Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada


indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang


nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,
tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini
terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.

Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini
tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan
menjadi kista.

Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat
dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa
kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.

Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista.


Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan
adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul
akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat
sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam
kista dan tangkai kista yang terpeluntir.

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya


kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral


terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang
wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian
mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan
pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

1.1. Tujuan Penulisan


1.1.1. Tujuan Umum
Mempelajari tentang tanda dan gejala yang menyertai pada seorang
wanita dengan kista ovarium, dan berbagai faktor yang diduga
mempunyai kaitan dengan tanda dan gejala tersebut.

1.1.2. Tujuan Khusus


1.1.2.1. Mengidentifikasi tanda dan gejala pada seorang wanita dengan
kista ovarium.
1.1.2.2. Mempelajari kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita dengan kista ovarium.
1.1.2.3. Mengidentifikasi sikap, peran/dukungan keluarga terhadap
pasien dengan kista ovarium.

1.2. Manfaat Penulisan


1.2.1. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan
wawasan bagi perkembangan ilmu keperawatan.
1.2.2. Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan
sebagai bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.
1.2.3. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi
Masyarakat umum mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap
pasien kista ovarium.
1.2.4. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk
penulisan selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista
dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat
disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala kedalam panggul.

Kiste ovarium adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling
banyak pada wanita usia 20 – 40 th.

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui,
diduga seringnya memakai kesuburan (Soemadi, 2006).

Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau
benda seperti bubur (Dewa, 2000).

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada


ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

B. JENIS-JENIS KISTOMA OVARI

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus, bayne,


1991)

1. Kista non neoplasma


Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone
diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di
dalam korteks
b. Kista fungsional
 Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur
atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara
siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang
dari 12 tahun.
 Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
progesterone setelah ovulasi.
 Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG
terdapat pada mola hidatidosa.
 Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)
a. Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b. Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang
pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d. Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid
e. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
C. ETIOLOGI

Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi; Gaya hidup tidak sehat,
diantaranya;

1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat


2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alcohol
5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
6. Sering stress

Faktor genetik Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu
atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen
pemicu kanker.

D. PATHOFISIOLOGI

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena
stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan
kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian
besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan
germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal.

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada


sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel
kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri
bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar
cakupan artikel ini.

E. TANDA DAN GEJALA

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan


ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

1. Perut terasa penuh, berat, kembung


2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan


segera:

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba


2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah

F. KOMPLIKASI

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya


kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama
yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia
subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan
pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas
kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

G. PROGNOSIS

William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognisis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium
kontralateral.

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan


stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%
untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma
sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut
berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma.

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian
yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah
86.2%.

H. PENATALAKSANAAN

Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui


tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh
cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang
berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.

I. PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan


yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan
dan waktu granulasi jaringan (long. 1996).

Fase-fase penyembuhan luka antara lain :

1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin
yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel
bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah
tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan
ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel
bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak
pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik
dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat
dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus
darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang
luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus
menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh,
gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut
dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur
karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya
dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan
cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 8 Oktober 2009 Jam masuk : 12.45


WIB

Ruang/Bed :3/5 Jam pengkajian : 10.00


WIB

Pengkajian tanggal : 12 Oktober 2009 No Rekam Medis : 00177052

A. IDENTITAS
Nama pasien : Nn. M.

Umur : 30 thn

Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Menjaga Wartel

Alamat : Mahawu Lingk. 3 Kec. Tuminting Manado.

Status perkawinan : Belum kawin

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit : Nyeri uluhati sampai perut
bagian bawah kanan dan kiri ± 3 bulan yang lalu, ± 2 bulan terasa ada
benjolan /mrokol diperut dan terkadang perut terasa sebah/penuh.
2. Keluhan utama saat ini : Nyeri pada daerah luka operasi
3. Timbulnya keluhan : perlahan-lahan pada daerah kista sebelum
operasi. Sedangkan pada daerah luka operasi bersifat mendadak.
4. Faktor yang memperberat : Nyeri bertambah bila pasien bergerak,
batuk maupun bersin.
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Pasien hanya memegangi
perutnya sambil menyeringai menahan nyeri..
6. Diagnosa Medik : Kista Ovari Bilateral.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
 Menarche : umur 13 tahun , Siklus : teratur
 Banyaknya : banyak Lamanya : 8 hari
 HPHT : 5-6-03
 Keluhan : tidak pernah disminorhea.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu. : Belum ada
c. Genogram

X :
Meninggal

O : Perempuan

: Laki-laki

:
Seatap/serumah.

3. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA :


 Pasien tidak melaksanakan KB

4. RIWAYAT KESEHATAN :
 Pasien tidak pernah menderita yang pernah penyakit Penyakit
Diabetes Mellitus, Penyakit jantung, Penyakit hipertensi, Penyakit
lainnya dan pasien pertama kali masuk Rumah Sakit.
 Pada riwayat penyakit keluarga pasien ada yang menderita penyakit
jantung dan hipertensi yaitu bapak pasien, meninggal 2 tahun yang
lalu.

5. RIWAYAT LINGKUNGAN :
 Kebersihan : rumah dibersihkan 2 x sehari.Sumber air bersih
dari PDAM, pembuangan air limbah tertutup, tempat sampah tertutup
dan tidak ada bahaya di lingkungan rumah klien.

6. ASPEK PSIKOSOSIAL :
a. Persepsi klien tentang keluhan / penyakit : Pasien merasa penyakitnya
sangat berbahaya dan merupakan balasan tuhan atas dosa-dosanya.
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan
sehari-hari.
(Ya), tugas rutin menjaga Wartel dihentikan, pasien hanya bedrest.
c. Harapan yang di inginkan : Ingin segera sembuh dari penyakitnya
d. Ibu tinggal dengan siapa : Ibu dan adiknya.
e. Siapakah orang yang terpenting bagi pasien : Ibu /orang tua.
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Menerima dan
mendukung operasi pasien
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : untuk sat ini,Pasien belum siap
menjadi ibu sebab pasien belum menikah.

7. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS :


1 Pola Nutrisi (Rumah)
 Frekwensi makan : 3 x sehari
 Nafsu makan : baik
 Jenis makanan rumah : Nasi , ikan , lauk pauk, sayuran
 Makanan yang tidak disukai/ alergi/ pantangan : Alergi Udang.
 Di RS, pola nutrisi sama seperti halnya di rumah.
2 Pola eliminasi :
a. B A K (Rumah)
a. Frekwensi : 7– 8 kali
b. Warna : Kuning bening.
c. Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan
d. Di Rs: Frekwensi : 5– 7 kali
Warna : Kuning bening.

Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan

b. BAB
- Frekwensi : 1 - 2 kali/hari

- Warna : kuning bening

- Bau : khas

- Konsistensi : lunak

- Keluhan : tak ada keluhan

- Di Rs: Frekwensi : 1 kali/hari

Warna : kuning bening

Bau : khas

Konsistensi : lunak

Keluhan : tak ada keluhan

3 Pola Personal Hygiene(di rumah)


a. Mandi
Pasien mandi 2 – 3 x / hari (Pagi, Siang , Sore) dengan
memakai sabun.

b. Oral hygiene
Membersihkan mulut 2-3 x sehari bersamaan dengan mandi.

c. Cuci rambut
Pasien cuci rambut 1-2 x seminggu dengan menggunakan
sampo.

d. Di RS:
Pasien mandi 2 x / hari (Pagi, Sore) dengan memakai sabun.

Membersihkan mulut 2-3 x sehari bersamaan dengan mandi.

Pasien cuci rambut 1 x seminggu dengan menggunakan


sampo.

4 Pola Istirahat Dan Tidur (Di Rumah)


Pasien tidur dalam sehari semalam 6 – 7 jam / hari dengan kebiasaan
sebelum tidur pasien nonton TV, di Rs: Pasien tidur dalam sehari
semalam 5-6 jam / hari

5 Pola Aktifitas Dan Latihan


 Pasien setiap hari melakukan aktifitas / kerja dengan menjaga
wartel dari jam 06.00 pagi sampai jam 20.00 wib malam
 Pasien tidak pernah melakukan olah raga & jarang rekriasi.
 Di RS : klien hanya bed rest

6 Pola seksual :11 tahun lalu, klien pernah melakukan hubungan badan
dengan pacarnya 3 kali.

7 Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


 Pasien tidak pernah merokok, tidak mau minum minuman
beralkohol, dan pasien tidak ketergantungan obat.

8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : lemah Kesadaran : Compos
metis
b. Tekanan darah : 100 / 70 MmHg Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 18 kali / menit Suhu : 37,9 C
d. Berat badan : 48 kg Tinggi badan
: 165 cm

Kepala, mata kuping, hidung dan tenggorokan :

Kepala : Bentuk : bulat oval

Keluhan : benjolan (-) Luka (-).

1) Mata :
 Kelopak mata : Simetris , Oedema (-)
 Gerakan mata : Simetris
 Konjungtiva : Tidak terlihat anemia
 Sclera mata : Tidak tampak ikterus
 Pupil : Isokor
 Akomodasi : Normal
 Lainnya : Tak terdapat kelainan

2) Hidung :
 Reaksi alergi : Tidak ada allergi dan tidak menderita polip.
 Sinus : Normal

3) Mulut dan Tenggorokan :


 Gigi geligi : Masih utuh ( Belum ada yang tanggal )
 Kesulitan menelan : tak ada keluhan

4) Dada dan Axilla


 Mammae : normal, tidak ditemukan benjolan, simetris kiri
dan kanan , papilae mammae menonjol, areola berwarna coklat, .

5) Pernafasan
 Jalan nafas : bersih tidak ada sekret.
 Suara nafas . : Whezing (-), Ronchi (-) bunyi nafas
Vesikuler.
 Tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan.

6) Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
 Irama : Teratur
 Kelainan bunyi jantung : S1 & S2 normal, tidak ada bunyi
jantung tambahan.
 Sakit dada : Pasien tidak merasa sakit dada.

7) Abdomen
 Kontraksi Usus : Bising usus (+) , Flatus (+)
 Linea dan striae : Tidak ada
 Luka bekas operasi : Luka op ± 12 – 15 cm masih tertutup
kassa,
terasa sakit apabila dipakai bergerak dan tidak ada tanda-tanda infeksi
di

daerah sekitar luka.

8) Genitourinary
 Perineum : Licin ,Vag : Fluxus (-), Hymen robek
s/d jam 3,7
 Vesika Urinaria : kx berkemih kurang lebih 450 cc setiap
BAK, Kateter (-)

9) Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)
 Turgor kulit : baik / elastis, kembali dalam 2 detik
 Warna kulit : Sawo matang
 Kontraktur pada persendian ekstrimitas : tidak ada kontraktur
 Kesulitan dalam pergerakan : Pasien merasa semakin nyeri pada
daerah abdomen bila dibuat bergerak.

9. Data Penunjang
1) Lab. DL : tanggal 9 Oktober 2009
HB = 10 gram/dl (11,4 – 15,1)
BUN = 14 mg/dl (10 – 20)
Kreatinin Serum = 1,3mg/dl ( 1,2 )

2) Lab : 10 oktober 2009


Hb = 10,8 gr % : 11,4 – 15,1 gr %
Bun = 19 mg/dl : 10 – 20
Kreatinin Serum 1,0 mg/dl : 1,2 mg/dl

3) Hasil PA : 12 Oktober 2009


Kistoria Ovari / post Kistektomi bilateral.
 Adnexa kanan : massa kistik, leukoheterogen, Ø17
x 17 cm
 Adnexa kiri : massa kistik dgn batas
tegas,Ø10 x 6,5 cm
Kesimpulan :
4) USG
Kistik bersekat 7 x 6 cm, papil (-) kiri.
6 x 4,5 cm papil (-) kanan.

5) Rontgen : paru dalam batas normal

6) Terapi yang didapat : (10 oktober 2009)


o Ampicillin 3x1 tablet
o mefentan 3x1 tablet
o Ferofort 3x1 tablet
7) Pengukuran Skala nyeri menggunakan : ( 1 – 10 )
Pasien menyatakan nyeri pada skala (4 – 5).

10. ANALISA DATA.

TGL DATA ETIOLOGI MASALAH

12-13 DS : Tindakan operasi Nyeri.


Oktober Pasien menyatakan nyeri pada (kistektomi
2009
daerah luka, apalagi kalau Bilateral).
digunakan bergerak.
DO : Terputusnya
 Keadaan umum lemah Kontinuitas
 Pasien tampak sering jaringan.
menyeringai menahan sakit.
 Paien sering memegangi perut. Kerusakan sel
 Klien berkeringat
 Tensi 120/70 mm Hg, Nadi 88 x Pengeluaran
/menit, Suhu 37,9 0C, Respirasi kemoreseptor
18x /menit histamin,serotonin,
 Luka tertutup kassa steril ± 12 - bradikinin.
15 cm.
 Post operasi hari ke 2 Merangsang
 Skala nyeri sedang (4 – 5). reseptor saraf
perifer

Nyeri
12-13 DS : Tindakan operasi Cemas
oktober Pasien bertanya apakah setelah
2009
dioperasi kandungannya masih bisa
berfungsi seperti semula ? Kurangnya
DO : pengetahuan pasien
 Pasien belum menikah
 Pasien tampak murung
 Pasien sering bertanya tentang Informasi yg kurang
keutuhan fungsi kandungannya. tentang kondisi
kandungan setelah
operasi

Mis persepsi

Cemas

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Nyeri Akut Berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
olekarena adanya luka operasi.
2) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi
kandungan setelah dilakukan operasi.

12. RENCANA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan oleh karena
adanya luka operasi.
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 hari, nyeri berkurang.

Kriteria H : - klien dapat beradaptasi dengan nyerinya

- Klien tidak sering menyeringai sambil memegangi perutnya

- Klien bisa beristirahat

- Klien bisa memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa bantuan sepenuhnya

1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.


(R/ mengidentifikasi skala nyeri dan lingkup masalahnya)

1 Atur posisi senyaman mungkin.


(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

2 Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.


(R/ Merelaksasi otot – otot tubuh).

3 Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.


(R/menghilangkan/menurunkan sensitivitas ambang rasa nyeri)

2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi


kandungan setelah operasi.
Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi HE, gangguan rasa nyaman (cemas)
berkurang.

Kriteria H: - klien tampak tenang

- klien tidak sering bertanya tentang kandungannya


- klien kooperatif
1 Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya )

2 Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan


dengan penyakitnya.
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan kandungannya )

3 Bina hubungan terapeutik dengan klien.


(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan
klien.

13. KRITERIA NANDA, NOC, NIC


I. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan oleh
karena adanya luka operasi.
1) NANDA : acute pain-1996.
Domain : 12-kenyamanan
Kelas : 1-kenyamanan fisik
Diagnosis : nyeri akut
Pengertian : Sensori yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial
kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi
Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan
akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :
 Laporan secara verbal atau nonverbal
 Fakta dari observasi
 Tingkah laku berhati-hati
 Muka topeng
 Terfokus pada diri sendiri
 Fokus menyempit (Penurunan persepsi waktu, kerusakan
proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan).
 Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
 Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku).
 Tingkah laku ekspresif (contoh:gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
 Perubahan dalam nafsu makan dan minum

2) CLIEN OUTCOMES :
a. Tingkat kenyamanan
b. Perilaku mengendalikan nyeri
c. Nyeri : efek merusak.
d. Tingkat nyeri.

3) NURSING OUTCOMES : Pain level-2102


Domain : perceived health (V)
Class : symptom status (V)
Scale : severe to none (n)

Indikasi : Skala :
210201 Melaporkan nyeri 2-SB
210203 Frekuensi nyeri 3-M
210204 Episode nyeri 3-M
210205 Ekspresi mulut terhadap nyeri 2-SB
210206 Ekspresi muka terhadap nyeri 2-SB
210207 Istirahat cukup 4-SL

4) NURSING INTERVENTIONS : Pain Management-1400.


Aktivitas :
 Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri
dan factor prepitasinya
 Observasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal, khususnya pada
mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara
efektif
 Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
seberapa lama akan berlangsung.
 Ajarkan penggunaan teknik nonfamakologis misalnya :
relaksasi, terapi music, distraksi, terapi bermain, kompres
hangat/dingin, dan massase ; sebelum dan setelah
memungkinkan selama aktivitas yang menyakitkan, sebelum
terjadi nyeri atau meningkat, dan selama penggunaan tindakan
pengurangan nyeri yang lain.

II. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi


kandungan setelah operasi.
1) NANDA : Anxiety, 1973, 1982, 1998.
Domain : 9-koping toleransi terhadap stres
Kelas : 2-respon koping
Diagnosis : Cemas
Pengertian : Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak
jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber
terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan
sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan
individu untuk mengambil langkah untuk menghadapinya.

Batasan karakteristik :
a) Perilaku
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Resah
b) Afektif
a. Kesedihan yang mendalam
b. Takut
c. Gugup
d. Nyeri hebat
e. Ketakutan
f. Distres
g. Khawatir
h. Cemas
c) Fisiologi
a. Goyah
b. Peningkatan respirasi (simpatis)
c. Wajah tegang
d. Anoreksia (simpatis)
e. Kelelahan (parasimpatis)
f. Gugup (simpatis)
g.
d) Kognitif
a. Bingung
b. Kerusakan perhatian
c. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
d. Sulit berkonsentrasi

2) CLIEN OUTCOMES :
 Kontrol agresi
 Kontrol kecemasan
 Koping
 Kontrol impuls
 Perubahan mutilasi diri
 Ketrampilan interaksi sosial.

3) NOC : Anxiety Control (1402)


Domain : Psychososial Health (III)
Class : Self Control (O)
Scale : Never Demonstrated To Consistenly
Demonstrated (m)

Indikasi : Skala :
140201 Kontrol instensitas cemas 2-RLD
140202 Eliminasi tanda cemas 3-SMD
140206 Menggunakan strategi koping efektif 3-SMD
140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk
menekan Kecemasan 4-OFD

4) NIC : Counseling (5240)


Aktivitas :
a) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan.
b) Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini, sebagai
alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang
dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
c) Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan serta
terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan memperluas
focus.
d) Sediakan penguatan yang positif ketika apsien mampu
meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnnya meskipun
mengalami Kecemasan.

14. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI /SOAP
DX

1 12-13 12-13 oktober 2009


Oktober 1 Mengkaji tingkat
dan S : Klien mengatakan rasa nyerinya
2009 intensitas nyeri: nyeri sedikit berkurang, dan klien sudah
bisa menyesuaikan diri
sering muncul apabila
dg.nyerinya.
dibuat bergerak.
O : Keadaan umum lemah, terkadang
2 Memberikan posisi
pasien masih memegangi perutnya
senyaman mungkin bagi saat mau duduk,luka post operasi
klien: semi fowler hari ke 2 , skala nyeri ringan. (1-2)
3 Melakukan kolabarasi TD : 110/70 N : 84 x/mnt
untuk pemberian terapi
RR : 18 x/mnt
analgesik: mefentan tablet.
4 Mengajarkan tehnik
Relaksasi dengan tarik A : Masalah sebagian teratasi
nafas panjang dan tehnik
Distraksi dengan
P : Lanjutkan intervensi No.1-3.
mendengarkan radio.
12-13 1. Mengkaji dan memantau 12-13 oktober 2009
Oktober terus tingkat kecemasan S : Pasien mengatakan sudah
2009 klien baik prilaku verbal mengerti kalau kandungannya
tidak diangkat dan masih bisa
maupun non verbalnya.
berfungsi seperti semula.
2. Memberikan penjelasan
tentang semua
3 permasalahan yang O : Keadaan umum masih lemah,
tidak murung lagi, pasien tidak
berkaitan dengan
banyak bertanya-tanya lagi.
kandungan klien.
3. Membina hubungan
terapeutik dengan klien. A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista
dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat
disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala kedalam panggul.

Penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk
mengetahui gejala mana yang serius.

B. Saran

1) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi
perkembangan ilmu keperawatan.
2) Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan sebagai
bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.
3) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi Masyarakat
umum mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien kista ovarium.
4) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penulisan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Budi santosa : Editor, Panduan Diagnosa Keperawatan, Diagnosa


Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2005-2006.
 Marion Jones, etc, Nursing Outcomes Classification (NOC), Second
Edition, Mosby inc.
 Joanne C. mcClowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC),
Fourth edition, Mosby inc.
 Arief Mansjoer, dkk, Kapita selekta kedokteran fakultas kedokteran UI,
edisi ketiga, jilid 1, Media Aesculapius, 2002.
 Bobak Lodewijk Jensen, Buku Ajar Keperawatan Maternitas (maternity
nursing), edisi 4, EGC, 2005.
 Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G., Keperawatan Medikal-bedah
Brunner & Suddarth edisi 8 vol. 2, EGC, Jakarta, 2001.
 Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7, EGC,
2007.
 Dikutip dari : Http://id.wikipedia.org/wiki/ca ovarium ; oct, 12 2009.
03.15 am.
 Dikutip dari : http://www.vietha’s.blogspot.com ; oct, 12 2009. 03.20 am.
 Dikutip dari : http://www.agung’s.blogspot.com ; oct, 12 2009. 03.22 am.

Anda mungkin juga menyukai