Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN KESIAPAN MENINGKATKAN PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF PADA POST PARTUM PRIMIPARA

MANAGEMENT OF READINESS INCREASES EXCLUSIVE


BREASTFEEDING IN PRIMIPARA POST PARTUM
Firgi Agesia Maurin1) Ratifah2) Hartati3)
1)
Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
2) 3)
Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang
Email : firgiagesia@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Post partum adalah kelahiran yang dimulai setelah lahirnya
bayi sampai pemulihan kembali organ-organ seperti sebelum kelahiran. Selain
terjadinya perubahan-perubahan tubuh, pada periode post partum juga akan
mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi psikologis. Perubahan psikologis
pada ibu seringkali dapat menghambat produksi ASI pada ibu, terutama pada ibu
primipara yaitu wanita yang baru pertama kali melahirkan. ASI merupakan
makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Pemberian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman
lain selama umur 0-6 bulan (Asih & Risneni, 2016). Kurangnya kesiapan ibu
primipara terhadap pemberian ASI pada bayinya dapat menimbulkan masalah
selama proses menyusui.
Tujuan : menggambarkan pengelolaan kesiapan meningkatkan pemberian ASI
Eksklusif pada post partum primipara.
Metode Penelitian : metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan
asuhan keperawatan dengan mengambil 2 ibu post partum primipara sebagai
sample selama 3 hari.
Hasil : penulis melakukan implementasi keperawatan sesuai NIC. Pada hari ke-3
asuhan keperawatan masalah kesiapan meningkatkan pemberian ASI pada kedua
pasien teratasi.
Kesimpulan : perawatan payudara, pijat oksitosin dan pendidikan kesehatan
tentang ASI Eksklusif efektif melancarkan ASI dan menambah pengetahuan
tentang ASI pada ibu post partum primipara.

Kata kunci : Post Partum Primipara, ASI, Pemberian ASI Eksklusif

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
1
ABSTRACT

Introduction : Post partum is a birth that begins after the birth of the baby until
the recovery of organs as before birth. In addition to bodily changes, the post
partum period will also result in changes in psychological conditions.
Psychological changes in the mother can often inhibit the production of breast
milk in the mother, especially in primiparous mothers, women who are giving
birth for the first time. Breast milk is the first, main and best food for babies who
are natural. Exclusive breastfeeding is only breastfeeding without the addition of
food and other drinks for ages 0-6 months (Asih & Risneni, 2016). The lack of
readiness of primiparous mothers for breastfeeding their babies can cause
problems during the breastfeeding process.
Objective : describe the management of readiness to increase exclusive
breastfeeding in primipara post partum.
Research Methods : the method used is a case study with a nursing care
approach by taking 2 primipara post partum mothers as samples for 3 days.
Results : the authors implemented nursing according to the NIC. On day 3
nursing care, the problem of readiness to increase breastfeeding in both patients
was resolved.
Conclusion : breast care, oxytocin massage and health education about exclusive
breastfeeding effectively launch breast milk and increase knowledge about
breastfeeding in primiparous post partum mothers.

Keywords : Primipara Post Partum, ASI, Exclusive breastfeeding

PENDAHULUAN pada ibu primipara yaitu wanita yang


baru pertama kali melahirkan
Post partum adalah kelahiran (Lowdermilk, Perry, & Cashion,
yang dimulai setelah lahirnya bayi 2013).
sampai pemulihan kembali organ- Berdasarkan Pusat Data dan
organ seperti sebelum kelahiran Informasi Kesehatan Kemenkes RI
(Bobak & Jensen, 2000 dalam tahun 2018 bahwa jumlah kelahiran
Miyansaski, Misrawati dan Sabrian, hidup di Jawa Tengah adalah sebesar
2014). Periode ini seringkali disebut 532,242 jiwa (Kementrian Kesehatan
masa nifas (puerperium). Lamanya RI, 2019). Menurut data Dinas
masa nifas bervariasi pada tiap Kesehatan Kabupaten Banyumas
wanita, namun umumnya jumlah kelahiran hidup di Kabupaten
berlangsung sampai 6 minggu. Selain Banyumas pada tahun 2018 sebesar
terjadinya perubahan-perubahan 26.522 jiwa, sedangkan jumlah bayi
tubuh, pada periode post partum juga usia 0-6 bulan yang diberi ASI
akan mengakibatkan terjadinya Eksklusif total keseluruhan yaitu
perubahan kondisi psikologis. sebesar 63,3% dari 26.923 jiwa
Perubahan psikologis pada ibu (Dinas Kesehatan Banyumas, 2019).
seringkali dapat menghambat Untuk memenuhi nutrisi pada
produksi ASI pada ibu, terutama bayi, ibu memerlukan kesiapan yang

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
2
memadai terutama dalam hal payudara bengkak dan mastitis.
peningkatan pemberian ASI. ASI Upaya yang dapat dilakukan
merupakan makanan pertama, utama, dalam membantu ibu primipara
dan terbaik bagi bayi yang bersifat dalam kesiapan memberikan ASI
alamiah. ASI mengandung berbagai eksklusif pada bayinya antara lain
zat gizi yang dibutuhkan dalam penyuluhan tentang teknik menyusui
proses pertumbuhan dan yang benar pada bayi sehingga tidak
perkembangan bayi. Pemberian ASI terjadi puting susu lecet ataupun
Eksklusif adalah pemberian ASI saja nyeri. Penyuluhan tentang perawatan
tanpa tambahan makanan dan payudara juga perlu untuk membantu
minuman lain selama umur 0-6 bulan pengeluaran ASI secara lancar.
(Asih & Risneni, 2016). Kesiapan Berdasarkan penelitian yang
meningkatkan pemberian ASI yaitu dilakukan oleh Yulianti (2014),
suatu pola pemberian susu pada bayi sebagian besar ibu melakukan
atau anak langsung dari payudara, perawatan payudara saat masa nifas.
yang dapat ditingkatkan (Herdman & Dari hasil penelitian ini dapat
Kamitsuru, 2018). Kurangnya dijelaskan bahwa perawatan
kesiapan ibu primipara terhadap payudara dirasakan sangat perlu
pemberian ASI pada bayinya dapat untuk dirawat agar dapat
menimbulkan masalah selama proses memproduksi ASI dengan maksimal.
menyusui. Tingkat pengetahuan ibu Perawatan payudara dapat dilakukan
yang rendah juga dapat menimbulkan dengan memberikan tindakan pada
masalah pemberian ASI yang tidak organ payudara dengan cara
optimal pada bayinya. Sering ibu-ibu dimassage. Perawatan payudara
tidak berhasil menyusui bayinya merupakan suatu kegiatan yang
karena lebih banyak menghentikan dilakukan secara sadar dan teratur
menyusui lebih dini sebelum usia untuk memeliharan kesehatan
bayi 6 bulan. Oleh karena itu ibu-ibu payudara dengan tujuan untuk
memerlukan informasi agar proses mempersiapkan laktasi pada waktu
menyusui berhasil. Banyak alasan post partum. Dengan perawatan
yang dikemukakan ibu-ibu antara payudara yang teratur akan
lain : ibu merasa bahwa ASI-nya melancarkan sirkulasi darah dan
tidak cukup, ASI tidak keluar pada mencegah tersumbatnya aliran susu,
hari-hari pertama kelahiran bayi. mempercepat pengeluaran ASI,
Sesungguhnya hal itu disebabkan menghindari pembengkakan, dan
karena ibu tidak percaya diri bahwa menjaga kebersihan payudara
ASI-nya cukup untuk bayinya. Serta (Rejeki, 2008 dalam Yulianti, 2014).
informasi tentang cara-cara Selain itu faktor yang dapat
menyusui yang baik dan benar dalam mempengaruhi produksi ASI adalah
pemberian ASI Eksklusif belum hormon oksitosin. Penelitian yang
menjangkau sebagian besar ibu-ibu dilakukan oleh Lestari (2017) hasil
(Depkes RI, 2009 dalam Eugenie, uji statistik didapatkan bahwa pijat
Batlejeri dan Napitupulu, 2015). oksitosin dapat meningkatkan kadar
Dampak lain akibat kurangnya hormon oksitosin. Jika kadar hormon
kesiapan meningkatkan pemberian oksitosin meningkat juga akan
ASI yaitu puting susu lecet, nyeri, mempengaruhi produksi ASI. Pijat

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
3
oksitosin ini dilakukan untuk terperinci, memiliki pengambilan
merangsang refleks oksitosin atau data yang mendalam dan
refleks let down. Jika kadar hormon menyertakan berbagai sumber
oksitosin meningkat maka akan informasi studi kasus yang dibatasi
mempengaruhi produksi ASI. Pijat oleh waktu dan tempat serta kasus
oksitosin adalah suatu tindakan yang dipelajari berupa peristiwa,
pemijatan tulang belakang (servikal aktivitas atau individu. Studi kasus
vetebrae hingga coste 6) yang akan ini adalah studi untuk
mempercepat kerja saraf mengeksplorasi masalah pengelolaan
parasimpatis untuk menyampaikan Kesiapan Meningkatkan Pemberian
perintah ke otak bagian belakang ASI Eksklusif pada Post Partum
sehingga oksitoksin keluar. Pijatan Primipara. Metode ini menjelaskan
ini berfungsi untuk meningkatkan pemaparan kasus dan menggunakan
hormon oksitosin yang dapat pendekatan proses keperawatan
menenangkan ibu, sehingga ASI pun dengan memfokuskan pada salah
otomatis keluar. satu masalah penting dalam kasus
yang dipilih yaitu Kesiapan
TUJUAN Meningkatkan Pemberian ASI pada
ibu Post Partum Primipara. Subjek
Menggambarkan pelaksana penelitian dalam studi kasus ini
Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan adalah dua klien (dua kasus) dengan
Pemberian ASI Eksklusif Pada Post masalah keperawatan dan diagnosa
Partum Primipara yang terdiri dari medis sama, yaitu klien dengan
pengkajian, diagnosa keperawatan, kesiapan meningkatkan pemberian
perencanaan, implementasi, evaluasi, ASI pada postpartum primipara di
dan membandingkan dua pasien Puskesmas Kalibagor Kabupaten
dengan masalah yang sama. Banyumas, dimana klien melahirkan
dan di rawat inap di puskesmas, klien
MANFAAT primipara hari ke-0, klien dalam
kondisi composmentis dan bersedia
Penulisan kasus ini menjadi responden. Adapun teknik
diharapkan dapat menambah yang digunakan dalam penelitian ini
referensi ilmiah dan kontribusi bagi adalah wawancara, observasi,
pengembangan ilmu pengetahuan instrument penelitian dan studi
serta bagi para penulis untuk dapat dokumen. Penelitian ini dilakukan
melanjutkan kajian dan asuhan pada 6-11 April 2020 di Puskesmas
keperawatan kesiapan meningkatkan Kalibagor Kabupaten Banyumas.
pemberian ASI pada post partum
primipara. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Asuhan keperawatan dilakukan


selama 6 hari untuk kedua pasien
Metode penelitian yang dari tanggal 6-11 April 2020 pada
digunakan adalah studi kasus, yaitu Ny. M dan Ny. W di Puskesmas
studi yang mengeksplorasi suatu Kalibagor Kabupaten Banyumas.
masalah/ fenomena dengan batasan Dari hasil pengkajian secara

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
4
observasi yang penulis lakukan pada karakteristik dapat disimpulkan
Ny. M dan Ny. W didapatkan data bahwa diagnosa kesiapan
bahwa Ny. M dan Ny. W belum meningkatkan pemberian ASI dapat
mampu mengatur posisi bayi yang ditetapkan untuk diagnosa
benar pada payudara (teknik keperawatan pada klien pertama (Ny.
menyusui yang benar), bayi belum M) dan klien kedua (Ny. W).
berantusias untuk menyusu dan bayi Rencana tindakan keperawatan
belum puas setelah menyusu. Pada dilakukan sesuai dengan teori
pengkajian subjektif pada Ny. M dan Moorhead (2016) yang menyatakan
Ny.W didapatkan data tujuan perencanaan keperawatan
ASI/Colostrum belum keluar dengan pada klien kesiapan meningkatkan
lancar sehingga belum puas dalam pemberian ASI yaitu setelah
menyusui bayinya dan ingin dilakukan tindakan keperawatan
ASI/Colostrum keluar lebih banyak diharapkan klien dapat menyusui
agar nutrisi bagi bayinya tercukupi. yang lebih baik sesuai dengan
Dalam mengkaji pengetahuan kedua Nursing Outcome Classification
klien menggunakan kuesioner (NOC) yang pertama adalah
tentang kesiapan meningkatkan keberhasilan menyusui bayi dengan
pemberian ASI yang berisi tentang rentang skala (skala 1-5 : tidak
pengetahuan ASI Eksklusif, cara adekuat, sedikit adekuat, cukup
memperlancar ASI dan cara adekuat, sebagian besar adekuat,
menyusui bayi dengan benar. Dari sepenuhnya adekuat). Kriteria hasil
kuesioner yang dibagikan kepada yang diharapkan antara lain
klien 1 dan 2 didapatkan hasil skor 6 kesejajaran tubuh yang sesuai dan
yang berarti kedua klien kurang bayi menempel dengan baik,
pengetahuan mengenai ASI. Dari penempatan lidah yang tepat, refleks
hasil pengkajian data subjektif dan menghisap, menyusui minimal 5-10
data objektif dari Ny. M dan Ny. W menit per payudara, minimal 8 kali
sudah sesuai dengan teori Herdman menyusui per hari, bayi puas setelah
dan Kamitsuru (2018) bahwa definisi makan. Kemudian yang kedua adalah
kesiapan meningkatkan pemberian pengetahuan menyusui dengan
ASI adalah suatu pola pemberian rentang skala (skala 1-5 : tidak ada
susu pada bayi atau anak langsung pengetahuan, pengetahuan terbatas,
dari payudara, yang dapat pengetahuan sedang, pengetahuan
ditingkatkan. Dengan batasan banyak, pengetahuan sangat banyak).
karakteristik ibu mengungkapkan Kriteria hasil yang diharapkan antara
keinginan untuk meningkatkan lain manfaat menyusui, fisiologi
kemampuan memberi ASI eksklusif, laktasi, isyarat lapar bayi, teknik
ibu mengungkapkan keinginan untuk yang tepat untuk menempel bayi ke
memiliki kemampuan untuk payudara, posisi bayi yang tepat saat
memberi ASI untuk kebutuhan menyusui, teknik yang tepat untuk
nutrisi bayinya. Berdasarkan data- memutuskan hisapan bayi, metode
data yang ada tersebut maka untuk menyendawakan bayi, tanda-
perumusan masalah kesehatan pada tanda pasokan ASI yang memadai,
Ny. M dan Ny. W teori Herdman dan evaluasi putting susu, ekspresi dan
Kamitsuru (2018) tentang batasan teknik penyimpanan ASI yang tepat.

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
5
Sedangkan Nursing Interventions tubuh bayi pada payudara jarang
Classification (NIC) masalah menunjukkan dan bayi menangis
kesiapan meningkatkan pemberian ketika menyusu. Hasil tersebut
ASI menurut teori Bulechek (2016) terjadi karena klien pertama (Ny. M)
adalah dengan konseling laktasi dan percaya dan yakin bahwa ASInya
intervensinya yaitu mengajari akan keluar banyak sedangkan (Ny.
perawatan payudara (breastcare) dan W) terlalu khawatir ASInya tidak
pijat oksitosin serta nutrisi untuk bisa keluar banyak. Dari data
mengoptimalkan suplai ASI, berikan tersebut, penulis mendiskusikan
informasi manfaat menyusui, dengan klien serta keluarga untuk
monitor kemampuan bayi untuk memberikan pendidikan kesehatan
menghisap, jelaskan kemampuan teknik menyusui yang benar.
bayi membutuhkan makanan, Kemudian implementasi hari
monitor nyeri dan gangguan kedua pada klien pertama (Ny. M)
integritas kulit pada puting susu. pada tanggal 7 April 2020
Implementasi yang penulis mengatakan bahwa ASI/Colostrum
lakukan sesuai dengan rencana yang keluarnya masih sedikit dan pada
telah penulis tetapkan yaitu berikan klien kedua (Ny. W) pada tanggal 10
informasi manfaat menyusui melalui April 2020 mengatakan
pendidikan kesehatan, bantu ASI/Colostrum sudah keluar tetapi
menjamin adanya kelekatan bayi ke masih belum lancar. Dari data klien
dada dengan cara yang tepat tersebut penulis mengajarkan kepada
(monitor posisi tubuh bayi dengan klien tentang perawatan
cara yang tepat, bayi memegang dada payudara/breastcare, dan pijat
ibu) dengan cara mengajarkan teknik oksitosin. Sedang implementasi pada
menyusui yang baik dan benar. Pada hari ketiga pada klien pertama (Ny.
hari pertama implementasi pada klien M) dan klien kedua (Ny. W) pada
pertama (Ny. M) yaitu pada tanggal tanggal 8 April 2020 dan 11 April
6 April 2020, didapatkan data pasien 2020 terdapat respon yang sama
mengatakan ASI/Colostrum sudah yaitu ASI/Colostrum sudah keluar
keluar tetapi masih sedikit sehingga banyak dibandingkan hari kemarin.
belum puas dalam memberikan Sehingga penulis memberikan
ASI/Colostrum dan ingin pendidikan kesehatan tentang
ASI/Colostrum keluar lebih banyak manfaat menyusui agar dapat
lagi sehingga dapat mencukupi memberikan ASI eksklusif selama 6
nutrisi bagi bayinya. Kesejajaran bulan.
tubuh bayi pada payudara jarang Evaluasi dari tindakan
menunjukkan. Dan pada hari pertama keperawatan selama 3 x kunjungan
implementasi pada klien kedua (Ny. didapatkan bahwa masalah tentang
W) pada tanggal 9 April 2020 kesiapan meningkatkan pemberian
didapatkan data pasien mengatakan ASI pada pasien post partum
ASI/Colostrum belum lancar keluar primipara teratasi dengan skala akhir
masih sangat sedikit dan ingin dan kriteria hasil 5 yang artinya
ASI/Colostrum keluar lebih banyak pengetahuan pasien sangat banyak,
lagi untuk mencukupi kebutuhan pengetahuan pasien sudah bertambah
nutrisi bagi bayinya. Kesejajaran sehingga pasien dapat memberikan

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
6
ASI pada bayinya secara mandiri. jelaskan kemampuan bayi
membutuhkan makanan, monitor
KESIMPULAN nyeri dan gangguan integritas kulit
pada puting susu. Implementasi yang
Hasil pengkajian yang sudah penulis lakukan selama 3 x
penulis lakukan pada kedua pasien kunjungan yaitu tanggal 6 April 2020
didapatkan data sesuai dengan sampai 8 April 2020 pada pasien
batasan karakteristik pasien pertama dan pada tanggal 9 April
primipara yaitu kesiapan 2020 sampai 11 April 2020 pada
meningkatkan pemberian ASI. pasien kedua dilakukan tindakan
Dimana hasil pengkajian pada Ny. M terkait dengan kesiapan
dan Ny. W didapatkan data bahwa meningkatkan pemberian ASI adalah
ASI/Colostrum belum keluar dengan memberikan pendidikan kesehatan
lancar sehingga belum puas dalam kepada ibu tentang manfaat
menyusui bayinya, belum mampu menyusui dan pentingnya ASI
mengatur posisi bayi yang benar eksklusif, mengajarkan ibu untuk
pada payudara (teknik menyusui perawatan payudara/breastcare dan
yang benar), bayi belum berantusias pijat oksitosin agar ASI/Colostrum
untuk menyusu dan bayi belum puas keluar lebih banyak. Evaluasi dari
setelah menyusu. Ny. M dan Ny. W tindakan keperawatan selama 3 x
mengatakan belum mengetahui kunjungan didapatkan bahwa
bagaimana cara menyusui dengan masalah tentang kesiapan
benar, bagaimana cara agar meningkatkan pemberian ASI pada
ASI/Colostrum keluar lebih banyak pasien post partum primipara teratasi
sehingga nutrisi bagi bayinya dengan skala akhir dan kriteria hasil
tercukupi. Diagnosa keperawatan 5 yang artinya pengetahuan pasien
kesiapan meningkatkan pemberian sangat banyak, pengetahuan pasien
ASI, ditandai dengan ibu sudah bertambah sehingga pasien
mengungkapkan keinginan untuk dapat memberikan ASI pada bayinya
meningkatkan kemampuan memberi secara mandiri.
ASI eksklusif, ibu mengungkapkan
keinginan untuk memiliki SARAN
kemampuan untuk memberi ASI
untuk kebutuhan nutrisi bayinya. Perawat diharapkan saat
Intervensi keperawatan pada melakukan pengkajian keperawatan
kesiapan meningkatkan pemberian kepada pasien sesuai dengan
ASI sesuai dengan NOC : panduan yang ada sehingga dapat
Keberhasilan menyusui bayi dan merumuskan masalah keperawatan
Pengetahuan menyusui, serta NIC : yang sesuai pasien. Dalam
Konseling laktasi yaitu mengajari menetapkan diagnosa keperawatan
perawatan payudara (breastcare) dan pada pasien ibu post partum
pijat oksitosin serta nutrisi untuk primipara hendaknya harus
mengoptimalkan suplai ASI, berikan berdasarkan batasan karakteristik
informasi manfaat menyusui dan yang ada dalam NANDA dan
posisi menyusui yang benar, monitor mengacu pada hasil pengkajian yang
kemampuan bayi untuk menghisap, ditemukan. Dalam menyusun

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
7
perencanaan keperawatan khususnya Napitupulu, M. (2015).
masalah kesiapan meningkatkan Pengetahuan ibu merupakan
pemberian ASI pada ibu post partum faktor dominan dalam
primipara hendaknya sesuai dengan pemberian ASI eksklusif.
panduan yang ada didapatkan Jurnal Ilmu dan Teknologi
berdasarkan NOC : Keberhasilan Kesehatan, (online), Vol. 2
menyusui bayi dan pengetahuan Nomor 2,
menyusui dengan NIC : Konseling (http://ejurnal.poltekkesjaka
laktasi. Tindakan keperawatan rta3.ac.id diakses 13
dilakukan sesuai dengan NOC dan September 2019)
NIC yang telah ditetapkan dan Herdman, T. H., & Kamitsuru,
berusaha memberikan pelayanan dan Shigemi. (2018). Nanda
ketrampilan yang baik kepada internasional diagnosis
pasien. Evaluasi keperawatan keperawatan definisi &
hendaknya sesuai dengan indikator klasifikasi 2018-2020. Edisi
yang telah dibuat dalam perencanaan 11. Terjemahan oleh Keliat,
berdasarkan panduan yang ada dan B. A., Mediani, H. S., &
evaluasi pada ibu post partum Tahlil, T. Jakarta : EGC.
primipara, sebaiknya penulis dapat Hidayat, A. A. A. (2014). Metode
menilai tentang kondisi pasien dalam penelitian keperawatan dan
kesiapan meningkatkan pemberian teknik analisis data.
ASI dan sejauh mana masalah Jakarta : Salemba Medika.
kesiapan meningkatkan pemberian Kementrian Kesehatan RI. (2019).
ASI dapat teratasi. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2018. Jakarta : Pusat
DAFTAR PUSTAKA Data dan Surveilans
Epidemiologi Kementrian
Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Kesehatan Republik
ajar asuhan kebidanan nifas Indonesia. (online).
& menyusui. Jakarta : CV. (https://www.depkes.go.id
Trans Info Media. diakses 4 Oktober 2019).
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Lestari, N. (2017). Pijat oksitosin
Dochterman, J. M., & pada ibu postpartum
Wagner, C. M. (2016). primipara terhadap produksi
Nursing intervention ASI dan kadar hormon
classification (NIC). Edisi oksitosin. Jurnal Ners dan
6. Singapore : Elsevier. Kebidanan, (online), Vol. 4
Dinas Kesehatan Banyumas. (2019). No. 2,
Profil Kesehatan (https://media.neliti.com
Kabupaten Banyumas diakses 3 November 2019).
Tahun 2018. Banyumas : Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., &
Dinas Kesehatan. (online). Cashion, K. (2013).
(http://dinkes.banyumaskab. Keperawatan maternitas
go.id diakses 6 Oktober edisi 8. Jakarta : PT
2019). Salemba Emban Patria.
Eugenie, T., Batlejeri. J., & Moorhead, S., Johnson, M., Maas,

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
8
M. L., & Swanson, E.
(2016). Nursing outcome
classification (NOC).
Edisi 5. Singapore :
Elsevier.
Miyansaski, A. U., Misrawati &
Sabrian, F. (2014).
Perbandingan kejadian post
partum blues pada ibu post
partum dengan persalinan
normal dan sectio caesarea.
Jurnal Online Mahasiswa
Program Studi Ilmu
Keperawatan, (online), Vol.
1 No. 2,
(https://www.neliti.com
diakses 3 Oktober 2019).
Yulianti, L. (2014). Gambaran
perawatan ibu nifas di
wilayah kecamatan Miri
Sragen. Naskah Publikasi.
Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta,
(online),
(http://eprints.ums.ac.id
diakses 3 November 2019).

Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif pada Post Partum


Primipara
9

Anda mungkin juga menyukai