PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
RISKA KUMALASARI
1110418106046
Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013” ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Proposal
Diploma III Kebidanan Mitra Husada Padang.
Pembimbing
Ingelia, S.Keb.Bd
Hj.Miswarti, SKM
i
PERNYATAAN PENGUJI
Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013” ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Proposal
Diploma III Kebidanan Mitra Husada Padang.
Pembimbing
(Ingelia,S.keb.Bd)
Penguji I
(..........)
Penguji II
(........)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013”. Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah
dan arahan dari berbagai pihak yang telah ikut membantu terwujudnya proposal penelitian
ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan dengan penuh keikhlasan penulis
member petunjuk, pengarahan dan bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga
2. Ibu Hj.Miswarti, SKM sebagai Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang.
4. Teristimewa kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan
materil serta do’a restu dan harapannya yang selalu menjadi semangat disetiap
segala hal baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyusunan Proposal Karya
iii
Semoga bantuan,petunjuk,bimbingan dan dukungan serta amal kebaikan yang telah
diberikan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin
Penulis menyadari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan kemampuan, ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Akhir kata penuliis berharap semoga Proposal karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN..............................................................................i
PERNYATAAN PENGUJI..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian...........................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................4
1.5 Ruang lingkup penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hiperemesis gravidarum..............................................................................6
2.2 Paritas..........................................................................................................11
2.3 Kerangka teori.............................................................................................14
2.4 Keragka konsep...........................................................................................15
2.5 Defenisi Operasional...................................................................................16
2.6 Hipotesa......................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian.........................................................................................17
3.2 Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................17
3.3 Populasi dan sampel....................................................................................17
3.4 Teknik pengumpulan data...........................................................................18
3.5 Cara pengolahan data..................................................................................18
3.6 Analisis data................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.........................................
Gambar 2.2 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014..............................
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Ganchart
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Lembaran Konsul
Lampiran 4 : Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 5 : Surat Balasan Dari RSUP Dr. M. Djamil Padang
viii
BAB I
PENDAHULUAN
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan serta menciptakan tata kelolah
penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta dalam membina
suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya.
Mual dan muntah terjadi pada 60 - 80% primigravida dan 40 - 60% multigravida. Satu
diantara 1000 kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
/download.php?id=5561).
1
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah
500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan persalinan, fakta ini
mendekati terjadinya satu kematian setiap menit. Diperkirakan 99% kematian tersebut
com.online).
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2007, angka
kematian ibu masih terbilang tinggi, yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Ibu meninggal terutama terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sesuai
tujuan pembangunan milenium (MDGs), angka kematian ibu (AKI) pada 2015
http://ibuprita.suatuhari.com).
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan
disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi
obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect
obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan
2
Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada
2006: 22).
anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin.
Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa,
diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena
masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor
psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang
sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya
terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan
dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah
satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan
ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang
ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi
3
karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah
yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh
Dari uraian diatas terlihat bahwa faktor ibu hamil dalam hal paritas memiliki kaitan
dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Ibu hamil dengan paritas satu atau ibu
Dari data yang diperoleh dari rekam medik RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan
gravidarum sebanyak 38 orang, sedangkan pada bulan januari- mei 2014 jumlah ibu
hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum sebanyak 15 orang. Jadi sampel pada
penelitian ini seluruh ibu hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum.
Bersadarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah adalah :
“Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr.
1.3.2.2 Diketahuinya Distribusi Frekuensi hubungan ibu hamil dengan kejadian Hiperemesis
1.3.2.3 Diketahuinya Distribusi Frekuensi hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas bagi penulis terutama yang
apa yang telah didapatkan dan merupakan langkah awal untuk lebih memperdalam
penelitian.
pelayanan kesehatan dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi kesehatan
yang terkain dalam menentukan rencana kerja selanjutnya terutama bagi program
Jenis penelitian yang dilakukan analitik yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2013-2014 dengan desain penelitian cross sectional. Dari data yang
diperoleh dari rekam medik RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan januari-desember
2013 didapatkan jumlah ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum sebanyak 38
orang, sedangkan pada bulan januari- mei 2014 jumlah ibu hamil dengan kejadian
hiperemesis gravidarum sebanyak 15 orang. Jadi sampel pada penelitian ini seluruh ibu
hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum. Penelitian ini dilakukan dengan
data sekunder menggunakan studi dokumentasi dari data rekam medis ibu hamil dengan
Variable independen adalah paritas ibu hamil sedangkan variable dependennya adalah
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.3 Tanda dan Gejala
Batas antara mual dan muntah dalam kehamlan yang masih fisiologik dengan
hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah
memerlukan perawatan yang intensif. Penyakit ini biasanya dimulai setelah minggu ke 6 dan
baik sendiri ekitar minggu ke 12. Akan tetapi beberapa diantara pasien ini terus muntah
kadang-kadang sampai 4-8 minggu, hingga kehilangan berat 5-10 kg, kulitnya menjadi kering
dan kadang-kadang timnul icterus malahan dapat jatuh dalam koma, urine menjadi
sakit(oliguri), albumin positif dan dalam sebimen dapat diketemukan silinder dan sel darah
merah. Hyperemesis ada bentuk yang chronis dimana kemunduran terjadi dengan lambat dan
ada yang akut dimana kemunduran terjadi dalam beberapa hari misalnya 1 minggu. Pada
stadium yang lanjut timbul demam dan nadi cepat diatas 130/menit.
Menurut Wiknjosastro (2005), hyperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya
gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan.
1. Tingkatan I. Ringan dirtandai dengan muntah terus-menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastriium. Nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II. Sedang penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3. Tingkat III. Berat keadaan umum lebih parah, mutah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi turun.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
wenicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
8
Adapun gejala-gejala yang khas dengan hyperemesis gravidarum:
a. Muntah yang hebat
b. Haus
c. Dehidrasi
d. Berat badan turun
e. Keadaan umum mundur
f. Kenaikan suhu
g. Icterus
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun)
i. Laboratorium: protein, aceton, urobilinogen, porphyrin dalam urine
bertambah, silinder + (yeyeh al rukiyah, 2010).
2.1.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum dimulai dengan:
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerangan terhadap kehamilan dan persalinan sebagai suatu prooses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun tidur jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Menghindarkan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
b. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Vitamin yang dianjurkan yaitu: vitamin B1 dan B2yang
berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan
pertumbuan dan perbaikan sel.
9
c. Isolasi
Isolasi dilakukan dalalm kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yabg baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti
dan pasien mau makan. Cara cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan
dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik,yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
e. Diet
Ciri khas diet hyperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada
pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan
minu. Diet pada hyperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh
dan mengontrol antidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat
gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat diantaranya
adalah karbohidrat tinggi yaitu:75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah
yaitu:<10% dari kebutuhan energi total, protein sedang yaitu:10-15% dari kebutuhan
energi total, makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien yaitu: 7-10 gelas per hari, makanan mudah dicerna, tidak
merangsang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi kecil, bila makan
pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan
malam, makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
Ada tiga macam diet pada hyperemesis gravidarum, yaitu:
1. Diet hyperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
10
2. Diet hyperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, pemberian
minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-
zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3. Diet hyperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan makanan ini
cukup dalam semua zat-zat gizi kecuali kalsium (yeyeh al rukiyah, 2010).
2.1.5 Patofisiologis
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus- menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Hyperemesis gravidarum ini
juga dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat tenjadi
robekan pada selaput lender esofagus dan lambung (yeyeh al rukiyah, 2010).
2.2 Paritas
2.1.1 Pengertian paritas
Kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario, yang berarti menghasilkan. Secara
umum, paritas didefinisikan sebagai keadaan Melahirkan anak baik hidup ataupun mati,
tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar
hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman, 1998).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar
rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.
11
2.1.2 Klasifikasi
1. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar (Varney, 2006).
2. Multipara
1. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009).
2. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali
(Manuaba, 2008). Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney, 2006).
3. Grandemultipara
1. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).
2. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
atau mati (Rustam, 2005).
3. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
(Varney, 2006).
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk
memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat
pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang
yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-sehari.
12
3. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih
karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam
semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan
sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman
individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya
kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi
kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang
mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak,
maka semakin banyak rejeki.
5. Pengetahuan
o Faktor predisposisi
o Alergi
o Faktor psikologik
Hiperemesis gravidarum
o Faktor adaptasi dan hormonal
Kejadian Hiperemesis
Gravidarum
o Pendidikan
o Pekerjaan
o Keadaan ekonomi
Paritas
o Latar belakang budaya
o pengetahuan
Keterangan :
Yang diteliti
o Yang tidak diteliti
Gambar 2.1
Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014
14
2.4 Kerangka Konsep
Menurut Notoatmadjo (2005) kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan.
Gambar 2.2
Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014
15
2.5 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur
1. (Independen) Ibuyang paritas cheklist Rekam -beresiko Normal
paritas yang medis jika paritas
tertera/tertulis di 1 dan ≥ 4
file/status ibu -tidak
beresiko
jika 2-3
2.6 Hipotesa
Ha1. Ada hubungan antara ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.
Ha2. Ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan kejadian hiperemesis
gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengambilan sampel secara
keseluruhan (Simple accidental Sampling) dimana populasi yang telah terbagi dipilih secara
acak (Notoatmodjo, 2012). Untuk menentukan besarnya ukuran sampel dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
17
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat catatan Rekam Medik pasien dari bulan
januari-desember 2013 dibagian Rekam medik di RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan
januari-mei 2014.
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian
(Budiarto, 2002). Yang mana data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tabel distribusi
frekuensi dan persentase untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.
Rumus :
P= F x 100%
18
Keterangan :
F = Jumlah frekuensi
N= Jumlah sampel
Dilakukan terhadap dua variabel yang duduga berhubungan satu sama lain, dapat
dalam kedudukan yang sejajar pada pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan
sebab akibat (experimentasi). Tujuan analisis ini untuk melihat hubungan variabel
independen ( paritas ibu primigravida dan multigravida) dan variabel dependen (kejadian
hiperemesis gravidarum). Uji yang dipakai adalah chi-squere dengan batas kemaknaan
0,5(α=0,05). Bila α<0,05 maka Hₒ ditolak.
Menemukan uji kemaknaan hubungan dengan cara membandingkan nilai p ( p value )
dengan nilai α = 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 1 dengan kaidah
keputusan sebagai berikut:
1. Nilai p ( p value ) ≤ 0,05 maka Hₒ ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Nilai p ( p value ) > 0,05 maka Hₒ gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
19
DAFTAR PUSTAKA
2014
juni 2014
Putriazka. 2007. Angka Kematian Ibu Dan Bayi Tertinggi Di ASEAN. Hidayat.
2006. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
NIM : 1110418106046
TINGKAT : III
Ingelia,skeb.Bd
2. Jum’at 20 februari 2014 Ganti judul dan acc judul
Ingelia,skeb.Bd
Ingelia,skeb.Bd
Ingelia,skeb.Bd
5.
Ingelia,skeb.Bd