Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN , SRTATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PADA

PASIEN DENGAN KECEMASAN


Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu: Ermawati Dalami,S.Kp,M.Kes

Disusun Oleh :

NAMA : NURHAFIFAH
NIM : P27901118080
PRODI : D3 KEPERAWATAN

REGULER / SEMESTER : III B / SEMESTER V

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGERANG
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KECEMASAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Kecemasan

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Definisi
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di
dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi
yang member gambaran penting tentangansietas yang
berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis
individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar
karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon
(penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan
takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa
peringatan tentang bahaya akan datang memperkuat individu
mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan,
serta bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologis. Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya
kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf,2015:89)

B. Penyebab
Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag
menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu:
 Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara
berpikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di
sebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan
pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun rekan kerja.
Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap
lingkungannya.
 Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak
mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam
hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah
atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
 Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan.

Menurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167)


mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu:
 Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa
takut, karena sumbernya terlihat jelas didaam pikiran.
 Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan
hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
 Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa
bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan
tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai
dengan perasaan takut yang mempengaruhi kesehatan
kepribadian penderitanya.

Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177)Beberapa teori penyebab


kecemasan pada individu antara lain:
 Teori psikoanalatik terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara
emosinal elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili
insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan
menengahi konflik yang terjadi antara dua elemen yang
bertentangan. Timbulnya kecemasn merupakan upaya
peningkatan ego dan bahaya.
 Teori interpersonal , Kecemasan timbul dari perasaan takut
terhadap adanaya penolakan dan tidaka adanya penerimaan
interpersonal.
 Teori perilaku (Bevarior) , Kecemasan merupakan prodk frustasi
yaiti segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan.
 Teori prespektif keluarga , Kajian keluaraga menunjukkan pola
interaksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan enunjukkan
adanya pola interaksi yang maladaptive dalam system keluarga.
 Teori perspektif biologis, Kajian biologis menunjukkan bahwa otak
mengandung reseptor khususnya yang mengatur kecamasan
(Stuart dan Sundeen, 1998: 177).

C. Faktor Predisposisi
Strepredisposisi adalahsemua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa:
 Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang di alami individu baik krisis
perkembangan atau situasiona.
 Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik, id dan super ego atau antar
 Konsep diri tergangggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehinga akan menimbulkan
kecemasan.
 Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
 Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu.
 Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap
konflikyang di alami karena pola mekanisme koping individu
banyak di pelajaridalam keluarga.
 Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan
mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik
dan mengatasi kecemasannya (Eko prabowo, 2014: 123-124).

D. Faktor Presipitasi
Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi
kecemasan di kelompokkan menjadi du abagian, yaitu:
 Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi:
 Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis
sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal
 Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi,
tidakadekuatnya tempat tinggal
 Anacaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan
eksternal
 Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal
dirumah tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisisk juga dapat
mengancam harga diri.
 Sumber eksternalorang yang dicinta berperan, perubahan
status pekerjaan tekanan kelompok social (Eko prabowo,
2014: 124).
E. Jenis
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan
didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya
rangsanagan dari luar. Membagi kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu:
 Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya
objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil
ujian. Ketakuatan ini dianggap sebagai suatu unsure poko normal
dari mekanisme pertahanan dasar kiat.
 Kecemasan irrasional yang bebrati bahawa mereka mengalami
emeosi ini dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak
dipandang mengancam.
 Kecemasan fundamentalmmerupakan suatu pertanyaan tentang
siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak
hidupnya berlanjut. Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan
eksistensial yang mempunyai peran funda mental bagi kehidupan
manusia (Mustamir Pedak, 2009:30).

F. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh
seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang
dirasakan oleh individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering
dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara
umum (Hawari, 2004), antara lain adaalh sebagai berikut:
 Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah
tersinggung,
 Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
 Takutsendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
 Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
 Gangguan kosentrasi daya ingat
 Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar,
sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan
perkemihan, tangan terasa dngin dan lembab, dan lain
sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).

G. Rentang Respon
Rentang respon individu terhadap cemas berflutuasi antara respon
adaptif dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah
antisispasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan
cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling
maladaptive adalah panic dimana individu sudah tidak mampu lagi
berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami
gangguan fisisk, perilaku maupun kognitif.
Respons adaptif
Antisipasi – Ringan – Sedang – Berat – Panik

H. Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping yaitu sebagai berikut.
 Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari
dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik
tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk
mengubah atau mengatasi hambatan pemnuhan kebutuhan.
Menarik diri untuk memindahkan darisumber stres. Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
 Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan
diri, distorsi, dan bersifat meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88)
I. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap
pencegahan dan terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada
uraian berikut.
 Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara:
 Makan makan yang bergizi dan seimbang
 Tidur yang cukup
 Cukup olahraga
 Tidak merokok
 Tidak meminum minuman keras
 Terapi psikolofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memaki obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghanatr saraf). Disusunan saraf pusat
otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang serig di pakai
adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,
meprobramate dan alprazolam.
 Terapi somatic.
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk
menghilangkan keluhankeluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan
obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang
bersangkutan.
 Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar
lain:
 Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat
dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa
putus asa dan diberika keyakinan serta percaya diri.
 Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan
koreksi diri bila diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi
kecemasan.
 Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki
kembali (rekontruksi) kepribadian yang teah menglami
goncangan akibat stresor.
 Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi
dan daya ingkat.
 Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan
menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
 Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor
penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan sebagai faktor
pendukung.
 Terapi psikoreligius
 Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat
hubunganya dengan kekebalan dan daya tahan dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan
stresor psikososial.
III. A. POHON MASALAH

Kerusakan interaksi sosial Effect

Gangguan suasana
Cor oroblem
perasaan cemas

Koping individu in efektif Causa

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Masalah Keperawatan
Kecemasan/Ansietas
b. Data yang perlu dikaji
 Perilaku
Produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata
jelek, gelisah, melihat sekilas sesuatu, pergerakan berlebihan
(seperti : foot shuffling, pergerakan tangan/lengan). ungkapan
perhatian berkaitan dengan merubah peristiwa dalam hidup,
insomnia, perasaan gelisah.
 Afektif
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, suka
cita berlebihan, nyeri dan ketidak berdayaan meningkat secara
menetap, gemertak, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat,
fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distresssed, khawatir, prihatin dan kecemasan
 Fisiologi
Suara bergetar, gemetar/ tremor tangan, bergoyang-goyang,
respirasi meningkat, kesegeraan berkemih (parasimpatis), nadi
meningkat, dilasi pupil, refleks-refleks meningkat, nyeri
abdomen, gangguan tidur, perasaan geli pada ekstremitas,
eksitasi kardiovaskuler, peluh meningkat, wajah tegang,
anoreksia, jantung berdebar-debar, diarhea, keragu-raguan
berkemih, mulut kering,kelemahan , nadi berkurang, wajah
bergejolak, vasokontriksi supervisial, berkedut, tekanan darah
menurun, mual, keseringan berkemih, pingsan, sukar bernafas,
tekanan darah meningkat
 Kognitif
Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan,
perhatian, lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang
tidak khas, cenderung menyalahkan orang lain, sukar
berkonsentrasi, kemampuan berkurang terhadap pemecahan
masalah dan belajar, kewaspadaan terhadap gejala fisiologis
 Faktor yang berhubungan
Terpapar toksin, konflik tida didasari tentant pentingnya nilai-
nilai / tujuan hidup, hubungan kekeluarga/keturunan, kebutuhan
yang tidak terpenuhi, interpersonal-transmisi/penularan, krisis
situasional, maturasi, ancaman terhadap konsep diri, stress,
penyalahgunaan zat, acaman terhadap atau perubahan dalam
status peran dan kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
lingkungan, status ekonomi. (NANDA 2005-2006;9-11)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan dengan Keruskan interaksi sosial
2. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping
individu inefektif
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN
DX.KEP KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Kecemasa Tujuan 1. Setelah 2x SP I. ANSIETAS
n /Ansietas Umum : pertemuan 1.Membina hubungan saling percaya perlu di pertimbangkan agar pasien
Cemas pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
berkurang diharapkan - Mengucapkan salam terapeutik
atau hilang dapat - Berjabat tangan
membina - Menjelaskan tujuan interaksi
Tujuan hubungan 2.Evaluasi/validasi
Khusus : saling 3.Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
- Pasien percaya 4.Membantu pasien mengenal ansietas :
dapat 2. Setelah 2x - Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
menjalin pertemuan - Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
hubungan pasien
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
saling diharapkan
- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
percaya. bisa
5.Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan
- Pasien mengendal
kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi
dapat ikan 6.Evaluasi kemampuan klien
mengenali kecemasa 7.Beri reinforcement positif
ansietasny nnya 8.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
a 3. Setelah 2x
- Pasien pertemuan SP II. ANSIETAS
dapat pasien 1.Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
memperlua diharapkan merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
s bisa - Mengucapkan salam terapeutik
kesadarany memperlua - Berjabat tangan
a terhadap s - Menjelaskan tujuan interaksi
perkemban kesadaran 2.Evaluasi/validasi
gan nya 3.Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
ansietas terhadap 4.Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
- Pasien kecemasa mengurangi ansietas :
dapat n yang - Melakukan hal yang disukai
menggunak dialami - Menonton TV
an 4. Setelah 2x
- Mendengarkan music yang disukai
mekanisme pertemuan
- Membaca koran, buku atau majalah
koping pasien
yang dapat - Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas
adaptif mengguna muncul
- Pasien kan 5.Evaluasi kemampuan klien
dapat mekanism 6.Beri reinforcement positif
menggunak e koping 7.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
an tekhnik yang
relaksasi adaptif SP III. ANSIETAS
dalam 1.Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
mengatasi merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
kecemasa - Mengucapkan salam terapeutik
nnya - Berjabat tangan
5. Setelah 2x - Menjelaskan tujuan interaksi
pertemuan 2.Evaluasi/validasi
pasien 3.Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan).
diharapkan 4.Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari
dapat 5.Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
mengguna 6.Evaluasi kemampuan klien
kan teknik 7.Memberi reinforcement positif
reklasi 8.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
untuk
menguran
gi
kecemasa
nnya

E. SUMBER
 Prabowo Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika.
 Mustamir Pedak. (2009). Metode Supernol Menaklukan Stress. Jakarta: Himah Publishing House.
 Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purworkerto: Fajar Medika.
 AH.Yusuf (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Jagakarsa.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (1)
KECEMASAN PADA PASIEN

Hari / Pertemuan : Senin, 07 Agustus 2020


SP / Dx : I / Ansietas
Ruangan : Kenanga
Nama Kien : Tn.D

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan
Mengatasi gangguan ansietas klien
4. Tindakan Keperawatan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal ansietas
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik
relaksasi untuk mengatasi ansietas

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
“Selamat pagi…”
“Perkenalkan nama saya Nurhafifah biasa dipanggil Fifah, saya
mahasiswi dari poltekkes banten saya yang akan merawat
bapak selama 3 hari kedepan,”
“Sebelumnya nama Bapak siapa ya ?”
“Senang dipanggil apa ?”
“Oke baiklah jika kalau begitu..”
b. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ?, semalam tidurnya
nyenyak ?”
c. Kontrak :
1) Topik : “Baiklah pak, pagi ini bagaimana jika sekarang kita
berbincang-bincang tentang kecemasan dan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan relaksasi, apa bapak
bersedia ?”
2) Waktu : “Berapa lama pak ingin kita berbincang – bincang ?
Baiklah 15 menit ya bu.”
3) Tempat : “Dimana pak kita akan berbincang – bincang ?
Baiklah di taman ya pak.”

2. Fase Kerja
“Sekarang coba bapak ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”
“Coba bapak ceritakan pada saya”
“Ouw jadi bapak merasa takut jika ketakutan bapak terhadap botol
diketahui oleh murid-murid bapak. Jika boleh saya tahu,
bagaimana cara bapak mengatasi ketakutan tersebut”
“Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan
memiliki perasaan yang sama jika diposisi bapak. Tapi saya
sangat kagum sama bapak Karena bapak mampu menahan
semua cobaan ini. Bapak adalah orang yang luar biasa. Yang
perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini berada pada tingkat
kecemasan yang sedang. Untuk itu, bapak perlu melakukan terapi
disaat bapak merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini
akan membantu menurunkan tingkat kecemasan bapak.
Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan bapak
dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini
merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang
bapak rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan,
bapak perhatikan saya, lalu bapak bisa mengikuti cara yang sudah
saya ajarkan.”
“Kita mulai ya pak. bapak silakan duduk dengan posisi seperti
saya. Pertama-tama, bapak tarik nafas dalam perlahan-lahan,
setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu bapak
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-
lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya. bapak bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai bapak
merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan bapak, bapak bisa melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan bapak melepas kecemasan dengan
tertawa, berolahraga, menulis kecemasan bapak disebuah kertas,
bersantai seperti jalan-jalan atau bapak juga bisa mengatasinya
dengan mendengarkan musik.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan cara
mengontrol kesemasan dengan teknik relaksasi dan pengalihan
?”
“Coba bapak lakukan sekali lagi. Wah bagus sekali pak”
b. Rencana tindak lanjut
“Bapak bisa lakukan cara itu ketika bapak merasakan
kecemasan”
“Latihan cara ini akan dimasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian bapak yaa. bapak bisa beri tanda (M : Mandiri), Jika
bapak berlatih cara ini sendiri tanpa dibantu atau diingatkan.
bapak beri tanda (B : Bantuan), jika bapak berlatih cara ini
diingatkan atau dibantu. Dan beri tanda (T : Tidak), jika bapak
tidak melakukan.”
c. Kontrak
1) Topik : “Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi
sedikit kecemasan yang bapak rasakan, bagamana jika kita
latihan kembali besok pak? Jangan lupa bapak mencoba
teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan bapak ya”
2) Waktu : “Jam berapa bapak ingin berbincang – bincang ?
Baiklah jam 10.00 WIB ya pak. Berapa lama ingin
berbincang – bincang ? baiklah 15 menit ya pak.”
3) Tempat : “Dimana besok kita ingin berbincang – bincang ?
baiklah ditaman ini lagi ya pak”
“Baiklah pak kalau begitu saya permisi, sampai jumpa
besok. Selamat pagi. Lanjutkan Aktivitas bapak.
Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (2)
KECEMASAN PADA PASIEN

Hari / Pertemuan : Selasa, 08 Agustus 2020


SP / Dx : II / Ansietas
Ruangan : Kenanga
Nama Kien : Tn. D

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan
Mengatasi gangguan ansietas klien
4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan
kontrol diri dan mengurangi ansietas
c. Menganjurkan klien memasukkan latihan dalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
“Assalamualaikum ibu, selamat pagi. Masih ingat dengan
saya ? Ya pak benar, saya suster Fifah yang akan merawat
bapak pagi ini”
b. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah
melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan
kecemasan bapak seperti yang saya ajarkan kemarin?”
“Coba bapak praktekan sekarang.”
“Bagus sekali bapak masih mengingatnya”
“apakah bapak merasa terbantu dengan tehnik tersebut untuk
mengatasi kecemasan bapak?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan harian bapak, wah bagus pak”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah bu sesuai janji kita kemarin, hari ini kita
akan latihan cara kedua untuk mengontrol kecemasan yaitu
dengan teknik ditraksi”
2) Waktu : “Sesuai dengan janji kita kemarin, kita akan latihan
cara ini selama 15 menit ya pak”
3) Tempat : “bapak ingin kita berbincang dimana ?Baiklah
ditaman ya pak”

2. Fase Kerja
“Bapak, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat
cemas rasanya seluruh badan bapak tegang, baik pikiran maupun
fisik. Nah, latihan distraksi ini bermanfaat untuk mengalihkan rasa
cemas bapak sehingga membuat pikiran dan fisik bapak relaks
atau santai. Dalam teknik ini bapak harus melakukan hal-hal yang
dapat membuat bapak relaks misalnya dengan menonton acara
televisi kesukaan bapak, membaca buku atau majalah yang bapak
suka, atau dengan mendengar musik yang bapak sukai. Nah,
sekarang bapak sudah tau kan hal-hal apa saja yang dapat bapak
lakukan untuk mengurangi rasa cemas bapak. Nanti apabila bapak
merasa cemas lagi, bapak bisa melakukan salah satu teknik
distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi yak pak”
“kegiatan mana yang bapak sukai?”
“Baiklah sekarang kita mendengarkan musik, bapak suka musik
apa? Saya putarkan ya pak?”
“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan
kontrol kecemasan pada diri bapak dan bapak dapat
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari bapak”

3. Fase Terapeutik
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana apa ada yang ingin bapak tanyakan dari
penjelasan saya tadi?”
“Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah
bagus sekali, nanti jika bapak merasa cemas, bapak dapat
melakukan teknik ditraksi yang tadi saya jelaskan ya”
b. Rencana tindak lanjut
“Bapak bisa lakukan cara itu ketika bapak merasakan
kecemasan”
“Latihan cara ini akan dimasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian bapak yaa. bapak bisa beri tanda (M : Mandiri), Jika
bapak berlatih cara ini sendiri tanpa dibantu atau diingatkan.
bapak beri tanda (B : Bantuan), jika bapak berlatih cara ini
diingatkan atau dibantu. Dan beri tanda (T : Tidak), jika bapak
tidak melakukan.”
c. Kontrak
1) Topik : “Nah, bapak, masih ada cara yang bisa digunakan
untuk mengatasi kecemasan bapak yaitu dengan teknik
hipnotis diri sendiri atau hipnotis dengan 5 jari, bagaimana
kalau kita besok bertemu lagi untuk membahas mengenai
teknik tersebut ?”
2) Waktu : “Jam berapa bapak ingin kita bertemu dan berapa
lama besok kita akan berbicang-bincang ? Baiklah kita
besok akan bertemu jam 09:00, selama 15 menit ya pak”
3) Tempat : “Dimana bapak ingin kita bertemu ? Baiklah di
taman ya pak”
“Tidak terasa sudah 15 menit kita berbincang. Sampai
jumpa besok ya pak, selamat pagi, assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (3)
KECEMASAN PADA PASIEN

Hari / Pertemuan : Rabu, 09 Agustus 2020


SP / Dx : III / Ansietas
Ruangan : Kenanga
Nama Kien : Tn. D

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
- Petugas mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar
- Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
membisiki dan isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.
2. Diagnosa keperawatan
Ansietas
3. Tujuan
Mengatasi gangguan ansietas klien
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Mengajarkan teknik hipnotis 5 jari
c. Membantu pasien mempraktikkan teknik hiptotis 5 jari
d. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal
kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
“Assalamualaikum bapak Selamat pagi? Masih ingat dengan
saya? Ya benar saya suster Fifah yang akan merawat bapak
hari ini”
b. Evaluasi atau validasi:
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah bapak masih
gelisah dan tidak bisa tidur? Apakah yang kemaren saya
ajarkan sudah di praktekkan dalam jadwal harian bapak? Nah
kalau sudah coba di praktikkan kembali ya”
“Wahh,Bagus pak”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah pak, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita
akan berlatih teknik hipnotis 5 jari. Apakah bapak
bersedia? “
2) Waktu : “sesuai janji kita kemarin ya pak, kita akan
berbincang-bincang selama 15 menit ya"
3) Tempat: “Dimana bapak ingin kita berbincang-bincang?
Baiklah di taman saja ya pak”

2. Fase Kerja
“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba
bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan bapak, kenapa
bapak tidak gelisah, apa yang bapak pikirkan? Oh, jadi bapak
merasa takut jika ketakutan bapak terhadap botol diketahui orang
lain, Nah bapak, sekarang saya akan mengajarkan bapak teknik
relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya pak. bapak
pejamkan mata bapak, nah sekarang tautkan jari telunjuk ibu
dengan jempol bapak, sekarang bayangkan pada saat bapak
sedang bahagia. Sekarang tautkan jari tengah bapak dengan
jempol, bayangkan saat bapak bersama orang yang bapak
sayangi / cintai, sekarang taukan jari manis bapak dengan jempol,
bayangkan ketika bapak di puji oleh seseorang karena prestasi
bapak, dan sekarang tautkan jari kelingking bapak, bayangkan
tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi. bapak, coba
ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi.
Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian bapak.
Jadi, setiap bapak merasa cemas, bapak bisa langsung praktikkan
cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita
buat”
“teknik ini bertujuan agar bapak mengetahui cara untuk
menghilangkan rasa gelisah bapak dengan teknik relaksasi
hipnotis 5 jari dan bapak dapat mempraktekkan ketika rasa
gelisah bapak datang kembali”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang
tentang masalah yang bapak rasakan dan latihan
mempaktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari?”
“Nah, coba bapak praktikkan kembali apa yang telah saya
ajarkan tadi.”
“Bagus, ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya
ajarkan”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap apa dari beberapa teknik yang saya ajarkan
kepada bapak, bapak dapat mempraktekkan kembali sekitar 2
kali dalam sehari ya pak atau pada saat bapak merasa
cemas”
“Latihan cara ini akan dimasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian bapak yaa. bapak bisa beri tanda (M : Mandiri), Jika
bapak berlatih cara ini sendiri tanpa dibantu atau diingatkan.
bapak beri tanda (B : Bantuan), jika bapak berlatih cara ini
diingatkan atau dibantu. Dan beri tanda (T : Tidak), jika bapak
tidak melakukan.”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah saya rasa cukup untuk hari ini, tida terasa
sudah 15 menit kita berbincang, Latihan relaksasi ini
adalah cara ke-3 yang bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan atau ketegangan bapak, Kegiatan hari ini
akan saya masukkan ke dalam jadwal harian yaa pak?”
2) Waktu : “Baiklah, nanti jam 14.00 setelah makan siang,
saya akan datang kembali untuk memantau
perkembangan bapak”
3) Tempat : “Kita bertemu di ruangan bapak saja ya,
Sebelum saya pergi apa ada yang ingin ditanyakan?
Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu.
assalamu’alaikum..”

Anda mungkin juga menyukai