busur apinya. Untuk menghindari kerusakan ini, maka pada gandengan isolator gantung
dan isolator batang panjang dipasang busur tanduk (arching-horns). Busur tanduk
ditempatkan pada bagian atas dan bawah dari gandengan isolator, serta dibentuk
sedemikian sehingga busur api tidak akan mengenai isolator waktu lompatan api terjadi.
Jarak antara tanduk atas dan bawah biasanya 75 – 85% dari panjang gandengan isolator.
Tegangan lompatan api untuk gandengan isolator dengan busur tanduk ditentukan oleh
jarak tanduk itu. Busur tanduk biasanya dipakai untuk saluran transmisi dengan
tegangan diatas 110 KV, atau diatas 66 KV pada daerah dengan tingkat isokeronik tinggi.
Busur Tanduk juga memiliki efek pencegahan korona.
2. Pengapit Gantungan.
Untuk kawat konduktor digunakan pengapit gantungan (suspension clamps) dan
pengapit tarikan (tension clamps), sedang untuk kawat tanah diapakai pengapit sederhana.
Ada dua jenis pegapit gantungan, yang satu dengan batang pelindung (armor rods) dan lain
tanpa batang pelindung. Pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran kawat,
kuat tarik maksimum, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan dan kelelahan karena getaran (vibration) dan sudut andongan dari kawat
konduktor.
Gambar 6:
a. Menara baja.
b. Tiang tunggal.
c. Tiang type H.
d. Tiang type A.
Gambar 7:
a. Menara baja.
31
b. Tiang tunggal.
c. Tiang type H.
d. Tiang dengan kawat netral/ kawat nol.
Pada saluran transmisi yang menggunakan 1 (satu) Kawat Tanah pada prakteknya kurang
Apabila ho menyatakan titik dai tanah ditengah-tengah 2(dua) kawat tanah yang
terlindungi dari sambaran petir, maka ho dapat ditentukan:
ho = h – s/4.
Sedangkan daerah antara 2 (dua) kawat tanah dibatasi oleh busur lingkaran
dengan jari-jari 5/4 s dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengah-tengah
2 (dua) kawat tanah.