Anda di halaman 1dari 8

1.

Konsep Bank Umum Syariah


Bank Umum Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik itu penghimpunan
dana maupun penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Prinsip utama dari bank syariah berdasarkan
prinsip syariah yaitu hukum islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang
melarang melakukan riba dan melakukan investasi pada usaha-usaha yang digolongkan
haram. Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank
konvensional. 
Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu :
 Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas
keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang
muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata
untuk mendapatkan keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat
amanah dari Allah.
 Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan
seorang muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam
bidang muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari
akidah yang menjadi keyakinannya. Sedangkan muamalah sendiri meliputi
berbagai bidang kehidupan antara lain yang menyangkut ekonomi atau
harta dan perniagaan disebut muamalah maliyah
 Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya
sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang
menjadi pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah
sebagaimana hadis nabi yang menyatakan "Tidaklah sekiranya Aku diutus
kecuali untuk menjadikan akhlaqul karimah"

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah adalah


kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

 Maisir:  Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah


maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir
sering dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian seseorang
dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam perjudian,
seseorang dalam kondisi bisa untung atau bisa rugi. Judi dilarang dalam
praktik keuangan Islam

 Gharar: Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah gharar


berarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian.
Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam
kuasanya alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. Misalnya
membeli ternak yang masih dalam kandungan induknya termasuk dalam
transaksi yang bersifat gharar. Gharar merupakan praktik pengambilan
keuntungan secara bathil.

 Riba:  Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan,


pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
Para ulama sepakat bahwa hukumnya riba adalah haram. Hal ini
dikarenakan sumber utama syariah, yaitu Al-Qur'an dan Sunah benar-benar
mengutuk riba. Akan tetapi, ada perbedaan terkait dengan makna dari riba
atau apa saja yang merupakan riba harus dihindari untuk kesesuaian
aktivitas-aktivitas perekonomian dengan ajaran Syariah.

Berdasarkan pasal 4 UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,


disebutkan bahwa Bank Syariah wajib menjalankan Fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Bank Syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitulmal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah atau dana sosial lainnya (antara lain denda terhadap nasabah atau ta’azir) dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Dalam beberapa literatur perbankan
syariah dengan beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki
setidaknya ada empat fungsi, yaitu:
 Fungsi Manajemen investasi. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak
sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana
tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga
dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagi
hasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.
 Fungsi Bank Syariah sebagai Investasi. Dalam penyaluran dana , bank
syariah berfungsi sebagai investor (pemiliik dana). Sebagai investor,
penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada
sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan
tidak melanggar ketentuan syariah. Selain itu dalam menginvestasikan dana
bank syariah harus menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah.
Investasi yang sesuai dengan syariah meliputii akad jual beli (murabahah,
salam, dan istishna), akad investasi (mudharabah dan musyarakah), akad
sewa menyewa (ijarah dan iijarah muntahiya bittaamlik), dan akad lainnya
yang diperbolehkan oleh syariah
 Fungsi Sosial. Konsep perbankan islam/syariah mengharuskan bank islam
melaksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebaikan),
zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Konsep perbankan
syariah juga mengharuskan bank syariah memainkan peran dalam
pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi
pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.
 Fungsi jasa keuangan. Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank
syariah tidaklah berbeda dengan bank konvensional, seperti memberikan
layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, credit, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, dalam hal mekanisme mendapatkan keuntungan
dari transaksi tersebut, bank syariah harus tetap menggunakan skema yang
sesuai dengan prinsip syariah.

Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik utama yang


menjadi prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang menjadi landasan
pertimbangan bagi calon nasabah dan landasan kepercayaan bagi nasabah yang telah
loyal. Ketujuh karakteristik ini adalah :
1. Universal, memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang
tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan
agama.
2. Adil, memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan
sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya unsur maysir (unsur
spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidakjelasan), haram, riba,
3. Transparan, dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat.
4. Seimbang, mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan
syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah)
5. Maslahat, bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek
kehidupan
6. Variatif, produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan
umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan
sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa
pembayaran (debet card, syariah charge).
7. Fasilitas, penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana
kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking
dan interkoneksi antarbank syariah.

