Anda di halaman 1dari 32

CIRI CIRI KINGDOM ANIMALIA

Kingdom Animalia mempunyai ciri utama sebagai identitasnya,


diantaranya sebagai berikut:

• Mempunya sel banyak atau makhluk hidup multiseluler


• Memiliki sifat Heterotrof atau tidak bisa membuat makanan
sendiri.
• Membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.
• Mempunyai sel otot sebagai penggerak serta sel saraf untuk
menerima rangsangan.
• Reproduksi Umumnya Seksual, namun beberapa filum juga
menggunakan reproduksi aseksual
• Bentuk Dewasanya selalu diploid (2n)

HEWAN INVERTEBRATA ( Tidak


Bertulang Belakang )
1.Porifera ( hewan berpori atau sponge/spons )

A.Ciri-ciri porifera
1. Hewan jenis ini yang bersel banyak (metazoa) yang paling
sederhana atau juga primitif
2. Sebagian besar hidup di laut yang dangkal pada kedalaman
sekitar 3,5 meter
3. Bentuk tubuh porifera tersebut menyerupai vas bunga atau juga
piala serta melekat didasar perairan
4. Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan
luarnya (epidermis) yang tersusun dari sel-sel yang
mempunyai bentuk pipih, disebut dengan pinakosit.
5. Pada epidermis terdapat porus atau lubang kecil yang disebut
ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh
(spongocoel)
6. Lapisan ddialamnya tersusun atas sel-sel yang berleher
serta berflagel yang disebut koanosit yang berfungsi untuk dapat
mencernakan makanan
7. Di dalam mesoglea juga terdapat beberapa jenis sel, yakni sel
amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
8. Di antara epidermis serta koanosit mempunyai lapisan tengah
yang berupa suatu bahan kental yang disebut mesoglea atau
mesenkin
9. Sel amubosit atau juga amuboid yang berfungsi untuk dapat
mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel
skleroblasnya tersebut berfungsi dengan membentuk duri
(spikula) atau juga spongin. Spikula terbuat dari kalsium
karbonat atau juga silikat
10. Spongin tersusun atas serabut-serabut spongin yang lunak
berongga yang membentuk seperti spon.
11. Sel arkheosit tersebut berfungsi sebagai sel reproduktif,
misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan
bagian-bagian yang rusak serta juga regenerasi.

B.Struktur tubuh porifera


Porifera memilikintubuh berpori. Pori-pori tersebut berfungsi
sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh
flagella yang ada pada koanasi. Zat-zat makanan tadi akan ditangkap
dan dicerna oleh koanasit atau sel leher.Pada tubuh porifera juga
terdapat rongga mesenkim atau mesoglea yang terletak diantara
lapisan ectoderm dan endoderm terdapat rongga.Rongga mesenkim
atau mesoglea merupakan tempat dari sel amoeboid dan skleroblast (
penyusun rangka atau spikula ).

C.Reproduksi porifera
Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karna dalam
satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi
porifera terjadi secara generative dan vegetative. Reproduksi
generative, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel
amoeboid. Reproduksi vegetative, dilakukan oleh pembentukan tunas
atau kuncup.

D.Klasifikasi porifera
• Demospongia, merupakan porifera yang spikulanya berasal dari
campuran zat kersik dan protein (Spongin), atau sponging saja,
tipe saluran airnya sycon atau leucon, contohnya; Euspongia dan
spongilla sp.
• Calcarea, merupakan kelas porifera yang rangka tubuhnya
terdiri dari spikula yang tersusun atas zat kapur, tipe saluran
airnya sycon, contohnya; Grantia, Scypa gelatinosa, dan
Leucosolenia.
• Hexactineliida, merupakan porifera yang spikulanya dibangun
dari zat kersik atau silikat, tipe saluran airnya sycon, contohnya;
Eupectella aspergillum.

E.Peran porifera
Sisa spons dari spongilla sp maupun Euspongia sp sering
dimanfaatkan sebagai spons penggosok mandi atau mencuci, dan
spons penggosok untuk membersihkan kaca. Selain itu juga
dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada padaakuarium.

2.Coelenterata (hewan berongga)

A.Ciri-ciri coelenterata
•Struktur tubuh diploblastik, terdiri atas : lapisan luar (ektoderm)
berfungsi untuk melindungi tubuh dan sensasi, dan lapisan dalam
(endoderm/ gastrodermis), berfungsi sebagai alat sekresi dan
pencernaan makanan. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat
lapisan mesoglea. Lapisan mesoglea bersifat non seluler seperti agar-
agar dan berfungsi sebagai tempat lalu lintasnya serabut saraf.

• Punya mulut, dikelilingi tentakel


• Bersel banyak, simetri radial
• Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intrasel dan ektrasel.

• Hidupnya bersifat polymorphise atau metagenesis, terdiri atas


bentuk polip dan mendusa.
• Jenis kelamin: monoecius atau dioecius, larvanya disebut planula.
Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat
pada lapisan ektoderm dan pada bagian dasar gastodermis.

