Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KEPERAWATAN HOMECARE

ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE PADA KLIEN Ny. E DENGAN


MASALAH KESEHATAN DIABETUS MILITUS DI WILAYAH
PUSKESMAS KARANG KITRI BEKASI SELATAN PERIODE
TANGGAL 27 JULI S/D 8 AGUSTUS 2020

Disusun Oleh :
JAUHARI
LINA MARLINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


BEKASI JULI 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit degeneratif dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya
kadar glukosa darah dan urin. Saat ini, diabetes melitus menjadi penyakit
dengan angka kejadian yang cukup tinggi di berbagai negara dan merupakan
salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes melitus di Indonesia yang
berada di urutan ke- 4 setelah negara India, China dan Amerika dengan jumlah
Diabetesi sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat sampai
21,3 juta orang di tahun 2030(Internasional Diabetes Federation/IDF dan
World Health Organization/WHO). Dilihat dari semakin meningkatnya jumlah
pendeita diabetes, maka perlu adanya kesadaran dari masyarakat terhadap
pentingnya peran dari masyarakat untuk peduli terhadap masalah ini. Maka
dari itu, tujuan penulisan makalah ini akan memberikan pengetahuan tentang
diabetes serta cara untuk mengendalikannya, dengan harapan agar tingkat
kematian penderita diabetes dapat berkurang.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas kesehatan dan pengetahuan pasien dalam
pemeliharaan kesehatan secara mandiri dalam perawatan kesehatan di
rumah
2. Tujuan Khusus
a. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara
mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Klien dan Keluarga
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat
inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi
pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggoa keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh
karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi
rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya
pelayanan home care yang dilakukannya
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Definisi masalah kesehatan


Diabetes militus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan
hipergilikemi yang berhubungan dengan apnormalitas metabolism karbohidrat
lemak dan perotein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitifitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi
kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropath (Yuliana Elin, 2009).

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetes mellitus


merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.

B. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh:
a. Factor genetic penderita tidak mewarisi diabetes itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I
b. Factor imunologi (autoimun)
c. Factor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.
2. DM Tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Factor
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II: usia, obesitas,
riwayat, dan keluarga
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pendarahan dibagi menjadi 3
yaitu: (Sudoyo Aru,dkk 2009)
a. <140mg/dL -> normal
b. 140-<200mg/dL -> toleransi glukosa terganggu
c. ≥200 mg/dL -> diabetes

C. Klasifikasi
1. Klasifikasi klinis:
a. DM
1) Tipe I: IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat proses
autoimun
2) Tipe II: NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa dan jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati
- Tipe II dengan obesitas
- Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasi resiko statistic
a. Sebelum pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi kelainan glukosa

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliurea) dan timbul rasa
haus (polydipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva.

Kriteria diagnosis DM: (Sudoyo Aru,dkk 2009)


1. Gejala klasik DM+ glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11,1
mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu
3. Gejala klasik DM+ glukosa plasma ≥126 mg/dL (7,0 mmo/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam.
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus dilarutkan kedalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994): (Sudoyo Aru,dkk 2009)
a. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa
(dengan karbohidrat yang cukup)
b. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.
c. Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa.
d. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/kgBB
(anak-anak), dilrutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu
5 menit
e. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai.
f. Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa.
g. Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat
dan tidak merokok

E. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan lainnya)


1. Kadar glukosa darah
Tabel: kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode insimetik
sebagai patokan penyaring
a. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
1) Glukosa plasma sewaktu ˃ 200 mg /dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa ˃ 140 mg /dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp)>200
mg/dl)
b. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa the saring, tes diagnostic, tes
pemantauan, terapi, dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
1) Tes saring
Tes saring pada DM adalah :
- GDP, GDS
- Tes glukosa urin:
 Tes konvensional (metode reduksi/benedict)
 Tes carik celup (metode glucose oxidase/ hexokinase)
2) Tes diagnostic
Tes diagnostic pada DM adalah : GDP,GDS, GD2PP (Glukosa darah
2 jam post prandial), glukosa jam ke 2 TTGO
3) Tes monitoring terapi
Tes monitor terapi DM adalah :
- GDP :plasma vena, darah kapiler
- GD2PP: plasma vena
- A1c: darah vena, darah kapiler
4) Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komlikasi adalah :
- Microalbuminuria: urin
- Ureum, kreatinin, asam urat
- Kolesterol total: plasma vena (puasa)
- Kolesterol LDL : plasma vena(puasa)
- Kolesterol HDL: plasma vena (puasa)
- Trigliserida: plasma vena (puasa)

F. Pengobatan

G. Prognosis
H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan Medis Berupa:
1. Obat Hipoglikemik Oral
a. Pemicu sekresi insulin
1) Sulfonilurea
2) Glinid
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin:
1) Biguanid
2) Tiazolidindio
3) Penghambat glukosidase alfa
2. Insulin
3. Pencegahan komplikasi
a. Berhenti merokok
b. Mengoptimalkan kadar kolesterol
c. Menjaga berat tubuh yang stabil
d. Mengontrol tekanan darah tinggi
e. Olahraga teratur dapat bermanfaat
1) Mengendalikan kadar glukosa darah
2) Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan)
3) Membantu mengurangi stres
4) Memperkuat otot dan jantung
5) Meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL)
6) Membantu menurunkan tekanan darah
(Noer, Sjaifoellah H.M., dkk. 2008)
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
(Arjatmo, Tjokronegoro. 2008)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam pengkajian


perlu di data biodata pasiennya dan data-data lain untuk menunjang diagnosa. Data-
data tersebut harus yang seakurat-akuratnya, agar dapat di gunakan dalam tahp
berikutnya. Misalnya meliputi nama pasien, umur, keluhan utama, dan masih
banyak lainnya.

Data yang diperoleh dari pengkajian


a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4)  Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosio
5) Spiritual
Adapun tujuan pengkajian menurut Suprjitno (2004) yang berkaitan dengan
tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu :
a. Mengetahui Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan. Hal ini yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab dan factor yang mempengaruhi serta
persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami
anggota keluarga.
b. Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :
1)    Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah.
2)    Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
3)    Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami?
4)   Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga?
5)    Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung
(negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada
anggota keluarga?
6)      Apakah kelarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau
fasilitas pelayanan kesehatan?
7)      Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga
keshatan?
8)   Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan
yang tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi
masalah kesehatan?
c.    Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :
1)   Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota
keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan
setelahtindakan, dan cara perawatannya)

2)      Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakuakan


anggota keluarga

3)     Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas untuk


merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
4)     Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga
(anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial).
5)   Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit
atau membutuhkan bantuan kesehatan.
d.    Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah sehat yang seha, perlu dikaji tentang :
1)      Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga
disekitar lingkungan rumah.
2)      Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan.
3)    Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap keluarga
terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan
4)      Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit yang
dapat dilakukan keluarga
5)  Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga.
e.    Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyaraka, perlu dikaji tentang:
1)   Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan
keshatan yang dapat dijangkau keluarga.
2)   Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan.
3)   Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas
keshatan melayani.
4)   Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang
melayani?
5)    Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila
tidak dapat apakah penyebabnya?

B. Analisa data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
deskriptif, dan disajikan dalam bentuk naratif berupa Urutan analisis data
sebagai berikut:
1. Data di kumpulkan dari hasil (wawancara, observasi, dan
dokumentasi/data penunjang) hasil di tulis dalam format yang sudah
ditetapkan.
2. Data yang dikumpulkan untuk disusun dalam bentuk asuhan
keperawatan yang lengkap dan sistematis.
C. Prioritas masalah keperawatan
Berdasarkan data yang ada di buat prioritas masalah keperawatan dari
yang actual sampai kepada masalah yang potensial
D. Asuhan keperawatan
Berdasarkan data masalah yang ada dibuat diagnosa keperawatan dan
intervensi keperawatan yang ada pada keluarga dengan masalah kesehatan
kesehatan DM berdasarkan rujukan SDKI dan SIKI
E. Implementasi
Tindakan keperawatan dasar meliputi :
1. Intervensi keperawatan dasar dalam pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga
2. Terapi komplementer
3. Terapi keperawatan
4. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan pada Keluarga
5. Monitoring kesehatan keluargadan kepatuhan dalam pelayanan
keperawatan keluarga
6. Melalukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan keluarga
7. Memotivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang
menguntungkan kesehatannya
8. Melakukan tindakan kontrol infeksi dalam keperawatan keluarga
9. Melalukan tindakan pencegahan cedera.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi pengkajian kemajuan status
kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil
dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan pencapaian. Evaluasi
dibuat dalam bentuk SOAP.

II. Asuhan keperawatan homecare pada klien dengan masalah kesehatan…


(aplikasi kasus)
A. Pengkajian
1. Identitas umum
Nama klien : Ny. E
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 58 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Diagnosa medis : Gastritus dan DM
Tgl pengkajian : 27 Juli 2020
Keluhan utama : Nyeri perut hilang timbul dan badan cepat lelah

B. Komposisi keluarga yang tinggal serumah


No Nama Jns Umur Hub Pendidikan Pekerjaan
kelamin keluarga
1 Tn. Hasan Laki-laki 62 thn Suami Pedagang
2

C. Status kesehatan keluarga yang tinggal serumah


No Nama BB TB Status Status Riwayat
(kg) (cm) imunisasi kesehatan penyakit/alergi
saat ini
1 Tn Hasan 160 55 kg Sehat Tidak ada
cm
2

D. Genogram
Keterangan :

Perempuan

Laki – laki

Pasien

tinggal serumah

E. Data pengkajian Klien


1) Dimensi Biologis dan fisiologis:
 Kesadaran : CM
 Tanda vital : TD : 160 /90. N : 88x/Menit, Suhu : 36
 Penyakit keturunan, : Tidak ada
 Penyakit yang diderita sebelumnya, : Diabetes Mellitus
2) Pengkajian fisik klien:
 Sistem pernafasan
Suara nafas vesikuler, Tidak ada keluhan sesak nafas, R 18
x/menit
 Sistem pencernaa
Nyeri tekan pada epigastrium , riwayat sakit lambung, skala 4,
kadang mual tapi tidak muntah. Pasien mnegatakn sering sakit
perut dan hilang tinbul
 Sistem kardiovaskular
irama jantung normal. Tidak ada keluhan jantung seperti nyeri
dada, sesek nafas dan berdebar-debar.
 Sistem persyarafan
Pasien mentakan tidak merasakan lemes anggota gerak,
kesemutan dan rangsangan baik.
 Sistem musculoskeletal
Anggota gerak baik. Kekuatan otot baik.
 Sistem integument
Kondisi kulit baik
 Sistem endokrin

 Sistem perkemihan dan pengeluaran


Bab dan Bak lanacar
 Sistem penginderaan
Penglihatan tidak ada gannguan
 Sistem reproduksi
Kondisi saat ini pasien sudah menopause

3) Hasil pemeriksaan penunjang


Gula darah sewaktu : 404
Gula darah puasa : 99

4) Dimensi Psikologis:
a. status emosional
Keluarga mencobang tenang jika ada masalah selalu
dibicarakan Bersama untuk mencari pemecahan dan
menyerahkan semuanya pada Tuhan
b. strategi koping
Koping yang dilakukan oleh keluarga adalah berdoa dan
berdiskusi dengan anggota keluarga
c. penyesuaian diri
Pasien dan keluarga dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan cukup aktif mengikuti kegiatan lingkungan
d. kecemasan
Keluarga mengatakan setiap ada masalah dicari pemecahan
dengan berdiskusi Bersama keluarga besar
e. peran
Keluarga mengatakan setiap anggota keluarga dapat
menjalankan peran nya masing-masing
f. riwayat sakit mental
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat sakit mental
g. stressor
Keluarga mengatakan untuk saat ini tidak ada hal yang
membuat keluarga menjadi stress. Karena dibalik ini pasti ada
rencana Tuhan yang lebih indah.

5) Dimensi fisik
a. Lingkungan dalam rumah
Rumah tidak tertata rapi. Barang-barang dalam rumah tidak
terletak pada tempatnya dan nampak kotor. Penerangan cukup.
Lantai rumah belum semua dilapisi keramik dan permukaan lantai
tidak rata.
b. Lingkungan luar rumah: sanitasi lingkungan, keamanan
lingkungan
Rumah terletak dilingkungan padat penduduk. Rumah berdekatan
dengan pembuangan air kotor (empang) yang terletak dibelakang
rumah. Sistem keamanan lingkungan menjadi tanggung jawab
bersama dalam bentuk ronda dan dilakukan secara bergantian.
6) Dimensi Sosial budaya: pendapatan, hubungan sosial/interaksi sosial,
system dalam keluarga, bahasa yang digunakan, hubungan dengan
anggota rumah dan tetangga, dan lain-lain
a. Pendapan keluarga : pekerjaan keluar adalah pedagang lauk
matang keliling. Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
b. Interaksi sosial : hubungan antara anggota keluarga
berlangsung baik. Begitu juga dengan tetangga. Saling berinteraksi
dan berkomunikasi sebagaimana mestinya.
c. Sistem dalam keluarga: keluaraga memiliki sistem patriakal. Akan
tetapi segala masalah yang ada selalu dimusyawarahkan antar satu
dan yang lain.
d. Bahasa yang digunakan: komunikasi keluarga menggunakan
bahasa indonesia

7) Dimensi Perilaku:
a. pola diet
pasien makan tiga kali sehari. Pagi jam enam,siang jam sebelas dan
sore jam lima. Pasien mengatakan bila telat makan perut langsung
sakit
b. perilaku kesehatan
pasien sudah mengerti akan sakitnya, sehingga pasien rajin
memeriksaakan sakitnya ke dokter praktek. Pasien mengatakan
belum mnenerima informasi lengkap tentang penyakit dan cara
perawatannya di rumah. Pasien tidak memantang makanan. Pasien
mengurangi porsi makan sesuai kemauan dirinya tanpa porsi dan
pengaturan yang tepat
c. perilaku aktifitas dan istirahat
aktivitas sehari-hari pasien adalah mengolah masakan untuk dijual.
Dengan jam kerja tidak tentu dan tak terbatas. Pasien selalu
menyemaptkan istirahat untuk menjaga kondisi tubuhnya. Pasien
mengatakan cepat merasa lelah saat beraktivitas berlebihan.
d. perilaku seksualitas
8) Dimensi sistem kesehatan: pelayanan kesehatan, hambatan
memanfaatkan fasilitas kesehatan dan lain-lain

F. Analisa Data
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Gangguan fungsi Nyeri kronis
1.Pasien mengatakan metabolic
sakit perut sebelah kiri
hilang timbul
2.Pasien mengatakan
mengalami penyakit
lambung sejak 5 tahun
yang lalu

DO:
1.Tampak nyeri tekan
pada epigastium
2. Skala nyeri 4

2 DS : Kondisi fisiologis Keletihan


Pasien mengatakan
sering merasa lelah jika
beraktivitas berlebih
DO :
1. Pasien tampak lesu
2.Tidak mampu
mempertahankan
aktivitas ritun
3 DS: Keterbatasan Defisit pengetahuan
1.Pasien menanyakan kognitif tentang penyakitnya
masalah yang dihadapi
2.Pasien mengatakan
tidak punya penyakit
lain
DO :
Menunjukan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
TD : 160 /90

4 DS : Kesiapan
Mengungkapkan minat peningkatan
dalam belajar pengetahuan

DO :
Perilaku upaya
peningkatan kesehatan

G. Diagnosa Keperawatan (urutkan sesuai prioritas masalah)


1.Nyeri kronis
2.Keletihan
3. Defisit pengetahuan tentang penyakitnya
4.Kesiapan peningkatan pengetahuan

H. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Penanggung jawab/


DX pelaksana
1 Tujuan: Intervensi utama: 1. Supervisor:
Setelah dilakukan tindakan dua 1. manajemen nyeri Bu Puji Astuti
kali kunjungan maka keluhan 2. perawatan kenyamanan 2. PJ kasus:
nyeri menurun dengan kriteria 3. terapi relaksasi Jauhari
hasil : Intervensi : 3. Pelaksana/petugas:
Observasi Jauhari
1. Keluhan nyeri menurun
4. Klien/kelg :
2. Anoreksia menurun 1. identifikasi gejala yang tidak
Ny. Endang dan
3. Kemampuan meningkatkan menyenangkan (mual,muntah)
keluarga
aktivitas meningat 2. identifikasi pemahaman tentang
4. Mual dan muntah menurun kondisi, situasi dan perasaanya
5. Meringis menurun 3. identifikasi lokasi,
6. Skala nyeri 1-3 karakteristik,durasi dan intensitas
nyeri
4. Identifikasi skala nyeri
5. Monitor keberhasilan terap
komplemener yang sudah
diberikan
Terapetik

1. berikan terapi nonfarmakologik


untuk mengatasi nyeri ( terapi
pijit, terapi musik, kompres
hangat/dingin)
2. berikan posisi yang nyaman
3. pertimbnagkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

4. jelaskan penyebab, periode dan


pemicu nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
6. anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
7. anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
8. ajarkan teknik nonfarmakologik
untuk mengurangi nyeri
6. ajarkan latihan nafas dalam
Kolaboratif
1. kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan dua
kali kunjungan keletihan Intervensi utama :
menurun, dengan kriteria 1. edukasi aktivitas/istirahat
hasil : 2. manajemen energi
Intervensi
1. ungkapan verbalitas
observasi
kepulihan energi
1. identifikasi kesiapan dan
2. kemampunn melakukan
kemampuan menerima informasi
aktivitas rutin
2. monitor kelehan fisik dan
3. lesu menurun
emosional
4. selera makan membaik
3. monitor pola dan jam tidur
Terapetik
1. lakukan latihan rentang gerak
aktif/pasif
2. berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
3. Jadwalkan pemberian edukasi
kesehatan sesuai kesepakatan
4. berikan kesempatan pada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
1. jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik secara rutin
2. anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
3. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (misal,
kelelahan, sesek nafas saat
aktivitas)
4. anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
5. ajarkan strategi kooping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1.kolaborasi ahli gizi untuk
meningkatkan asupan makanan
Tujuan : sesuai program diit
3. Setelah dilakukan 3 kali 1. Supervisor:
kunjungan pasien dapat Intervensi utama : Bu Puji Astuti
mengetahui tentang Edukasi kesehatan 2. PJ kasus:
penyakitnya, dengan kriteria : Intervensi : Lina Marlina
1. Kemampuan menjelaskan Observasi 3. Pelaksana/petugas:
pengetahuan tentang penyakit 1. Identifikasi kesiapan dan Lina Marlina
( hipertensi) meningkat kemampuan menerima informasi 4. Klien/kelg :
2. Perilaku sesuai dengan 2. Identifikasi faktor-faktor yang Ny. Endang dan
anjuran meningkat dapat meningkatkan dan keluarga
3. Persepsi yang keliru menurunkan motivasi perilaku
terhadap masalah menurun hidup bersih dan sehat
4.Pertanyaan tentang masalah Terapeutik
yang dihadapi menurun 3. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
6. Jelaskan faktor resiko yang
mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
Tujuan : perilaku hidup bersih dan sehat.
Setelah dilakukan 3 kali
4 kunjungan pasien dan keluarga Intervensi utama :
mendapatkan kecukupan Promosi kesiapan menerima
informasi kognitif tentang informasi
penyakit dan pencegahannya, Intervensi :
dengan kriteria : Observasi
1. Verbalisasi minat dalam 1. Identifikasi informasi yang akan
belajar meningkat disampaikan
2. Perilaku sesuai dengan 2. Identifikasi pemahaman tentang
pengetahuan meningkat kondisi kesehatan saat ini
3. Menjalani pemeriksaan yang 3. Identifikasi kesiapan menerima
tidak tepat menurun informasi
Terapeutik
1. Lakukan penguatan potensi pasien
dan keluarga untuk menerima
informasi
2. Libatkan pengambil keputusan
dalam keluarga untuk menerima
informasi
3. Dahulukan menyampaikan
informasi baik ( positif ) sebelum
menyampaikan informasi yang
kurang baik ( negative ) terkait
kondisi pasien
Edukasi
1. Berikan informasi berupa alur,
leaflet atau gambar untuk
memudahkan pasien
mendapatkan informasi kesehatan
2. Anjurkan keluarga mendampingi
pasien selama fase akut, progresif.

B. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl / jam / Nama & ttd Nama & ttd Ttd


Implementasi
no. Dx perawat keluarga/klien supervisor
Rabu, Kunjungan 1
5 agustus
1. Mengidentifikasi gejala yang tidak
2020
menyenangkan (mual,muntah)
H/ pasien mengatakan mual kadang-
Jam: 13:00
kadang
wib

2. Mengidentifikasi lokasi,
DX I
karakteristik,durasi dan intensitas
nyeri
H/ Nyeri muncul di kuadran tiga,
nyeri muncul seperti tertusuk-tusuk
jarum dan hilang timbul

3. Mengidentifikasi skala nyeri


H/ Nyeri skala 5 (nyeri sedang)
4. Memberikan terapi nonfarmakologik
untuk mengatasi nyeri ( dengan terapi
pijit)
H/ terapi pijit jari-jari tangan dan
telapak tangan untuk mengatasi nyeri
sesuai jurnal sebagai sumber pustaka
yang berjudul “Terapi komplementer
Guna Menurunkan Nyeri Pasien
Gastritis: Literatur Review”
Pasien mengatakan lebih rileks dan
(Jauhari) (Ibu Endang) ( Ibu Puji
nyeri berkurang.
Astuti)

Kunjungan 2
Kamis
6 Agustus
1. Mengidentifikasi skala nyeri
2020
H/ skala nyeri menurun yaitu 2

Jam 16:00
2. Mengajarkan latihan nafas dalam
wib
H/ pasien mengatakan lebih rileks
dan nyaman.
DX I
Sesuai jurnal rujukan “Terapi
komplementer Guna Menurunkan
Jumat
Nyeri Pasien Gastritis: Literatur
8 Agustus
Review”
2020
(Jauhari) (Ibu Endang) ( Ibu Puji
Kunjungan 3
Jam 16:00 Astuti)
wib 1. Memonitor keberhasilan terapi
DX III komplementer yang sudah
diberikan
H/
- pasien sudah menjalankan
terapi pijit jari untuk
mengatasi nyeri lambung
- Pasien sudah menerapkan
latihan nafas dalam jika nyeri
lambung nya muncul
- Nyeri lambung berkurang,
(Jauhari) (Ibu Endang) ( Ibu Puji
pasien merasa yaman
Astuti)
2. Mengkaji skala nyeri
Rabu, H/ skala nyeri menurun yaitu 3
5 Agustus
2020
Kunjungan 1
Jam 17:00 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
wib menerima informasi
H/ Pasien mengatakan siap menerima
DX II informasi yang akan disampaiakan
2. Monitor pola dan jam tidur
H/
a. Pasien mengatakan selalu tidur
malam sesuai kebutuhannya yaitu (Jauhari) (Ny,Endang) (Ibu Puji
dari jam 21:00 – 03:00 Astuti)
b. Pasien mengatakan jarang
terbangun disaat tidurnya
c. Pasien mengatakan kadang tidur
siang sebentar di sela-sela
aktivitasnya (sekitar 30 -60 menit)
d. Pasien mengatakan jika
dibangunkan saat tidur terkadang
merasa pusing
3. Monitor kelelahan fisik dan
Kamis 6 emosional
Agustus
2020
a. Pasien mengatakan sering merasa
Jam 17:00
cepat lelah jika beraktivitas
wib
b. Pasien masih beraktivitas seperti
biasa seperti memasak,
DX II
menyiapkan dagangan, mencuci
baju dan lain-lain
c. Pasien mengatakan jika sedang
beraktivitas merasa lelah maka
segera istirahat.
d. Pasien mengatakan lebih
mengutamakan kesehatan
dibanding harus segera
meneyelesaikan pekerjaannya

Nama&ttd
Tgl / jam/ Nama& ttd Ttd
Implementasi keluarga/kli
no. Dx perawat supervisor
en
3/7/2020 Kunjungan 1 Lina Marlina Ny. Endang

Jam 1. Mengidentifikasi kesiapan dan


kemampuan menerima informasi
16.00
H/ pasien tampak siap dan antusias
Dx No 3 untuk menerima informasi
2. Menjelaskan faktor resiko yang
mempengaruhi kesehatan tentang
komplikasi dari DM yaitu hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala hipertensi
dan therapy komplementer hiperetensi
H/ Pasien mengerti terhadap materi
yang dijelaskan
3. Memberikan kesempatan kepada
pasien untuk bertanya mengenai
materi yang disampaikan
H/ tidak ada pertanyaan dari pasien
karena sudah jelas dan paham
4. Mengajarkan perilaku hidup sehat dan
bersih
- Istirahat cukup
- Olah raga teratur
- Makan teratur hindari makan garam
berlebih
- Hindari stress
H/ Pasien mengerti terhadap yang
telah diajarkan

Dx no 1. Memberikan informasi berupa alur,

4 leaflet atau gambar untuk


memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan
H/ Pasien dapat dengan mudah
memahami informasi dengan leaflet
2. Menganjurkan keluarga
mendampingi pasien selama fase
akut, progresif.
H/ Keluarga memahami perran yang
harus dilakukan

I. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Ttd, tgl,
nama
1 Defisit S: Pasien mengatakan mengerti 5 Juli 2020
pengetahuan informasi yang dijelaskan dan Lina Marlina
tentang telah menjalankan therapy
penyakitnya komplementer hipertensi
O: TD : 120/80, keadaan umum
pasien tampak baik
A: Defisit pengetahuan tentang
penyakitnya teratasi
P: Rencana tindakan dilanjutkan
oleh keluarga
2 Kesiapan S: Keluarga mengatakan mengerti 6 Juli 2020
peningkatan peran nya yang harus slalu Lina Marlina
pengetahuan mendampingi pasien dan turut
serta dalam menjaga kesehatan
O: pasien dan keluarga tampak
memahami peran nya dalam
menjaga kesehatan
A: Kesiapan peningkatan
pengetahuan teratasi
P: Rencana tindakan
dilanjutkanoleh keluarga

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Aspek pengkajian
Kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama deabetus militus
pada Ny.E di wilayah kerja Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi didapat data
awal dari rekam medis di Puskesmas Karang Kitri yaitu berupa nama,
diagnosa dan alamat pasien. Penulis datang ke rumah keluarga untuk
bertemu dengan pasien dan keluarganya dalam rangka melakukan
pengkajian sesuai format asuhan keperawatan keluarga yang telah
disediakan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan semua
item bisa diperolah informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif.
Data keluarga yang diperoleh meliputi data demografi, sosio kultural, data
lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga
yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga. Data yang
berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga meliputi pemeriksaan
fisik, mental, emosi, sosio dan spiritual didapatkan pada semua anggota
keluarga sejumlah 2 orang yaitu Ny.E dan suaminya. Tahap pengkajian
keperawatan pada keluarga Ny.E tidak mengalami kesulitan, keluarga
kooperatif dan mau memberikan informasi yang dibutuhkan. Hal yang
menjadi hambatan adalah ketika akan melakukan proses pengkajian Ny.
E sedang pergi keluar rumah dengan alasan lupa kalau sudah membuat
janji dengan penulis, akan tetapi hambatan tersebut tidak mempengaruhi
proses pengkajian.

B. Aspek Masalah Keperawatan


Pada penentuan skor masalah dan prioritas masalah tidak mengalami
hambatan dan ditemukan empat diagnosa keperawatan keluarga yang
muncul yaitu nyeri akut, kelelahan, defisit pengetahuan tentang penyakitnya
dan kesiapan menerima pengetahuan. Sedangkan penyebab yang muncul
pada asuhan keperawatan keluarga pada Ny. E dengan diagnose tersebut
adalah :
Data subjektif
1. Pasien mengatakan sakit perut sebelah kiri hilang timbul
2. Pasien mengatakan mengalami penyakit lambung sejak 5 tahun yang
lalu
3. Pasien mengatakan sering merasa lelah jika beraktivitas berlebih
4. Pasien menanyakan masalah yang dihadapi
5. Pasien mengatakan tidak punya penyakit lain
6. Mengungkapkan minat dalam belajar

Data Objektif
1. Tampak nyeri tekan pada epigastium
2. Skala nyeri 4
3. Pasien tampak lesu
4. Tidak mampu mempertahankan aktivitas ritun
5. Pasien tampak lesu
6. Tidak mampu mempertahankan aktivitas ritun
7. Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
8. TD : 160 /90
9. Mengungkapkan minat dalam belajar
10. Perilaku upaya peningkatan kesehatan

C. Aspek Implementasi
Pada tahap implementasi keperawatan mampu dilaksanakan sesuai
perencanaan yang sudah disusun, pendidikan kesehatan dan mengajari
cara menangani nyeri yang diikuti oleh Ny. E sebagai anggota keluarga
yang sakit dan anggota keluarga lain bekerjasama yaitu mau
menerima pendidikan kesehatan dan membantu menfasilitasi
tindakan yang dilakukan. Keluarga yang kooperatif merupakan
faktor pendukung sehingga implementasi bisa dilakukan sesuai
perencanaan yaitu 3 kali kunjungan dalam pengkajian dan tiga kali
implementasi dan evaluasi. Tidak ada hambatan dalam melakukan
implementasi, Ny. E mampu mengikuti edukasi cara mengatasi nyeri sampai
selesai.
D. Aspek evaluasi
Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa masalah bisa teratasi
sebagian dan masih perlu tindakan keperawatan. Keluarga kooperatif
dengan menyatakan bahwa mau melakukan apa yang sudah dianjurkan dan
dilatihkan untuk menunjang upaya penyembuhan Ny.E. Masih ada data
bahwa Ny. E masih merasakan nyeri walaupun sudah berkurang, setelah
melakukan terapi komplementer cara mengatasi nyeri yang dianjurkan dan
menerapkan pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu, menyatakan
bahwa akan mengulang sendiri cara mengatasi nyeri dengan memijat telapak
tangan dan tarik nafas dalam yaitu pagi hari sekitar pukul 8 pagi sebelum
beraktifitas kerja dan sebelum makan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kasus keluarga Ny. E telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga
yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Ny. E dilakukan
bersama-sama keluarga Ny. E melalui proses yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan
tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan
3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor
penghambat adalah kesibukan keluarga sebagai penjual lauk keliling
sehingga tidak bisa dan sulit mengontrol aktifitas.

B. Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan antara lain terapi komplementer cara mengatasi nyeri
secara teratur
2. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan
keperawatan yang diberikan dan diintegrasikan dengan program
kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Anda mungkin juga menyukai