Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena
dapat menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh
karena itu pendidikan harus diberikan dengan penuh kasih sayang dan secara
perlahan agar siswa-siswi mudah memahami materi yang diberikan guru.
Metode dan pendekatan dalam pembelajaran adalah faktor yang paling penting
dalam memberikan materi kepada siswa-siswi, karena pemahaman siswa-siswi itu
tergantung metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

B. Perumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam metode dan pendekatan dalam pembelajaran
meliputi :
1. Pendekatan guru
2. Suasana pembelajaran.
3. Pengaruh terhadap siswa.

C. Tujuan Penulisan
Memberitahukan hasil dari analisis observasi metode dan pendekatan yang
dilakukan oleh guru kepada murid.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan menggunakan observasi yaitu terjun langsung ke sekolah,
bagaimana cara guru memberikan materi kepada muridnya dengan
mengimplementasikan berbagai macam pendekatan. Data diperoleh selama
pelajaran berlangsung dengan mengamati, mencatat, merekam dan mengambil
berbagai pendapat siswa dengan pembagian angket.
BAB II

HASIL OBSERVASI

A. Proses pembelajaran

Pelajaran : Matematika

Guru Pembimbing : Eli Romansyah, S.Pd

Waktu pembelajaran : 1 x 45 menit (10:20 – 11:05)

Jumlah murid : 24 siswa

Proses pembelajaran :

Jam Waktu Proses Pembelajaran


10:20:00 - 00:01:3
10:21:36 6 Absen
10:22:00 - 00:05:2
10:27:24 4 Membahas PR
10:27:47 - 00:13:3 Guru menjelaskan materi tentang
10:41:20 3 "Balok"
Guru memberi soal kepada siswa lalu
10:41:25 - 00:06:5
membahas soal tersebut bersama-sama
10:48:15 0
(bagian I)
Guru memberi soal kepada siswa lalu
10:52:35 - 00:08:5
membahas soal tersebut bersama-sama
11:03:30 5
(bagian II)
11:03:35 - 00:00:2
11:04:00 5 Guru mengakhiri pelajaran

Selama proses pembelajaran setiap jeda waktu yang dilakukan oleh guru
digunakan sebagai basa-basi guru dengan murid dan ada pula membahas tentang
pendapat murid itu sendiri. Sebelum melepaskan murid untuk mengerjakan soal
yang diberikan, guru cenderung memberikan pengarahan dalam mengerjakan soal
tersebut, seperti yang terjadi pada pukul 10:43:20 – 10:43:33 pada soal pertama
dan pukul 10:55:03 – 10:56:16 pada soal kedua.

gambar 2.1 gambar 2.2


Beberapa kejadian juga terlihat jika murid antusias memiliki keinginan
mengerjakan di depan kelas. Hal ini menandakan jika murid mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Terlihat pada awal pembelajaran ada seorang siswi
yang mengajukan dirinya untuk mengerjakan PR pertemuan sebelumnya di depan
serta seorang siswa yang maju ke depan untuk menunjukan hasil pekerjaannya
dengan caranya sendiri saat pembahasan soal bagian pertama.

gambar 2.3 gambar 2.4


Terlihat juga ada seorang siswa yang maju kedepan untuk mengerjakan soal
latihan bagian kedua yang diberikan oleh guru.

gambar 2.5
B. Metode dan Pendekatan yang Guru Implementasikan
Metode dibedakan dari pendekatan. Metode
lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan,
sedangkan pendekatan ditekankan pada
perencanaannya. Ada tiga hal yang perlu
diperhatikan guru dalam memilih suatu metode
mengajar yaitu :

- Kemampuan guru dalam menggunakan metode.


- Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
- Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa.

gambar 2.6
1. Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran
secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah
dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak
perlu merancang kegiatan murid. Dalam pengajaran yang
menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini
murid hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa
komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu.
Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang
memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari
guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan
mengarahkan diri.
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian
murid. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, murid akan
tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir
murid dan keruntutan dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya
dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih
lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif
dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran murid
ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
c. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan
menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud
mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu
menyampaikan informasi yang diperlukan.

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang dilakukan guru cenderung mengarah pada pendekatan


kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang
membantu guru mengaitkan materi yang dibelajarkan dengan situasi dunia nyata
dan mendorong murid mengkontruksi pengetahuannya sendiri kemudian
menghubungkannya dengan kehidupan keseharian mereka. Proses
pembelajarannya berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan murid bekerja dan
mengalami. Komponen yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu :

 Bertanya.
 Menemukan atau inquiry.
 Permodelan.

Salah satu komponen terlihat pada :

 Relating, yaitu belajar dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata.


 Experiencing, belajar ditekankan kepada penggalian, penemuan,
dan penciptaan(terjadi pada gambar 2.4).
C. Pengaruh terhadap Murid
1. Pendapat murid tentang matematika

Dari 24 murid terdapat 9 murid yang menyatakan matematika itu


menyenangkan dan 15 murid menyatakan jika matematika itu sulit. Dari 9 murid
yang menyatakan jika matematika itu menyenangkan terdapat 1 murid yang suka
menghitung, 2 murid menyatakan mengajarnya santai tapi sulit dimengerti dan 6
murid menyatakan mengajarnya santai dan bisa dimengerti. Sedangkan 15 murid
yang menyatakan jika matematika itu sulit terdapat 2 murid tidak suka matematika
dan 13 murid menyatakan terlalu banyak menghitung dan rumus.

Menyenangkan Sulit
Suka Hitung Tapi Tidak Bisa Santai Tidak Suka Banyak Hitung
1 2 6 2 13
9 15
24

Sulit/Menyenangkan

santai
25%
banyak
hitung tapi
54% tidakbisa
8%
suka
hitung
4%
tidak suka
8%

gambar 2.7

2. Pendapat murid tentang proses pembelajaran yang terjadi


Proses Pembelajaran
Ada Seriu Santa
Komunikasi s i Tidak Paham
3 4 15 2
24

Proses Pembelajaran
16 15
14
12
10
8
6
4
4 3
2
2
0

gambar 2.8

3. Pemahaman materi

Pemahaman Materi
Mengert
Kadang-kadang i Tidak Mengerti
10 10 4
24

Pemahaman Materi
kadang-kadang mengerti tidak mengerti

10 10
4

Pemahaman Materi

gambar 2.9

4. Keberanian murid untuk bertanya


Keberanian Bertanya
Berani Malu Tidak Berani
17 6 1
24

17

18
16
14
12 6
10
8
6 1
4
2
0
Category 1

berani malu tidak berani

gambar 2.10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan


kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode dalam pembelajaran yang terjadi
diantaranya: metode ceramah, tanya jawab, dan ekspositoris.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Pendekatan dalam pembelajaran yang terjadi adalah pendeketan kontekstual.

Hubungan keduanya, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran


merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke
dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode
adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

B. Saran

Guru harus mampu menguasai suasana kelas pada saat pembelajaran


berlangsung, karena tujuan pembelajaran itu sendiri adalah materi yang diberikan
dapat dipahami dengan baik oleh murid. Jika guru mampu menguasai dan
mengendalikan suasana dalam pembelajaran maka murid akan mudah dalam
menerima materi, hubungan yang dijalin dengan komunikasi juga harus tetap
terjaga agar keharmonisan anatara guru dan murid semakin erat. Karena biasanya
murid tidak akan merasa malu atau canggung untuk bertanya dan berpendapat jika
murid merasa dekat dengan guru yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai