Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

KESINAMBUNGAN USAHA

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

15
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Kesinambungan Usaha. 1. Melakukan penilaian risiko
2. Menanggapi risiko
3. Pelaporan
Pendahuluan
Istilah kesinambungan usaha dan usaha yang berkesinambungan yang digunakan
merupakan terjemahan dari “going concern”. ISA 570 menjadi acuan dalam kesinambungan
usaha.

Tiga Tahap dalam Proses Audit atas Kesinambungan Usaha:

1. Tahap 1 – Risk Assessment (Menilai Risiko)

a. Pertimbangkan dan Tanya kepda manajemen apakah ada peristiwa atau kondisi
(conditions) yang mungkin menimbulkan keraguan mengenai kemamouan entitas untuk
melanjutkan usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan

b. Reviu penilaian yang dilakukan manajemen (management assessment) tentang


kemungkinan adanya peristiwa atau kondisi terebut di atas, dan tanggapan atau rencana
manajemen menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut

c. Tetap waspada terhadap peristiwa atau kondisi selama berlangsungnya audit

2. Tahap 2 – Risk Respone (Menanggapi Risiko)

a. Jika peristiwa atau kondisi telah diidentifikasi

(1) Tanya kepada manajemen, apa rencana tindakan mereka

(2) Evaluasi rencana tindakan manajemen tersebut

(3) Reviu keandalan data yang digunakan dan pendukung asumsi prakiraan arus kas

b. Tanya kepada manajemen tentang peristiwa atau kondisi di luar/sesudah periode


penilaian yang dilakukan manajemen

c. Pertimbangkan fakta atau informasi tambahan yang masuk secara bertahap; waspada
selama berlangsung audit

3. Tahap 3 – Reporting (Pelaporan)

a. Tentukan apakah:

(1) terjadi ketidakpastian yang material, berkenaan dengan peristiwa atau kondisi
yang diidentifikasi

(2) asumsi kesinambungan usaham masih tepat

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 2
b. Apakah laporan keuangan menjelaskan secara utuh “kekhawatiran” akan peristiwa
atau kondisi dan mengungkapkan setiap ketidakpastian yang material?

c. Peroleh representasi manajemen (management representations)

Tujuan Auditor dalam Audit Kesinambungan Usaha

Tujuan auditor adalah:

1. Memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang tepat/tidaknya penggunaan asumsi
kesinambungan usaha oleh manajemen dalam membuat laporan keuangan
2. Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah ada ketidakpastian
material mengenai peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan
mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya yang
berkesinambungan; dan
3. Menentukan implikasinya terhadap laporan auditor

Selayang Pandang
Penggunaan asumsi “kesinambungan usaha” (going concern assumption) sangat
fundamental dalam membuat laporan keuangan.

ISA 570 memberikan petunjuk mengenai tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan berkenaan dengan penggunaan asumsi “kesinambungan usaha”penilaian
menajemen mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usanya sebagai usaha
berkesinambungan.

Asumsi Kesinambungan Usaha

Dibawah kesinambungan usaha, suatu entitas dianggap menpunyai usaha yang


berkesinambungan dalam waktu dekat di masa mendatang. Laporan keuangan yang
bertujuan umum dibuat dengan dasar kesinambungan usaha, kecuali jika manajemen
mempunyai niat/rencana melikuidasi entitas itu atau berhenti beroperasi, atau tidak ada
alternative yang realistis kecuali membubarkannya. Laporan keuangan yang bertujuan
khusus dapat atau dapat tidak dibuat dengan kerangka pelaporan keuangan dimana dasar
kesinambungan usaha itu relevan (contoh, dasar kesinambungan usaha tidak relevan untuk
laporan keuangan yang dibuat atas dasar pajak/tax basis di Negara tertentu).

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 3
Penilaian Risiko
Prosedur Penilaian Risiko – Kesinambungan Usaha

ISA PENJELASAN ISA 570 UNTUK ALINEA YANG BERSANGKUTAN


570.1 Ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko sesuai ISA 315, auditor wajib
0 mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang mungkin menimbulkan
keraguan memgenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai
usaha yang berkesinambungan. Dalam melakukan hal itu, auditor wajib
menentukan apakah menajemen sudah melaksanakan penilaian pendahulu
tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang
berkesinambunga, dan:
a) Jika penilaian (pendahulu) itu sudah dilaksanakan, auditor wajb membahas
penilaian itu dengan manajemen dan menentukan apakah manajemen
sudah mengidentifikasi peristiwa atau kondisi, yang masing-masing atau
secara bersama, mungkin menimbulkan keraguan mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan usahanya sebagai usaha yang
berkesinambungan dan, jika demikian, rencana menajemen untuk
menangani masalah itu; atau
b) Jika penilaian (pendahuluan) itu belum dilaksanakan, auditor wajib
membahas dengan menajemen dasar untuk rencana penggunaan asumsi
usaha berkesinambungan, dan bertanya kepada manajemen apakah
peristiwa atau kondisi, yang masing-masing atau secara bersama, mungkin
menimbulkan keraguan mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan
usahanya sebagau usaha yang berkesinambungan
570.1 Auditor wajib senantiasa waspada, terhadap bukti audit mengenai peristiwa atau
1 kondisi yang mungkin menimbulkan keraguan mengenai kemampuan entitas untuk
melanjutkan usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan

Keraguan yang Besar Mengenai Ausmsi Kesinambungan Usaha

1. Indikator Keuangan
a. Posisi liabilitas bersih (net liability position) atau liabilitas lancer bersih (net
current liability position)
b. Pinjaman yang mendekati tanggal jatuh tempo prospek yang realistis untuk
perpanjangan atau pelunasan, atau ketergantungan yang besar akan pinjaman
jangka pendek untuk membelanjai aset tetap

c. Indikasi penarikan dukungan dari para kreditur

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 4
d. Arus kas operasional yang negatif seperti terlihat dalam laporan keuangan historis
maupun prospektif

e. Rasio keuangan utama yang buruk

f. Kerugian operasional yang besar

g. Penurunan nilai aset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas, secara
signifikan

h. Menunggak membayar dividen atau bahkan menghentikannya sama sekali

i. Ketidakmampuan membayar para kreditur pada taggal jatuh temponya utang

j. Ketidakmampuan memenuhi syarat-syarat pinjaman

k. Perubahan transaksi pembelian dari transaksi kredit ke tunai transaksi

l. Ketidakmampuan memperoleh pendanaan untuk mengembangkan produk baru


atau investasi yang sangat penting

2. Indikator Operasional

a. Niat/rencana manajemen untuk melikuidasi entitas atau berhenti beroperasi

b. Hilangnya anggota (tim inti) manajemen, tanpa pengganti

c. Kehilangan pasar yang sangat penting, pelanggan utama, waralaba, lisensi, atau
pemasok utama

d. Kesulitan dengan SDM, mogok kerja berkepanjangan, bentrok dalam pabrik, dan
seterusnya

e. Kekurangan pemasok untuk bahan baku/mesin yang penting

f. Munculnya saingan baru yang sangat sukses

3. Lain-lain

a. Ketidakpatuhan mengenai kewajiban permodalan

b. Ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan atau ketentuan statute


(anggaran dasar)

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 5
c. Tuntutan hokum terhadap entitas yang belum final (masih pending), yang jika
berhasil, dapat berdampak buruk (ketidakmampuan entitas memenuhi tuntutan
tersebut)

f. Perubahan undang-undang, ketetnuan perundang-undangan atau kebijakan


pemerintah yang berdampak buruk pada entitas

g. Bencana besar yang tidak diasuransikan atau yang underinsured (asuransi yang
terlalu rendah)

Mengevaluasi Penilaian Manajemen


Evaluasi atas Penilaian Manajemen tentang Kesinambungan Usaha

ISA PENJELASAN ISA 570 UNTUK ALINEA YANG BERSANGKUTAN


570.12 Auditor wajib mengevakuasi penilaian (oleh) manajemen tentang kemampuan
entitas melanjutkan usahanya secara berkesinambungan
570.13 Dalam mengevaluasi penilaian manajemen tentang kemampuan entitas
melanjutkan usahanya secara berkesimbungan, auditor wajib meliput periode
yang sama seperti yang digunakan menajemen dalam membuat penilaian seperti
yang disyaratkan oleh kerangka peaoran keuangan yang berlaku, atau oleh
undang-undang atau ketentuan perundang-undangan jika ketetnuan itu
menetapkan periode yang blebih panjang. Jika penilaian manajemen tentang
kemampuan entitas melanjutkan usahanya secara berkesinambungan meliput
periode kurang dari 12 bulan sejak tanggal laporan keuangan sebagaimana
didefinisikan dalam ISA 560, auditor wajib meminta manajemen memperpanjang
periode penilaiannya, setidak-tidaknya 12 bulan sejak tanggal tersebut
570.14 Dalam mengevaluasi penilaian manajemen, auditor wajib mempertimbangkan
apakah penilaian menajemen meliputi semua informasi yang relevan yang
diketahui usahanya sebagai hasil auditnya
570.15 Auditor wajib menanyakan kepada manajemen mengenai pengetahuannya
tentang peristiwa atau kondisi di luar periode yang diliput oleh penilaian
manajemen, yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan entitas
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan

Mengevaluasi Rencana Manajemen dalam Entitas Kecil

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 6
Manajemen dalam entitas yang lebih kecil mungkin tidak menyiapkan penilaian yang
sedemikian rincinya megenai kemampuan entitas melanjutkan usahanya secara
berkesinambungan. Mereka mungkin akan mengandalkan pengetahuan mereka yang
mendalam tentang bisnisnya dan prospeknya di kemudian hari.

Prosedur evakuasi yang dilakukan auditor, umumnya meliputi:

1. Pembahasan dengan manajemen, pembelanjaan entitas dalam jangka menengah


dan panjang
2. Menguji informasi tentang niat manajemen, dnegan pemahaman auditor mengenai
entitas tersebut dan bukti-bukti dokumen
3. Melihat apakah kewajiban manajemen untuk memperpanjang periode penilaian
setidak-tidaknya 12 bulan. Ini dapat dicapai melalui pembahasan, bertanya, dan
inspeksi dokumen pendukung, dan hasil penilaian auditor apakah semua upaya ini
feasible. Contoh, prakiraan tentang penjualan di masa mendatang dapat didukung
dengan order penjualan; dan
4. Menanyakan apakah manajemen mengetahui kondisi di laur periode penilaian
manajemen, yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan entitas
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan keraguan besar mengenai kemapuan entitas


melanjutkan usahanya secara berkesimbungan, antara lain keterbatasan dalam:

1. Kemampuan entitas menghadapi kondisi buruk. Entitas kecal dapat bereaksi cepat
untuk menyerap peluang baru, tetapi sering kali mempunyai sumber daya terbatas
untuk melanjutkan usaha
2. Tersedianya sumber-sumber pembelanjaan. Bank dan kreditur lain menghentikan
pinjaman atau dukungan sama sekali. Atau, pemilik (atau pihak ketiga yang masih
terkait dangan pemilik) menarik dukungan/agunan/jaminan pribadi
3. Menghadapi perubahan besar seperti kehilangan pemasok utama, pelanggan besar,
pegawai penting, lisensi untuk beroperasi, waralaba, atau perikatan hokum lainnya

Menanggapi Risiko
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 7
Kewajiban Auditor Menanggapi Risiko yang Ditemukan

Jika peristiwa atau kondisi sudah diidentifikasi dapat menimbulkan keraguan besar
mengenai kemampuan entitas melanjutkan usahanya secara berkesinambungan, auditor
wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menentukan apakah ada
ketidakpastian material, dnegan melakukan prosedur audit tambahan, termasuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang memitigasi. Prosedur ini meliputi:

1. Jika menajemen belum menilai kemampuan kesinambungan usahanya, minta


manajemen melakukannya
2. Evaluasi rencana manajemen mengenai tindakan di masa mendatang, sehubungan
dengan keseinambungan usahanya. Apakah rencana ini berpeluang memperbaiki
situasi? Apakah rencana menajemen feasible?
3. Jika entitas sudah meyiapkan prakiraan arus kas yang merupakan faktor signifikan
dalam mempertimbangkan masa depan entitas, ketika mengevaluasi rencana
manajemen mengenai tindakan yang akan dilakukan dimsa mendatang:
a. Evaluasi keandalan data yang disiapkan untuk dan mendasari prakiraan tersebut;
dan
b. Tentukan apakah ada pendukung yang cukup untuk asumsi yang mendasari
prakiraan tersebut
4. Pertimbangkan fakta atau informasi tambahan yang tersedia, sejak tanggal
manajemen melaksanakan penilaian
5. Minta representasi tertulis dari manajemen dan, jika TCWG (those charged with
governance), tenatng rencana mereka untuk tindakan di masa mendatang dan
tentang feasibility dari rencana tersebut

