Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KELUARGA USIA LANJUT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
AKBAR KADULLAH
PARHAN CAWANGI
NAZMA HAFIFA BADARAB

SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Keluarga Usia Lanjut.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah keperawatan komunitas II.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini kurang sempurna dan masih
banyak kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritikan dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

                                                                       Manado, 6 April

                Penyusun


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep keluarga
B. Tahap perkembangan keluarga usia lanjut
C. Proses keperawatan keluarga usia lanjut
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65
tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui
kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi
hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima
realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan
menurun. Padahal meskipun aktivitasnya  menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia
tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Iapun masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis
tubuhnya. 
B. TUJUAN
1) Untuk mengetahui tipe-tipe keluarga
2) Untuk mengetahui fungsi keluarga
3) Untuk mengetahui tipe-tipe keluarga sejahtera
4) Untuk mengetahui tahap perkembangan keluarga lanjut usia
5) Untuk mengetahui proses keperawatan keluarga lanjut usia
C. MANFAAT
Di harapkan dari adanya tugas pengkajian ini, keluarga binaan yang di kaji
mengetahui tentang masalah kesehatan yang ad di keluarganya, serta dapat mengatasi
cara pencegahannya, serta dapat memenuhi apa saja tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Tipe-tipe keluarga
1.      Tradisional
a)    Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
b)   Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
c)   Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan / meniti karier.
d)   Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
e)   Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
f)    Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g)   Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h)   Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
i)    Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
j)     Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2.      Non Tradisional
a)   Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,
pengalaman yang sama.
b)   Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c)    Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
d)    Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

2. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1.      Fungsi Biologis
a) Untuk meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2.      Fungsi Psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d) Memberikan Identitas anggota keluarga.
3.      Fungsi Sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4.      Fungsi Ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
5.      Fungsi Pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga lainnya,
yaitu :
1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh
dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak
sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

3. Tipe-tipe keluarga sejahtera

Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu


memenuhikebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada
TYME, memilikihubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan
antarkeluarga denganmasyarakat dan lingkungan. Menurut Kantor Menteri
Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang,
papan, kesehatan dan KB.
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti
kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
lingkungan tempat tinggal, dantransportasi.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan
social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan,
sepertikebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis
dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur
bag masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan
materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
e. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis
dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan
berperanaktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social
yang tinggi.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan
fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis
yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik
yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan
mencatat rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan
penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam
penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan
menurun dan hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Terdapat sejumlah perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia yaitu :
· Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel-sel tubuh.
Penurunan mitosis menyebabkan kecepatan jumlah sel yang rusak tidak seimbang
dengan jumlah sel yang baru. Keadaan ini menyebabkan tubuh lebih banyak
kehilangan sel, daripada jumlah sel yang baru sebagai pengganti. Diperkirakan orang
berusia antara umur 65 – 70 tahun akan kehilangan 20% dari keseluruhan sel-sel saraf
yang dimilikinya.
· Pertumbuhan dan reproduksi sel-sel menurun.
Pada proses ini terjadi banyak kegagalan dalam pergantian sel-sel tersebut
sehingga lansia lebih lama sembuh apabila mengalami sakit. Kehilangan sel-sel tubuh
yang menyebabkan penurunan kekuatan dan efisiensi fungsi tubuh, dan kemampuan
indera perasa pada lansia. Hal ini terkait dengan perubahan otot, yaitu terjadinya
penurunan zat kolagen yang berfungsi untuk menjaga elastisitas
· Penurunan Dorongan Seks.
Secara psikologis tidak ada alasan mengatakan bahwa orang yang sudah tua tidak
dapat lagi menikmati hubungan seks dengan pasangannya, bahkan wanita mengalami
pembaruan minat dan kesenangan terhadap hubungan seks. Pada pria yang telah
mengalami klimakterium akan memerlukan waktu lama untuk mencapai ereksi dan
lebih lama jarak periode refactory, namun bukan berarti mereka terkena impoten.
Terpeliharanya ekspresi seksual tergantung pada kesehatan fisik dan mental lansia
tersebut
Menurut Hurlock terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
1. Daerah kepala
 Hidung menjulur lemas
 Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
 Mata kelihatan pudar
 Dagu berlipat dua atau tiga
 Kulit berkerut da kering
 Rambut menipis dan menjadi putih
2. Daerah Tubuh
 Bahu membungkuk dan tampak mengecil
 Perut membesar dan tampak membuncit
 Pinggul tampak menggendor dan tampak lebih besar
 Garis pinggang melebar
 Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
 Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
 Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
 Tangan menjadi kurus kering
 Kaki membesar karena otot-otot mengendor
 Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur
Pada umumnya perubahan pada masa lansia meliputi perubahan dari tingkat sel
sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran,
penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal,
genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
Kapasitas pernafasan pada lansia akan menurun pada usia 60 hingga 80 tahun
sekalipun tanpa penyakit. Paru-paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan
diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa orang dewasa
lanjut dapat memperbaiki fungsi paru-paru dengan latihan latihan memperkuat
diafragma.
b.  Perubahan Sistem persyarafan.
1. Mengecilnya syaraf panca indera.
2. Otak dan sistem syaraf.
Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron
neuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat
cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan sebagian
kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir. Lambat
dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3.  Perkembangan Sensori.
Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera
penglihatan,pendengaran, perasa, pembau, dan indera peraba. Pada masa
dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi
mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi
lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia membutuhkan waktu lama
untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar dari ruangan
yang terang menuju ke tempat yang agak gelap
Penurunan penglihatan ini biasanya dapat dirunut dari pengurangan
kualitas dan intensitas cahaya yang mencapai retina. Di puncak usia tua,
perubahan ini mungkin disertai oleh perubahan perubahan kemunduran dalam
retina, menyebabkan beberapa kesulitan dalam penglihatan.
Meskipun pendengaran dapat mulai pada masa dewasa tengah, hal itu
biasanya tidak banyak membawa kesulitan sampai masa dewasa akhir. Pada
saat itu banyak sekali alat bantu pendengaran yang bisa dipakai untuk bantuan
pendengaran. Tuli, biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga,
syaraf penerima penerima suara didalam telinga.
Selain berukurangnya penglihatan dan pendengaran juga mengalami
penurunan dalam kepekaan rasa dan bau. Kepekaan terhadap rasa pahit dan
masam bertahan lebih lama dibandingkan dengan rasa manis dan asin.
c. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
Mulai pada usia 70 tahunan. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan
pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia.
Berikut ini perubahan–perubahan pada panca indra tersebut diantaranya :
 Penglihatan
a) Kesulitan melihat warna
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
 Pendengaran
Pres-bycusis(gangguan pada pendengaran): Hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 40% terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun.
 Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
c) Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah
yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya
para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat
selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
2. Perkembangan kognitif
· Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler(desmita)kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun,
kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal
ini juga berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun,
kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu.
Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-
tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di
mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk
mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut
Ratner et.al(desmita)penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang
tuu, tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas,
melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun
melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya
kepikunan.
3.  Perkembangan psikososial
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan
semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan
dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik
dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson dalam bukunya Desmita perkembangan psikososial masa
dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan
integritas.
4. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain
dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin
hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan
hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang
memasuki masa dewasa akhir.
5. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami
individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia
dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah.
Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak,
seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang
membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa
yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
6. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah
memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah
berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan
dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi
sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-
orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia
lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang.
Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan
fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang
tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari
keterlibatan sosial:
 ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran
dan aktifitas selama ini,
 penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu
memikirkan diri sendiri secara berlebihan,
 orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya,
 pada saat kematian semakin mendekat, orang ingin seperti ingin membuang semua
hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

C. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian
1. Identitas umum keluarga
a. Identitas kepala keluarga

Nama Bpk. F Pendidikan SMP

Umur 32 Tahun Pekerjaan Swasta

Agama Islam Alamat RT.10/RW.03


Kelurahan
Cempaka

Suku indonesia Nomor telepon

b. Komposisi keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Pekerjaan Pendidika Sttus
n
Klrga Imunisasi

1. Bp. F L 32 thn kk Swasta smp Lengkap


Ny. N P 27 thn Istri
2. Irt SMP Lengkap
By. K L 1,5 bln Anak -
3. - Bcg,
- folio,hepatitis
Lansia P 65 thn Nenek b
4. Ny. J
lengkap

c. Genogram

Ny J (65 th) dgn DM, HT

` TN F

IBU N (27 thn)

Bayi K

(1.5 bulan)

Keterangan:

= Laki-laki
= Perempuan

= Meninggal

= Klien

= Tinggal serumah

a. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga:
keluarga besar (Extended Family) yang tediri : ayah, ibu dan satu anak
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut:
b. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Indonesia jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan:
c. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Islam, Ritual keagamaan di keluarga yaitu kadang-kadang mengikuti pengajian ke
masjid, An. I setiap hari mengikuti kegiatan pengajian.
d. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Bapak F sebagai kepala keluarga.
b) Penghasilan : ± Rp. 700.000/bulan
c) Upaya lain:
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
TV, motor, mesin jahit.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
e. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah. Kadang-kadang
kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya, keluarga Bp. F jarang
melakukan rekreasi.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): dengan infant
yang berusia 1,5 bulan
a. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya:
sedangkan tugas keluarga yang belum dapat tercapai adalah dalam merawat kesehatan
keluarga, dimana terdapat seorang lansia yang menderita hipertensi yang memerlukan
perhatian khusus baik diet maupun kondisi fisik serta mentalnya untuk penyakit DM
Ny J perlu pengawasan saja. Pada keluaraga mempunyai bayi berusia 1.5 bulan tugas
keluarga yang belum terrcapai adalah Ibu yang belum mengetahui tentang kondisi
anaknya karana Bayi K merupakan anak yang pertama yang seharusnya ibu sudah
mempunyai pengalaman tentang merawat anak tetapi Ibu N belum pernah mendapatkan
informasi tentang memberikan ASI yang tepat pada anaknya. Bayi K merupakan Bayi
yang sehat selama ini belum pernah sakit dan Bayi K sudah bisa tersenyum ketika
diajak ngomong dengan pengasuhnya, keluarga Bapak F tetap menstimulasi
perkambangan bayinya.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Bpk F mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat sampai dibawa ke RS, hanya
pada Ny J dan NY N dibawa ke dokter dan sembuh, menurut Ny N selama ini
ananknya sehat dan juga tidak pernah dirawat di rumah sakit.
b) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB Yang telah
Kesehatan kesehatan
dilakukan
1 Bpk. F 32 thn sehat -

