Anda di halaman 1dari 2

TEORI AKUNTANSI

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN


DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
(KDPPLKS)

Oleh :

Ni Putu Vivi Diana Sari 1911070015

Program S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi & Bisnis Perbanas Institute

2020
Kerangka Dasar Penyusunan & Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) pertama kali disahkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI pada 27 Juni 2007 dan masih berlaku hingga saat ini. KDPPLKS
merupakan pengaturan akuntansi yang memberikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan atas transaksi Syariah dengan memberikan konsep dasar paradigma, asas transaksi Syariah,
dan karakteristik transaksi Syariah.
Paradigma dasar transaksi Syariah menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan
nilai illahiah yang menempatkan perangkat Syariah dan akhlak yang merupakan norma serta etika yang berisi
nilai-nilai moral dalam interaksi untuk membentuk karakter tata kelola yang baik (good governance) dan
disiplin pasar (market discipline) yang baik dalam aktivitas usaha.
Transaksi Syariah berasaskan pada prinsip;
a) Persaudaraan (ukhuwah),
Menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat, tidak boleh mendapatkan keuntungan
di atas kerugian orang lain.
b) Keadilan (‘adalah),
Selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan sesuai dengan posisinya. Melarang adanya
riba/bunga, kezaliman, judi/spekulatif/maisir, ketidakjelasan, manipulasi, eksploitasi informasi (gharar),
haram/segala unsur yang dilarang tegas dalam Al-Qur’an dan As-Sunah.
c) Kemaslahatan (maslahah),
Segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi dunia dan ukhrawi, material dan spiritual serta
individu dan kolektif. Mengandung unsur halal dan thayib.
d) Keseimbangan (tawazun),
Keseimbangan antara aspek material dan spiritual, aspek privat dan public, sector keuangan dan riil antara
bisnis dan social serta pemanfaatan dan pelestarian.
e) Unversalisme (syumuliyah).
Dapat dilakukan oleh dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras
dan golongan sesuai semangan rahmatan lil alamin.
Beberapa karakteristik transaksi Syariah yang disebutkan dalam KDPPLKS diantaranya; tidak mengandung
unsur riba, unsur kezaliman, unsur maysur, unsur gharar dan unsur haram; tidak menganut prinsip nilai waktu
dari uang (time value of money); tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy) serta tidak
mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).
Tujuan dan peranan kerangka dasar ini digunakan sebagai acuan bagi:
1) Penyusunan SAK Syariah dalam pelaksanaan tugasnya;
2) Penyusunan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi Syariah yang belum diatur dalam
SAK Syariah;
3) Auditor dalam memberikan pendapat mengenai prinsip akuntansi Syariah yang berlaku umum; dan
4) Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
disusun dengan SAK Syariah.
Bentuk laporan keuangan entitas Syariah terdiri atas; Posisi Keuangan Entitas Syariah (dalam Neraca),
Informasi Kinerja Entitas Syariah (dalam Laporan Laba-Rugi), Informasi perubahan posisi keuangan entitas
Syariah (aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan), informasi lain (laporan
penjelasan tentang pemenuhan fungsi social entitas Syariah) dan Catatan & Schedule Tambahan
(pengungkapan risiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi entitas).

Anda mungkin juga menyukai