Ketidakpastian Material
Peristiwa atau kondisi dapat diidentifikasi sebagai menimbulkan keraguan besar mengenai
kamampuan entitas melanjutkan usahanya secara berkesimabungan. Ketidakpastian
material timbul jika besaran (magnitude) dan peuang terjjadinya (likelihood of occurrence)
sedemikian rupa sehingga auditor berpendapat, harus ada pengungkapan yang tepat
mengenai sifat dan implikasi dari ketidakpastian tersebut, agar laoran keuangan disajikan
secara wajar (fair presentation), atau, agar laporan keuangan tidak menyesatkan (dalam
compliance framework atau kerangka pelaporan keuangan dalam kepatuhan).

Rencana manajemen untuk tindakan dimasa mendatang, mengenai masalah


kesinambungan usaha umumnya membahas satu atau beberapa strategi tetang:
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 8
1. melikuidasi (menjual) aset
2. meminjam uang atau merestrukturisasi utang
3. mengurangi atau menunda pengeluaran
4. merestrukturisasi operasi, termasuk produk dan jasa
5. mengupayakan merger atau acquisition
6. meningkatkan modal

Langkah Auditor dalam Menangani Masalah Kesinambungan Usaha

1. Dapatkan Penilaian dan Recana Manajemen

Jika auditor belum memperolehnya, minta manajemen membuat penilaian terhadap


kemampuan entitas melanjutkan usahanya secara berkesinambungan

2. Evaluasi Rencana Manajemen

Evaluasi rencana manajemen untuk menanggapi penilaian tentang kesinambungan


usaha:

a. Apakah hasil akhir (outcome) dari rencana tersebut dapat memperbaiki keadaaan?
b. Apakah rencana tersebut feasible dalam sitiasi yang dihadapi?
c. Berapa andalnya prakiraan laba/arus kas, dan hal apa yang mendukung ausmsi
yang digunakan? Kemampuan kesinambungan usaha entitas, seperti:
1. Hasil operasi terakhir, buruk aatau sangat buruk
2. Pelanggaran syarat-syarat yang ditetapkan dalam perjanjian kredit
3. Kesulitan keuangan yang diungkapkan dalam pertemuan pimpinan entitas, dan
terekam dalam risalah rapat
4. Adanya litigasi/ tuntutan hokum dan taksiran mengenai implikasi keuangannya
5. Ada/tidaknya, sah/tidaknya, dan dapat dipaksakan (enforceability)/tidaknya
pengaturan yang memberikan atau mempertahankan dukungan keuangan dari
pihak terkait dan pihak ketiga
6. Kemampuan keuangan pihak terkait dan pihak ketiga untuk pendanaan tambahan
atau pemberian jaminan
7. Peristiwa kemudian (subsequent events) lainnya
8. Indikasi kecurangan seperti management override, transaksi fiktif, atau
penyembunyian fakta penting yang meterial
d. Masih berlanjutnya (tidak diakhirinay) fasilitas pinjaman dan dengan syarat yang
sama

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 9
e. Laporan mengenai tindakan/sanksi yang dijatuhkan regulator
f. Dalam hal penjualan aset, apakah ada dukungan yang cukup? Ada (calon) pembeli?

Juga pertimbangkan apakah fakta atau informasi tambahan tersedia, sejak tanggal
manajemen malaksanakan penilaian.

3. Minta Representasi Tertulis

Minta representasi tertulis dari manajemen dan, jika perlu, dari TCWG (those charged
with governance), tentang rencana mereka untuk tindakan di amsa mendatang dan
tentang feasibility dari rencana tersebut.

Pelaporan
Langkah terkahir adalah bagi auditor melaporkan kesimpulannya.

Kesimpulan Auditor dan Pelaporan Mengenai Kesinambungan Usaha

ISA PENJELASAN ISA 570 UNTUK ALINEA YANG BERSANGKUTAN


570.17 Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor wajib menyimpulkan apakah,
menurut pendapat auditor, ada ketidakpastian material terkait peristiwa atau
kondisi yang, sendiri-sendiri atau bersama, dapat menimbulkan keraguan besar
mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya secara
berkesinmabungan

Ketidakpatian material ada/terjadi jika besaran dari dampak potensial dan


kemungkinan terjadinya sedemikian rupa sehingga menurut auditor, harus ada
pengungkapan yang tepat mengenai sifat dan implikasi dari ketidakpastian
tersebut untuk:
a. dalam hal kerangka pelaporan keuangan dengan penyajian wajar, tercapainya
penyajian yang wajar (fair presentation) dari laporan keuangan, atau
b. dalam hal kerangka pelaporan keuangan dengan kepatuhan, agar laporan
keuangan tidak menyesatkan

570.18 Jika auditor menyimpulkan asumsi kesinambungan usaha memang tepat dalam
situasi tersebut, namun ada ketidakpastian material, auditor wajib menentukan
apakah laporan keuangan:
a. Menjelaskan dengan cukup peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan
besar mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya secara

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 10
berkesinambungan dan recana manajemen untuk menyelesaikan peristiwa atau
kondisi tersebut; dan
b. Mengungkapkan dengan jelas adanya ketidakpastian material berkaitan dengan
peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambugan dan, karenanya,
entitas mungkin tidak mampu merealisasi aset dan menyelesaikan kewajibannya
dalam kegiatan bisnisnya yang normal
570.19 Jika pengungkapan yang cukup sudah dibuat dalam laporan keuangan, auditor
wajib memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi (pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian) dan mencantumkan alinea Penekanan Mengenai Suatu Hal
(Emphasis of Metter paragraph) dalam laporan auditor untuk:
a. Menekankan adanya ketidakpastian material berkaitan dengan peristiwa atau
kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuan entitas untuk
melanjutkan usahanya secara berkesinambungan; dan
b. Menarik perhatian (pembaca) pada catatan atas laporan keuangan yang
mengungkapkan hal-hal yang disyaratkan dalam alinea 18
570.20 Jika pengungkapan tidak cukup dibuat dalam laporan kauangan, auditor wajib
memberikan pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau pendapat Tidak
Wajar (TW), tergantung mana yang tepat, sesuai dengan ISA 705. Auditor wajib
menyatakan dalam laporan auditor adanya ketidakpastian material berkaitan
dengan peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan besar mengenai
kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambungan
570.21 Jika laporan keuangan dibuat dengan dasar berkesinambungan usaha, yang
menurut auditor, penggunaan asumsi kesinambungan usaha opeh manajemen
adalah tidak tepat, wajib memberikan pendapat Tidak Wajar (TW)
570.22 Jika manajemen berseia membuat atau memperluas penilaiannya ketika diminta
oleh auditor, auditor wajib mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan
auditor
570.23 Kecuali jika semua TCWG (those charged with governance) terlibat dalam
pengelolaan entitas, auditor wajib mengkomunikasikan dengan TCWG peristiwa
atau kondisi yang diidentifikasikan menimbulkan keraguan besar mengenai
kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya secara berkesinambungan.
Komunikasi dengan TCWG itu akan meliputi:
a. Apakah peristiwa atau kondisi tersebut merupakan ketidakpastian material
b.Apakah asumsi kesinambungan usaha sudah tepat dalam membuat dan
menyajikan laporan keuangan; dan
c. Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
570.24 Jika ada penundaan dalam persetujuan mengenai laporan keuangan oleh
manajemen atau TCWG (those charged with governance) sesudah tanggal laporan
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 11
keuangan, auditor wajib menanyakan alasan untuk penundaan tersebut. Jika
auditor percaya bahwa penundaan tersebut berkaitan dengan peristiwa atau
kondisi dalam penilaian mengenai kesinambungan usaha, auditor wajib melakukan
prosedur audit lanjutan, seperti dijelaskan dalam alinea 16, dan juga
mempertimbangkan dampaknya terhadap kesimpulan auditor mengenai adanya
ketidakpastian material, seperti dijelaskan dalam alinea 17.

Rangkuman ISA 570.17 sampai dengan 570.24

Ya
Apakah laporan keuangan Prndapat WTP dengan
Menggunakan asumsi mengungkapan secara alinea “Penekanan Hal
usaha berkesinambungan, penuh peristiwa/kondisi Tertentu”
namun ada ketidakpastian ketidakpastian material
material
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 12
Tidak

Berikan pendapat WDP


atau TW, dan menyatakan
adanya ketidakpastian
material

Keliru menggunakan
asumsi usaha Berikan Pendapat TW
berkesinambungan

Daftar Pustaka
1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M. Thuanakotta,
Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 13
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id 14

Anda mungkin juga menyukai