PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini
tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan
menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat
dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa
kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista
dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat
disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala kedalam panggul.
Kiste ovarium adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling
banyak pada wanita usia 20 – 40 th.
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui,
diduga seringnya memakai kesuburan (Soemadi, 2006).
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau
benda seperti bubur (Dewa, 2000).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi; Gaya hidup tidak sehat,
diantaranya;
Faktor genetik Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu
atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen
pemicu kanker.
D. PATHOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena
stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan
kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
F. KOMPLIKASI
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama
yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia
subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan
pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas
kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
G. PROGNOSIS
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognisis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium
kontralateral.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%
untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma
sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut
berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian
yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah
86.2%.
H. PENATALAKSANAAN
1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin
yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel
bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah
tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan
ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel
bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak
pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik
dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat
dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus
darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang
luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus
menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh,
gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut
dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur
karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya
dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan
cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama pasien : Nn. M.
Umur : 30 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 13 tahun , Siklus : teratur
Banyaknya : banyak Lamanya : 8 hari
HPHT : 5-6-03
Keluhan : tidak pernah disminorhea.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu. : Belum ada
c. Genogram
X :
Meninggal
O : Perempuan
: Laki-laki
:
Seatap/serumah.
4. RIWAYAT KESEHATAN :
Pasien tidak pernah menderita yang pernah penyakit Penyakit
Diabetes Mellitus, Penyakit jantung, Penyakit hipertensi, Penyakit
lainnya dan pasien pertama kali masuk Rumah Sakit.
Pada riwayat penyakit keluarga pasien ada yang menderita penyakit
jantung dan hipertensi yaitu bapak pasien, meninggal 2 tahun yang
lalu.
5. RIWAYAT LINGKUNGAN :
Kebersihan : rumah dibersihkan 2 x sehari.Sumber air bersih
dari PDAM, pembuangan air limbah tertutup, tempat sampah tertutup
dan tidak ada bahaya di lingkungan rumah klien.
6. ASPEK PSIKOSOSIAL :
a. Persepsi klien tentang keluhan / penyakit : Pasien merasa penyakitnya
sangat berbahaya dan merupakan balasan tuhan atas dosa-dosanya.
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan
sehari-hari.
(Ya), tugas rutin menjaga Wartel dihentikan, pasien hanya bedrest.
c. Harapan yang di inginkan : Ingin segera sembuh dari penyakitnya
d. Ibu tinggal dengan siapa : Ibu dan adiknya.
e. Siapakah orang yang terpenting bagi pasien : Ibu /orang tua.
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Menerima dan
mendukung operasi pasien
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : untuk sat ini,Pasien belum siap
menjadi ibu sebab pasien belum menikah.
b. BAB
- Frekwensi : 1 - 2 kali/hari
- Bau : khas
- Konsistensi : lunak
Bau : khas
Konsistensi : lunak
b. Oral hygiene
Membersihkan mulut 2-3 x sehari bersamaan dengan mandi.
c. Cuci rambut
Pasien cuci rambut 1-2 x seminggu dengan menggunakan
sampo.
d. Di RS:
Pasien mandi 2 x / hari (Pagi, Sore) dengan memakai sabun.
6 Pola seksual :11 tahun lalu, klien pernah melakukan hubungan badan
dengan pacarnya 3 kali.
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : lemah Kesadaran : Compos
metis
b. Tekanan darah : 100 / 70 MmHg Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 18 kali / menit Suhu : 37,9 C
d. Berat badan : 48 kg Tinggi badan
: 165 cm
1) Mata :
Kelopak mata : Simetris , Oedema (-)
Gerakan mata : Simetris
Konjungtiva : Tidak terlihat anemia
Sclera mata : Tidak tampak ikterus
Pupil : Isokor
Akomodasi : Normal
Lainnya : Tak terdapat kelainan
2) Hidung :
Reaksi alergi : Tidak ada allergi dan tidak menderita polip.
Sinus : Normal
5) Pernafasan
Jalan nafas : bersih tidak ada sekret.
Suara nafas . : Whezing (-), Ronchi (-) bunyi nafas
Vesikuler.
Tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan.
6) Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
Irama : Teratur
Kelainan bunyi jantung : S1 & S2 normal, tidak ada bunyi
jantung tambahan.
Sakit dada : Pasien tidak merasa sakit dada.
7) Abdomen
Kontraksi Usus : Bising usus (+) , Flatus (+)
Linea dan striae : Tidak ada
Luka bekas operasi : Luka op ± 12 – 15 cm masih tertutup
kassa,
terasa sakit apabila dipakai bergerak dan tidak ada tanda-tanda infeksi
di
8) Genitourinary
Perineum : Licin ,Vag : Fluxus (-), Hymen robek
s/d jam 3,7
Vesika Urinaria : kx berkemih kurang lebih 450 cc setiap
BAK, Kateter (-)
9) Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)
Turgor kulit : baik / elastis, kembali dalam 2 detik
Warna kulit : Sawo matang
Kontraktur pada persendian ekstrimitas : tidak ada kontraktur
Kesulitan dalam pergerakan : Pasien merasa semakin nyeri pada
daerah abdomen bila dibuat bergerak.
9. Data Penunjang
1) Lab. DL : tanggal 9 Oktober 2009
HB = 10 gram/dl (11,4 – 15,1)
BUN = 14 mg/dl (10 – 20)
Kreatinin Serum = 1,3mg/dl ( 1,2 )
Nyeri
12-13 DS : Tindakan operasi Cemas
oktober Pasien bertanya apakah setelah
2009
dioperasi kandungannya masih bisa
berfungsi seperti semula ? Kurangnya
DO : pengetahuan pasien
Pasien belum menikah
Pasien tampak murung
Pasien sering bertanya tentang Informasi yg kurang
keutuhan fungsi kandungannya. tentang kondisi
kandungan setelah
operasi
Mis persepsi
Cemas
Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau nonverbal
Fakta dari observasi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (Penurunan persepsi waktu, kerusakan
proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan).
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku).
Tingkah laku ekspresif (contoh:gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum
2) CLIEN OUTCOMES :
a. Tingkat kenyamanan
b. Perilaku mengendalikan nyeri
c. Nyeri : efek merusak.
d. Tingkat nyeri.
Indikasi : Skala :
210201 Melaporkan nyeri 2-SB
210203 Frekuensi nyeri 3-M
210204 Episode nyeri 3-M
210205 Ekspresi mulut terhadap nyeri 2-SB
210206 Ekspresi muka terhadap nyeri 2-SB
210207 Istirahat cukup 4-SL
Batasan karakteristik :
a) Perilaku
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Resah
b) Afektif
a. Kesedihan yang mendalam
b. Takut
c. Gugup
d. Nyeri hebat
e. Ketakutan
f. Distres
g. Khawatir
h. Cemas
c) Fisiologi
a. Goyah
b. Peningkatan respirasi (simpatis)
c. Wajah tegang
d. Anoreksia (simpatis)
e. Kelelahan (parasimpatis)
f. Gugup (simpatis)
g.
d) Kognitif
a. Bingung
b. Kerusakan perhatian
c. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
d. Sulit berkonsentrasi
2) CLIEN OUTCOMES :
Kontrol agresi
Kontrol kecemasan
Koping
Kontrol impuls
Perubahan mutilasi diri
Ketrampilan interaksi sosial.
Indikasi : Skala :
140201 Kontrol instensitas cemas 2-RLD
140202 Eliminasi tanda cemas 3-SMD
140206 Menggunakan strategi koping efektif 3-SMD
140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk
menekan Kecemasan 4-OFD
P : Intervensi dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista
dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat
disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala kedalam panggul.
Penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk
mengetahui gejala mana yang serius.
B. Saran
1) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi
perkembangan ilmu keperawatan.
2) Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan sebagai
bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.
3) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi Masyarakat
umum mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien kista ovarium.
4) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penulisan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA