Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Pengembalian dan Pembebasan

1. Fasilitas KITE

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor atau KITE merupakan salah satu fasilitas Menteri
Keuangan yang pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dengan
menggunakan fasilitas ini, barang impor yang diolah, dirakit atau dipasang pada barang yang
nantinya akan diekspor dapat diberikan pembebasan atau keringanan bea masuk.

a. Fasilitas KITE ada 2 yaitu :

1) Fasilitas pembebasan bea masuk dan PPN impor tidak dipungut atas impor bahan
baku untuk diolah, dirakit, dipasang dan hasil produksinya diekspor
2) Fasilitas pengembalian bea masuk atas impor bahan baku untuk diolah, dirakit,
dipasang dan hasil produksinya diekspor Pengertian Bea Masuk termasuk bea
masuk tambahan seperti bea masuk anti dumping, bea masuk pembalasan, bea
masuk safeguard, dan bea masuk imbalan.

b. Fasilitas KITE diberikan kepada badan usaha industri manufaktur yang berorientasi
ekspor dan telah mempunyai Nomor Induk Perusahaan (NIPER)

c. NIPER atau Nomor Induk Perusahaan adalah nomor identitas yang diberikan kepada
Perusahaan untuk dapat memanfaatkan fasilitas KITE.
Untuk mendapatkan NIPER, badan usaha harus mengajukan permohonan kepada
Kepala Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Utama (KPU)yang mengawasi lokasi
pabrik atau tempat pengolahan berada dan harus memenuhi syarat dan kriteria yang
ditentukan.

d. Untuk perusahaan yang telah mempunyai NIPER, tidak perlu melakukan daftar ulang,
tetapi harus mengajukan perubahan data NIPER kepada Kepala Kantor Wilayah atau
KPU penerbit NIPER.
2. Pengajuan PEB Fasilitas KITE

PEB atas barang ekspor yang mendapat fasilitas KITE, harus disampaikan oleh eksportir ke
kantor pabean pemuatan dengan menggunakan sistem PDE kepabeanan atau media
penyimpan data elektronik. Karena Dalam hal PEB atas barang yang mendapat fasilitas KITE
atau berasal dari TPB yang diberitahukan oleh PJT dan dikuasakan kepada PJT, maka ekspor
tersebut tidak diperlakukan sebagai barang ekspor yang mendapat KITE atau berasal dari
TPB.

3. Pemeriksaan Pabean atas Barang Ekspor yang Mendapat Fasilitas KITE

Pejabat bea dan cukai akan melakukan pemeriksaan pabean atas PIB Fasilitas KITE
Pembebasan. Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan manajemen risiko.
Dalam hal hasil pemeriksaan pabean menemukan adanya ketidaksesuaian tarif atau nilai
pabean, perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai jaminan. Penyesuaian jaminan ini
dapat dilakukan sepanjang dapat diyakini bahwa jenis barang sesuai dengan barang yang
tercantum dalam NIPER Pembebasan.

Dalam hal hasil pemeriksaan menemukan adanya ketidaksesuaian jumlah dan jenis barang,
terhadap kelebihan jumlah dan jenis barang impor tidak dapat diberikan pembebasan. Lebih
dari itu terhadap PIB yang jumlah dan jenis barangnya tidak sesuai akan dilakukan penelitian
atau penyelidikan lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan.

4. Penggabungan Barang Ekspor yang Mendapatkan Fasilitas KITE

Eksportir yang mendapat fasilitas KITE Pembebasan dan/atau Pengembalian dapat


melakukan ekspor barang gabungan dengan cara menggabungkan hasil produksinya dengan
barang hasil produksi dari perusahaan lain yang mendapat fasilitas Pembebasa dan/atau
Pengembalian.

Perusahaan Pengirim Barang memberitahukan barang yang akan diserahkannya kepada


Perusahaan Penerima Barang (konsolidator) dengan menggunakan Surat Serah Terima
Barang (SSTB)
SSTB dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yang peruntukannya sebagai berikut:

1 (satu) lembar untuk Perusahaan Penerima Barang;

1 (satu) lembar untukPerusahaan Pengirim Barang; dan

1 (satu) lembar untuk Kantor Pabean tempat pemuatan.

Barang Ekspor Gabungan diberitahukan dalam 1 (satu) PEB oleh Perusahaan Penerima
Barang.

5. Ekspor Bahan Baku Asal Impor yang Mendapatkan Fasilitas KITE

a. Fasilitas KITE diberikan untuk impor bahan baku yang akan


diolah,dirakit,dipasang yang hasil produksinya diekspor.

b. Jenis bahan baku yang dapat dimintakan fasilitas harus berkaitan dengan hasil
produksi dan jenis industri perusahaan serta telah tercantum dalam database
NIPER tentang Rencana Kegiatan Produksi.

c. Kuota bahan baku yang dapat diimpor dengan mendapatkan fasilitas KITE
pembebasan adalah sebesar kapasitas produksi yang tercantum dalam Izin
Usaha Industri perusahaan. Jadi bila perusahaan memiliki lebih dari 1 pabrik
dan telah terdaftar dalam data entitas perusahan maka kapasitas produksi
sebesar total dari seluruh jumlah kapasitas produksi dalam IUI-nya.

d. Bila perusahaan akan membuat produk baru yang belum terdaftar dalam
database NIPER tentang Rencana Kegiatan Produksi dapat diberikan fasilitas
dengan syarat perusahaan harus terlebih dahulu mengajukan perubahan data
NIPER dengan menambahkan data hasil produksi dan data bahan baku yang
akan digunakan dalam database NIPER tentang Rencana Kegiatan Produksi.
e. Selain dari luar daerah pabean, perusahaan juga dapat mengimpor bahan baku
dari GB atau KB dengan menggunakan dokumen BC.2.5 dengan tatacara
penyerahan jaminan fasilitas KITE Pembebasanatau pembayaran bea masuk
untuk fasilitas KITE pengembalian

Anda mungkin juga menyukai