2 Ny. N 27 thn sehat -


3 By. K 1,5 bln sehat
4 Ny. J 65 thn sakit Hipertensi, Ke dokter
Dm

c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Praktik Dokter Swasta
c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa keluarga Bp. F pernah menderita penyakit
DM yaitu lansia Ny. J ± 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan pengobatan
tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak ± 3 tahun yang lalu gula darah
sudah turun/normal sampai sekarang.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah: ± 54 m3 (6mx9m)
b) Type rumah: permanen
c) Kepemilikan: pribadi
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 kamar tidur
e) Ventilasi/cendela:
f) Pemanfaatan ruangan:
g) Septic tank: ada/tidak letak
h) Sumber air minum: menggunakan ledeng
i) Kamar mandi/WC:
j) Sampah: limbah RT
k) Kebersihan lingkungan: besih
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan:
Tetangga sebalh kanan rumah adalah saudara sendiri sehingga mereka selalu
berkumpul dalam waktu luang dan membicarakan keperluan masalah keluarga yang
ringan-ringan. Keluarga Bp. F termasuk keluarga asli Dusun Watu Gajah sehingga
sudah dikenal oleh lingkungannya dengan baik.
b) Aturan/kesepakatan:
c) Budaya:
c. Mobilitas Geografis Keluarga/ mulai kapan tinggal:
Keluarga ini terdiri dari 4 jiwa yang bekerja hanya Bp. F neneknya Ny. J kadang
mendapat pensiunan dari Alm. Suaminya istri Bp. F sebagai ibu rumah tangga
semenjak hamil anak pertama, sebelumnya istri Bp. F bekerja di pabrik.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Kleuarga Bp. F mengikuti kegiatan masyarakat missal yasinan, hanya kadang-kadang
saja keluarag Bp. F mengikuti kegiatan asyarakat.
e. System Pendudukung Keluarga
Yang merawat lansia Ny. J adalah dirinya sendiri dan selalu dipantau oleh anaknya dan
An. K mendapat asuhan dari Bapak, ibu dan nenek.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Kleuarga mengatakan, komunikasi selalu didukung dengan anak-anaknya baik dirumah
maupun yang diluar rumah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga KK siapa:
1. Bp. F sebagai kepala keluarga berperan sebagai kepala pencari nafkah dan
pengambil keputusan utama dalam keluarga.
2. Ny. N sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam membimbing bayi dan
kadang mmebantu mencari nafkah atau pergi ke sawah.
3. Lansia Ny. J berperan sebagai nenek yang kadang membantu mengasuh bayi.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
a. Peran formal :
- Bapak F: sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,.
- Ibu N : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi, memfasilitasi
kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta memonitor hubungan keluarga.
- An. K : sebagai anak
- Lansia Ny. J : nenek
b. Peran informal :
- Bapak W: berperan sebagai motivator bagi keluarga.
- Ibu E: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya, bertanggung jawab pada
kehidupan rumah tangga dan sebagai penyeimbang dalam keluarga.
- An. I: berperan sebagai penyemangat Bapak W dan Ibu E untuk tetap
menajalankan kehidupan.
- Lansia Ny . j : seorang yang salelu member semangat pada anaknya
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma keluarga yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
agama dan adapt istiadat jawa yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.
Keluarga ini menganggap bahwa sakit yang diderita lansia Ny. J adalah penyakitnya
orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk mengendalikan dan mencegah
kekambuhan tetap dilakukan dengan mengatur makanan dan segera periksa bila
dirasakan ada gangguan kesehatannya.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Menurut keterangan keluarga dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai
saling menjaga kepentingan bersama-sama seperti misalnya keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga mengikuti kegiatan social misalnya Tn. F mengikuti tahlilan setiap Kamis
malam, Ny. N dan Ny. J mengikuti tahlil setiap Selasa malam hal ini merupakan contoh
konkrit bagi keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Dalam hal kesehatan keluarga tahu tentang diit yang harus diberikan pada Ny. J tapi
tidak tahu banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekitarnya. Keluarga jarang
kontrol untuk memeriksakan dirinya misalnya cek tekanan darah dan tidak ikut dalam
posyandu lansia.Ny J yang dulunya pernah menderita DM yang selalu kontrol tapi
sekarang gula darah sudah dalam batas normal dulunya gulanya prnah sampai 200 ,
tetapi sekarang hanya perlu pengawasan dan perawatan saja , hanya sekarang tekanan
darah selalu diatas normal tapi Ny J jarang kontrol karena tidak mengeluhkan pusing.
Kemudian pada Ibu N juga memberikan ASI pendamping meskipun bayinya masih
berusia 1,5 bulan dikarenakan Ibu N tidak mengetahui masalah-masalah tentang
menyusui
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak:
b) Akseptor:
c) Akseptor:
d) Keterangan lain:
Keluarga Tn. F yaitu istrinya masih menggunakan Kb suntik 3 bulanan dan Ny. J
sudah lansia jadi tidak perlu KB. Tn F dan Ny. N termasuk kategori PUS
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
b) Pemanfaatan sumber di msyarakat:
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek:
Karena sakit DM dan hipertensi pada lansia Ny. J mencari obat tradisional.
b. Stressor jangka panjang:
c. Respon keluarga terhada stressor:
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan keluarga selalu berhati-hati dalam
menjaga kesehatan, keluarga Tn. F berobat ke pelayanan kesehatan.
d. Strategi koping:
Karena Ny. J telah dikatahui penyakitnya hipertensi makan senantiasa harus berhati-
hati memilih makan serta juga mengurangi kecapaian fisik dan menjaga emosinya dan
banyak istirahat.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Bila tekanan darahnya tinggi dan sulit untuk kembali normal Ny. J disebabkan karena
Ny. J stress.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi:

Upaya lain:

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas
Nama : lansi ny. j

Umur : 65

L/P :p

Pendidikan : -
Pekerjaan :-

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini : DM dan hipertensi


c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
d. Tanda-tanda vital : 150/90 mmHg
e. System Cardio Vascular
f. System Respirasi
g. System Gastrointestinal (GI Tract)
h. System Persyarafan
i. System Muskuloskeletal
j. System Genitalia
IX. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya:
Keluarga Bp. F berharap agar semua keluarga sehat dan smua keluarga dapat berperan
sesuai dengan perannannya masing-masing.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada:
Keluarga Bapak f menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat ke rumahnya,

2. Diagnoasa keperawatan
a. Analiasa data

ANALISA DATA DAN

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Data Fokus Masalah Kemungkinan


Etiologi

DS : Kurang pengetahuan
1. Hipertensi lansia Ny. J keluarga
- Ny. J menderita Bp. F tentang
hipertensi sejak 3 tahun kondisi dan rencana
yang lalu dan jarang pengobatan
merasakan kepala
pusing meskipun TD :
110/100 mmHg
- Ny. J tetap melakukan
aktivitas
- Ny. J jarang
memeriksakan tekanan
darah tingginya. Jika
tekanan darahnya naik
itu merupakan hal biasa
- Ny. J mengatakan
makan-makanan yang
seharusnya tidak boleh
dimakan.
DO :

- Pemeriksaan fisik
umum : keadaan umum
Ny. J tempak segar
tetapi kadang tampak
takut, penampilan rapi.
- Tanda-tanda vital
TD : 150/90 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

DS : Hipertensi Resiko terjdinya


2. komplikasi dari
- Lansia Ny. j jarang hipertensi pada
memeriksakan tekanan lansia Ny. J keluarga
darhnya Bp. F
- Lansia Ny. mengatakan
tekanan darahnya
belum pernah dalam
batas normal
- Lansia Ny. J
mengatakan belum
paham tentang cara-cara
pencegahan hipertensi
DS :
3.
- Ny. J mengatakan
paham tentang diit Resiko pemenuhan
penderita DM nutrisi kurang dari
DM
- Ny. J takut untuk kebutuhan tubuh
makan-makanan yang pada lansia Ny. J
dapat untuk keluarga Bp. F
meningkatkan gula
darah karena rasa
takutnya Ny. J
mengurangi makan
yang seharusnya tidak
menjadi pantangan.
- Ny. J mengatakan BB
sekarang menurun
- Ny. J mengatakan
jarang makan-makanan
yang bergizi karena
takut gula darah naik.
Lansia J jarang
mengatakan dulu gula
darah pernah mencapai
200 mg/dl

b. Prioritas masalah

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan skor


1 Kurang pengetahuan lansia Ny. J keluarga
Bp. F tentang kondisi dan rencana
pengobatan sehubungan dengan
ketidaktahuan keluarga tentang masalah
kesehatan.
2 Resiko terjdinya komplikasi dari
hipertensi pada lansia Ny. J keluarga Bp.
F sehubungan dengan ketidaktahuan
kleuarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
3 Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada lansia Ny. J
keluarga Bp. F ketidakmampuan keluarga
dalam memutuskan tindakan yang tepat
untuk mengatasi diit penyakit DM
3. Intervensi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standart
1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu - Gali pengetahuan
lansia Ny. J keluarga tindakan keperawatan mengenal tentang menjelaskan arti keluarga tentang
Bp. F tentang selama 1-2 x masalah hipertensi hipertensi hipertensi
kondisi dan rencana kunjungan rumah - Mampu  Pengertian
pengobatan diharapkan menjelaskan hipertensi
sehubungan dengan pengetahuan keluarga penyebab  Penyebab hipertensi
ketidaktahuan tentang hipertensi hipertensi  Tanda dan gejala
keluarga tentang meningkat - Mampu hipertensi
masalah kesehatan. menyebutkan  Pencegahan
tanda dan gejala hipertensi
hipertensi  Komplikasi
- Mampu hipertensi
menyebutkan - Diskusikan tanda dan
tanda dan gejala gejala hipertensi serta
hipertensi faktor yang
- Mampu memperburuk
menyebutkan hipertensi.
cara pencegahan - Bimbing keluarga
hipertensi untuk mengulangi apa
- Mampu yang telah diajarkan
menyebutkan
salah satu dari
hipertensi
2. Keluarga dapat Verbal - Keluarga - Jelaskan akibat lanjut
memutuskan mampu dari penyakit hipertensi
tindakan yang tepat memutuskan - Bimbing keluarga
untuk mengatasi tindakan yang untuk mengatasi resiko
masalah hipertensi tepat untuk penyakit hipertensi
mengatasi
masalah
hipertensi
dengan
membawa ke RS
atau Puskesmas
3. Keluarga mampu Psikomotor - Keluarga - Jelaskan petunjuk
melakukan mampu perawatan hipertensi di
perawatan pada mengobati rumah dengan
anggota yang keluarganya melakukan control
terkena penyakit yang mengalami secara rutin.
hipertensi hipertensi Jelaskan manfaat
- Keluarga gizi
mampu Demonstrasikan cara
menentukan menyusun menu
status yang benar untuk
nutrisi/gizi nutrisi yang
sesuai dengan dianjurkan dan yang
standard tidak dianjurkan.
kesehatan untuk
lansia yang
mengalami - Lakukan olahraga
hipertensi secara teratur
- Keluarga
mampu - Jelaskan keluarga
memanfaatkan untuk menghindari
waktu istirahat stress
dan OR - Anjurkan lansia untuk
- Keluarga membali
mampu aktifitas/kegiatan
mengontrol sehari-hari
emosi dan
menyusun
jadwal kegiatan
bagi keluarga
yang sakit

2 Resiko terjdinya Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu - Jelaskan kepada
komplikasi dari tindakan keperawatan mengenal tentang menyebutkan keluarga tentang
hipertensi pada 1-2 x kunjungan rumah komplikasi penyebab kemungkinan
lansia Ny. J keluarga diharapkan keluarga hipertensi terjadinya penyebab terjadinya
Bp. F sehubungan peningkatan tekanan darah tinggi
dengan tekanan darah - Jelaskan tentang
ketidaktahuan - Mampu tanda/gejala terjadinya
kleuarga dalam menyebutkan peningkatan tekanan
merawat anggota tanda darah
keluarga yang sakit peningkatan - Jelaskan tentang akibat
hipertensi tekanan darah dari peningkatan
- Mampu tekanan darah
menyebutkan
akibat yang
mungkin terjadi
dari peningkatan
tekanan darah

- Jelaskan akibat
- Keluarga komplikasi hipertensi
mampu - Beri alternatif terhadap
memutuskan penatalaksanaan
2. Keluarga dapat
tindakan yang hipertensi
memutuskan
tepat untuk - Berikan keputusan
tindakan yang tepat
mengatasi terhadap keputusan
akibat dari
komplikasi yang diambil abu beri
komplikasi
hipertensi kesempatan keluarga
untuk memutuskan

- Jelaskan tentang
makanan yang bolah
dan tidak boleh untuk
dimakan
- Keluarga
mampu merawat
3. Keluarga mampu
Verbal anggota
melakukan
keluarga dengan
perawatan pada
mengontrol
anggota keluarga
makanan yang
harus dipantangi
 Keluarga dapat Verbal - Keluarga - Jelaskan pada keluarga
menggunakan mampu tentang fasilitas yankes
fasilitas pelayanan memanfaatkan yang dapat
kesehatan secara fasilitas dimanfaatkan
tepat untuk merawat pelayanan - Tanyakan pada
anggota keluarga kesehatan yang keluarga temapt
apabila tekanan telah tersedia Yankes yang akan
darah selalu tinggi digunakan
- Berikan pengetahuan
terhadap perilaku yang
telah dilakukan untuk
dipertahankan agar
tidak terjadi
komplikasi.
3 Resiko pemenuhan Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu - Gali pengetahuan
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan mengenal masalah mengerti arti tentang nutrisi
kebutuhan tubuh selama 1-2 kunjungan nutrisi dengan nutrisi - Diskusikan tentang
pada lansia Ny. J tidak mengalami menjelaskan arti, - Mampu penyebab
keluarga Bp. F kekurangan nutrisi penyebab, tanda- menjelaskan - Anjurkan keluarga
ketidakmampuan tanda kurang nutrisi penyebab untuk memberikan
keluarga dalam kurang nutrisi pujian pada klien atas
memutuskan  Tidak perilaku yang benar
tindakan yang tepat adekuatnya - Bimbing keluarga
untuk mengatasi diit intake untuk mengulangi apa
penyakit DM. nutrient yang dijelaskan
(ketidakcuku
pan insulin)
- Tanda-tanda
 Kulit kering
 Badan lemah
2. Keluarga dapat Verbal - Keputusan - Berikan pujian atas
memutuskan keluarga keputusan yang
tindakan yang tepat diambil atau beri
untuk mengatasi kesempatan pada
masalah keluarga untuk
kekurangan nutrisi memikirkannya

3. Keluarga mampu Psikomotor - Akibat kurang - Jelaskan akibat lanjut


melakukan nutrisi gizi kurang
keperawatan pada - Menu yang - Bimbing untuk
klien yang tersedia mengatasi masalah
mengalami kurang memenuhi resiko kurang gizi
nutrisi standard - Anjurkan keluarga
- Makansesuai untuk memberikan
dengan yang sesuai dengan
therapy diet
- Berikan pujian a
setelah menyusun
sesuai yang telah
ditentukan
4. Keluarga dapat Afektif - Menggunakan - Jelaskan keluarga
menggunakan fasilitas Yankes tentang fasilitas
fasilitas yankes Yankes
yang tepat untuk - Tanyakan pada
kekurangan nutrisi keluarga tempat
Yankes yang mana
yang akan digunakan
- Anjurkan keluarga
untuk mengunjungi
tempat Yankes
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
Proses penuaan dapat di tinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-
teori biologis sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung
berbagai definisi mengenai proses penuaan. Pendekatan multi disiplin mengenai teori
penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut
dan menerapkanya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial.
B. Saran
Kami sadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
mungkin jauh dari tahapan kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya penyusunan
makalah yang jauh lebih baik dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Http://id.scribd.com/doc/167577599/Keperawatan-Keluarga-Dengan-Lansia
https://www.academia.edu/6089728/Makalah_Keluarga_Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai