Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PGSD - FIP

FILSAFAT ILMU Skor Nilai:

Drs. H. Mohammad Adib, MA. 2011

NAMA MAHASISWA : MIANDA MAYA KRISTIN

NIM : 1203111030

DOSEN PENGAMPU : MASTA M. SEMBIRING S.Pd, M. Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020

1
EXCECUTIVE SUMMARY

Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak


kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan
ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu
cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping
menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Dengan kata lain, teori-teori dan
pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof
tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yag
dianutnya.

Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi,


juga telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat
juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-
nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan
kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang
pencipta. 

         
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK RIVIEW” . Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu “Filsafat Pendidikan”.

Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam Filsafat Pendidikan. Saya
menyadari bahwa tugas critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan,
apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf
karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas , karna
keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum seberapa.

Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas
critical book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya.
Atas perhatian nya saya mengucapkan terima kasih .

Medan, Oktober 2020

Mianda Maya Kristin


DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY.................................................................................................................II
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................III
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................IV
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. RASIONALISAS I...................................................................................................................1
B. TUJUAN.................................................................................................................................1
C. MANFAAT..............................................................................................................................1
D. IDENTITAS BUKU....................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................2
RINGKASAN.....................................................................................................................................2
A. BAB 1....................................................................................................................................2
B. BAB 2....................................................................................................................................3
C. BAB 3....................................................................................................................................5
D. BAB 4....................................................................................................................................6
E. BAB 5....................................................................................................................................7
F. BAB 6....................................................................................................................................9
G. BAB 7....................................................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................................11
PEMBAHASAN................................................................................................................................11
BAB IV.............................................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................14
B. REKOMENDASI..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTA..............................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI
Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan
nya dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik
inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara
menggabungkan informasi dari buku yang lain.

B. TUJUAN
1. Untuk menyelesaikan tugas CBR mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2. Untuk menambah wawasan mengenai Filsafat Ilmu.
3. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam penulisan buku yang benar dan
yamng salah melalui buku yang diriview.
4. Untuk menguatkan kemampuan dalam menganalisis kelebihan dan
kekurangan sebuah buku.

C. MANFAAT
1.  Mampu menjeaskan pengertian filsafat, ilmu dan filsafat ilmu.
2. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam
mencari informasi dari buku yang di kritik.
3.  Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan . 
4. Sebagai bahan perbaikan bagi penulis melalui karyanya yang telah diriview.

D. IDENTITAS BUKU
1. Judul : Filsafat Ilmu
2. Edisi :2
3. Cetakan :I
4. Pengarang : Drs. H. Mohammad Adib, MA.
5. Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
6. Kota terbit : Yogyakarta
7. Tahun terbit : 2011

1
8. ISBN : 978-602-8479-93-6

BAB II

RINGKASAN

A. BAB 1
Objek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat adalah tempat di mana pertanyaan-pertanyaan dikumpulkan,


diterangkan dan diteruskan. Filsafat adalah suatu ilmu tanpa batas. Filsafat tidak
menyelidiki salah satu dari kenyataan saja melainkan apa-apa yang menarik
perhatian manusia.

Perbedaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan antara lain dapat


digambarkan sebagai berikut, (i) Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh kenyataan; sedangkan (ii) Ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan metodis, sistematis dan koheren ("bertalian") tentang suatu bidang
tertentu dari kenyataan.

Filsafat memiliki 2 objek yang disebut, objek formal (lapangannya) dan objek
material (sudut pandang) dan objek material filsafat adalah segala sesuatu yang
dipermasalahkan oleh filsafat.

Ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan tentang objek tertentu yang


disusun secara sistematis sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode
tertentu. Objek dan sudut pandang ilmu pengetahuan seperti halnya dengan filsafat,
ilmu pengetahuan juga memiliki objek penelitian, tetapi objek yang diteliti dalam
ilmu pengetahuan lebih bersifat khusus tentang alam dan manusia. Kedua objek
tersebut disebut objek formal.

Sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan terdiri dari berbagai


periode, antara lain periode atau masa Aristoteles, Phythagoras, Heraklitus, Thales,
Xenophanes, dan Parmenides yang keseluruhannya merupakan periode dari masa
lalu. Selanjutnya, deskripsi tentang ilmu pengetahuan dan filsafat mengalami
perkembangan, terutama dalam segi pandangan dan cara pemikiran. Aspek positif
dari Renaisance dan sumbangan pemikiran filsafat Islam (pada abad pertengahan).
Yang kesemuanya sebagai satu kesatuan dalam kajian ilmu sehingga terbentuklah
suatu badan dari filsafat itu sendiri sampai masa sekarang ini.

Berbagai perbedaan pemikiran antara zaman modern dan zaman


kontemporer menjadi wujud dari perubahan itu sendiri, di mana pada zaman modern
corak pemikiran yang berlandaskan pada metodependekatan induktif- deduktif
(menggabungkan metode induktif dari Bacon dan metode induksi dari Aristoteles).
Sehingga terwujud sinkronisasi dalam pohon ilmu pengetahuan yang dihubungkan
dengan pengamatan dan hipotesis. Kemudian secara deduktif hipotetis ini
dihubungkan dengan perkembangan pengetahuan yang ada untuk melihat
signifikansi dan implikasinya.

B. BAB 2
Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu

Filsafat adalah suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat


erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, dapat dikatakan
filsafatlah yang menjadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari baik sebagai
manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam suatu masyarakat atau
bangsa.

Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata "science" artinya "to know". Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan
alam yang bersifat kuantitatif dan objektif. Ilmu dikatakan rasional, karena ilmu
merupakan hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal, atau hasil berpikir
secara rasional.

Filsafat ilmu merupakan bagian epistemologi (filsafat pengetahuan) yang


secara spesifik mengkaji hakikat ilmu(pengetahuan ilmiah) atau dengan kata lain
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan- persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi kehidupan manusia. Segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.

Pengertian filsafat dapat dipilahkan ke dalam dua garis besar, yaitu

1.Pengertian Secara Etimologi

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian
etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom dalam
arti yang sedalam-dalamnya.

2.Pengertian Secara Terminologi

Pengertian terminologis merupakan uraian yang menjelaskan berdasarkan


batasan-batasan definisi yang disusun oleh sejumlah filsuf dan ahli filsafat. Pengertian
terminologis tentang filsafat adalah (i) upaya spekulatif untuk menyajikan suatu
pandangan sistematik dan lengkap tentang seluruh realitas; (ii) upaya untuk
melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata; (iii) upaya untuk
menentukan batas-batas dan jangkauan pengeta- huannya: sumbernya, hakikatnya,
keabsahannya, dan nilainya; (iv) penyelidikan kritis atas pengandaian-peng- andaian
dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan;
(v) disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan
dan untuk mengatakan apa yang yang kita lihat.

Cabang filsafat yang diuraikan pada bagian ini adalah: (i) Epistemologi; (ii)
Metafisika; (iii) Logika; (iv) Etika; dan (v). Estetika. Epistemologi adalah suatu cabang
filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Jadi, Epistemologi berarti
kata, pikiran, percakapan tentang ilmu pengetahuan. Metafisika adalah suatu
pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang
segala sesuatu yang ada.
Logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan dalam
bahasa. Etika sering kali disebut sebagai filsafat moral. Estetika adalah cabang filsafat
yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah estetika berasal Yunani-
aisthesis, yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman intelektual, atau pengamatan
spiritual. Adapun istilah art (seni) berasal dari bahasa Latin art, yang berarti seni,
keterampilan, ilmu, dan kecakapan.

C. BAB 3
Landasan Penelaahan Ilmu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi

Landasan ilmu adalah sebagai berikut, pertama, landasan ontologis adalah


tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai objek
penelaahan yang jelas. Karena diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek
telaahannya maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.

Kedua, landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji


atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum, metode ilmiah
pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu yaitu berupa proses kegiatan induksi-
deduksi-verifikasi.

Ketiga, landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu


tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa
yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia.

Keempat, landasan logika ilmu. Ilmu pengetahuan diciptakan dan


diperuntukkan bagi dapat diterima oleh penalaran manusia (logis), rasional, atau
masuk akal. Prinsip-prinsip umum logika dipilahkan dalam logika deduksi
(silogisme), dan logika induksi.

Relevansi Ilmu Politik dan Antropologi dengan ketiganya adalah sama- sama
mempelajari tentang hakikat manusia. Ilmu politik dan Antropologi mempunyai
relevansi dengan ontologi karena ontologi mempelajari sesuatu yang ada.
Mempelajari Ilmu Politik dan Antropologi diperlukan suatu llmu pengetahuan,
informasi, dan penalaran. Di sinilah peran epistemologi.

Pengetahuan didapat dari pengamatan. Di dalam pengamatan indrawi tidak


dapat ditetapkan apa yang subjektif dan apa yang objektif. Sifat pengamatan adalah
konkret seperti halnya Ilmu Politik dan Antropologi yang mempelajari sesuatu yang
konkret artinya isi yang diamati adalah sesuatu yang benar-benar dapat diamati dan
terjadi dalam kehidupan manusia.

D. BAB 4
Struktur Ilmu Pengetahuan

Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan ilmiah disusun setahap demi


setahap dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah ada. Dengan demikian maka ilmu merupakan tubuh
pengetahuan yang tersusun dan terorganisasikan dengan baik. Penemuan yang tidak
teratur dapat diibaratkan sebagai "rumah atau batu bata yang bercerai-berai".

Secara singkat dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah sebuah teori
pengetahuan yang dipergunakan manusia dalam memberikan jawaban tertentu
terhadap suatu pernyataan. Metode ini menitikberatkan kepada suatu urutan
prosedur yang saksama di mana diperoleh sekumpulan pengetahuan yang diperluas
secara terus menerus serta bersifat mengoreksi diri sendiri. Metode keilmuan
mendasarkan diri pada anggapan bahwa, terdapat keteraturan yang dapat ditemukan
dalam hubungan antara gejala-gejala, dan bahwa alat pancaindra manusia, (atau alat
yang dibuat secara teliti), pada dasarnya dapat berfungsi secara layak. Lewat
pengorganisasian yang sistematis dan pengujian pengamatan, manusia telah mampu
mengumpulkan pengetahuan secara kumulatif, walaupun yang terus-menerus
bertumbuh dan mempunyai peluang besar untuk benar. Walaupun begitu, metode
keilmuan tidak mengajukan diri sebagai metode yang membawa manusia kepada
suatu kebenaran akhir yang takkan pernah berubah.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang
disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Dalam hal ini
harus disadari bahwa proses pembuktian dalam ilmu tidaklah bersifat absolut.
Sekiranya sekarang kita dapat mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung hipotesis
kita maka bukan berarti bahwa untuk selamanya kita akan men- dapatkan hal yang
sama. Mungkin saja sewaktu-waktu, baik secara kebetulan maupun karena
disebabkan kemajuan dalam peralatan pengujian, maka kita akan mendapatkan fakta
yang menolak hipotesis yang selama ini kita anggap benar.

Jadi pada hakikatnya suatu hipotesis dapat kita terima kebenarannya selama
tidak didapatkan fakta yang menolak hipotesis tersebut. Hal ini membawa dimensi
baru kepada hakikat ilmu yakni sifat pragmatis dari ilmu. Ilmu tidak bertujuan untuk
mencari kebenaran melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap
perkembangan tertentu. Hipotesis-hipotesis yang sampai saat ini tidak ditolak
kebenarannya, dan mempunyai manfaat bagi kehidupan kita, kita anggap sebagai
pengetahuan yang sahih. Dalam proses keilmuan bahwa hipotesis ini kemudian hari
ternyata tidak benar, bagi kita hal itu tidaklah terlalu penting selama hipotesis ini
mempunyai kegunaan.

E. BAB 5
Teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan

Manusia sebagai makhluk pencari kebenaran dalam perenungannya akan


menemukan tiga bentuk eksistensi, yaitu agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat.
Agama mengantarkan pada kebenaran, dan filsafat membuka jalan untuk mencari
kebenaran. Filsafat dipahami sebagai suatu kemampuan berpikir dengan
menggunakan rasio dalam menyelidiki suatu objek atau mencari kebenaran yang ada
dalam objek yang menjadi sasaran. Kebenaran itu sendiri belum pasti melekat dalam
objek. Terkadang hanya dapat dibenarkan oleh persepsi-persepsi belaka, tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai universal dalam filsafat. manusia sebagai makhluk
pencari kebenaran akan menemukan tiga bentuk eksistensi, yaitu agama, ilmu
pengetahuan, dan filsafat. Agama mengantarkan pada kebenaran dan filsafat
membuka jalan untuk mencari kebenaran. Sedangkan ilmu pengetahuan pada
hakikatnya adalah kebenaran itu sendiri, karena manusia menuntut ilmu dengan
tujuan mencari tahu rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi
misteri.

Secara pasti, tidak ada kebenaran yang absolut di dunia ini. Kebenaran dan
kesesatan ilmu pengetahuan itu sendiri tergantung kepada kita yang berusaha
mencari tahu dengan menggunakan metode kriteria kebenaran yang terdiri dari:

1. Koherensi, teori ini melihat sesuatu itu dengan benar ketika terdapat adanya
konsistensi yang ditangkap subjek yang satu dengan subjek lainnya tentang suatu
realita yang sama.
2. Korespondensi, teori ini mendasarkan diri kepada kriteria tentang kesesuaian
antara materi yang dikandung oleh suatu pernyataan dengan objek yang dikenai
pernyataan tersebut.
3. Positivisme, teori ini meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada)
antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial
berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
4. Pragmatisme, teori ini mendasarkan diri kepada kriteria tentang fungsi atau
tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu tertentu.
5. Esensialisme, berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang
mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula.
6. Konstruktivisme, teori ini didefinisikan sebagai pem- belajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
7. Religiusisme. teori ini memaparkan bahwa manusia bukanlah semata-mata
makhluk jasmaniah, tetapi jugamakhluk rohaniah. Oleh karena itu, muncullah
teori religious ini yang kebenarannya secara ontologis dan aksiologis bersumber
dari sabda tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
F. BAB 6
Etika dan Ilmu

Dalam mempelajari etika ilmu diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan


masyarakat kita. Pentingnya kita mempelajari etika ilmu ini adalah supaya kita
mampu memahami dan menelaah segala fenomena yang terjadi di dunia ini yang
berlandaskan etika dan ilmu. Selain itu dapat juga ditujukan untuk kebaikan manusia
mengenai segala tingkah laku dan perbuatan agardapat diatur sesuai dengan moral
dan berilmu pengetahuan.

Setiap individu diharapkan dapat berpikir kritis dan rasional dengan berbekal
ilmu pengetahuan yang luas. Dengan begitu setiap individu memiliki wawasan yang
luas sehingga dapat mengontrol segala yang diperbuat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu ilmu ini sangat berguna bagi masyarakat kita,
khususnya dalam rangka mempertinggi kualitas SDM masyarakat.

G. BAB 7
Filsafat Ilmu dan Teknologi

Filsafat ilmu berisi tentang analisis atau metodologi tentang ilmu sedangkan
filsafat teknologi analisis tentang suatu hasil ciptaan manusia melalui proses berpikir
untuk menciptakan suatu barang dan atau jasa yang berguna bagi kehidupan
manusia. Dengan kata lain antara filsafat ilmu dengan filsafat teknologi amat
berkaitan, dilihat dalam proses pencarian suatu teknologi atau hasil karya tertentu.

Ketika kita memahami filsafat dari ilmu dan teknologi maka kita dapat
mendudukkan hakikat sebenarnya dari ilmu dan teknologi itu sendiri. Pada dasarnya
manfaat lain bagi kehidupan kita bila kita memahami filasafat ilmu dan teknologi
adalah kita dapat memanfaatkan teknologi itu sendiri secara efisien, serta dalam
mengembangkannya kita dapat seimbang sehingga tidak menjadi bumerang bagi
masyarakat.

Penerapan teknologi tanpa pengetahuan sosial-budaya dapat mempunyai dua


akibat. Kemungkinan satu, penerapan itu tidak berhasil. Kemungkinan lainnya, sekali
pun penerapannya berhasil, akibat sampingan begitu tinggi, sehingga efek sosial yang
muncul mungkin jauh lebih besar daripada manfaat yang dibawa oleh teknologi itu.

Teknologi menjadi tempat di mana dipertaruhkan dua kepentingan ilmu


pengetahuan yaitu unsur kebenaran pengetahuan dan manfaat pengetahuan.
Hubungan di antara keduanya penuh dengan dilema sehingga menganggap bahwa
pengembangan ilmu selalu harus dihubungkan kegunaannya, mungkin akan
membuat perkembangan ilmu justru tidak produktif.

Kemampuan menerima suatu teknologi, tidak hanya mengandalkan tingkat


kecerdasan, tetapi juga tingkat disiplin. Kekeliruan dalam menjalankan teknologi
tidak selalu disebabkan karena seorang kurang tahu, tetapi juga karena dia kurang
perhatian dan belum mempunyai kebiasaan (habit) untuk mengikuti disiplin dan
bukan melanggarnya.

Berfungsinya teknologi tidak saja tergantung kepada sifat teknologi itu sendiri,
tetapi juga sangat tergantung kepada wacana tentang teknologi. Penyelidikan tentang
wacana ini besar manfaatnya untuk melihat peraturan- per- aturan yang dianut
dalam kalangan teknologi untuk menjalankan fungsinya, dan apa yang terdapat di
balik peraturan-peraturan itu, yang sering kali memperlihatkan dirinya dalam
topeng-topeng ilmiah dan filosofis, yang memerlukan kritik untuk
mengungkapkannya dan meninjau atau kalau perlu mendekonstruksinya sekalian.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
1. Pembahasan Bab 1

Menurut buku Filsafat Ilmu- Drs. H. Mohammad Adib, MA, Filsafat memiliki 2
objek yang disebut, objek formal (lapangannya) dan objek material (sudut pandang)
dan objek material filsafat adalah segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat.

Menurut buku “Pengantar Filsafat” Waris.Secara garis besar obyek filsafat


dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Obyek Material. Yang menjadi obyek material filsafat
adalah segala sesuatu yang menjadi masalah oleh filsafat atau dalam filsafat. 2. Obyek
Formal Yang dimaksud obyek formal filsafat tiada lain ialah mencari keterangan
sedalam-dalamnya tentang obyek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada atau
sarwayang-ada.

2. Pembahasan Bab 2

Menurut buku “Filsafat Ilmu” Drs. H. Mohammad Adib, MA. Cabang filsafat yang
diuraikan pada bagian ini adalah: (i) Epistemologi; (ii) Metafisika; (iii) Logika; (iv)
Etika; dan (v). Estetika.

Menurut buku”Pengantar Filsafat”- Waris. Masing-masing cabang untuk filsafat


sistematis meliputi metafisika, epistemologi, metodo-logi, logika, etika, dan estetika.

3. Pembahasan Bab 3
Menurut buku” Filsafat Ilmu” Drs. H. Mohammad Adib, MA. Landasan ilmu adalah
sebagai berikut,
Pertama, landasan ontologis adalah tentang objek yang ditelaah ilmu.
Kedua, landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau
menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut.
Ketiga, landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut
dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

Keempat, landasan logika ilmu. Ilmu pengetahuan diciptakan dan diperuntukkan


bagi dapat diterima oleh penalaran manusia (logis), rasional, atau masuk akal.

4. Pembahasan Bab 4
Menurut buku” Filsafat Ilmu” Drs. H. Mohammad Adib, MA,. Dapat disimpulkan
bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten
dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Dalam hal ini harus disadari bahwa
proses pembuktian dalam ilmu tidaklah bersifat absolut.

5. Pembahasan Bab 5
Menurut buku” Filsafat Ilmu” Drs. H. Mohammad Adib, MA,Secara pasti, tidak ada
kebenaran yang absolut di dunia ini. Kebenaran dan kesesatan ilmu pengetahuan
itu sendiri tergantung kepada kita yang berusaha mencari tahu dengan
menggunakan metode kriteria kebenaran yang terdiri dari:
koherensi, korespondensi, positivisme, pragmatisme,
esensialisme, konstruktivisme, dan religiusisme.
Menurut buku”Pengantar Filsafat”- Waris, menguraikan secara singkat hanya
sebagian aliran saja yaitu renaissance, empirisme, rationalisme, idealisme,
positivisme dan pragmatisme.
6. Pembahasan Bab 6
Menurut buku Filsafat Ilmu Drs. H. Mohammad Adib, MA, Dalam mempelajari
etika ilmu diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat kita.
Pentingnya kita mempelajari etika ilmu ini adalah supaya kita mampu memahami
dan menelaah segala fenomena yang terjadi di dunia ini yang berlandaskan etika
dan ilmu.
Menurut buku Filsafat Ilmu C.A.van Peursen. Dalam satu jangka waktu yang
panjang, etika dan ilmu tumbuh yang satu lepas dari yang lain. Ilmu dipandang
sebagai obyektif, etika dipandang sebagai subyektif. Ilmu mewakili fakta-fakta dan
pemeparan-pemaparan, etika mewakili nilai-nialai atau kaidah-kaidah.
7. Pembahasan Bab 7
Menurut buku Filsafat Ilmu Drs. H. Mohammad Adib, MA .Teknologi menjadi
tempat di mana dipertaruhkan dua kepentingan ilmu pengetahuan yaitu unsur
kebenaran pengetahuan dan manfaat pengetahuan. Hubungan di antara keduanya
penuh dengan dilema sehingga menganggap bahwa pengembangan ilmu selalu
harus dihubungkan kegunaannya, mungkin akan membuat perkembangan ilmu
justru tidak produktif.
Menuru t buku” Filsafat Pendidikan “ A.Setyo Wibowo. Teknologi membuat
manusia tenggelam dalam arus mencari yang lebih cepat, lebih canggih, dan selalu
lebih banyak, melarutkan dirinya dalam keragaman tanpa focus. Membuat
manusiatersesat diantara banyak hal yang melingkupinya.

B. Kelebihan Buku
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku ini terlihat sangat bagus dan
menarik. Sehingga menarik minat pembaca untuk membacanya.
2. Dari aspek layout dan tata letak dibuat rata kiri dan kanan, penggunaan fontnya
sangat tepat dengan ukuran yang tepat sehingga buku terlihat lebih bagus dan
sangat rapi.
3. Dari aspek isi buku , tiap bab tidak diulang-ulang dan tiap bab terdapat deskripsi
pembahasan sehingga memudahkan para pembaca.
4. Dari aspek tata bahasa, buku ini memilih bahasa Indonesia yang baik sehingga
memudahkan para pembaca untuk memahaminya.

C. Kekurangan Buku

1. Terdapat beberapa  kata yang salah dalam pengetikan yang sebenarnya buka lah
hal yang fatal ( manusiawi ), namun karna salah pengetikan tersebut sedikit
membuat pembaca bingung.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan
cara berpikir dan karena adanya suatu keragu raguaan. Maka dari itu dibutuhkan
suatu buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secara
mendalam tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang
ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai salah satu cara
dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview
menyarankan agar filsafat ilmu dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru,
orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai
hal kehidupan. Selain itu, juga disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut
mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar agar peserta didik
yang membacanya lebih tertarik.

Buku Filsafat Ilmu ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua
buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat
dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar
mahasiswa menggunakan beberapa referensi buku lain sebagai pegangan dalam
berfilsafat.
DAFTAR PUSTA

Mohammad Adib (2010) Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistomologi, Aksiologi, dan logika
Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta; Pustaka Pelajar

Waris (2014) Pengantar Filsafat, Ponorogo; STAIN Po PRESS

Peursen (2014) Filsafat Ilmu, Malang; UB Press

A. Setyo Wibowo (2017) Filsafat Pendidikan, Depok: PT. Kansius

Anda mungkin juga menyukai