Anda di halaman 1dari 33

HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN

KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DI RSUP Dr. M DJAMIL PADANG
TAHUN 2013

PROPOSAL PENELITIAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian dalam Rangka


Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan Dipolma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang

Oleh:

RISKA KUMALASARI
1110418106046

AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA


PADANG
2014
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013” ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Proposal
Diploma III Kebidanan Mitra Husada Padang.

Padang, Maret 2014

Pembimbing

Ingelia, S.Keb.Bd

Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang

Hj.Miswarti, SKM

i
PERNYATAAN PENGUJI
Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013” ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar Proposal
Diploma III Kebidanan Mitra Husada Padang.

Pembimbing

(Ingelia,S.keb.Bd)

Penguji I

(..........)

Penguji II

(........)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan proposal penelitian dengan

judul “Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di

RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013”. Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah

satu syarat untuk melakukan penelitian karya tulis ilmiah.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak yang telah ikut membantu terwujudnya proposal penelitian

ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan dengan penuh keikhlasan penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ingelia,S.keb.Bd sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

member petunjuk, pengarahan dan bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian.

2. Ibu Hj.Miswarti, SKM sebagai Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada Padang.

3. Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Mitra Husada Padang.

4. Teristimewa kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan

materil serta do’a restu dan harapannya yang selalu menjadi semangat disetiap

langkah dalam mencapai segala harapan dan impian.

5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam

segala hal baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyusunan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

iii
Semoga bantuan,petunjuk,bimbingan dan dukungan serta amal kebaikan yang telah

diberikan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Amin

Penulis menyadari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan kemampuan, ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penuliis berharap semoga Proposal karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi

kita semua.

Padang, juli 2014

Penulis

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN..............................................................................i
PERNYATAAN PENGUJI..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian...........................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................4
1.5 Ruang lingkup penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hiperemesis gravidarum..............................................................................6
2.2 Paritas..........................................................................................................11
2.3 Kerangka teori.............................................................................................14
2.4 Keragka konsep...........................................................................................15
2.5 Defenisi Operasional...................................................................................16
2.6 Hipotesa......................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian.........................................................................................17
3.2 Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................17
3.3 Populasi dan sampel....................................................................................17
3.4 Teknik pengumpulan data...........................................................................18
3.5 Cara pengolahan data..................................................................................18
3.6 Analisis data................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Defenisi Operasional........................................................................................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.........................................

Gambar 2.2 Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014..............................

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ganchart
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Lembaran Konsul
Lampiran 4 : Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 5 : Surat Balasan Dari RSUP Dr. M. Djamil Padang

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Visi dan misi depkes 2010 – 2014 adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat termasuk

swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin

tersedianya upaya kesehatan yang paripurna merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin

ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan serta menciptakan tata kelolah

pemerintah yang baik (Depkes RI,2014 info@puskom.depkes.go.id).

Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta dalam membina

suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya.

Dengan pengawasan tersebut dapat diketahui berbagai komplikasi yang dapat

mempengaruhi kehamilan sehingga dapat segera diatasi (Anonym,2014. http://digilib.

unimus.ac.id /files/disk1 /112/jtptunimus-gdl-kurniamagh-5595-2-babi.pdf ).

Mual dan muntah terjadi pada 60 - 80% primigravida dan 40 - 60% multigravida. Satu

diantara 1000 kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama

masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolik, atau defisiensi

nutrisi, dan kehilangan berat badan (Anonym,2014.http://digilib.unimus.ac.id

/download.php?id=5561).

1
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah

500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan persalinan, fakta ini

mendekati terjadinya satu kematian setiap menit. Diperkirakan 99% kematian tersebut

terjadi dinegara-negara berkembang.(Anonym,2014. http://akuindonesia.Wordpress

com.online).

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2007, angka

kematian ibu masih terbilang tinggi, yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Ibu meninggal terutama terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sesuai

tujuan pembangunan milenium (MDGs), angka kematian ibu (AKI) pada 2015

ditargetkan turun menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. (Anonym,2014.

http://ibuprita.suatuhari.com).

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42

hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan

disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi

tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya(Sarwono, 2006: 22).

Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian

obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect

obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan

kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung disebabkan

oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya.

Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah pendarahan,

infeksi dan abortus.

2
Kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada

sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes,

hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum. (Sarwono,

2006: 22).

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan

anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin.

Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa,

diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena

masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor

psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan

dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang

sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya

terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan

dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya

hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009).

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah

satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan

ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang

ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan

nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan

pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi

mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum.

3
karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah

yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh

derajat kesehatan ibu dan anak.(Diknas : 2005).

Dari uraian diatas terlihat bahwa faktor ibu hamil dalam hal paritas memiliki kaitan

dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Ibu hamil dengan paritas satu atau ibu

primigravida mengalami resiko yang lebih tinggi.

Dari data yang diperoleh dari rekam medik RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan

januari-desember 2013 didapatkan jumlah ibu hamil dengan kejadian hiperemesis

gravidarum sebanyak 38 orang, sedangkan pada bulan januari- mei 2014 jumlah ibu

hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum sebanyak 15 orang. Jadi sampel pada

penelitian ini seluruh ibu hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum.

1.2 Rumusan Masalah

Bersadarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah adalah :

“Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr.

M. Djamil Padang Tahun 2013-2014”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.


1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya Distribusi Frekuensi ibu hamil dengan kejadian Hiperemesis

Gravidarum di RSUP M.djamil Padang pada tahun 2013-2014.

1.3.2.2 Diketahuinya Distribusi Frekuensi hubungan ibu hamil dengan kejadian Hiperemesis

Gravidarum di RSUP M.djamil Padang pada tahun 2013-2014.

1.3.2.3 Diketahuinya Distribusi Frekuensi hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian

Hiperemesis Gravidarum di RSUP M.djamil Padang pada tahun 2013-2014.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas bagi penulis terutama yang

berhubungan dengan masalah kebidanan, dan juga memberikan informasi terhadap

apa yang telah didapatkan dan merupakan langkah awal untuk lebih memperdalam

penelitian.

1.4.2 Bagi RSUP Dr. M.Djamil Padang

Sebagai landasan atau pedoman bagi petugas kesehatan dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi kesehatan

yang terkain dalam menentukan rencana kerja selanjutnya terutama bagi program

Kesehatan Ibu dan Anak.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan dapat dijadikan

sebagai sumber bacaan.


1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan analitik yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan

Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil

Padang Tahun 2013-2014 dengan desain penelitian cross sectional. Dari data yang

diperoleh dari rekam medik RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan januari-desember

2013 didapatkan jumlah ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum sebanyak 38

orang, sedangkan pada bulan januari- mei 2014 jumlah ibu hamil dengan kejadian

hiperemesis gravidarum sebanyak 15 orang. Jadi sampel pada penelitian ini seluruh ibu

hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum. Penelitian ini dilakukan dengan

data sekunder menggunakan studi dokumentasi dari data rekam medis ibu hamil dengan

kejadian hiperemesis gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.

Variable independen adalah paritas ibu hamil sedangkan variable dependennya adalah

kejadian hiperemesis gravidarum. Tempat penelitian akan dilakukan Di RSUP Dr. M.

Djamil Padang bulan januari 2013- mei 2014.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hiperemesis Gravidarum


2.1.1 Pengertian
Hyrepemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi (Mochtar, Rustam 1998).
Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil,
seorang ibu menderita Hyperemesis Gravidarum jika seseorang ibu memuntahkan segala
yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat turun, turgor kulit kurang
diurese kurang dan timbul aseton dalam air kencing (Wiknjosastro (2005).
Hyperemesis Gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual muntah yang
dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan.
Akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat dan frekuensi buang air kencing menurun draktis,
aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menurun. Meski begitu, tidak
sedikit bu hamil masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga.
Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil,
terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda dan mola. Tetapi kalau seseoran
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun,
turgor kulit kurang diurese kurang dan timbul aseton dalam air kencing, maka keadaan ini
disebut hyperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di ruma sakit .
Hyperemesis gravidarum adalah salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang
bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadi gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan. (Elstar offset 1984).
2.1.2 Penyebab
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini
disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf.
6
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena
tidak makan dn minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan
oleh beberapa sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamlan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada
kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masukkan vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
c. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. Kurangnya penerimaan
terhadap kehamilan dunilai memicu perasaan mual dan muntah ini. Pada waktu hamil
muda, kehamilan dinilai tidak diharapkan, apakah karena kegagalan kontrasepi
ataupun karena hubungan diluar nikah. Hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap
kehamilan tersebut.
e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering
terjadi hiperemesi gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi
adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita primigravida dan overdistensi rahim
pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu
tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum. Peningkatan Hormon
Estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG). Pada kehamilan dinilai
terjadi perubahan juga pada sistem endrokrinologi, terutama untuk hormon estrogen
dan HCG yang dinilai mengalmi peningkatan.sejalan dengan yang diungkapkan pada
poin pertama, bahwa pada kehamilan mola hidatidosa dan kehamilan ganda, memang
terjadi pembentukan hormon yang berlebihan (yeyeh al rukiyah, 2010).

7
2.1.3 Tanda dan Gejala
Batas antara mual dan muntah dalam kehamlan yang masih fisiologik dengan
hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah
memerlukan perawatan yang intensif. Penyakit ini biasanya dimulai setelah minggu ke 6 dan
baik sendiri ekitar minggu ke 12. Akan tetapi beberapa diantara pasien ini terus muntah
kadang-kadang sampai 4-8 minggu, hingga kehilangan berat 5-10 kg, kulitnya menjadi kering
dan kadang-kadang timnul icterus malahan dapat jatuh dalam koma, urine menjadi
sakit(oliguri), albumin positif dan dalam sebimen dapat diketemukan silinder dan sel darah
merah. Hyperemesis ada bentuk yang chronis dimana kemunduran terjadi dengan lambat dan
ada yang akut dimana kemunduran terjadi dalam beberapa hari misalnya 1 minggu. Pada
stadium yang lanjut timbul demam dan nadi cepat diatas 130/menit.
Menurut Wiknjosastro (2005), hyperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya
gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan.
1. Tingkatan I. Ringan dirtandai dengan muntah terus-menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastriium. Nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2. Tingkat II. Sedang penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3. Tingkat III. Berat keadaan umum lebih parah, mutah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi turun.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
wenicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

8
Adapun gejala-gejala yang khas dengan hyperemesis gravidarum:
a. Muntah yang hebat
b. Haus
c. Dehidrasi
d. Berat badan turun
e. Keadaan umum mundur
f. Kenaikan suhu
g. Icterus
h. Gangguan cerebral (kesadaran menurun)
i. Laboratorium: protein, aceton, urobilinogen, porphyrin dalam urine
bertambah, silinder + (yeyeh al rukiyah, 2010).

2.1.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum dimulai dengan:
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerangan terhadap kehamilan dan persalinan sebagai suatu prooses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun tidur jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Menghindarkan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
b. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Vitamin yang dianjurkan yaitu: vitamin B1 dan B2yang
berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan
pertumbuan dan perbaikan sel.

9
c. Isolasi
Isolasi dilakukan dalalm kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yabg baik
hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti
dan pasien mau makan. Cara cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan
dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik,yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
e. Diet
Ciri khas diet hyperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada
pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan
minu. Diet pada hyperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh
dan mengontrol antidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat
gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat diantaranya
adalah karbohidrat tinggi yaitu:75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah
yaitu:<10% dari kebutuhan energi total, protein sedang yaitu:10-15% dari kebutuhan
energi total, makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan pasien yaitu: 7-10 gelas per hari, makanan mudah dicerna, tidak
merangsang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi kecil, bila makan
pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan
malam, makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
Ada tiga macam diet pada hyperemesis gravidarum, yaitu:
1. Diet hyperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa
roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.

10
2. Diet hyperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, pemberian
minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-
zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3. Diet hyperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan makanan ini
cukup dalam semua zat-zat gizi kecuali kalsium (yeyeh al rukiyah, 2010).

2.1.5 Patofisiologis
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hyperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus- menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Hyperemesis gravidarum ini
juga dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat tenjadi
robekan pada selaput lender esofagus dan lambung (yeyeh al rukiyah, 2010).

2.2 Paritas
2.1.1 Pengertian paritas

Kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario, yang berarti menghasilkan. Secara
umum, paritas didefinisikan sebagai keadaan Melahirkan anak baik hidup ataupun mati,
tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar
hanya dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman, 1998).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara,
multipara dan grandemultipara.

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar
rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.

11

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu


hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008).

2.1.2 Klasifikasi

1. Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar (Varney, 2006).

2. Multipara

1. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009).
2. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali
(Manuaba, 2008). Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney, 2006).

3. Grandemultipara

1. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).
2. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
atau mati (Rustam, 2005).
3. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
(Varney, 2006).

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan


orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam
berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional
bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk
memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat
pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang
yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-sehari.

12

3. Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih
karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

4. Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam
semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan
sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman
individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya
kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi
kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang
mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak,
maka semakin banyak rejeki.

5. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan


seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan
paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia
ketahui (Friedman, 2005).
13
2.3 Kerangka Teori
Menurut Mochtar (1998 : 111) dkk, beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian
Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :

Faktor ibu hamil

o Faktor predisposisi
o Alergi
o Faktor psikologik
 Hiperemesis gravidarum
o Faktor adaptasi dan hormonal
Kejadian Hiperemesis
Gravidarum

Faktor ibu primigravida dan multigravida

o Pendidikan
o Pekerjaan
o Keadaan ekonomi
 Paritas
o Latar belakang budaya
o pengetahuan

Keterangan :
 Yang diteliti
o Yang tidak diteliti
Gambar 2.1
Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014

14
2.4 Kerangka Konsep
Menurut Notoatmadjo (2005) kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan.

Variable Independen Variabel Dependen

paritas Kejadian hiperemesis gravidarum

Gambar 2.2
Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014
15
2.5 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur
1. (Independen) Ibuyang paritas cheklist Rekam -beresiko Normal
paritas yang medis jika paritas
tertera/tertulis di 1 dan ≥ 4
file/status ibu -tidak
beresiko
jika 2-3

2. (Dependen) Ibu hamil yang cheklist Rekam -Ya: ibu Normal


kejadian tidak terdeteksi medis yang
hiperemesis hiperemesis hiperemesi
gravidarum gravidarum yang s
tertulis/tertera di gravidarum
status ibu -tidak :ibu
yang
hiperemesi
s
gravidarum

2.6 Hipotesa

Ha1. Ada hubungan antara ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.
Ha2. Ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan kejadian hiperemesis
gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik yaitu
dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat fenomena
termasuk kesehatan yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Dengan menggunakan
desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di RSUP Dr. M.Djamil Padang waktu
penelitian dari bulan januari 2013-mei 2014.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi seluruh ibu hamil yang mengalami
hyperemesis gravidarum di RSUP Dr. M.Djamil Padang, sebanyak 53 orang.

3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengambilan sampel secara
keseluruhan (Simple accidental Sampling) dimana populasi yang telah terbagi dipilih secara
acak (Notoatmodjo, 2012). Untuk menentukan besarnya ukuran sampel dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

3.3.3 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari RSUP Dr. M.Djamil Padang tentang
jumlah ibu hamil yang mengalami penderita hyperemesis gravidarum di RSUP Dr. M.Djamil
Padang.

17
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat catatan Rekam Medik pasien dari bulan
januari-desember 2013 dibagian Rekam medik di RSUP Dr.M. Djamil Padang pada bulan
januari-mei 2014.

3.5 Cara Pengolahan Data


3.5.1 Cara Pengolahan Data
Proses pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Data (editing )
Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner.
2. Pengkodean Data ( coding )
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menhadi data angka atau
bilangan.
3. Memasukkan Data ( Data entry ) atau processing
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau “software” computer.
4. Pembersihan Data ( cleaning )
Memeriksa kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebaiknya, kemudian
dilakukan penbentulan atau koreksi.

3.6 Analisa Data


3.6.1 Analisa univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian
(Budiarto, 2002). Yang mana data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tabel distribusi
frekuensi dan persentase untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013-2014.
Rumus :

P= F x 100%

18

Keterangan :

P = Jumlah presentase yang diinginkan

F = Jumlah frekuensi

N= Jumlah sampel

3.5.2 Analisis Bivariat

Dilakukan terhadap dua variabel yang duduga berhubungan satu sama lain, dapat
dalam kedudukan yang sejajar pada pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan
sebab akibat (experimentasi). Tujuan analisis ini untuk melihat hubungan variabel
independen ( paritas ibu primigravida dan multigravida) dan variabel dependen (kejadian
hiperemesis gravidarum). Uji yang dipakai adalah chi-squere dengan batas kemaknaan
0,5(α=0,05). Bila α<0,05 maka Hₒ ditolak.
Menemukan uji kemaknaan hubungan dengan cara membandingkan nilai p ( p value )
dengan nilai α = 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 1 dengan kaidah
keputusan sebagai berikut:
1. Nilai p ( p value ) ≤ 0,05 maka Hₒ ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Nilai p ( p value ) > 0,05 maka Hₒ gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
19
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2014. http//info@puskom.depkes.go.id Diakses 6 Juni 2014

Anonym, 2014. http://akuindonesia.wordpress.com.online diakses 6 Juni 2014

Anonym, 2014. http://ibuprita.suatuhari.com diakses 6 Juni 2014

Anonym, 2014. http://digilib. unimus.ac.id /files/disk1 /112/jtptunimus-gdl-

kurniamagh-5595-2-babi.pdf Diakses 6 juni 2014

Anonym, 2014. .( http://digilib.unimus.ac.id /download.php?id=5561 Diakses 06 juni

2014

Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses tanggal 6

juni 2014

BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN

Mochtar, R.1998. Sinopsis obstetri. Jakarta EGC

Wiknjosastro. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : EGC.
Offset elstar, 1984. Obstetri patologi. Bandung : EGC

Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Putriazka. 2007. Angka Kematian Ibu Dan Bayi Tertinggi Di ASEAN. Hidayat.
2006. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.

Friedman, 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN


KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
TAHUN 2013-2014
No No. MR Nama ibu hamil Paritas Diagnosa
.
Primipara Multipar
a
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

JADWAL KONSULTASI PROPOSAL

NAMA : RISKA KUMALASARI

NIM : 1110418106046

TINGKAT : III

DOSEN PEMBIMBING : INGELIA, S.Keb.Bd

Judul KTI : HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN


KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2013-
2014

No Hari/Tanggal Materi/konsultasi Tanda tangan


. pembimbing

1. Selasa 13 februari 2014 Konsul judul dan latar belakang

Ingelia,skeb.Bd
2. Jum’at 20 februari 2014 Ganti judul dan acc judul

Ingelia,skeb.Bd

3. Selasa 8 juli 2014 Konsul BAB I, II, III

Ingelia,skeb.Bd

4. Kamis 10 juli 2014 Konsul perbaikan BAB I,II,III

Ingelia,skeb.Bd

5.

Ingelia,skeb.Bd

Anda mungkin juga menyukai