Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KONSEP DASAR IPA

“KESEIMBANGAN EKOSISTEM”

DISUSUN OLEH:
ZARFIA

DOSEN PENGAMPU:
HANISU, S.PD, M.PD

STKIP PELITA NUSANTARA BUTON


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PASARWAJO
2020
KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-


komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem
tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Ekosistem hutan termasuk ekosistem alam. Ekosistem alam adalah ekosistem yang
terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan manusia. Keseimbangan ekosistem di alam dapat
terganggu karena kegiatan manusia. Manusia adalah penyebab gangguan terbesar terhadap
ekosistem. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Ekosistem adalah hubungan saling
mempengaruhi (timbal balik) antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk
oleh komponen-komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).
Komponen biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Komponen biotik dibedakan
menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
a. Produsen yaitu organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri. Yang termasuk
produsen adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.
b. Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri makanan di dalam
tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau dari
konsumen lain yang menjadi mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
hewan dan manusia.
c. Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang telah
mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.
Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup, meliputi
1. Individu, yaitu satuan terkecil dari makhluk hidup atau disebut juga satuan makhluk hidup
tunggal.
2. Populasi, yaitu kelompok makhluk hidup yang sejenis dan menempati daerah tertentu.
3. Komunitas, yaitu sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.
4. Ekosistem, yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
5. Bioma, yaitu kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh : gurun, padang
rumput, savana dan steva.
6. Biosfer, yaitu semua ekosistem yang ada di permukaan bumi.
Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen
yang satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling
menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-
jenis interaksi tersebut antara lain: Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis: mutualisme,
parasitisme, dan komensalisme.
Bentuk-bentuk Simbiosis:
1. Simbiosis parasitisme, adalah hubungan antar makhluk hidup di mana satu pihak mendapat
keuntungan dan pihak yang lain akan di rugikan. Contoh simbiosis parasitisme yaitu:
tumbuhan benalu dengan inangnya, bunga raflesia dengan inangnya, cacing perut yang
hidup dalam tubuh manusia, dll.
2. Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar makhluk hidup yang saling menguntungkan.
Jadi dari kedua pihak tidak ada yang di rugikan. Contoh simbiosis mutualisme adalah: ikan
remora dan ikan hiu, burung jalak dan kerbau, dll.
3. Simbiosis komensalisme, yaitu simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak
yang lain tidak mendapat keuntungan tapi juga tidak di rugikan. Contoh simbiosis
komensalisme adalah: ikan badut dengan anemon laut, anggrek dengan tumbuhan inangnya.
Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun
abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan.
Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan istilah rantai
makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing anggotanya harus
sesuai dengan aturan ekosistem. Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen
dan konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika jumlah produsen lebih besar dari
konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih banyak dari konsumen tingkat II dan seterusnya.
Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotik
tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan.
Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut
rusak. Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan
mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus.

 
Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem

Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat memengaruhi keseimbangan ekosistem


adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Dengan akal dan pikirannya, manusia akan dengan
mudah mengubah suatu lingkungan. Hasilnya adalah terjadi kerusakan dan ketidakseimbangan
ekosistem. Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem. Yaitu:
1. Faktor Alam Faktor yang terjadi akibat bencana alam. Misalnya : banjir, gempa bumi,
gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika suatu lingkungan terkena bencana
biasanya akan terdapat salah satu komponen yang rusak sehingga menyebabkan lingkungan
menjadi tidak seimbang.
2. Faktor Manusia Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia. Aktivitas manusia dapat
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Berikut ini beberapa kegiatan
manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
Berikut ini kegiatan manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
1.      Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan
Alat-alat rumah tangga terbuat dari kayu. Jenis kayu yang banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis
kayu tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan
kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis
tumbuhan yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena
pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali. Tumbuhan
yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan
bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan
perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber
makanan untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak
ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang
musnah dan menjadi langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka
lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah
dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat
hidup, hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke
pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
2.      Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya
penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya
terumbu karang. Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil yang
merupakan makanan ikan yang lebih besar. Penangkan ikan dengan kapalkapal pukat
harimau dapat menimbulkan penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat harimau
ikan kecil akan ikut terjaring.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak,
dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang
berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai
bahan makanan, hiasan, atau pakaian.
3.      Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan
banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam, yaitu
pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari
kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan
sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari
bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan
harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk
buatan yang berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau.
Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh
subur.
Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida.
Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat
waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan insektisida
dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh makhluk hidup yang
lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak tanaman.
4.      Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau
limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah industri.
Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga.
Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan
merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan
asap. Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit
diuraikan. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah
kerusakan lingkungan.
5.      Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam pencemaran,
yaitu:
a. Pencemaran tanah, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk
ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik,
kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain,
yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat
berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
b. Pencemaran air, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke
dalam air.
c. Pencemaran udara, Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu, dan
jelaga.
d. Pencemaran suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor,
kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
6.      Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon
yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga hewan
tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena bencana, seperti banjir dan
tanah longsor.
7.      Kegiatan Penambangan
Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengeboran minyak dan pertambangan terbuka dapat
mengurangi sumber daya alam dan mencemari daerah sekitarnya. Akibat kegiatan tersebut
cukup sulit untuk ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif.
8.      Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat
berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran
tersebut antara lain menghasilkan gas karbon dioksida menjadi bertambah. Hal ini
mengakibatkan bumi semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis makhluk
hidup kesulitan beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan keseimbangan
ekosistem menjadi terganggu.
 
Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem Terhadap Makhluk Hidup

Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti
letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi,
baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat
bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia.
Penebangan pohon (Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal logging)
adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak
memiliki izin dari otoritas setempat) di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang
saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan
sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan
sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka,
maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan
tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan
aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis
permukaan tanah yang subur.
Ekosistem yang tidak seimbang akan membawa dampak buruk terhadap makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Dampak tersebut sudah pasti sangat merugikan. Berikut ini beberapa
dampak akibat terganggunya keseimbangan ekosistem bagi makhluk hidup, diantaranya: 
a. Kepunahan suatu spesies atau populasi, Jika gajah terus diburu untuk diambil gadingnya,
tidak hanya akan menyebabkan populasi gajah semakin berkurang tetapi dapat menyebabkan
spesies gajah akan hilang dari muka bumi.
b. Kerusakan atau bencana, Yang paling dominan merasakan dampak dari bencana adalah
manusia. Manusia akan selalu merasa khawatir dan takut jika bumi ini mengalami terus-
menerus bencana. Bencana sangat merugikan manusia. Manusia bisa kehilangan segala-
galanya akibat bencana. Kehilangan harta benda, tempat tinggal bahkan kehilangan nyawa.
c. Munculnya anomali (keanehan) ekosistem, Keanehan-keanehan sering muncul akibat
ekosistem yang tidak seimbang.

Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem

Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan usaha-usaha yang
nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk menjaga keseimbangan ekosistem
diantaranya:
a. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, melakukan pangadaan: taman
nasional (kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi alam); cagar alam (kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami); suaka margasatwa
(kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau
keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan
terhadap habitatnya);
b. Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa;
c. Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak; Menggunakan pestisida
dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan penggunaan pupuk alami;
d. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain;
e. Tidak membuang sampah sembarangan;
f. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.

Anda mungkin juga menyukai