Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


2.2.1 Pengertian data
Menurut Indrajani (2009, p2), data adalah fakta atau observasi
mentah yang biasanya mengenai fenomena bisnis atau transaksi
bisnis.Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut
(karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda atau kejadian.
Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46), data adalah aliran
fakta-fakta mentah yang merupakan peristiwa yang terjadi dalam
organisasi atau lingkungan fisik sebelum mereka terorganisir dan disusun
menjadi bentuk yang orang-orang dapat memahami dan
menggunakannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta
atau observasi mentah mengenai peristiwa yang terjadi didalam
organisasi yang mengukur objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas
seperti orang, tempat benda atau kejadian.
2.2.2 Pengertian sistem

Menurut Jogianto (2005, p2), Sistem adalah kumpulan dari


elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut O’Brien (2005), Sistem merupakan sekumpulan


komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, dengan cara menerima input serta menghasilkan output
dalam proses transformasi yang baik.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah


sekumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang baik.

2.2.3 Pengertian informasi

7
8

Menurut Satzinger (2010, p7), informasi adalah data yang telah


dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain.
Stair dan Reynolds (2010, p5), mendefinisikan informasi sebagai
kumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki nilai
tambahan selain nilai fakta individu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
kumpulan data yang terorganisir yang telah dikumpulkan, disimpan, dan
diproses sehingga dapat memberikan nilai tambah selain nilai fakta
individu.
2.2.4 Pengertian sistem informasi
Menurut Agus Mulyanto (2009, p29) mendefinisikan sistem
informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi
informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) sistem informasi
merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah dan
visualisasi dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi (Harianto, 2012) adalah suatu sistem dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat
manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi
informasi, dan prosedur kerja untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan bersama.
2.2.5 Pengertian proses bisnis
9

Menurut Rainer (2007, p249), proses bisnis adalah kumpulan dari


langkah yang saling terkait satu sama lain atau prosedur yang dibuat
untuk menghasilkan hasil yang spesifik.
Menurut Laudon (2008, p42), proses bisnis adalah aliran dari
material, informasi dan pengetahuan/kumpulan dari aktivitas. Proses
bisnis juga merujuk pada cara yang unik pada organisasi dalam
mengkoordinasikan pekerjaan, informasi dan pengetahuan, dan juga
merupakan cara yang dipilih oleh manajemen untuk mengkoordinasikan
pekerjaannya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses
bisnis adalah kumpulan langkah-langkah yang berkaitantara satu dengan
yang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan, dan juga merupakan cara
yang dipilih oleh manajemen untuk mengkoordinasikan perkerjaanya.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian kargo
Menurut Chariem, I.P. (2012) kargo adalah semua barang yang
dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat (truk
kontainer) untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota di dalam
negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah
ekspor-impor. Apapun jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda–
benda pos dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (ekspor-
impor) maupun untuk keperluan lainnya (non komersial) dikategorikan
sebagai kargo.
Pengertian kargo menurut IATA (2005, p50) adalah Semua
barang yang diangkut atau yang akan diangkut dengan pesawat udara
dengan menggunakan Airwaybill / SMU tetapi tidak termasuk pos atau
barang lain yang dimuat dalam perjanjian konvensi pos internasional dan
bagasi yang disertai tiket penumpang atau check baggage.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kargo
adalah barang yang dikirim melalui udara, laut atau darat yang dikirim
menggunakan perjanjian khusus danpackaging khusus.
10

2.2.2 Pengertian Business Process Management (BPM)


Menurut Jeston dan Nelis (2008, p11), Business Process
Management(BPM) adalah pencapaian dari tujuan organisasi melalui
pengembangan pengaturan dan control dari proses bisnis yang esensi.

Menurut John Jeston dan Johan Nelis (2006, p71-259), 10 fase


BPM frameworkadalah :

1. Organization Strategy.
Fase ini meliputi pemastian atas strategi, visi, tujuan
strategi, bisnis dan eksekutive driver dengan jelas untuk
dimengerti oleh anggota tim ng penuh arti dalam melibatkan
orang dalam proyek. Perlu untuk dimengerti bahwa strategi
bukanlah rencana, strategi adalah proses yang penuh arti
dalam melibatkan orang dalam maupun orang luar organisasi
untuk mendapatkan jalur atau jalan yang baru. Strategi harus
dikomunikasikan dan dijual kesemua stakeholder yang
bersangkutan (terutama manajemen dan staf) sampai strategi
tersebut menjadi cukup dalam budaya organisasi. Strategi
perlu diketahui dan dimengerti oleh tim proyek, dimana
dipastikan bahwa cakupan dan arah proyeknya memberikan
nilai.

2. Process Architecture.
Pada fase ini arsitektur proses dirancang. Arsitektur proses
memiliki arti dimana organisasi membangun peraturan,
prinsip, panduan dan model untuk mengimplementasikan
BPM dalam organisasi. Arsitektur proses menyediakan dasar
untuk merancang dan mewujudkan inisiatif proses BPM,
dimana teknologi informasi dan arsitektur bisnis dibawa
sejajar kedalam suatu strategi organisasi.
3. Launch Pad.
11

Menentukan dimana untuk memulai latihan adalah hal


sulit, dan kerangka kerja akan memberikan beberapa cara
untuk menentukan dimana dan bagaimana untuk memulai.
Proses tujuan dan visi harus selaras dengan strategi organisasi
dan arsitektur proses untuk memastikan bahwa mereka akan
menambah nilai strategi. Setelah unit bisnis dan proses telah
dipilih dan tujuan telah disepakati, proyek harus ditetapkan
untuk memaksimalkan kemungkinan keberhasilan.
Membangun proyek termasuk menentukan tim proyek, ruang
lingkup, manajemen stakeholder, penciptaan kasus bisnis
awal, dan manfaat bisnis yang diharapkan.
4. Understand.
Fase ini adalah tentang memahami harus lingkungan
proses bisnis untuk memungkinkan proses innovate untuk
mengambil tempat. Penting bahwa metrik dari proses dasar
setidaknya dikumpulkan untuk memungkinkan pembentukan
biaya proses awal untuk tujan perbandingan masa depan.
Langkah penting lainnya adalah analisis akar penyebab dan
identifikasi adanya kemungkinan quick wins. Aka nada
kebutuhan untuk mengidentifikasi, dan idealnya menerapkan
quick wins sepanjang jalan, karena bisnis tidak akan(dan
tidak) menyediakan dana tidak terbatas untuk proyek-proyek
perbaikan proses. Situasi yang ideal untuk proyek adalah
menjadi self funding karena keuntungan yang dibuat oleh
pelaksanaan ini memang cepat.
5. Innovate
Fase proyek yang kreatif, dan seringkali jadi yang paling
menarik. Seharusnya tidakhanya melibatkan tim proyek dan
bisnis, tetapi juga pendukung kepentingan yang relevan baik
internal maupun eksternal. Setelah berbagai pilihan proses
baru telah diidentifikasi, mungkin ada kebutuhan lain untuk
12

menjalankan simulasi, kelengkapan biaya berdasarkan


aktifitas, perencanaan kapasitas perilaku dan penentuan
kelayakan implementasi untuk memungkinkan finalisasi opsi
yang terbaik. Metrik tambahan harus diselesaikan untuk
memungkinkan perbandingan dengan metrik awal semula
Understand phase. Mungkin quick wins tambahan akan
diidentifikasi dan diprioritaskan dalam bisnis.
6. People
Fase ini terdiri dari semua bangunan komponen untuk
pelaksanaan proses baru. Penting untuk memahami bahwa
‘membangun’ dalam konteks ini, tidak berarti bangunan
sebuah sistem TI. Ini bisa melibatkan pembangunan seluruh
infrastruktur (desk), pc movements, bangunan bangunan, dll.
Untuk mendukung orang yang mengubah program manajemen
dan perubahan dukungan dari orang-orang yang melaksanakan
proses. Hal ini juga melibatkan pengujian perangkat lunak dan
perangkat keras.
7. Develop

Fase ini terdiri dari semua bangunan komponen untuk


pelaksanaan proses baru. Penting untuk memahami bahwa
‘membangun’ dalam konteks ini, tidak berarti bangunan
sebuah sistem TI. Ini bisa melibatkan pembangunan seluruh
infrastruktur (desk), pc movements, bangunan bangunan, dll.
Untuk mendukung orang yang mengubah program manajemen
dan perubahan dukungan dari orang-orang yang melaksanakan
proses. Hal ini juga melibatkan pengujian perangkat lunak dan
perangkat keras.

8. Implement.
Fase ini adalah di mana semua aspek proyek (roll out dari
proses baru, manajemen kinerja dan langkah-langkah,
13

pelatihan) berlangsung. Rencana pelaksanaan sangat penting,


seperti roll back dan planning.
9. Realize Value
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa
hasil manfaat yang digariskan dalam proses bisnis
direalisasikan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari pengantaran
proses manfaat realisasi manajemen, dan manfaat realisasi
pelaporan. Meskipun manfaat direalisasikan, organisasi tidak
harus menyediakan dana tambahan untuk melanjutkan proyek
yang sedang berlanjut. Ini adalah peran tim proyek, pemilik
proyek, sponsor proyek dan bisnis untuk memastikan bahwa
imbalan ini direalisasikan.
10. Sustainable Performance.
Hal ini mutlak penting bahwa tim proyek bekerja
membangun struktur proses untuk memastikan bahwa
kemudahan proses lanjutan dan perbaikan yang berkelanjutan.
Investasi yang cukup besar telah dibuat dalam proses proyek
harus dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu kewaktu.
Organisasi harus memahami bahwa proses memiliki siklus
hidup, dan akan memerlukan perbaikan terus menerus setelah
perbaikan yang ditargetkan pada proyek ini telah terealisasi.
Jika tidak, maka dari waktu kewaktu dan sebagai bisnis
perubahan organisasi akan menjalankan proses yang secara
suboptimal. Fase ini adalah tentang konversi dari proyek
keaktifitas bisnis operasional.
2.2.3 Pengertian Business process modeling notation (BPMN)
Menurut Jeston dan Nelis (2006, p196)Business process modeling
notation(BPMN) adalah suatu notasistandar yang dapat berupa ikon atau
gambar untuk digunakan didalam pemodelan proses bisnis.Tujuan utama
dari BPMN itu sendiri adalah untuk menyediakan notasi standar yang
dapat dipahami dengan cepat oleh orang-orang yang berkepentingan di
14

dalam bisnis (seperti business analysts, technical developers, dan


business managers).
Menurut John dan Neils (2008, p209) Business process modeling
notationini adalah standar notasi (yaitu satu setikon dan grafis) untuk
pemodelan proses bisnis. Tujuan utama untuk standar ini adalah
penggunaan untuk pemodelan grafis umum dialat pemodelan proses
bisnis dan aplikasi BPM, dan dengan demikian BPMN ini melengkapi
standar BPM lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Business
process modeling notation adalah notasi standar atau gambar untuk
pemodelan proses bisnis.

Gambar 2.1 Notasi BPMN


15

2.2.4 Pengertian Activity Diagram


2.2.4.1 Pengertian Activity Diagram
Menurut Satzinger (2005, p144), Activity Diagram
adalah sebuah tipe aliran diagram yang mendeskripsikan
alurkegiatan user serta menunjukkan urutannya.
Activity Diagram (haviluddin, 2011) adalah
menggambarkan aktivitas-aktivitas, objek, state, transisi
state dan even. Dengan kata lain kegiatan diagram alur
kerja menggambarkan perilaku system untuk aktivitas.
2.2.4.2 Notasi Activity Diagram

Gambar 2.2 Activity Diagram

Notasi-notasi yang digunakan di dalam Activity Diagram


sebagai berikut:
 Swimlane
Swimlane adalah notasi yang berbentuk persegi panjang yang
menggambarkan area/batasan pada activity diagram yang menampilkan
aktivitas yang telah dilakukan oleh suatu agen. Notasi untuk swimlane:
16

Gambar 2.3 Notasi Swimlane

 Starting Activity
Starting activity adalah notasi yangberbentuk lingkaran berisi
warna hitam padat yang merupakan titik awal dimana aktivitas dimulai.
Notasi untuk starting activity:

Gambar 2.4 notasi Starting Activity

 Ending Activity
Ending activity adalah notasi yang berbentuk lingkaran berisi
warna hitam dengan sedikit warna putih di sekelilingnya.Notasi ini
merupakan titik akhir dimana aktivitas selesai dilakukan. Notasi untuk
ending activity:

Gambar 2.5 notasi Ending Activity

 Transition Arrow

Transition arrow adalah titik akhir dimana suatu aktivitas selesai


dilakukan. Notasi untuk ending activity:

Gambar 2.6 notasi Transition Arrow

 Activity
Activity menggambarkan aktivitas yangdilakukan. Notasi untuk
activity:

Gambar 2.7 notasi Activity


17

 Decision

Decision adalah titik keputusan dimanaaliran dari satu


proses akan diberikan dua alternatif.Notasi untuk decision:

Gambar 2.8 notasi Decision

 Synchronization Bar
Synchronization bar adalah notasi yangdigunakan pada
activity diagram untuk mengontrol pemisahan atau penggabungan
dari beberapa aktivitas. Notasi untuk synchronization bar:

Gambar 2.9 Synchronization bar

2.2.5 Pengertian Rich Picture


Menurut Rainer Bromme (2005, p234) “Rich Picture were
created mainly to express ideas about the existing service-provisioning
domain, scenarios were used primarily to express ideas of what new
computational tools could change the way service representatives worked
and prototypes expressed how these changes could take place.”.
PendapatRainer Bromme dapat diartikan Rich picture adalah
secarakeseluruhan mengekspresian ide yang terdapat pada ketentuan
layanan yang terdapat dalam suatu wewenang, skenario yang biasanya
digunakan untuk mengekspresikan ide-ide baru dalam alat komputerisasi
yang dapatmerubah cara kerja atau pandangan suatu layanan dan
prototypedapat digunakan untuk mengekspresikan perubahan yang akan
terjadi.
2.2.6 Pengertian RASCI model

Model RASCI menurut Bosetti (2012) adalah alat yangampuh digunakan


untuk mendefinisikan peran dan tanggung jawab. Secaraumum, mencocokan
18

peran dan tanggung jawab Anda dengan proses. Alat ini sangat berguna ketika
meluncurkan program manajemen perubahan baru atau hanya mengungkap
proses yang membuat fungsi organisasi dan mengidentifikasi partisipasi Anda
dalam proses-proses tersebut. Pertama mari kita bahas apa singkatan dari RASCI
:
1. R untuk Responsible
Orang yang melakukan pekerjaan dan bertanggung jawab dengan
hasil pekerjaannya.Orang yang bertanggung jawab
melaporkanlangsung keAccountable.
2. A untuk Accountable
Accountableadalah orang yang bertanggung jawab dan berwenang
untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.
3. S untuk Support
Orang – orang yang memberikan dukungan dan bantuan kepada
mereka yang bertanggung jawab
4. C untuk Consultant
Orang yang diperlukan umpan balik atau sarannya
danberkontribusidalam kegiatan sebelum keputusan atau langkah –
langkah yang di ambil untuk mencapai hasil.
5. I untuk Inform
Orang-orang yang membutuhkan informasi kegiatan yang diambilserta
hasil dari suatu keputusan atau tindakan.
2.2.7 Pengertian People Capability Matrix (PCM)
Menurut Jeston dan Nelis (2008) People Capability Matrix
merupakan suatu dasarkemampuan skill perorangan yang sangat
berpengaruh pada kegiatan dalam perusahaan.Teori ini biasa dapat
diterapkan menggunakan tabel.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa People
Capability Matrix adalah tabel pengukuran kemampuan perorangan yang
berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
19

Gambar 2.10 :People Capability Matrix

2.2.8 Pengertian Activity Based Costing (ABC)


Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009, p25) Activity-Based
Costing adalah: “Metode membebankan biaya aktivitas-aktivitas
berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya
pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya
pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari
aktivitas yang terikat dengan proses dan objek biaya”.
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2009, p2) Activity-Based
Costing adalah metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang
didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk
pembuatan keputusan strategik dan keputusan lain yang mempengaruhi
kapasitas dan biaya tetap.
Activity based costing (Rizal, S , 2013) adalah menghitung setiap
biaya pada masing-masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda
untuk masing-masing aktivitas.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Activity
Based Costing adalah metode untuk membedakan biaya aktivitas-
aktivitas yg didesain untuk memberikan informasi biaya kepada manajer
untuk membuat keputusan strategik dan keputusan lain.
2.2.9 Pengertian Process Selection Matrix(PSM)
20

Menurut John Jeston dan Johan Neils (2008, p115) “Process


Selection Matrix is a way for showing, usually on one page, all the
business processes within the business unit. Furthermore, the PSM is an
ideal way of understanding and showing the level of process complexity,
the number of process, and the high level process metrics within the
business”. Dapat diartikan bahwa Process Selection Matrix adalah cara
untuk memperlihatkan, keseluruhan dalam satu halaman, semua proses
bisnis yang berhubungan dengan unit bisnis. Selanjutnya, PSM adalah
cara paling ideal untuk mengerti dan memperihatkan level kompleksitas
dari proses, jumlah proses, dan tingginya matrik dalam bisnis.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa PSM adalah cara
ideal untuk memperlihatkan keseluruhan dari proses berjalan dan cara
ideal untuk memahami proses – proses sulit yang terjadi.

Gambar 2.11: Process Selection Matrix

2.2.10 Pengertian Process Worth Matrix (PWM)


Menurut John Jeston dan Johan Neils (2008, p118) ”Process
Worth Matrix is the way of determining what business process to invest.”
Dapat diartikan bahwa PWM adalah cara untuk menentukan investasi
pada bisnis proses.
21

Dapat disimpulkan bahwa PWM adalah cara untuk melihat


investasi – investasi yang terjadi pada setiap proses yang berjalan pada
perusahaan.
2.2.11 Kerangka pikir
Langkah – langkah berikut yang digunakan dalam kerangka pikir metode
BPM adalah :

Gambar 2.12 Kerangka Pikir


Pada Organization Strategy Phase dilakukan beberapa langkah
yaitu menganalisa apakah proyek BPM ini sesuai dengan objektif
perusaan dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan, menganalisa
aspek internal dan eksternal perusahaan dan menentukan strategic choice.
Fase ini akan dihasilkan Organization History, Visionand Mission,
Organization Strategy (Pricing Trategy, Entertaiment Strategy,
Commission Strategy,On Time/Appropriate/Right on Target Strategy),
Organization Structure, Job Description (Direktur, General Manager,
Marketing, Administrasi, Operasional, Key Partners). Langkah-langkah
yang dilakukan pada Process Architecture Phase adalah menghubungkan
Organization Strategy Phase dengan Launch Pad Phase, fase ini jua akan
memperbaiki proses bisnis perusahaan. Yang akan dihasilkan fase ini
ialah Organization Process View (Strategy Process, Core Process,
Suport Process), People-Process-Technology.

Selanjutnya akan dilakukan Launch Pad Phase yang terdiri dari


langkah-langkah mendefinisikan proyek BPM yang akn dikembangkan
dan dijalankan, cara-cara untuk memulai dan melengkapi langkah-
langkah penting melalui ruang lingkup proyek. Fase ketiga ini akan
menghasilkanRich Picture (Proses Menerima Data, Proses Menerima PO
dan DP, Proses Menerima Lampiran Berita Acara, Proses Analisa Biaya,
Proses Membuat Surat Penawaran, Proses Membuat Job Order, Proses
Membuat Surat Jalan Kendaraan, Proses Mengambil Barang Yang
22

Dikirim, Proses Melakukan Pengiriman Darat/Laut/Udara, Proses


Membuat Surat Tanda Terima Barang, Proses Membuat Invoice),
Process Selection Matrix (PSM), Process Worth Matrix (PWM), List of
Issues, Solution Proposed, Issues-Solutions-Business Benefit.

Fase berikutnya Understand Phase. Langkah-langkahnya yaitu


menjelaskan prioritas proses bisnis yang ada yang akan dilakukan
improvement, menghitung biaya dan waktu, dan menganalisa tanggung
jawab karyawan disetiap proses. Fase ini akan dihasilkan Process
Guidelines/End to End (Proses Bisnis Berjalan, Activity Diagram),
Activity Based Costing (ABC), People Capability Matrix (PCM).

Berikutnya dilanjutkan dengan Innovate Phase, yang akan


dilakukan di fase ini antara lain membuat BPMN ( Proses Penerimaan
Pesanan, Proses Melakukan Pengiriman, Laporan Anggaran, Proses
Follow Up) untuk model proses bisnis yang baru. Setelah itu akan
dilanjutkan dengan menganalisa kebutuhan sistem dari proses-proses
baru. Berikutnya membuat Future Process Selection Matrix, proses ini
dibuat untuk menjelaskan adanya beberapa perubahan dan penambahan
pada proses yang lama (Proses membuat Sales Order, Proses membuat
Surat Muatan Barang, Proses Follow Up, Proses pembuatan Realisasi
Anggaran per Transaksi, Proses pembuatan Copy-an Ajuan Biaya, dan
Proses Match Up).Selanjutnya membuat Future Activity Based Costing
(ABC) untuk melihat waktu dan biaya yang akan digunakan pada proses
yang diusulkan untuk dikembangkan. Dari hasil Future ABC, akan
didapat perbandingan waktu dan biaya pada Current ABC dan Future
ABC. Outputyang akan dihasilkan antara lain New Process Model by
BPMN, Analisa Kebutuhan Sistem, Future Process Selection Matrixdan
Future Activity Based Costing.

Fase berikutnya ialah People Phase, langkah-langkah yang


dilakukan pada fase ini yaitu membuat People Capability Matrixyang
baru, lalu dilanjutkan dengan membuatGapAnalis PCM, mengidentifikasi
23

aktivitas dengan metode RASCI model, dari hasil RASCI


modeldilanjutkan denganmembuat Organization Structuredan Job
Descriptionyang baru. Output dari fase ini yaitu NewPeople Capability
Matrix, RASCI model, New Organization Structuredan New Job
Description.

Berikutnya dilanjutkan dengan Develop Phase, hal-hal yang


dilakukan pada fase ini adalah membuat Process – Technology
Requirementdanmembuat Software Design.Adapun outputyang
dihasilkan dari fase ini adalah Process – Technology
RequirementdanSoftware Design. Lalu dilanjutkan dengan Implement
Phase, fase ini terdiri dari langkah – langkah seperti membuat Process
Guidelines(Proses Bisnis berjalan, Activity Diagram) yang baru,
membuat Manual Book (Job Order, Estimasi biaya, Sales Order, Surat
Jalan Kendaraan, Surat Muatan Barang, Invoice). Adapun output yang
dihasilkan dari fase ini ialah Future Process Guidelinesdan Manual
Book.

Anda mungkin juga menyukai