B.Struktur tubuh coelenterate


• Radial simetris (silindris, globular, atau spherikal)
• Dipoblastik terdiri endoderm dan ektoderm.
• Terdapat rongga mesoglea (lapisan non selular) antara epidermis
dan endodermis/ gastrodermis yang meruakan masa pasta/ gudir
yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis.
Kadang-kadang didalam lapisan mesoglea ini terdapat sel-sel
amoboid.
• Mempunyai rongga gastrovaskular yang dilapisi jaringan
gastrodermis untuk pencernaan dan sirkulasi makanan

• Tentakel yang terdapat pada sekitar mulut berfungsi sebagai


sistem gerak dan juga untuk menangkap serta memasukkan
makanan. Pada ujung tentakel terdapat sel knidoblast, setiap
knidoblast mengandung alat penyengat yang dinamakan
nematokist, yang berfungsi untuk mempertahankKelas Hydroza

C.Klasifikasi coelenterate
• Kelas Hydroza
Jenis hewan ini membentuk koloni kecil yang berbentuk polip
dominan, sebagian membentuk medusa yang memiliki laci dan
payung melalui pembentukan tunas, misalnya seperti Hydra,
Gonionemus dan Obelia. Hydra merupakan polip air tawar, tidak
melalui stadium medusa, yang berukuran 6-15 mm, memiliki 6-10
tentakel yang mengelilingi hipostoma. Didalam hipostoma terdapat
mulut, didalam hipostoma terdapat mulut, didalam mulut terdapat sel
penyengat yang mengandung nematokis, hewan ini dapat berkembang
biak dengan secara seksual dan aseksual ( pertunasan ).

Gonionemus hidup di air pasang surut, memiliki medusa yang besar


seperti pada Obelia dan memiliki sedikit polip atau bahkan tidak ada
sehingga sering kali berkembang biak dengan cara seksua. Obelia
merupakan koloni polip air laut, ukurannya sangat kecil dan berasal
dari zigot hasil reproduksi aseksual.

Pada bentuk koloni Obelia ada dua yakni polip vegetatif yang
bertugas mencari makan dan polip reproduksi yang bertugas untuk
melipat ganda. Untuk tiap-tiap polip dikelilingi oleh selimut yang
tembus cahaya. Selimut yang mengelilingi polip vegetatif disebut
hidroteka dan yang mengelilingi polip reproduktif ialah gonoteka.
Obelia mengalami pergantian keturunan ( metagenesis ) yakni
reproduksi aseksual pada polip reproduktif dan reproduksi seksual
pada medusa.

• Kelas Scyphozoa

Hewan yang termasuk kelas ini ialah ubur-ubur, pada dasarnya unur-
ubur ialah medusa yang pinggirnya berlekuk, tidak bercadar, saluran
radialnya bercabang majemuk, dan memiliki kantung ruang gastrikum
yang berisi gonad misalnya seperti Scyphozoa ialah Aurelia.
Aurelia bergaris tengah sekitar 7 hingga 10 cm, pinggir berlekuk
delapan, kadang mengandung polip ( subordinat ) dan reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas ( strobilasi )
sedangkan reproduksi seksual dengan medusa, sebagai ubur-ubur
mengandung racun yang menyebabkan gatal dan luka.

• Kelas Anthozoa

Hewan ini mempunyai tubuh yang berbentuk seperti polip, tidak


membentuk medus, tidak bertangkai, terbungkus skeleton eksternal
(karang), serta memiliki tentakel yang banyak dan tersusun disekitar
mulut. Mulut bermuara ke stomodaeum dapat berkembang biak secara
aseksual dan seksual. Misalnya seperti anemon dan hewan karang laut

D.Peranan coelenterate
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang
merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
Selain itu di dalam dunia medis struktur jaringan dan kekerasan
rangka koral sering di manfaatkan untuk cangkok tulang di beberapa
rumah sakit.

E.Reproduksi coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan
seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan
tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang
berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.

Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum


dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk
medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata
berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

3. Echinodermata (hewan berkulit duri)


A.Ciri-ciri Echinodermata
• Tubuh echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga
tubuh atau disebut dengan tripoblastik
• Mempunyai bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih
larva, dan disaat dewasa bentuk tubuhnya simteri radial
• Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin
• Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung dengan lubang-
lubang kecil yag fungsinya untuk menghisap.
• Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang
tidak mempunyai anus.
• Tidak mempunyai sebuah sistem ekskresi
• Perkembangbiakan secara seksual
• Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang
menyerupai duri
• Memiliki sebuah sistem tabung jaringan hidrolik

B.Reproduksi Echinodermata
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan jantan
dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses
fertilisasi yang berlangsung secara eksternal (di dalam air laut).

C.Klasifikasi Echinodermata
1.Kelas echinoidea

Ciri-ciri Echinoidea

1. Tubuh berbentuk bola, seperti mangkuk, oval atau bentuk


jantun, tubuh tertutup oleh cangkang endoskeleton dari
lempeng-lempeng kalkareus yang sebelah luar, dibedakan ke
dalam 5 daerah ambulakral berseling dengan 5 daerah inter-
ambulakral.
2. Podia atau kaki tabung keluar dari lubang-lubang dari lempeng-
lempeng ambulakral dan berfungsi untuk pergerakan.
3. Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh
peristomium yang bersifat membrane.
4. Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct
bersifat membrane.
5. Lekuk-lekuk ambulakral tidak ada.
6. Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3 jepit.
7. Echinoidea biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang,
dasar laut, dalam lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan
muara sungai.
8. Seks terpisah, kelenjar kelamin pentamerous.
9. Perkembangbiakan meliputi larva-larva echino-pluteus yang
berenang bebas.

2.Kelas ophiuroidea

Ciri-ciri Ophiuroidea

• Tubuh pipih dengan diskus sentral bersegi lima atau bulat.


• Permukaan oral dan aboral adalah jelas.
• Lengan-lengan biasanya lima, ramping, halus atau berduri.
• Tidak memiliki lekuk ambulakral.
• Tidak memiliki anus dan intestine.
• Madreporit terdapat pada permukaan oral.
• Habitat Ophiuroidea adalah diantara batu-batu karang di dalam
air laut.
• Sistem pernapasan menggunakan lima pasang kantong udara
yang kecil dan terletak disekitar celah mulut.
• Sistem pencernaan terdapat pada bola cakram. sistem reproduksi
terjadi di luar tubuh dengan melepaskan sel jantan dan sel betina
di air, kemudian sel-sel ini bersatu dan akan membentuk pluteus
(larva yang bersilia yang akan mengalami metamorphosis dari
bentuk bintang laut menjadi bentuk bintang ular).

3.Kelas crinoidea

Ciri-ciri Crinoidea

• Bentuk tubuh seperti tumbuhan tapi ada yang bertangkai dan


ada yang tidak bertangkai.
• Crinoidea yang bertangkai adalah individu yang tidak dapat
bergerak dan mulutnya terarah keatas.
• Crinoidea yang tak bertangkai merupakan individu yang dapat
bergerak bebas didalam laut.
• Tubuhnya menyerupai bunga lili atau bunga bakung dan bentuk
seperti bulu burung.
• Tidak mempunyai duri
• Kaki tabungnya kurang mempunyai suber (alat hisap)
• Sistem syaraf berbentuk cincin yang selanjutnya bercabang-
cabang pada tiap lengan
• Kulitnya tersusun dari zat kitin. Contoh spesies dari Crinoidea
adalah Antedon sp, Anemon sp, Holopus, dan Metacrinus (lilia
laut).
• Ukurannya tidak lebih dari 40 cm panjangnya dan berwarna
mencolok.
• Tubuhnya terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan
bermula dari cakram ini setiap lengan bercabang dua atau lebih.
• Setiap cabang mempunyai ranting-ranting melintang yang
disebut pinul (pinnulae). Cabang-cabang ini membuat hewan
berbulu-bulu.
• Cakram sentral bentuknya seperti mangkuk dengan mulut
terletak di dasar (di bawah).

4.Kelas asteroidea
Ciri-ciri Asteria

• Tubuh berbentuk bintang, terdiri atas satu diskus sentralis dan


lima radii.
• Memiliki dataran oral dan dataran aboral
• Skeleton terdiri atas lamina (ossikula) yang tersusun rapat.
• Lamina terletak di antara 2 lapisan jaringan pengikat di dalam
dinding tubuh.
• Di antara ossikula terdapat srabut serabut otot, dan pori-pori
yang disebut pori dermal.
• Pada bagian aboral, pada ossikula berpangkal spina, di antara
spina ada yang dapat digerakkan.

5.Kelas holothuroidea

Ciri-ciri Holothuroidea

• Tubuhnya simetri bilateral


• Biasanya memanjang atau dengan mulut terletak pada satu
ujung dan anus terletak pada ujung yang lain.
• Permukaan tubuh kesat, tidak ada spina atau duri.
• Endoskeleton tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis
atau lempeng-lempeng tertanam di dalam dinding tubuh.
• Mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel.
• Podia atau kaki tabung biasanya ada dan berfungsi untuk
pergerakan.

4.Plathyhelminthes

A.Ciri-ciri plathyelminthes
• Memiliki bentuk tubuh pipih, simetris dan tidak bersegmen
• Memiliki ukuran tubuh mikroskopis dan ada juga yang memiliki
panjang tubuh 20 cm yaitu cacing pita.
• Memiliki satu lubang yaitu dimulut tanpa dubur.
• Memiliki daya regenerasi yang tinggi dan bersifat hermafodit ( dua
kelamin ).
• Hidup parasit dan ada juga yang hidup bebas.
• Habitat di air tawar, air laut, tempat lembab atau dalam tubuh
organism lain.
• Melakukan perkembanganbiakan ( bereproduksi ) secara generative
dengan perkawinan silang dan berproduksi secara vegetatif yaitu
membelah diri.
• Sensitive dengan cahaya.

B.Struktur tubuh
• Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan Platyhelmintes ( cacing pipih ) ialah


gastrovaskuler dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi
oleh usus. Sistem pencernaan Platyhelmintes ( cacing pipih ) dimulai
dari mulut faring dan ke kerongkongan. Pada bagian belakang
kerongkongan terdapat ususyang bercabang ke seluruh tubuh.
Sehingga usus tidak hanya mencerna makanan tapi usus juga
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.

• Sistem Syaraf

Dalam sistem syaraf terdapat beberapa macam sistem saraf pada


Platyhelmintes ( cacing pipih ) antara lain sebagai berikut :

1. Sistem syaraf tangga tali ialah sistem syaraf yang paling


sederhana. Pada sistem tersebut pusat susunan syaraf disebut
dengan ganglion otak terdapat pada bagian kepala dan jumlah
sepasang, dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali syaraf
sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang
dihubungkan dengan serabut syaraf melintang.
2. Pada cacing pipih lebih tinggi tingkatannya sistem saraf dapat
tersusun dari sel saraf ( neuron ) yang dibedakan menjadi sel
saraf sensori ( sel pembawa sinyal dari indera ke otak ), sel saraf
motor ( sel pembawa dari otak ke efektor dan sel asosiasi (
perantara ).

• Sistem Indera

Dari beberapa jenis Platyhelmintes ( cacing pipih ) memiliki sistem


penginderaan berupa oseli yaitu bintik mata yang mengandung
pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata tersebut biasanya
berjumlah sepasang dan terdapat dibagian anterior ( kepala ). Seluruh
cacing pipih ini memiliki indra meraba dan sel kemoresptor diseluruh
tubuhnya. Beberapa spesies juga mempunyai indra tambahan berupa
aurikula ( telinga ), statosista ( pengatur keseimbangan ) dan
reoreseptor ( organ untuk mengetahui arah aliran sungai ). Pada
umumnya Platyhelmintes ( cacing pipih ) memiliki sistem
osmoregulasi yang disebut dengan protonefridia. Sistem ini terdiri
dari saluran pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut
protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan sisa
metabolism tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.

• Sistem Reproduksi

Meskipun Platyhelmintes ( cacing pipih ) merupakan hewan


hemafrodit beberapa cacing tidak dapat melakukan perkawinan secara
individu. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual ialah dengan menghasilkan gamet, Fertilisasi
ovum terjadi didalam tubuh. Fertilisasi dapat dilakukan sendiri atau
dengan pasangan lain.

C.Klasifikasi

• Turbellaria (Cacing Rambut Getar)

Turbellaria adalah Platyhelminthes yang memiliki silia (rambut getar)


pada permukaan tubuhnya yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada
lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar yang disebut rhabdoid
yang berfungsi untuk melekat, membungkus mangsa, dan sebagai
jejak lendir pada waktu merayap. Dibawah epidermis terdapat
serabut-serabut otot melingkar, longitudinal, diagonal, dan
dorsoventral sehingga Turbelaria mudah memutar dan meliuk-liuk.

Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau


bentuk rabdit (Yunani : rabdit = tongkat). Hewan ini biasanya hidup
di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembab dan jarang
sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi
dengan cara memotong tubuhnya. Keberadaannya sekitar 4000+
spesies di seluruh dunia; hidup di batu dan permukaan sedimen di air,
di tanah basah, dan di bawah batang kayu.

Hampir semua Turbellaria hidup bebas (bukan parasit) dan sebagian


besar adalah hewan laut. Kebanyakan turbellaria berwarna bening,
hitam, atau abu-abu. Namun, beberapa spesies laut, khususnya di
terumbu karang, memiliki corak warna lebih cerah. Panjang mulai
kurang dari 1 mm hingga 50 cm. Contoh Turbellaria antara lain
Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium
yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di
malam hari.

• Trematoda (Cacing Isap)

Keberadaan trematoda berjumlah sekitar 12000 spesies di seluruh


dunia; hidup di dalam atau pada tubuh hewan lain. Semua cacing
hisap adalah parasit, berbentuk silinder atau seperti daun. Panjang
berkisar 1 cm hingga 6 cm. Cacing ini memiliki penghisap untuk
menempelkan diri ke organ internal atau permukaan luar inangnya,
dan semacam kulit keras yang membantu melindungi parasit itu.
Organ reproduksinya mengisi hampir keseluruhan bagian interior
cacing hisap.
Sebagai suatu kelompok, cacing trematoda memparasiti banyak sekali
jenis inang, dan sebagian besar spesies memiliki siklus hidup yang
kompleks dengan adanya pergiliran tahap seksual dan aseksual.
Banyak trematoda memerlukan suatu inang perantara atau intermediet
tempat larva akan berkembang sebelum menginfeksi inang
terakhirnya (umumnya vertebrata), tempat cacing dewasa hidup.
Sebagai contoh, trematoda yang memparasati manusia menghabiskan
sebagian dari sejarah hidupnya di dalam bekicot.

Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-


paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Trematoda berlindung di
dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan
kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Trematoda
tidak mempunyai rongga badan dan semua organ berada di dalam
jaringan parenkim.

Tubuh biasanya pipih dorsoventral, dan biasanya tidak bersegmen dan


seperti daun. Mereka mempunyai dua alat penghisap, satu
mengelilingi mulut dan yang lain berada di dekat pertengahan tubuh
atau pada ujung posterior. Alat penghisap yang kedua disebut
asetabulum karena bentuknya mirip dengan mangkuk cuka.

Dinding luar atau tegumen trematoda adalah kutikula yang kadang-


kadang mengandung duri atau sisik. Sistem pencernaan makanan
sangat sederhana. Terdapat mulut pada ujung anterior, yang
dikelilingi oleh sebuah alat penghisap. Makanan dari mulut melalui
farings yang berotot ke esofagus dan kemudian ke usus, yang terbagi
menjadi dua sekum yang buntu. Sekum ini kadang-kadang bercabang,
dan percabangan ini kadang-kadang sedikit rumit.

Kebanyakan trematoda tidak mempunyai anus, dengan demikian sisa


bahan makanan harus diregurgitasikan. Sistem saraf adalah
sederhana. Cincin dari serabut saraf dan ganglia mengelilingi
esofagus, dan dari sini saraf berjalan ke depan dan belakang.
Biasanya, sebatang saraf berjalan kebelakang pada setiap sisi, dan
saraf-saraf bertolak dari sini menuju ke berbagai organ.

Trematoda tidak mempunyai sistem peredaran darah. Sistem


ekskresi tersusun dari sebuah kandung kemih posterior. Sebuah sistem
percabangan dari tabung pengumpul yang masuk ke dalam kandung
kemih, dan sebuah sistem sel-sel ekskresi yang terbuka ke dalam
saluran pengumpul tersebut. Tidak terdapat organ ekskresi yang
terlepas, sel-sel ekskresi ditempatkan secara strategis di seluruh
tubuh.

Sel ekskresi terdiri dari sebuah sitoplasma basal yang berisi inti dan
sebuah vakuola berisi seberkas silia ynag terbuka secara tetap ke
dalam saluran pengumpul. Sistem reproduksinya kompleks.
Sebagian besar dari trematoda adalah hermafrodit, mempunyai organ

jantan dan b

Keberadaannya berjumlah sekitar 3500 spesies di seluruh dunia;


hidup sebagai parasit dalam tubuh hewan. Cacing pita (Cestoda)
memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 – 3m dan terdiri dari
bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks)
dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap
segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan.
Tubuhnya satu strobila tertutup oleh cuticula yang tebal; tidak
berpigmen; tidak mempunyai tractus digestivus atau alat indera dalam
bentuk dewasanya. Makin ke posterior segmen makin melebar dan
setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat
hermafrodit.

Contoh cacing pita adalah Taenia solium dan Taenia saginata yang
parasit pada orang. Taenia terdiri dari sebuah kepala bulat yang
disebut scolex, sejumlah ruas, yang sama disebut
disebut proglotid. Pada kepala terdapat alat hisap dan jenis Taenia
solium mempunyai kait (rostellum) yang sangat tajam yang mengunci
cacing itu ke lapisan intestinal inang. Di belakang scolex terdapat
leher kecil yang selalu tumbuh yang akan menghasilkan proglotid
baru yang mula-mula kecil tumbuh menjadi besar. Panjang tubuh
cacing pita mencapai 2 m.

Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ


kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi
sendiri. Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh
cacing. Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari
tubuh inang utama bersama dengan tinja dengan membawa ribuan
telur. Jika termakan hewan lain, telur akan berkembang dan memulai
siklus hidup barunya. Cacing pita tidak memiliki saluran pencernaan.
Cacing pita menyerap makanan yang telah dicerna terlebih dahulu
oleh inang.

Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus
inangnya. Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan
tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan
(usus). Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan
yang dimasak tidak sempurna. Inang perantara Cestoda adalah sapi
pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium. Cacing pita tidak
mempunyai saluran pencernaan dan sitem peredaran darah.
Makanan langsung melalui dinding tubuh. Sistem ekskresi yaitu
berupa sel api.

Sistem saraf tersusun dari beberapa ganglion pada skoleks, dengan


komisura melintang diantaranya. Dan tiga batang saraf longitudinal
setiap sisi tubuh (sebuah batang besar disebelah lateral dan yang kecil
disebelah ventral), satu ganglion kecil disetiap segmen pada masing-
masing dari enam batang tersebut, dan komisura pada setiap segmen
menghubungkan ganglion-ganglion ini. Cestoda adalah hermafrodit,
yang mempunyai organ jantan dan betina. Organ jantan terdiri dari
testis (menghasilkan spermatozoa), vas deferen, seminal vesicle,
penis, dan lubang kelamin. Sedangkan organ bertina terdiri dari
ovarium, oviduk, seminal uterus, vagina, dan lubang kelamin.
5.Nemathelminthes

A.Ciri-ciri
1. Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang
dengan kedua ujung tubuh yang runcing
2. Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh
luar (ektoderm), tengan (mesoderm), dan lapisan tubuh dalam
(Endoderm).
3. Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati
sehingga rongga ini disebut Pseudoaselomata.
4. Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula
yang berfungsi melindunginya dari enzim pencernaan inang.
5. Sistem pencernaannya sudah lengkap
6. Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi
(pernapasan). Sistem saraf merupakan saraf cincin.

B.Struktur tubuh
Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan luar
tubuhnya licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh
oleh enzim inangnya. Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan
(tripoblastik), yakni lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah
(Mesoderm), dan lapisan dalam (Endoderm). Kulit hewan ini tidak
berwarna dan licin.

Nemathelminthes sudah memiliki suatu organ saluran pencernaan


yang lengkap, yakni mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat
pada ujung depan dan anus terdapat pada ujung belakang.
Sesudah makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui cairan pada rongga tubuhnya. Tubuhnya belum
memiliki sebuah sistem pembuluh darah, sehingga tidak memiliki
sebuah sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida
terjadi melalui proses difusi, yakni perpindahan zat dari tempat
konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.

D.Klasifikasi
2.KelasNematoda
Nematoda mempunyai kutikula tubuh yang transparan.
memiliki mulut dan lubang ekskresi, alat reproduks pada jantan
dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur cacing pada
umumnya mencapai 10 bulan. Contoh anggota Nematoda, antara
lain yaitu Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia),
Anguila aceti (cacing cuka), Enterobim vermicularis atau Oxyuris
vermicularis (cacing kreim pada manusia), Oxyuris equi (cacing
kremi pada kuda. Necator americanus atau Ancylostoma duodenale
(cacing tambang pada manusia), Wuchereria bancrofti (cacing yang
menyebabkan penyakit elefantiasis pada manusia, Trichinella spiralis
(cacing otot pada manusia), Loa lee (cacing mata pada manusia), dan
Heterodera radicicote (cacing yang menyebabkan puru/bengkak pada
akar tanaman).

• Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia)


Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia dengan panjang
20-40 cm, dan diameter 0,5 cm. Telur cacing yang keluar
bersama feses akan masuk ke saluran pencernaan. manusia
melalui makanan yang tidak higienis. Selanjutnya, telur
berkembang menjadi larva yang menembus dindme usus dan
mengikuti peredaran darah manusia sampai e paru-paru, trakea
(tenggorokan), faring (kerongkongaat, dan kembali ke usus
hingga dewasa, kemudian menetaskan telur 200.000/hari
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan.
Dalam keadaan hidup, tubuhnya berwarna putih seperti susu
dengan kutikula transparan bergaris-garis. Pada hewan jantan,
dekat lubang anal terdapat tonjolan yang disebut penial setae
untuk melakukan perkawinan. Pada cacing betina lubang
kelamin terletak di 1/3 panjang tubuh dari ujung anteriornya.
Cacing betina lebih lurus, sedangkan cacing jantan melengkung.

• Necator americanus = Ancylostoma duodenale (cacing


tambang pada manusia)
Cacing tambang parasit dalam usus manusia. Panjang tubuhnya
1-1,5 cm. Mulut di bagian anterior dengan gigi kait dari kitin.
Saat menggigit dinding usus penderita, cacing ini mengeluarkan
zat antipembekuan darah (zat antikoagulasi) dan darah terus-
menerus diisapnya sehingga penderita dapat mengalami anemia.
Telur yang keluar bersama feses akan menetas di tempat becek
membentuk larva rabditiform (filariform). Larva dapat
menembus kulit telapak kaki manusia dan mengikuti peredaran
darah sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring
(kerongkongan), dan kembali ke usus sampai dewasa. Cacing ini
menghasilkan telur 9.000/hari.
Antara cacing jantan dan cacing betina dapat dibe- dakan
dengan mengamati morfologinya. Cacing jantan mempunyai
testis, vesika seminalis, kelenjar semen, spikula (atau disebut
gubernakulum yang merupakan alat kopulasi), kloaka, dan
bursa. Adapun cacing betina memiliki ovarium, uterus, vagina,
dan anus. Cacing betina juga memiliki duri ekor yang berguna
untuk membantu saat proses perkawinan berlangsung.

• EnterobiusVermicularis
Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing
kremi pada manu-sia. Cacing kremi hidup dalam usus besar
manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm, cacing jantan 3-5 mm.
Cacing betina akan bertelur pada malam hari di anus sehingga
menyebabkan rasa geli (gatal). Apabila digaruk, telur akan
menempel pada kuku.
Telur yang tertelan melalui makanan dapat menyebabkan
autoinfeksi (infeksi yang disebabkan oleh penderita sendiri).
Telur menetas di usus halus sampai raenjadi cacing dewasa.
Apabila akan kavyin, cacing raenuju ke usus besar. kemudian
yang betina akan meletakkan telur di anus penderita sehingga
penderita mengalami rasa gatal di anusnya.

• Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)


Cacing Filaria bancrofti mengakibatkan penyakit
elefantiasis/kaki gajah. Larva cacing pada siang hari akan
berada di pembuluh darah besar (aorta) dan pada malam hari
akan keluar menuju pembuluh darah tepi (di bawah kulit). Larva
Filaria yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk Culex sp.
akan masuk ke tubuh orang sehat yang digigitnya. Larva masuk
dan mengikuti sebuah peredaran darah manusia menuju ke
kelenjar getah bening sampai dewasa. Cacing yang berkembang
biak dengan cepat akan menyumbat saluran getah bening.
Bagian tubuh yang tidak mendapat aliran getah bening akan
mengalami pembengkakan. Jika pembengkakan terjadi pada
kaki. disebut penyakit kaki gajah.

• Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)


Cacing ini mengakibatkan penyakit yang disebut : trikinosis.
Manusia bisa terserang karena makan daging babi yang
mengandung larva cacing yang dimasak tidak matang. Larva
tinggal di dalam usus halus hingga dewasa dan bertelur. Telur
menetas menjadi larva dan masuk dalam otot lurik untuk
membentuk sista.

2.KelasNematomorfa
Nematomorfa adalah cacing yang mempunyai dun di kepala. Hidup
dalam usus Vertebrata dan biasanvii melekat pada dinding usus
dengan belalai bengkok berkan duri. Cacing ini memiliki sebuah alat
pencernaan makanan yang sempurna dan alat reproduksinya terpisah.
Nematomorfa memiliki hospes intermedier, yakni bangsa Crustacea
(udang dan Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis
yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.
E.Peranan
Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan
mengakibatkan penyakit pada manusia dan menjadi parasit pada
tumbuhan, diantaranya sebagai berikut.

• Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman


kentang dan tomat, dan sebagai vektor virus pada beberapa
tanaman pertanian.
• Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius
vermicularis (cacing kremi), menjadi parasit pada manusia dan
menyebabkan penyakit.

6.Annelida

A.Ciri-ciri
• Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan
cincin) dan memiliki otot.
• Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
• Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut,
kerongkongan, perut otot, tembolok, usus, dan anus).
• Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
• Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
• Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun
dari tangga tali.
• Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan
tersusun dari pembuluh darah yang mempunyai hemoglobin
• Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
• Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi
secara generatif dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif
dengan fragmentasi / generasi (mempunyai daya regenerasi
yang tinggi)

B.Reproduksi
Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacingini tidak melakukan
pembuahan sendiri, melainkan secara silang . Dua cacing yang
melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala
berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima
oleh klitelium cacing pasangannya.

Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian


membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan
disimpan di reseptakel seminal. Ovumyang dikeluarkan dari ovarium
akan dibuahi oleh sperma.

Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon. Telur


bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu
yang baru.

C.Klasifikasi

PolyChaeta

PolyChaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang


terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti
rambut. Sehingga PolyChaeta adalah kelas dengan rambut paling
banyak di filum Annelida.
PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan
sensor palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta
mempunyai tubuh bersegmen dengan struktur mirip daging yang
bentuknya mirip dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal
=parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.

Fungsi parapcodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung


pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang
untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang
disebut seta yang tersusun dari kitin.. Berfungsi sebagai alat gerak.

Sebagian besar dari PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi


sebagai insang karena terdapat pembuluh darah halus. Di setiap
parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya kaku yang biasanya
disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin. Umumnya
ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.

D.Peranan Annelida
Annelida memiliki beberapa peran yang dapat dimanfaatkan atau
menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Peran annelida
adalah sebagai berikut.

Peranan Annelida Mengutungkan & Bermanfaat

• Peranan Polychaeta bagi kehidupan manusia


• Cacing wawo, cacing palolo mengandung protein tinggi dan
sering dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan maluku.
• Nereis sp merupakan jenis polychaeta yang umum digunakan
sebagai pakan alami pada usaha budidaya udang secara intensif,
karena jenis inimemiliki kandungan nutrisi tinggi bagi
pertumbuhan udangwindu dan meningkatkan mutu udang.

7.Mollusca
A.Ciri-ciri
• Memiliki ukuran dan tubuh yang bervariasi
• Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
• Merupakan tripoblastik selomata
• Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang
belakang)
• Hidup di air dan didarat
• Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
• Organ ekskresi berupa nefridia
• Mempunyai radula (lidah bergigi)
• Bersifat hewan heterotrof
• Berkembangbiak secara seksual
• Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
• Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral
• Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin
(jantan dan betina) dalam satu tubuh.
• Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang
berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki yang beradapatasi
untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat,
berang atau melakukan pergerakan.

B.Struktur tubuh
• Memiliki ukuran dan tubuh yang bervariasi
• Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
• Merupakan tripoblastik selomata
• Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang
belakang)
• Hidup di air dan didarat
• Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
• Organ ekskresi berupa nefridia
• Mempunyai radula (lidah bergigi)
• Bersifat hewan heterotrof
• Berkembangbiak secara seksual
• Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
• Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral
• Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin
(jantan dan betina) dalam satu tubuh.
• Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang
berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki yang beradapatasi
untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat,
berang atau melakukan pergerakan.

C.Klasifikasi
Kelas Amphineura

Amphineura adalah kelompok dengan cangkang berjumlah 8 yang


tersusun dari atap rumah pada tubuhnya. Cangkang tersebut berbuat
dari zat kapur. Hewan mempunyai tubuh simetri bilateral dengan
tubuh seperti telur dan pipih. Hewan ini terdapat di laut dan biasanya
menempel di bebatuan dan bernapas menggunakan insang. Sistem
pencernaan berawal dari mulut dan berakhir dengan anus. Ia memiliki
kaki berbentuk pipih, dan memiliki struktur lidah parut (Ranula) yang
dilengkapi dengan struktur mulut di bagian kepala. Tidak memiliki
tentakel dan tidak mempunyai mata. Anggotanya sekitar 700 spesies
dan setiap larva hasil pembuahan secara seksual disebut trafoko.

Kelas Cephalopoda

Cephalopoda adalah kelompok dengan dua kaki di bagian kepalanya


dan hewan yang tidak memiliki cangkang. Tubuhnya terdiri dari
kepala, leher, dan badan. Bagian kepala relatif besar dan 2 buah mata
dan terdapat 10 bagian memanjang pada bagian kepala, 8 diantaranya
berfungsi sebagai lengan berukuran panjang yang disebut dengan
tentakel. Hewan ini mempunyai rongga mantel yang ditutupi oleh
mantel khas yang ada padanya. Habitatnya dilaut dan bernapas
dengan insang, memiliki sistem pencernaan yang lengkap dengan
sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasi terjadi di air laut.
Cephalopoda dapat berubah warna denagn cepat karena mempunyai
otot khusus dan zat kromatofora yang melakukan kombinasi
perubahan warna tubuhnya. Pada umumnya melarikan diri dari
mangsanya dengan menghasilkan sejenis cairan seperti tinta.
Angggotanya dikenal adalah gurita dan cumi-cumi.

Kelas Gastropoda

Gastropoda merupakan kelompok yang memfungsikan perut sebagai


alat gerak. Istilah Gastropoda berasal dan terdiri dari 2 kata yaitu
gaster yang berarti perut dan Podos yang berarti kaki. Gastropoda
menghasilkan lendir pada bagian perut yang berfungsi untuk
melindungi dan mempermudah dalam bergerak. Gastropoda
mempunyai cangkang dengan bentuk tubuh yang simetri bilateral. Di
bagian kepala terdapat 2 buah tentakel yang berfungsi sebagai alat
indra penglihatan dan penciuman.

Gastropoda merupakan hewan hermafrodit (2 jenis alat kelamin


dalam 1 tubuh), alat kelaminnya disebut Ovotestis yang menghasilkan
sperma dan ovum. Sistem pernapasan Gastropoda adalah paru-paru
atau insang yang terletak di dalam rongga mantel. Hewan ini memiliki
mulut yang bergerigi dapat dikatakan penuh gigi hal ini disebut
dengan radula. Gastropoda memakan tumbuhan, tetapi ada juga yang
memangsa hewan lainnya. Sistem pencernaan Gastropoda lengkap
dan sistem ekskresi hewan ini melalui nefridia yang bekerja seperti
ginjal. Contoh hewan gastropoda adalah siput.

D.Reproduksi
Mollusca merupakan hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin
jantan dan betina dalam satu individu (berumah satu), tetapi ada juga
yang alat kelaminnya terpisah (berumah dua). Oleh sebab itu, cara
reproduksinya dengan cara fertilisasi internal.

E.Peran
• Sebagai bahan makanan (cumi-cumi, sotong, kerang)
• Sebagai perhiasan (kerang dan tiram)
• Serbuk cangkang kerang laut berpotensi sebagai obat maag.

7.Arthropoda
A.Ciri-ciri
• Tubuh tersegmentasi. Ini berarti bahwa mereka akan memiliki
tubuh yang terdiri dari lebih dari satu bagian. Laba-laba
memiliki dua segmen dan lalat memiliki tiga segmen.
• Banyak kaki bersendi atau anggota badan. Laba-laba memiliki 8
kaki, kaki seribu dapat memiliki.
• Sebuah eksoskeleton. Ini adalah kerangka eksternal seperti baju
besi, melindungi tubuh arthropoda. Ketika arthropoda lahir
eksoskeleton yang lembut tapi mengeras dengan cepat dan dapat
ditumpahkan saat makhluk tumbuh. Arthropoda adalah
invertebrata, yang berarti bahwa mereka tidak memiliki tulang
belakang.
• Berdarah dingin. Arthropoda adalah berdarah dingin – yang
berarti, suhu tubuh mereka tergantung pada suhu lingkungan
sekitar mereka. Arthropoda adalah beberapa hewan paling
menarik di dunia!
• Habitat. Arthropoda yang di seluruh dunia dalam distribusi
mereka dan menempati berbagai habitat termasuk laut dalam,
perairan pesisir, habitat darat, sungai dan sungai air tawar,
hutan, gurun, semak belukar, dan padang rumput.

B.Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda terdiri atas segmen-segmen dengan jumlah yang
bervariasi. Segmen-segmen tubuhnya dapat dibedakan menjadi bagian
kepala (kaput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Tubuh
Arthropoda terbungkus oleh kutikula atau suatu kerangka luar
(eksoskeleton) dan zat kitin.

Eksoskeleton tidak dapat tumbuh membesar, sehingga sewaktu-waktu


Arthropoda harus melepaskan eksoskeletonnya yang lama dan
menyekresi eksoskeleton baru yang lebih besar sesuai dengan ukuran
tubuhnya.

Proses pelepasan eksoskeleton pada Arthropoda disebut molting atau


ekdisis. Molting memerlukan energi yang sangat besar. Pada masa
molting, hewan bersembunyi, tidak makan, dan rentan terhadap
pemangsa.

Eksoskeleton arthropoda adalah struktur eksternal yang keras terbuat


dari kitin yang melindungi arthropoda, mencegah desikasi dan
memberikan dukungan struktural.

Karena eksoskeleton yang kaku, tidak dapat tumbuh dengan


arthropoda dan harus berganti baju berkala untuk memungkinkan
peningkatan ukuran. Setelah ganti kulit, exoskeleton baru
disekresikan oleh epidermis. Otot terhubung ke eksoskeleton dan
memungkinkan hewan untuk mengontrol pergerakan sendi nya.

Struktur otot arthropoda lebih kompleks daripada kebanyakan


invertebrata lainnya. Arthropoda memiliki pita jaringan otot
membujur dan melingkar serta saraf terisolasi yang bersama-sama
memungkinkan berbagai gerakan. Selain itu, arthropoda memiliki
sistem saraf yang berkembang dengan baik. Lebih banyak arthropoda
canggih, sistem saraf terdiri dari otak dan tali saraf ganda. Arthropoda
lebih primitif tidak punya otak tetapi memiliki ganglia baik yang
terletak di setiap segmen tubuh mereka atau massa ganglionik dekat
kepala.

C.Peran
1. Sebagai vector (agen penular) berbagai penyakit, seperti
nyamuk Anopheles sp.
2. Sebagai sumber protein hewani dan bernilai ekonomis
tinggi, seperti udang, kepiting, san lobster.
3. Membantu proses penguraian sampah organic, karna
kemampuannya memakan partikel-partikel sampah
(detritus) menjadi partikel yang lebih kecil, seperti
luwing/lipan.

Anda mungkin juga menyukai