2. Dasar Hukum Bank Umum Syariah


Bank syariah di Indonesia dasar hukum yang melindungi dan menjadi dasar
menjalankan segala aktivitas perekonomian yang meliputi kegiatan perbankan. Dalam
berjalannya segala aktivitas perbankan, bank syariah memiliki dua dasar hukum
berdasarkan peraturan negara dan berdasarkan Al-Qur’an dan hukum islam yang
lainnyaa. Inilah yang membedakan antara Bank syariah dan Bank konvensional.
Berikut adalah peraruran dan undang-undang yang menjadi dasar hukum Bank
Umum Syariah.
1. Undang-undang dasar 1945 pasal 33
Hukum pertama yang menjadi asas kegiatan perbankan baik konvensional
maupun syariah harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan
dalam undang-undang dasar 1945 pasal 33, antara lain :
 Segala bentuk perekonomian disusun sebagai sebuah usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
 Semua cabang produksi yang vital atau penting bagi negara serta
menjadi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, menjaga
keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
2. Undang-undang no 7 tahun 1992
Dalam undang-undang ini bank syariah diposisikan sebagai bank umum serta
bank pengkreditan rakyat, dimana pemerintah telah memberikan izin atas
keberadaan bank syariah atau bank yang berasaskan islam untuk melakukan
segala tindakan atau kegiatan perbankan layaknya seperti bank konvensional.
3. Undang-undang no 10 tahun 1998
Undang-undang ini berisikan tentang penyempurnaan dan penjelasan dari
undang-undang no 7 tahun 1992, yakni penjelasan tentang bagaimana bank
syraiah sebagai bank umum dan bank pengkreditan rakyat khususnya berada
di pasal 6 serta berisi juga tentang penjabaran dari prinsip syariah yang
terdapat dalam pasal 1 ayat 13.
Dalam pasal 6 mempertegas bahwa
 Bank umum adalah bank yang menyelesaikan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan
usahanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
 Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensiaonal atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Sementara dalam pasal 1 ayat 13 menjelaskan bahwa Prinsip syariah adalah
sebuah aturan perjanjian atau ketetapan yang berdasarkan hukum serta ajaran
islam antara Bank dan pihak nasabah untuk penyimpanan dana maupun
pembiayaan segala bentuk kegiatan usaha. Kegiatan tersebut antara lain:
pembiayaan yang berasaskan bagi hasil (mudharabah), pembiayaan yang
berprinsip pada penyertaan modal (musyakarah), prinsip jual beli suatu
produk mendapatkan sebuah keuntungan (murabahah), pembiayaan barang
modal didasarkan atas prinsip sewa murni tanpa adanya sebuah pilihan
(ijarah), pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
dengan pihak lain (ijarah wa iqtina).
4. Undang-undang no 21 tahun 2008
undang-undang no 21 tahun 2008 ini muncul ketika perkembangan Bank
syariah semakin pesat untuk itulah ketentuan dan peraturan yang ada dalam
undang-undang ini sangat lengkap. Dalam bab 1 pasal 1 secara jelas
tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah dimana diberikan
beberapa pengertian serta jenis-jenis yang dimiliki oleh masing-masing
Bank. Tidak hanya itu dalam undang-undang ini juga dijelaskan
bahwasannya dalam usaha menjalankan fungsinya Bank syariah melakukan
penghimpunan dana dari nasabah dan akan menyalurkan pembiayaan
tersebut berdasarkan akad-akad yang telah diatur dalam ekonomi islam,
seperti mudharabah, wadi’ah, masyarakah, dan akad-akad lain yang tentunya
sesuai dengan jaran serta nilai-nilai islam.
5. Undang- undang no 23 tahun 2003
Dalam undang-undang ini berisi tentang perlindungan dari keberadaan Bank
berbasis syariah, dimana perlindungan tersebut berbentuk penugasan kepada
Bank Indonesia untuk mempersiapkan segala bentuk perangkat aturan serta
fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang segala bnetuk kegiatan yang
imbasnya akan mendukung kelancaran dan keefektifan jalannya operasional
Bank syariah.
6. Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia sebagai Bank central memiliki peranan penting dalam dunia
perbankan Indonesia. Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengatur
perjalanan Bank syariah di Indonesia. Ada beberapa peraturan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam mengatur kinerja Bank syariah di
Indonesia, antara lain :
 PBI No. 9/19/PBI/2007 yang berisi tentang pelaksanaan prinsip-
prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunanan dana dan penyaluran
dana serta pelayanan jasa dari Bank syariah.
 PBI No.6/24/PBI/2004  yang membicarakan tentang bank umum
yang menjalankan kegiatan usaha atau tugasnya berdasarkan atas
prinsip-prinsip syariah.
Selain memiliki Undang-undanng dan peraturan sebagai dasar hukum, bank
syariah juga berpedoman pada ayat Al-Qur’an. Berikut adalah ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang Bank syariah:
1. QS An-Nisa’ ayat 29
Surat An-Nisa ayat 29 memiliki arti “hai orang-orang beriman! janganlah
kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara
kalian.” Dalam artian ini bisa ditafsirkan bahwasannya bank syariah dalam
melaksanakan tugasnya tidak boleh menyeleweng dari ajaran islam (batil)
namun harus selalu tolong menolong demi menciptakan suatu kesejahteraan.
Kita tahu banyak sekali tindakan-tindakan ekonomi yang tidak sesuai dengan
ajaran islam hal ini terjadi karena beberapa pihak tidak tahan dengan godaan
uang serta mungkin mereka memiliki tekanan baik kekurangan dalam hal
ekonomi atau yang lain, maka bank syariah harus membentengi mereka
untuk tidak berbuat sesuatau yang menyeleweng dari islam.
2. QS Al-Baqarah ayat 238
Ayat selanjutnya yang menjadi landasan hukum Bank syariah terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 283, yang memiliki arti “Maka, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain maka hendaknya yang kamu percayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah bertaqwa kepada Allah SWT.” Dari
ayat ini bisa diambil salah satu poin penting yakni menyampaikan amanat.
Dalam bank syariah baik pihak Bank maupun nasabah harus menjaga
amanah yang telah disepakati dalam akad sebelumnya hal ini bertujuan untuk
menjaga kepercayaan dan tetap berkegiatan ekonomi tanpa kecurangan atau
kebohongan sedikitpun. Bisa dibilang harus terbuka dan transparan.
3. QS Al-Maidah ayat 1-2
Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai orang-orang beriman ! penuhilah akad-
akad itu.” Untuk ayat 1 sedangkan arti ayat ke dua “ dan tolong menolonglah
kamu dalam hal kebajikan.” Dari dua ayat ini bisa diartikan bahwasannya
Bank syariah hadir untuk melaksanakan dan menjaga akad-akad yang telah
disepakati diantara dua pihak tidak bnoleh terjadi sebuah penyelewengan
namun harus tetap baik dan benar sesuai dengan ajaran islam serta
kesepakatan yang ada. Akad inilah yang menjadi perbedaan utama anatara
bank syariah dan bank konvensional, dalam bank syariah akad yang
diberlakukan adalah memakai sistem bagi hasil. Selain itu prinsip yang
digunakan dalam bank syariah adalah sistem tolong menolong untuk
mengerjakan sebuah kebajikan, dengan hal ini maka selain melakukan
kegiatan perbankan atau perniagaan mereka juga beribadah, dari sinilah nilai
plus yang dimiliki oleh bank syariah.

Daftar pustaka

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Prinsip dan Konsep Dasar Perbankan Syariah.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-PB-
Syariah.aspx. 31 Maret 2019.

Ahmad Dian. 2016. Dasar Hukum Bank Syariah – Undang Undang dan AL Quran.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/dasar-hukum-bank-syariah. 21
Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai