Anda di halaman 1dari 6

1

Implementasi PCM (Pulse Code Modulation)


sebagai Pengolah Sinyal pada Sistem Pendeteksi
Musik untuk Aplikasi Robot
Albar Rizka Bahar, Ir.Wahyu Adi Priyono, M.Sc, Ali Mustofa, ST., MT.

 pengkodean. PCM memiliki kelebihan antara lain dapat


Abstrak– Dalam kontes robot seni Indonesia, setiap robot mengubah sinyal analog menjadi besaran digital dengan
diharuskan menari pada saat musik dimainkan, kemudian noise immunity yang tinggi dan error detection yang
berhenti menari ketika musik tidak dimainkan, sehingga mudah. Dengan menggunakan PCM pendeteksian musik
robot membutuhkan sistem pendeteksi suara yang tepat. Pulse dapat lebih mudah diatur karena sinyal analog diubah
code modulation (PCM) adalah metode modulasi yang dapat menjadi besaran digital, selain itu imunitas terhadap error
digunakan sebagai pengolah sinyal suara yang dihasilkan
atau noise menggunakan PCM lebih baik karena melewati
microphone melalui proses filterisasi (lowpass filter dengan
frekuensi cutoff dibawah 4kHz), penyamplingan (frekuensi tahap filterisasi, penyamplingan, kuantisasi dan
sinyal penyampling 8 kHz), proses kuantisasi 10 bit ADC dan pengkodean. [7]
pengkodean NRZ(non return to zero) 1 bit. Lagu uji yang Pada penelitian ini akan dibahas mengenai bagaimana
digunakan dalam penelitian adalah jiyuu e no shotai. Hasil merancang diagram blok PCM(pulse code modulation), dan
pengujian menunjukan sistem yang dibuat telah dapat bagaimana mengimplementasikan prinsip kerja PCM (pulse
mengenali musik dan menyalakan LED biru ketika lagu uji code modulation) sebagai pengolah sinyal pada sistem
dimainkan serta menyalakan LED merah ketika musik tidak deteksi musik sehingga sistem dapat membedakan keadaan
dimainkan atau lagu yang dimainkan bukan lagu uji, sehingga ada musik dan tanpa musik dan mengirimkan sinyal kontrol
dapat disimpulkan prinsip PCM dapat diimplementasikan
yang menentukan gerak robot. Musik yang digunakan
sebagai pengolah sinyal dalam sistem pendeteksi musik untuk
robot seni. dalam pengujian adalah lagu dari L’arc en ciel yang
berjudul jiyuu e no shotai. Proses PCM ( pulse code
Kata Kunci— PCM, Musik, Robot Penari, Pengolah Sinyal, modulation) antara lain filterisasi, penyamplingan,
microphone kuantisasi, dan pengkodean, kemudian untuk kontroler
PCM digunakan ATmega8. Aplikasi robot yang dibahas
I. PENDAHULUAN adalah membuat robot seni menari pada saat musik
dimainkan dan diam pada saat musik tidak dimainkan yang

S istem deteksi suara merupakan salah satu sistem yang


mulai dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir,
karena dalam hal ini suara menjadi sumber informasi
untuk diolah sebagai data dan bisa digunakan secara praktis
direpresentasikan dalam indikator LED (Light-emitting
diode)..

II. TINJAUAN PUSTAKA


dalam berbagai keperluan.
Teknologi robotika khususnya di Indonesia semakin A. PCM (Pulse Code Modulation)
berkembang, perkembangan ini mencakup dalam berbagai Modulasi Kode Pulsa/Pulse Code Modulation (PCM)
bidang robotika misalnya robot yang memiliki keahlian merupakan salah satu teknik modulasi yang merubah sinyal
khusus memadamkan api, membangun suatu sistem hingga analog menjadi format sinyal digital yang ekivalen dengan
robot seni yang mampu memberikan hiburan dengan sinyal aslinya. Proses-proses utama yang dilakukan pada
menari menyerupai manusia. Robot seni memerlukan suatu sistem PCM, diantaranya adalah proses Filterisasi,
sistem pendeteksi musik untuk membuatnya menari saat Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), dan
ada musik. Oleh karena itu suatu metode yang tepat harus coding (proses pengkodean) sehingga membentuk suatu
dimiliki sehingga sinyal suara yang diterima oleh robot sistem PCM.[7]
dapat dikenali dan robot dapat melakukan keputusan yang 1. Filterisasi
sesuai dengan rule perlombaan. Filter adalah suatu rangkaian yang dirancang agar
Pulse Code Modulation (PCM) adalah metode dapat meloloskan suatu sinyal input pada rentang frekuensi
transmisi serial dari representasi sinyal analog yang terdiri tertentu, dan meredam sinyal input yang mempunyai
dari proses filterisasi, penyamplingan, kuantisasi dan frekuensi diluar rentang frekuensi yang telah ditentukan,
proses meloloskan sinyal oleh filter disebut filterisasi. [1]
Albar Rizka Bahar adalah mahasiswa Teknik Elektro Universitas
Filter digital adalah filter dengan sinyal masukan
Brawijaya, Malang, Indonesia (no telepon korespondensi penulis berupa sinyal diskrit, yang dikelompokan menjadi FIR
085755941613; email albar.rizka@gmail.com) (Finite Impulse Response) yang sering disebut filter
Ir. Wahyu Adi Priyono, M.Sc. adalah dosen Teknik Elektro Universitas nonrekursif dan IIR ( Infinite Impulse Response ) atau yang
Brawijaya, Malang, Indonesia
Ali Mustofa,ST., M.T. adalah dosen Teknik Elektro Universitas
sering disebut filter rekursif. [11]
Brawijaya, Malang, Indonesia
2

Fungsi transfer untuk filter digital dilambangkan 4. Pengkodean


sebagai H(z), yang ditunjukan dalam Persamaan 1. Pengkodean merupakan proses mengubah suatu
𝑌 𝑧
𝐻 𝑧 = besaran tertentu kedalam bentuk lain yang dikenali
𝑋 𝑧
𝑏 0 +𝑏1 𝑧 −1 +𝑏 2 𝑧 −2 +⋯+𝑏𝑛 𝑧 −𝑛 berdasarkan ketentuan yang teratur. Pengkodean NRZ
𝐻 𝑧 = ............ (1) adalah suatu pengkodean dimana sinyal tidak kembali ke 0
1+𝑎 1 𝑧 −1 +𝑎 2 𝑧 −2 +⋯+𝑎 𝑛 𝑧 −𝑛
Dengan Y(z) adalah Persamaan untuk keluaran, dan volt di tengah-tengah bit. Dalam pengkodean NRZ, bit 0
X(z) Persamaan untuk masukan filter, lalu dengan b sebagai direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan 0 volt,
koefisien keluaran dan a sebagai koefisien masukan serta n sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal dengan
sebagai orde filter. tegangan +V volt. [11]
Berdasarkan frekuensi yang diloloskan filter dapat B. Microphone
dibedakan menjadi empat jenis yaitu low pass filter, high Microphone adalah tranduser, yang mengubah suara
pass filter, band pass filter, dan band stop filter. menjadi sinyal listrik. Terdapat berbagai jenis microphone
Berdasarkan ripple dalam respon sinyal yang dihasilkan berdasarkan caranya dalam mengubah energi, tetapi semua
filter dibagi menjadi filter butterworth , chebyshev dan microphone mempunyai satu persamaan yaitu diaphragm.
elliptic. Dalam Gambar 1 ditunjukan respon frekuensi dari Diaphragm adalah material tipis seperti kertas, plastik, atau
filter butterworth, chebyshev 1, chebyshev 2, dan elliptic.[9] aluminium yang bergetar ketika terkena gelombang suara.
C. Signal To Noise Ratio (SNR)
Salah satu ukuran noise yang sangat penting adalah
signal to noise ratio (SNR atau S/N). Ukuran noise ini
merupakan perbandingan antara daya sinyal dan daya noise.
Dengan menggunakan SNR dapat dilakukan evaluasi dan
antisipasi pengaruh noise dari luar. SNR dapat diukur dari
keadaan sinyal tanpa gangguan dan keadaan sinyal dengan
gangguan. Secara matematis, SNR dinyatakan dalam satuan
decibel (dB) dengan menggunakan Persamaan 3.

𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎𝑙
𝑆𝑁𝑅 = 10 log 𝑑𝐵 ........ (3)
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑖𝑠𝑒

Jika dianggap sinyal komposit (informasi dan noise)


diukur pada resistor yang sama (R = R ), maka SNR juga
Gambar 1. Respon Sinyal Filter Butterworth , Chebyshev 1 2
dan Elliptic. dapat dinyatakan sebagai perbandingan tegangan sinyal
Sumber : Sophocles 2006:5 dengan tegangan noise yang bila dinyatakan dalam decibel,
dapat diformulasikan seperti Persamaan 4.
2. Penyamplingan 𝑆
𝑆𝑁𝑅 = 10 log
Penyamplingan adalah suatu proses mengubah sinyal 𝑁
analog menjadi sinyal diskrit agar sesuai dengan format (𝑉 𝑆 )2
𝑅1
digital. Untuk mendapatkan informasi yang menyerupai = 10 log (𝑉 𝑁 )2
informasi asli, penyamplingan dilakukan sesuai dengan 𝑅2
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑙
teorema nyquist yang ditunjukan dalam Persamaan 2. = 20 log 𝑑𝐵 ........... (4)
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑖𝑠𝑒
𝐹𝑆 ≥ 2𝐹𝑚𝑎𝑥 ......................... (2)
𝐹𝑆 = frekuensi sinyal penyampling (Hz) dan
𝐹𝑚𝑎𝑥 = frekuensi sinyal informasi (Hz) III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode kajian yang digunakan dalam penelitian
3. Kuantisasi bersifat aplikatif mengenai bagaimana implementasi PCM
(pulse code modulation) sebagai pengolah sinyal pada
Kuantisasi adalah suatu tahap pemetaan dari sinyal sistem deteksi yang diaplikasikan untuk mengatur robot
yang telah disampling menjadi sinyal dengan level tertentu seni sehingga robot dapat menari atau diam menurut
berdasarkan bit ADC yang digunakan.[7] keadaan musik yang diberikan. Agar penelitian dapat
dilakukan seperti yang direncanakan maka diperlukan
langkah-langkah antara lain penentuan spesifikasi alat, studi
literatur, perencanaan dan pembuatan alat, pengujian alat
serta pengambilan kesimpulan dan saran. Diagram alir
proses penelitian ditunjukan dalam Gambar 3.

Gambar 2. Sinyal Hasil Kuantisasi


Sumber : Sophocles 2010:62
3

Mulai  Pengkodean
Pengkodean sinyal PCM yang digunakan adalah
Penentuan pengkodean NRZ 1 bit. Agar nilai keluaran dari
spesifikasi alat
mikrokontroler bernilai +5 volt untuk logika 1 dan 0 volt
untuk logika 0, perlu diatur nilai bit DDRB dan bit PORTB,
Pengambilan Data
yaitu nilai 1 pada pendefinisian bit DDRB(data direction
register B), sehingga membuat Port B difungsikan sebagai
Pembahasan output dan nilai 0 pada pendefinisian bit PORTB sehingga
membuat Port B mengeluarkan logika 1 sebagai +Vcc (5
Pengambilan volt) dan logika 0 sebagai 0 volt.
Kesimpulan
Pengkodean tahap 1 yaitu sinyal dilewatkan dalam
Selesai
suatu bandpass butterworth IIR, dengan frekuensi band 50
Hz (f1) dan 2900 Hz (f2), dengan frekuensi sampling (fs)
Gambar 3. Diagram Alir Proses Penelitian ADC 8 kHz, dan orde 4. Koefisien a dan b dalam
Sumber : Perancangan Persamaan 1 dapat ditentukan dengan operasi MATLAB
yaitu dengan menggunakan perintah sebagai berikut :
[a,b] = butter(0,5*n,[f1 f2]/0,5*fs);
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian didapatkan koefisien a dan b sebagai
Pembahasan yang dilakukan yaitu mengenai berikut :
perencanaan alat, perancangan alat, pembuatan alat, dan Tabel 1
pengujian alat, alat yang dibuat dalam penelitian yaitu Koefisien a dan b
sistem pendeteksi lagu jiyuu e no shotai yang
mengimplementasikan prinsip kerja PCM (pulse coded a0 a1 a2 a3 a4 b0 b1 b2 b3 b4
modulation). 1 -1,10552 -0,38307 0,205936 0,285923 0,520508 0 -1,04102 0 0,520508
A. Perencanaan Alat
Sehingga Persamaan fungsi alih H(z) adalah :
Alat bekerja dengan suara sebagai input sinyal yang
diolah, sinyal yang dihasilkan microphone dilewatkan pada 𝑌(𝑧) 0,520508 −1,04102 𝑧 −2 +0,520508 𝑧 −4
lowpass filter lalu dimasukan pada mikrokontroler untuk 𝐻 𝑧 = =
𝑥(𝑧) 1−1,10552 𝑧 −1 −0,38307 𝑧 −2 +0,205936 𝑧 −3 +0,285923 𝑧 −4
melalui proses penyamplingan, kuantisasi dan pengkodean.
𝑌 𝑧 − 1,10552 𝑧 −1 𝑌 𝑧 − 0,38307 𝑧 −2 𝑌 𝑧 + 0,205936 𝑧 −3 𝑌 𝑧 +
B. Perancangan Alat 0,285923 𝑧 −4 𝑌 𝑧 =
1. Perancangan Hardware 𝑥 𝑧 0,520508 − 1,04102 𝑧 −2 𝑥 𝑧 + 0,520508 𝑧 −4 𝑥 𝑧
Perancangan perangkat keras meliputi perancangan Dengan invers transformasi Z, didapatkan :
rangkaian microphone, filter, rangkaian mikrokontroler,
dan penguat sinyal. 𝑌 𝑛 = 0,520508 𝑥 𝑛 − 1,04102 𝑥 𝑛 − 2 + 0,520508 𝑥 𝑛 − 4 +
1,10552 𝑌 𝑛 − 1 + 0,38307 𝑌 𝑛 − 2 − 0,205936 𝑌 𝑛 − 3 −
2. Perancangan algoritma software
0,285923 𝑌 𝑛 − 4 ........................... (5)
Perancangan algoritma software mengenai algoritma
penyamplingan, penguantisasian, dan pengkodean agar
Untuk memudahkan pemrograman koefisien x, dan y
sistem dapat mengenali keadaan yang diberikan. Software
pada Persamaan 5 dibulatkan menjadi bentuk integer,
yang digunakan untuk membuat hardware bekerja dengan 8
maksimal antara lain CV AVR, dan Extreme Burner dengan faktor pengali yaitu menjadi :
16
sebagai writer.
1
𝑌 𝑛 = [8 𝑥 𝑛 − 16 𝑥 𝑛 − 2 + 8 𝑥 𝑛 − 4 + 17 𝑌 𝑛 − 1 +
16
 Penyamplingan 6𝑌 𝑛−2 −3𝑌 𝑛−3 −4𝑌 𝑛−4 ] ..................... (6)
Frekuensi sinyal penyampling minimal sama dengan
dua kali nilai sinyal informasi yang akan disampling, oleh Dalam pengkodean tahap 2 diambil nilai Y[0],
karena itu untuk mendapatkan hasil penyamplingan yang kemudian hasilnya dibedakan apabila nilai Y[0] lebih dari
baik dengan frekuensi sinyal informasi maksimal 4 kHz 413 dan kurang dari -36 (didapatkan dari nilai Y[0] lagu
maka sinyal penyampling harus berfrekuensi : jiyuu e no shotai maksimal dan minimal melalui hyper
𝑓𝑠 ≥ 2 × 4 𝑘𝐻𝑧 terminal CV AVR) maka variabel data sinyal(ds) akan
𝑓𝑠 ≥ 8 𝑘𝐻𝑧 bernilai 1, apabila tidak memenuhi persyaratan ini variabel
Untuk membuat mikrokontroler dapat menyampling data sinyal(ds) bernilai 0, pengambilan data dilakukan 100
dengan frekuensi 8 kHz digunakan timer ADC kali. Apabila terdapat minimal 1 dari 100 kali pengambilan
mikrokontroler yang diatur dalam compiler CV AVR. data Y[0] yang berlogika 1 pada data sinyal (ds) variabel
batas akan diberi perintah increment.
 Kuantisasi Selanjutnya variabel batas akan digunakan dalam
Sistem dirancang untuk menggunakan kuantisasi 8 bit. pengkodean tahap 3, logika 1(+5 volt) diberikan pada
Untuk mengeluarkan sinyal hasil kuantisasi,pembacaan keluaran PCM apabila nilai batas lebih dari 120 dan LED
ADC dari ATMega8 setelah penyamplingan dilakukan biru dinyalakan. Apabila nilai batas kurang dari 120 LED
disimpan dalam variabel kuantisasi, dengan memberikan isi merah dinyalakan dan diberikan logika 0 (0 volt) pada
variabel tersebut perintah ADCW. keluaran PCM.
4

C. Pengujian Alat Hz, 3400 Hz, 3900 Hz, 5200 Hz, 6200 Hz, dan 7200 Hz
1. Pengujian Microphone dengan tegangan 5 volt yang dihasilkan dari function
Pengujian microphone dilakukan dengan memberikan generator dan dihubungkan pada input sistem lalu diukur
suara dan tidak memberikan suara, lalu hasil pengujian tegangan keluaran dari filter lowpass.
dapat diketahui melalui oscilloscope. Dalam Gambar 4
ditunjukan perbedaan hasil pengujian untuk keadaan Tabel 2
dengan suara melalui oscilloscope PC LAB. Hasil Pengujian Filter
Frekuensi Tegangan
Redaman
Sinyal Terukur
|H(jΩ)|
Masukan (Hz) (Volt)
10 5 1
400 4,98 0,996
1000 4,9 0,98
1800 4,67 0,934
2700 4,22 0,844
3400 3,87 0,774
3900 3,62 0,724
4000 3,54 0,708
5200 3,102 0,6204
6200 2,78 0,556
Gambar 4. Pengujian Microphone 7200 2,52 0,504
Sumber : Pengujian

2. Pengujian LED indikator Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai redaman pada


Pengujian LED dilakukan dengan memberikan catu frekuensi 4 Khz sebesar 0,708 (mendekati cutoff 0,707).
daya 5 volt pada rangkaian LED yang dihubungkan secara
seri dengan resistor 250 Ω.

3. Pengujian Detektor musik


Pengujian detektor musik dilakukan dengan menguji
setiap sub-bagian dari sistem pendeteksi musik antara lain
filter, mikrokontroler, frekuensi penyampling, hasil
kuantisasi, dan pengkodean. Setelah masing-masing bagian
sudah dapat bekerja dengan baik dilakukan pengujian
keseluruhan sistem .

 Pengujian Mikrokontroler ATMega8


Data hasil pengujian mikrokontroler secara
Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian Filter
keseluruhan dapat diketahui dalam Tabel 3.
Sumber : Pengujian
Tabel 3
Hasil Pengujian Mikrokontroler ATMega8  Pengujian Penyamplingan
Untuk mengetahui frekuensi penyampling
Pengujian Hasil
mikrokontroler, dilakukan interupsi dalam listing program
Pengujian write ke Mikrokontroller dapat di
penyamplingan lalu membuat keluaran pada PORTB.0
Mikrokontroller write
berubah setiap kali periode sampling. Untuk mengetahui
Pengujian read Mikrokontroler dapat di
frekuensi yang dihasilkan, keluaran PORTB.0 dihubungkan
Mikrokontroler read
dengan oscilloscope PC LAB kemudian berikan tanda
Pengujian erase memori Mikrokontroler dpat di
Mikrokontroler erase check ( ) pada frekuensi dalam tab waveform parameters
Pengujian Masukan Pin Masukan Terbaca dengan untuk mengetahui frekuensi sinyal keluaran PORTB.0
C(ADC) baik seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.
Pengujian Pin keluaran Mengeluarkan logika
(LED indikator) dengan baik

Pengujian Mikrokontroler ATMega8 antara lain terdiri


dari pengujian proses tulis ke mikrokontroler (write), baca
dari mikrokontroler (read), hapus memori di
mikrokontroler (erase), dan melihat masukan pin yang
difungsikan sebagai pin ADC pada mikrokontroler serta
keluaran yang dihubungkan dengan LED indikator.
 Pengujian Filter
Pengujian dilakukan dengan memberikan sinyal
dengan frekuensi 10 Hz, 400 Hz, 1000 Hz, 1800 Hz, 2700
5

Gambar 7. Pengujian Keseluruhan Sistem


Gambar 6. Pengujian Frekuensi Sinyal Penyampling Sumber : Pengujian
Sumber : Pengujian
Tabel 5
Berdasarkan hasil pengujian, frekuensi keluaran Hasil Pengujian Keseluruhan Sistem
PORTB.0 adalah 4,09 kHz sehingga frekuensi sinyal Keadaan yang diberikan LED Merah LED Biru
penyampling adalah 2 × 4,09 𝑘𝐻𝑧 = 8,18 𝑘𝐻𝑧.
Ada Musik, Tanpa Noise Tidak Menyala Menyala
Tanpa Musik, Tanpa Noise Menyala Tidak Menyala
 Pengujian Kuantisasi
Ada Musik, Dengan Noise Tidak Menyala Menyala
Pengujian kuantisasi dilakukan dengan memberikan
Tanpa Musik, Dengan Noise Menyala Tidak Menyala
masukan 0,5 volt, 1,5 volt, 2 volt, 3,5 volt dan 4,5 volt
menggunakan potensiometer kemudian melalui hyper
terminal dapat diketahui nilai masukan yang telah Berdasarkan hasil pengujian, LED biru menyala
terkuantisasi. apabila lagu jiyuu e no shotai dimainkan baik ada gangguan
maupun tidak ada gangguan dan LED merah selalu padam.
Tabel 4 Kemudian pada saat lagu uji tidak dimainkan baik ada
Hasil Pengujian Kuantisasi gangguan maupun tidak ada gangguan LED biru selalu
T egangan
padam dan LED merah menyala
besar kuantisasi 10 besar kuantisasi 10 LSB
Masukan
(volt) bit berdasarkan teori bit terukur error 5. Pengujian SNR Sistem
0,5 107 107 0 Pada pengujian SNR sistem dilakukan pengukuran
1,5 320 321 1 pada tegangan masukan board master pada saat lagu uji
2 427 428 1 dimainkan, dan pada saat lagu uji tidak dimainkan
kemudian dibandingkan dengan pengukuran tegangan
3,5 747 748 1
masukan board master pada saat masing-masing keadaan
4 853 855 2 (lagu uji dimainkan dan lagu uji tidak dimainkan) diberikan
gangguan berupa suara orang bicara atau musik lain.
 Pengujian Pengkodean Sinyal
Pengujian pengkodean sinyal dilakukan dengan
memberikan nilai sinyal yang memenuhi algoritma
pengkodean dengan menggunakan function generator, Microphone
Sistem Pendeteksi
Board Master
Musik PCM
kemudian sistem mengeluarkan logika 1 (+5 volt untuk
keluaran PORTB.2) yang diwakili LED warna biru atau 0 Sumber audio
Sound Level
Meter
(0 volt untuk keluaran PORTB.2) yang diwakili LED warna Multimeter untuk
merah sesuai dengan algoritma NRZ pada pin keluaran pengukuran SNR

LED. Pengkodean sinyal yang diatur dalam mikrokontroler


sesuai dengan pengkodean yang dirancang apabila LED Gambar 8. Blok Diagram Pengujian SNR
menyala sesuai dengan keadaan yang diberikan. Sumber : Pengujian

4. Pengujian Keseluruhan Sistem


Pengujian keseluruhan sistem dilakukan dengan
memainkan lagu jiyuu e no shotai pada sound system.
Setelah itu penyalaan indikator LED diamati, sistem
bekerja sesuai dengan perancangan apabila LED biru
menyala serta LED merah tidak menyala disaat lagu jiyuu e
no shotai dimainkan, dan LED merah menyala serta LED
biru tidak menyala disaat lagu tersebut tidak dimainkan.
Selain itu diberikan gangguan berupa musik lain dan suara
manusia. Gambar 9. Pengujian SNR Sistem
Sumber : Pengujian
6

Tabel hasil pengujian SNR (signal to noise ratio) [6] Freeman, Roger L.1999. Fundamentals of Telecommunications. New
York:John Wiley & Sons, Inc
sistem pendeteksi musik ditunjukan dalam tabel 6.
[7] Hioki, Warren.1998.Telecommunications Third Edition. New Jersey
:Prentice Hall
Tabel 6 [8] Johnson, Don.2012.Fundamentals of Electrical Engineering I.
Hasil Pengujian SNR Sistem Texas:Rice University
[9] Sophocles J. Orfanidis.2010.Introduction to Signal Processing. New
Tegangan Sinyal (volt) jersey : Prentice-Hall Inc
Keadaan yang diberikan Rata-rata [10] Sophocles J. Orfanidis.2006. Lecture Notes on Elliptical Filter
Design.New jersey : Rutgers University
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4 Pengukuran 5
[11] Tanudjaja, Harlianto.2007.Pengolahan Sinyal Digital Dan Sistem
Ada Musik, Tanpa Gangguan 4,56 4,54 4,56 4,56 4,58 4,56 Pemrosesan Sinyal.Yogyakarta: Andi
Tanpa Musik, Tanpa Gangguan 0,012 0,01 0,01 0,01 0,013 0,011
Ada Musik, Dengan Gangguan 4,54 4,56 4,56 4,57 4,56 4,558
Tanpa Musik, Dengan Gangguan 0,01 0,011 0,012 0,01 0,01 0,0106

Berdasarkan data dalam tabel 6 dapat diketahui nilai


SNR dari sistem dengan menggunakan Persamaan 3.
𝑉 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛
SNR saat ada musik = 20 log
𝑉 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛
= 67, 158 dB
𝑉 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛
SNR saat tidak ada musik = 20 log
𝑉 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛
= 28,78 dB

V. KESIMPULAN
Setelah sistem pendeteksi musik yang
mengimplementasikan prinsip kerja PCM (pulse code
modulation) dirancang, dibuat, dan diuji dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sistem yang dibuat telah dapat membedakan keadaan
tanpa musik dan ada musik kemudian memberikan
indikasi yang tepat melalui LED indikator dengan
menggunakan lagu uji jiyuu e no shotai.
2. Prinsip pulse code modulation (PCM) dapat
diimplementasikan sebagai pengolah sinyal pada
sistem pendeteksi musik dan diaplikasikan dalam
bidang robotika.
3. Electret condenser microphone selain memiliki
dimensi yang kecil, dapat digunakan sebagai
pengubah sinyal suara menjadi sinyal elektrik yang
memberikan input untuk sistem pengolah sinyal.
4. Proses penyamplingan, kuantisasi dan pengkodean
PCM dapat dilakukan dengan menggunakan
mikrokontroler ATMega8.
5. SNR(signal to noise) dari sistem yang telah dibuat
pada saat lagu uji dimainkan yaitu 67,158 dB dan
pada saat lagu uji tidak dimainkan sebesar 28,78 dB.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Antoniou, Andreas. 1993. Digital Filters: Analysis, Design, and
Applications Singapore: McGraw-Hill Inc
[2] Atmel. ATmega8/ATmega8L, 8-bit AVR Microcontroller with 32
kbytes in System Programable Flash.
http://www.atmel.com/Images/Atmel-2486-8-bit-AVR-
microcontroller-ATmega8_L_datasheet.pdf , diakses tanggal:2 April
2009.
[3] Bejo, Agus. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam
Mikrokontroler ATMega8535. Yogyakarta:Graha Ilmu
[4] CUI.Electret Condenser Microphone.
http://www.adafruit.com/datasheets/CMA-4544PF-W.pdf , diakses
tanggal : 19 Juni 2009.
[5] Ellen Taylor dan Powel.1998. Sampling .Texas:College Station.

Anda mungkin juga menyukai