Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN PENDEKATAN

PROBABILITAS LONGSOR PADA PERTAMBANGAN


BATUBARA PIT SOUTH TUTUPAN
PT ADARO INDONESIA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik


dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Oleh :

SABRINA

112.190.038

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2020

i
RINGKASAN

PT. Adaro Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang terletak di dua


Kabupaten yaitu Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan,
ProvinsiKalimantan Selatan. Kegiatan p enambangan sendiri terdiri dari 3 lokasi
yaitu Pit Tutupan, Pit Wara dan Pit Paringin. Kegiatan penambangan yang
dilakukan menggunakan sistem tambang terbuka sehingga membentuk lereng-
lereng. Dengan adanya kemajuan penambangan ke arah Barat pada SCT 03A, 04A,
dan 06B yang memiliki geometri lereng dengan kedalaman antara 300 – 370 m dan
sudut lereng keseluruhan 170- 200, sehingga perlu dilakukannya analisis kestabilan
lereng. Analisis kestabilan lereng bertujuan untuk mengetahui kestabilan lereng
yang dirancang. Analisis ini menggunakan metode kesetimbangan batas (Metode
GLE-Morgeinstren Price) dengan kriteria keruntuhan yaitu Mohr-Coloumb untuk
material tanah dan Generalized Hoek-Brown untuk material batubara, batu
lempung, dan batu pasir. Selain menggunakan metode kesetimbangan batas
dilakukan penambahan analisis yaitu menggunakan analisis probabilitas. Analisis
probabilitas dilakukan karena pada lapisan batuan penyusun lereng mempunyai
parameter nilai kekuatan massa batuan yang berbeda-beda, maka ketidakpastian
data ini menggunakan pendekatan probabilitas untuk analisis kestabilan lereng.
Parameter Kekuatan massa batuan ini adalah UCS, kohesi, sudut gesek dalam ,GSI
dan lain-lain. Metode sampling yang digunakan yaitu menggunakan metode Monte
Carlo dengan jumlah sampling 500. Pengolahan statistik probabilitas
dilakukanpada parameter kekuatan massa batuan yaitu nilai kuat tekan uniaksial
(UCS) karena memiliki ketidakpastian data yang tinggi. Analisis kestabilan lereng
ini menghasilkan nilai Faktor Keamanan (FK) dan Probabilitas Longsor (PL). Nilai
Faktor Keamanan (FK) yang digunakan untuk acuan bahwa lereng itu stabil adalah
FK > 1,3 dan untuk Probabilitas Longsor (PL) < 5%.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 hal yang mempengaruhi analisis
kestabilan lereng yaitu pengaruh karakterisasi batuan (GSI), pengaruh muka air
tanah, dan pengaruh kedalaman. Serta didapatkan alternatif geometri lereng dengan
asumsi kondisi muka air tanah kering, jenuh, 8H, 4H, dan 2H. Pada Section 03A
Highwall sudut lereng keseluruhan 210, tinggi lereng 326 m, kondisi muka air tanh
8H dengan PL 5%. Lowwall sudut lereng keseluruhan 190, tinggi lereng 352 m
dengan PL 3% . Pada Section 04A Highwall sudut lereng keseluruhan 180, tinggi
lereng 341 m, kondisi muka air tanah 8H dengan PL 5%. Lowwall sudut lereng
keseluruhan 180, tinggi lereng 361 m dengan PL 2% pada kondisi muka air tanah
4H . Pada Section 06B Highwall sudut lereng keseluruhan 140, tinggi lereng 304m,
kondisi muka air tanah kering dengan PL 4,7%. Lowwall sudut lereng keseluruhan
190, tinggi lereng 338 m dengan PL 1,2%.

Kata kunci : metode kesetimbangan batas, probabilitas, probabilitas longsor,


kekuatan massa batuan, faktor keamanan.

ii
ABSTRACT

PT. Adaro Indonesia is a mining company located in two regency of


Tabalong Regency and Balangan Regency, South Kalimantan Province. Mining
activity itself consists of 3 locations namely Pit Tutupan, Pit Wara and Pit Paringin.
Mining activities are conducted using an open pit system to form slopes. The
progress of mining to the west on SCT 03A, 04A, and 06B which has the geometry
of the slope with a depth between 300 - 370 m and an overall slope angle of 170200,
so it is necessary to analyze slope stability. Stability analysis of the slope aims to
determine the stability of the slope that is designed. This analysis uses the limit
equilibrium method (GLE-Morgeinstren Price Method) with Mohr-Coloumb
strength criteria for soil material and Generalized Hoek-Brown strength criterion
for coal, clay, and sandstone materials. In addition to using the limit equilibrium
method, addition analysis is made using probability analysis. The probability
analysis is performed because in the rock layers of slope have different rock mass
strength parameters, the uncertainty of this data uses a probability approach for
stability analysis of the slope. These rock mass strength parameters are UCS,
cohesion, friction angle, GSI and others. The sampling method used is Monte Carlo
method with the number of sampling 500. Processing of probability statistic is done
on parameter rock mass strength that is uniaxial compression strength (UCS)
because it has high data uncertainty. In this result of slope stability is the Factor of
Safety (FoS) value and Probability of Failure (PoF). The Factor of Safety (FoS)
value used for the reference that the slope is stable if FK> 1,3 and Probability of
Failure (PoF) <5%.
Based on the results of research there are three things that influence the
stability analysis of the slope that is the influence of rock characterization (GSI),
the influence of ground water, and the influence of depth. The geometry of slope
alternative is obtainedwith the assumption of dry, saturated, 8H, 4H, and 2H
groundwater conditions. In Section 03A Highwall overall slope is 210, slope height
326 m, ground water condition 8H with PoF 5%. Lowwall overall slope is 190,
slope height 352 m with PoF5%. In Section 04A Highwall overall slope is 180,
slope height 341 m, ground water condition 8H with PoF 5%. Lowwall overall
slope is180, slope height 361 m with PoF 2%, grounf water 4H . At Section 06B
Highwall overall slope is 140, slope height 304 m, ground water condition dry with
PoF 4,7%. Lowwall overall slope is 190, slope height 338 m with PoF 1.2%.

Keywords: limit equalibirium method, probabilistic, probabilistic of failure,


rock mass strength, factor of safety.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT. Adaro Indonesia adalah anak perusahaan dari PT.Adaro Energy Tbk.
yang bergerak di bidang pertambangan batubara, terletak di dua kabupaten yaitu
Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan. PT.
Adaro Indonesia dibagi atas tiga daerah penambangan yaitu tambang Tutupan,
tambang Wara dan tambang Paringin. Penambangan PT. Adaro Indonesia sendiri
menggunakan sistem tambang terbuka sehingga membentuk lereng-lereng. Lereng
dikatakan stabil atau aman apabila memiliki nilai faktor keamanan lebih dari
1,3(FK > 1,3 ; Kepmen ESDM No 1827, 2018).
Pembuatan lereng yang berjenjang dapat menimbulkan masalah
kelongsoran terutama pada batuan yang lunak (Read & Stacey , 2009). Menurut
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 1827 K/30/MEM Tahun
2018 pada Lampiran II Point 4 mengenai Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan
Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi, No 4
tentang Tambang Permukaan Lereng Penambangan menyatakan “dalam hal
ditemukan kondisi geologi yang belum teridentifikasi dalam kajian geoteknik
sebelumnya maka melakukan: (a) langkah pengamanan terhadap lereng; (b)
meningkatkan intensitas pemantauan pergerakan lereng; (c) memastikan kestabilan
lereng dan tindak lanjut hasil pemantauan; dan (d) membuat kajian geoteknik
lanjutan yang sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh Inspektur Tambang” dari
peraturan tersebut maka perlu dilakukannya sebuah analisis kestabilan lereng.
Analisis kestabilan lereng bertujuan untuk mengetahui kestabilan lereng
yang dirancang. Analisis kestabilan lereng ini menggunakan metode keseimbangan
batas dan untuk mendapatkan analisis kestabilan lereng yang akurat, dilakukan
penambahan analisis yaitu analisis Probabilitas Longsor. Analisis kestabilan lereng
yang akan digunakan untuk mencari kestabilan lereng Pit South Tutupan
padasection 03A, 04A, 06B yang memiliki kedalaman antara 300 – 370 m dan sudut
keseluruhan antara 170- 200. Untuk dilakukannya analisis Probabilitas Longsor

1
diperlukan data sebaran untuk parameter masukan seperti bobot isi, kuat tekan
uniaksial, dan Geological Strength Index (GSI), yang selanjutnya akan dilakukan
analisis menjadi mean, relative min, relative max, dan standar deviasi. Metode yang
digunakan dalam analisis kestabilan lereng adalah metode keseimbangan batas
(Metode GLE-Morgeinstren Price), selain itu juga parameter pendekatan kriteria
runtuh Generalized Hoek-Brown untuk material batuan lunak dan Mohr-Coloumb
untuk material tanah dalam menentukan nilai faktor keamanan lereng.
Dengan adanya analisis kestabilan lereng dapat merekomendasikan
geometri lereng optimal dari lereng yang telah ditetapkan oleh perusahaan, selain
itu juga memenuhi nilai Faktor Keamanan lereng yang telah ditentukan (FK>1,3)
dan nilai Probabilitas Longsor kurang dari 5% (Kepmen ESDM No 1827, 2018).
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 1827 K/30/MEM
Tahun 2018 pada Lampiran II Point 4 mengenai Pemanfaatan Teknologi,
Kemampuan Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan, dan Penerapan
Teknologi, No 4 tentang Tambang Permukaan Lereng Penambangan menyatakan
“dalam hal ditemukan kondisi geologi yang belum teridentifikasi dalam kajian
geoteknik sebelumnya maka melakukan: (a) langkah pengamanan terhadap lereng;
(b) meningkatkan intensitas pemantauan pergerakan lereng; (c) memastikan
kestabilan lereng dan tindak lanjut hasil pemantauan; dan (d) membuat kajian
geoteknik lanjutan yang sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh Inspektur Tambang”,
dari peraturan tersebut menjadi dasar dilakukannya sebuah analisis kestabilan
lereng. Analisis kestabilan akan menghasilkan nilai Faktor Keamanan (FK) dan
Probabilitas Longsor (PL) dengan masukan parameter dan metode yang telah
ditentukan. Nilai Faktor Keamanan (FK) dan Probabilitas Longsor (PL) tersebut
sebagai acuan sebuah lereng stabil atau tidak stabil.

1.2. Rumusan Masalah


Sistem tambang terbuka yang membentuk lereng-lereng biasanya akan
menimbulkan masalah seperti terjadinya kelongsoran pada lereng. Dengan adanya
kemajuan penambangan ke arah Barat pada Pit South Tutupan SCT 03A, 04A, dan
06B dengan kondisi masih dalam bentuk topografi awal belum terbentuk lereng-

2
lereng sehingga properties material yang terbaru belum dapat diketahui, sehingga
dapat menimbulkan potensi kelongsoran pada lereng baik di lereng Highwall
maupun Lowwall apabila geometri lereng yang diterapkan tidak tepat.
Untuk itu diperlukan upaya analisis kestabilan lereng dengan tepat dan
akurat. Metode yang mendukung perhitungan tepat dan akurat yaitu menggunakan
metode keseimbangan batas dengan pendekatan GLE - Morgenstren Price.
Perhitungan ini akan sesuai karena materialnya adalah material batuan lunak.
Sedangkan untuk menjawab ketidakpastian sifat fisik dan sifat mekanik batuan
maka pendekatan menggunakan metode Probabilitas Longsor.

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Menganalisis keberagaman parameter yang mempengaruhi kestabilan lereng
High Wall dan Low Wall di Pit South Tutupan yang meliputi pengaruh
Geological Strength Index (GSI), pengaruh muka air tanah, dan pengaruh
kedalaman.
2. Mendapatkan geometri atau desain lereng yang optimal dengan analisis
Probabilitas Longsor.
3. Mengetahui dampak ketidakstabilan lereng untuk aktivitas penambangan yang
sedang berlangsung.
4. Mengetahui cara penanggulangan lereng yang longsor agar tidak menimbulkan
bayaha dan kerugian.

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kriteria keruntuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mohr Coulomb
dan Generalized Hoek Brown.
2. Analisis dilakukan dengan metode keseimbangan batas (Gle-Morgenstren
Price).
3. Perlapisan material secara vertikal bersifat heterogen dan secara horisontal
bersifat homogen.

3
4. Beban terhadap lereng secara vertikal dan horizontal diabaikan.
5. Analisis distribusi data dilakukan dengan metode sampling Monte Carlo
(number of samples 500).

1.5. Metodologi Penelitian


1.5.1 Metode Pengambilan Data
1. Data Primer adalah data yang langsung diperoleh berdasarkan pengamatan-
pengamatan yang dilakukan dilapangan salah satunya menentukan nilai
Geological Strength Index (GSI).
2. Data sekunder adalah data-data pendukung penyusunan tulisan ini yang
diperoleh dari buku-buku literatur, laporan-laporan penelitian yang sudah
ada di PT. Adaro Indonesia.

1.5.2 Metode Penelitian


1. Metode Analitik
Metode Analitik ini untuk mendapatkan angka faktor keamanan lereng
diantaranya dengan menggunakan metode keseimbangan batas (Gle -
Morgenstren Price) dengan pendekatan kekuatan batuan Generalized Hoek
Brown dan Mohr-Coloumb.
2. Metode Statistik
Data (mean, relative max, relative min, standar deviasi), hubungan antar
variable (membuat persamaan regresi, linier dan nonlinier), hubungan tinggi
lereng terhadap FK, hubungan antara sudut lereng terhadap FK.
3. Metode Probabilitas
Metode probabilitas ini digunakan untuk adanya ketidakpastian dari sifat-
sifat batuan yang ada. Dalam menentukan fungsi distribusinya digunakan uji
statistika menggunakan uji baik suai metode Kolmogorov Smirnov.

1.5.3 Pengolahan Data


1. Material properties; sifat fisik, sifat mekanik dari material batuan mudstone,
sandstone, coal.

4
2. Metode perhitungan analisis lereng dengan menggunakan metode
keseimbangan batas (Gle – Morgenstren Price) dan pendekatan kekuatan
material dengan Geological Strength Index (GSI), konstanta massa batuan
(m, s, dan a), serta faktor ketergangguan.
3. Potensi kelongsoran yang terjadi pada material lereng batuan lunak adalah
kelongsoran noncircular dan circular.
4. Pengolahan data material sifat fisik dan mekanik berdasarkan nilai sebaran
data dan fungsi distribusi dari sifat fisik dan mekanik batuan (normal,
lognormal, dan gamma).
5. Pengolahan data hingga mendapatkan fungsi distribusi frekuensi dengan
pendekatan metode sampling monte carlo dan menggunakan aplikasi
mathlab.

1.6.Pelaksanaan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di daerah pertambangan batubara PT. Adaro
Indonesia yang termasuk dalma wilayah Kuasa Pertambangan Eksploitasi DU.
182/Kal -Sel. Penelitian dimulai pada 1 Maret 2020 sampai dengan 1 April
2020. Mahasiswa melakukan pengambilan data dari pengamatan langsung dan
studi literatur.

1.7. Penyelesaian Masalah


Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah diatas yaitu :
1. Melakukan penelitian secara langsung dengan melakukan observasi
lapangan guna mendapatkan data primer dan data sekunder.
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah melalui
wawancara atau interview secara formal maupun nonformal kepada
pihak expert di Perusahaan.
3. Melakukan pengolahan data untuk menguji hipotesa dengan tiga metode
yaitu empirik, analitik dan statistik.
4. Melakukan studi pustakan dan mencari referensi-referensi lain dengan
melakukan studi literatur.

5
5. Menarik hasil dan kesimpulan dengan membuat alternative geometri
lereng.

1.8.Hasil yang Diharapkan


Adapun untuk hasil yang diharapkan yaitu :
1. Mendapatkan data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di PT
Adaro Indonesia tentang dara kuantitatif dan kualitatif mengenai
kestabilnan lereng pada penambangan batubara.
2. Memperoleh data-data tambahan dari pengukuran orang lain, seperti teori-
teori sebagai landasan pemikiran yang berasal dari berbagai referensi.

1.9.Manfaat Penelitia
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Dapat mengetahui keberagaman parameter yang mempengaruhi kestabilan
lereng High Wall dan Low Wall di Pit South Tutupan.
2. Dapat mengetahui geometri atau desain lereng yang optimal dengan analisis
probabilitas.

Anda mungkin juga menyukai