Anda di halaman 1dari 15

BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

A. Gambaran Umum Organisasi

1. Sejarah Kementerian Pertahanan


Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang beralamat di Jl.Medan
Merdeka Barat No. 13-14 Jakarta Pusat memiliki sejarah panjang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 roda pemerintahan
segera bergerak, antara lain dengan pemindahan kekeuasaan yang di
selenggarakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu
panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, segera menyusun
kabinet pertama yaitu tipe Presidensial dan hasilnya diumumkan pada 19
Agustus 1945. Kabinet ini memiliki 15 Kementerian serta 5 Kementerian
Negara, namun salah satu jabatan Menteri Negara lalu di tiadakan
karena menteri yang bersangkutan yaitu AA Maramis diangkat menjadi
Menteri Keuangan.

Pada kabinet pertama tersebut belum memiliki Menteri Pertahanan, dan


fungsi Kementerian Pertahanan Negara ada di dalam Kementerian
Keamanan Rakyat, yang dipimpin oleh Menteri Keamana Rakyat, yakni
mantan Sodancho Suprijadi. Sebagaimana diketahui bahwa Suprijadi
tidak pernah menduduki posisi sebagai Menhan dan selanjutnya posisi
Menhan digantikan oleh Sulyadikusumo sebagai Menteri ad interim pada
20 Oktober 1945.

Pada masa kabinet Sjahrir ke-1 yaitu periode 14 November 1945-12


Maret 1946 fungsi pertahanan negara juga masih berada di bawah
6

wewenang Menteri Keamanan Rakyat, yang dijabat oleh Mr. Amir


Sjarifuddin. Namun pada kabinet Sjahrir ke-2 periode 12 Maret – 2
Oktober 1946, dibentuk Kementerian Pertahanan yang dijabat oleh Mr.
Amir Sjarifuddin. Di dalam kabinet ini fungsi pertahanan keamanan mulai
ditekankan.

Dalam Perjalanannya, jabatan Menteri Pertahanan sering dijabat rangkap


oleh satu orang, seperti PM Amir Sjarifuddin pada kabinetnya (3 Juli – 11
November 1947), yang menunjukan betapa pentingnya fungsi
pertahanan negara dalam menghadapi beragam konflik yang terjadi pada
saat itu.

Pada periode Kabinet Hatta ke-1 periode 29 Januari 1948 – 4 Agustus


1949, saat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dalam
keadaan darurat akibat tekanan tentara Belanda, Wapres Drs. Moh.
Hatta merangkap sebagai Menteri Pertahanan ad interim. Namun pada
15 Juli 1949 jabatan Menhan dipegang oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX. Sri Sultan juga menjabat Menhan pada masa Kabinet Hatta
ke-2 dan Kabinet Republik Indonesia Serikat hingga 6 September 1950,
dan kemudian menjabat lagi pada beberapa kabinet berikutnya hingga
mundur atas permintaan sendiri pada 2 Juni 1953. Pada kabinet
Pembangunan I di Era Orde Baru, mulai 6 Juni 1968 jabatan Menteri
Pertahanan Keamanan dirangkap Persiden RI Jenderal TNI Soeharto.

Baru kemudian pada kabinet Pembangunan II periode 28 Maret 1973 –


29 Maret 1978, jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan diemban
oleh satu orang, yakni oleh Jenderal TNI Maraden Panggabean.
Selanjutnya pada Kabinet Pembangunan III periode 28 Maret 1978 – 19
Maret 1983, Menteri Pertahanan Keamanan merangkap Panglima ABRI
diserahkan kepada Jenderal TNI M. Jusuf, dan pada periode ini lahir UU
7

Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan


Keamanan Negara RI.

Pada kabinet berikutnya, periode 19 Maret 1983 – 23 Maret 1988 jabatan


Menteri Pertahanan Keamanan RI di pegang oleh Jenderal TNI (Purn)
Poniman. Seterusnya, Menhankam dijabat oleh Jenderal TNI (purn) LB
Moerdani mulai tahun 1988 – 1993. Kemudian tahun 1993 – 1998
Presiden Suharto mempercayai Jenderal TNI (purn) Edi Sudrajat sebagai
Menteri Pertahanan Keamanan.

Menjelang detik-detik Reformasi, dimana selanjutnya Presiden RI


Soeharto mengundurkan diri, Jenderal TNI Wiranto memegang jabatan
sebagai Menteri Pertahanan Keamanan RI 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998.
Saat itu terjadi pergantian Presiden RI dari Presiden Soeharto kepada
Wakil Presiden RI, B.J. Habibie. Kemudian, pada masa kabinet pertama
Era Refromasi 22 Mei 1998 – 29 Oktober 1999 Jenderal TNI Wiranto
tetap dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Menteri Pertahanan
Keamanan.

Dalam perjalanannya, dimasa pemerintahan Presiden Abdurahman


Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur, pada 1 Juli 2000 Kepolisian
Negara Republik Indonesia resmi lepas dari Departermen Hankam, dan
TNI menjadi lembaga otonom yang bertangung jawab langsung kepada
Presiden RI. Pada era Kabinet yang dipimpin Gus Dur, pada 1 Juli 2000
Kepolisian Negara Republik Indonesia resmi dilepas dari Depertermen
Hankam dan TNI menjadi lembaga otonom yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden RI. Pada era Kabinet yang di pimpim oleh
Gus Dur, Jabatan Menteri Pertahanan kembali dipegang oleh kalangan
sipil,berasal dari kalangan akademisi, yaitu Prof. Dr. Juwono Sudarsono
periode 1999-2000, dan periode 26 Agustus 2000 – 14 Agustus 2001
8

dijabat oleh Prof. Dr. Mahfud M.D. Pada era kepemimpinan Megawati
Soekarno Putri mulai 14 Agustus 2001 – 25 Oktober 2004 jabatan
Menteri Pertahanan dipercayakan kepada H. Matori Abdul Djalil.

Pada masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I mulai 29 Oktober 2004 – 26


Oktober 2009 di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Prof. Dr. Juwono Sudarsono ditempatkan kembali sebagai
Menteri Pertahanan RI. Sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU)
yang berkaitan dengan masalah “pertahanan” disusun dan di ajukan ke
DPR untuk disahkan menjadi UU, antara lain RUU Komponen Cadangan,
RUU Keamanan Nasional, RUU Rahasia Negara, RUU Peradilan Milter
dan RUU Veteran.

Selanjutnya pada Kabinet Indonesia Bersatu Ke II periode 2009 – 2014


yang kembali berada di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, jabatan Menhan dipercayakan kepada Prof. Dr. Ir. Purnomo
Yusgiantoro, MA, Msc yang dalam Kabinet Indonesia Bersatu I menjabat
sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral / ESDM dan Letnan
Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin, MBA sebagai Wakil Menteri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tanggal 6
November 2008 tentang Kementerian Negara, nama Departemen
Pertahanan RI pun berubah menjadi Kementerian Pertahanan Republik
Indonesia. Langkah-langkah dan sasaran kebijakan Kementerian
Pertahanan sangat beragam, sangat tergantung situasi dan kondisi serta
Pimpinan Negara saat itu dan siapa yang dipercaya sebagai Menteri
Pertahanan. Yang pasti, Kemhan RI, sejak era Proklamasi, masa Orde
Lama, Orde Baru hingga di Era Reformasi, sekarang dan ke depan
Kemhan senantiasa tetap pada posisi
9

yang sangat strategis dan berperan penting dalam menjaga keamanan


Negara dan keselamatan bangsa, serta kedaulatan dan keutuhan
wilayah NKRI.

2. Sejarah Pusat Rehabilitasi dan RS dr. Suyoto

Pusat Rehabilitasi selanjutnya disebut Pusrehab adalah unsur


pendukung pelaksana tugas dan fungsi pertahanan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekjen yang beralamat di
Jalan RC Veteran No.178, Bintaro Jakarta Selatan. Pusat Rehabilitasi
dipimpin oleh Kepala Pusat Rehabilitasi disebut Kapusrehab.

Berangkat dari keinginan untuk memberi suatu penghargaan yang wajar


kepada para Penyandang cacat ABRI/Veteran, maka beberapa tokoh
Veteran mulai sekitar tahun 1960 tumbuh gagasan untuk membangun
suatu fasilitas rehabilitasi bagi para Penyandang Cacat (Penca)
ABRI/Veteran dalam bentuk rumah sakit Veteran. Setelah beberapa
tahun dilakukan penjajakan, baru pada tahun 1968, atau tepatnya
tanggal 9 Juni 1968 atas prakarsa Almarhum Letjen TNI M. Sarbini
selaku menteri Transmigrasi, Veteran dan Demobilisasi, gagasan itu
dihimpun dan dituangkan dalam bentuk naskah tertulis sebagai Naskah
Proyek Rehabilitation Center ABRI/Veteran yaitu tentang rencana
membangun R.C. ABRI/Veteran secara lengkap (full fledged) di Bintaro,
Jakarta Selatan.

Dalam selang waktu sebulan kemudian terbitlah Surat Keputusan


Menhankam/Pangab Nomor Kep/A/273/1968 tanggal 6 Juli 1968 tentang
Penampungan Organisasi dan Kegiatan Ditjen Urusan Demobilisasi,
Ditjen Urusan Veteran dan Ditjen Urusan Umum dari Departemen
Transmigrasi dan Veteran ke dalam Departemen Pertahanan dan
10

Keamanan yang berarti terjadi pula pelimpahan penyelenggaraan fungsi


R.C. ABRI/Veteran dan Departemen Transmigrasi dan Veteran kepada
Dephankam. Oleh karenanya tanggal 6 Juli 1968 itu pada kenyataannya
merupakan hari yang bersejarah dan merupakan tonggak awal
keberadaan wadah penyelenggaraan rehabilitasi cacat bagi Penca
Prajurit ABRI/Veteran dengan induk yang sudah jelas yaitu
Dephankam/ABRI hingga sekarang ini. Sejak itulah secara resmi mulai
diselenggarakan Proyek R.C. ABRI/Veteran yang merupakan cikal bakal
adanya Pusrehab seperti yang ada sekarang ini.

Dalam perjalanan dan perkembangan organisasi, Pusrehabcat


mengalami berbagai perubahan nama dan induk organisasinya, sehingga
pada tanggal dikeluarkannya Keputusan Menhankam/Pangab yang
menyatakan kedudukan Pusrehabcat (yang saat itu bernama Lembaga
Rehabilitasi Cacat/Lemrehabcat) berada langsung dibawah
Menhankam/Pangab dengan Surat Keputusan Menhankam/Pangab
Nomor : Kep/21/VII/1979 tanggal 12 Juli 1979 tentang Organisasi dan
Fungsi Lemrehabcat Hankam, sempat dinyatakan sebagai hari jadi
Pusrehabcat dan telah berulangkali diperingati.  Akan tetapi guna
meluruskan sejarah sebenarnya keberadaan Pusrehabcat yang lebih
tepat untuk disebut hari jadinya, maka Kapusrehabcat Dephankam
dengan Surat Nomor : K/026/VIII/1991/PRC tanggal 14 Agustus 1991
tentang Permohonan penetapan hari jadi Pusrehabcat Dephankam, telah
mendapat persetujuan dariSekjen Dephabkam dengan nomor surat :
K/661/IX/1991 tanggal 11 Oktober 1991 tentang Persetujuan Hari Jadi
Pusrehabcat Dephankam bahwa tanggal 6 Juli 1968 disetujui untuk
ditetapkan sebagai hari jadi Pusrehabcat Dephankam.
11

Berbicara tentang sejarah berdirinya Pusrehab, tidak dapat dilupakan


peran beberapa tokoh yang saat itu ikut mendorong
berdirinya Rehabilitation Centre ABRI/Veteran, yaitu:
1) Laksda (Purn) R.B. Djajadiningrat, selaku tokoh Veteran.
2) Marda (Purn) Sumitro, selaku pejabat pembinaan personil  Hankam.
3) Laksda (Purn) Dr. Arifin Syukur selaku Kepala Pusat Cadangan
Nasional.
4) Mayjen (Purn) Dr. Satrio
5) Mayjen (Purn) Dr. Suyoto
6) Laksda (Purn) Dr. Sutrisno
7) Marsda (Purn) Dr. Suyoso
8) Mayjen (Purn) Dr. A. Hasan

B. Struktur Organisasi

Rumah Sakit dr. Suyoto adalah rumah sakit di bawah Pusat Rehabilitasi
Kementerian Pertahanan dengan struktur seperti di bawah ini :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kementerian Pertahanan


12

Struktur organisasi Kementerian Pertahanan Republik Indonesi adalah


sebagai berikut :

1. Sekretariat Jendral
2. Direktorat Jendral Perencanaan Pertahanan ( Ditjen
Strahan )
3. Direktorat Jendral Strategi Pertahanan ( Ditjen Renhan )
4. Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan ( Ditjen Pothan )
5. Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan ( Ditjen
Kuathan )
6. Inspektorat Jendral ( Itjen )Badan Penelitian dan
Pengembangan
Balitbang )
7. Badan Pendidikan dan Pelatihan ( Badiklat )
8. Badan Sarana Pertahanan ( Baranahan )
9. Badan Instalasi Strategis Nasional ( Bainstranas )
10. Pusat Data dan Informasi ( Pusdatin )
11. Pusat Keungan ( Pusku )
12. Pusat Komunikasi Publik ( Pusat Kompublik )
13. Pusat Rehabilitasi ( Pusrehab )
13

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan


14

Gambar 2.3 Struktur Organisasi RS dr. Suyoto Pusrehab


Kemhan

Berdasarkan Permenhan Nomor 49 Tahun 2014 tanggal 6 Oktober 2014


tentang Organisasi dan Tata Kerja RS dr Suyoto Kelas B Kementerian
Pertahanan, RS dr Suyoto mempunyai tugas:Melaksanakan pelayanan
medik, penunjang medik, dan rehabilitasi medik secara terpadu, serta
penelitian dan pengembangan dengan kekhususan rehabilitasi medik
komprehensif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Susunan organisasi RS dr. Suyoto:
15

1. Kepala Rumah Sakit


2. Wakil Kepala Rumah Sakit Bidang Pelayanan Medik
3. Wakil Kepala Rumah Sakit Bidang Penunjang Medik
4. Subbagian Tata Usaha
5. Departemen Rehabilitasi Medik
6. Departemen Bedah, Anastesi dan Orthopedi
7. Departemen Penyakit Saraf, Jiwa, dan Ketergantungan Obat
8. Departemen Penyakit Dalam, Jantung dan Paru
9. Departemen Mata, Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kulit dan Kelamin
10. Departemen Obstetri Ginekologi dan Anak
11. Departemen Gigi dan Mulut
12. Departemen Keperawatan
13. Departemen Perawatan Intensif dan Pemeriksaan Kesehatan
14. Instalasi Gawat Darurat dan Siaga Kesehatan
15. Instalasi Radiologi
16. Instalasi Patologi
17. Instalasi Penunjang Perawatan
18. Instalasi Farmasi
19. Komite Medik
20. Satuan Pengawasan Internal
21. Kelompok Jabatan Fungsional
16

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Depertemen Keperawatan Rumah


Sakit dr. Suyoto Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan

Departemen Keperawatan disebut Dep Wat, dipimpin oleh Kepala


Departemen Keperawatan disebut Kadep Wat. Kadep Wat mempunyai
tugas merencanakan, pengelolaan dan pengembangan, monitoring dan
evaluasi kebutuhan sumber daya manusia keperawatan untuk kegiatan
pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing
Departemen/Instalasi terkait dan bimbingan pelaksanaan pelayanan
asuhan keperawatan dalam rangka peningkatan pelayanan mutu
17

keperawatan serta kerjasama dalam rangka peningkatan pelayanan dan


pengembangan ilmu keperawatan.
18

C. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi

a. Visi dan Misi Kementerian Pertahanan


1) Visi
”Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, Mandiridan berkepribadian
berlandaskan gotong royong“.

2) Misi
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
a) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
b) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritime
c) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
d) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
e) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
f) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

b. Visi dan Misi Rumah Sakit dr. Suyoto

1) Visi
“Mewujudkan Rumah Sakit dengan Keunggulan Rehabilitasi Medik
menuju Pelayanan Kesehatan Prima bagi Personel Kementerian
Pertahanan dan TNI serta Masyarakat Umum”

2) Misi
a) Menyelenggarakan Pelayanan Rumah Sakit dan Pengembangan di
Bidang Rehabilitasi Medik Komprehensif.
b) Menyelenggarakan Rujukan Teknis Rehabilitasi Medik.
19

c) Menyelenggarakan Siaga Kesehatan dalam membantu Korban


Bencana.
d) Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat melalui Program
Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Umum sebagai Sub Sistem
Kesehatan Nasional.

c. Motto dan Nilai-nilai Organisasi

Dalam memberikan pelayanan, Rumah Sakit dr. Suyoto mempunyai Motto


"Respek Sigap Dalam Situasi" dan nilai-nilai sebagai berikut :
1) Jujur adalah perilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian
antara hati, perkataan dan perbuatan
2) Profesional adalah memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan
dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan beroegang teguh
kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.
3) Komunikatif, dalam memberikan pelayanan antar pemberi
pelayanan saling berhubungan (mudah dihubungi), penyampaiannya
mudah dipahami (dimengerti) dan dapat diterima dengan baik.
4) Ikhlas tidak akan pernah merasa berat dalam menjalankan setiap
tugas dan pekerjaan.
5) Peduli adalah suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan
terhadap masalah orang lain.
6) Bertanggung jawab adalah suatu bebtuk sikap dan perilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik
terhadap diri sendiri, masyarakat serta lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai