break Even Point menurut (Bustam 2006:208)
adalah :
keuntungan tertentu.
menderita kerugian.
produksi.
yang ditargetkan.
Analisis break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.
Direksi .
3. Besarnya biaya secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya berubah – ubah karena
5. Harga jual produk per ton tidak berubah dalam periode tertentu.
1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
kerugian.
4. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume produksi
Break Even Point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah,
secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya
tetap.
3. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika
diusulkan.
Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji
tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa Break Even Point tidak semata –
mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisis
biaya, produksi dan laba juga akan dapat membantu atau memberikan
fasilitas pabrik atau investasi dalam aktiva tetap lainya : apakah penambahan /
2. Kegunaan lain dari analisa Break Even manajer adalah bantuanya dalam
kapan usaha tersebut dihentikan saja). Kapan sebaiknya suatu usaha tersebut
mengadakan analisa Break Even. Pada tingkat Break Even perusahaan tidak
biaya, tetapi suatu perusahaan yang selalu Break Even tidak harus dututup,
sisa uang (jumlah penerimaan uang lebih besar dari pada pengeluaranya). Hal
ini dapat terjadi karena biaya yang terjadi dalam suatu periode pada dasarnya
terdiri dari biaya tunai yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran uang (sunk
pengeluaran lainnya yang dilakukan pada masa lalu yang manfaatnya masih
dinikmati hingga sekarang. Suatu usaha harus dihentikan atau ditutup apabila
pada tingkat penjualan berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan
pada konsep – konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan. Oleh sebab itu
banyak asumsi yang apabila digunakan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan maka
akan menimbulkan banyak kelemahan dalam penerapan Break Even pointnya. Pada
umumnya konsep atau asumsi dasar yang digunakan dalam analisa Break Even point
2. Harga jual per satuan produk adalah tetap dan berbagai tingkat kegiatan
3. Bauran penjualan akan tetap konstan, efisien dan produktifitas tidak berubah.
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Menurut Glenn A. Welsch seperti yang
diterjemahkan oleh Karl M. Saragih dalam buku (Budgeting Profit Planning and
control)) membagi
persamaan.
dengan biaya, atau dapat dinyatakan dengan persamaan. Persamaan ini diturunkan
Y = ( C x X ) - CT
Dimana :
Y = Laba
CT = Total Cost
Dimana :