Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

A. IDENTITAS
Nama : Tn.S
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Nitikan Umbulharjo
Masuk RS tanggal : 09 Oktober 2017
Tanggal Pemeriksaan : 09 oktober 2017
Bangsal : Edellwise

Dokter yang merawat : dr. Eko Medio S, Sp. OT


Ko-asisten : Gita Suha Yuranda

A. SUBJEKTIF (ANAMNESIS)
Keluhan utama : Nyeri jari telunjuk
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Yogyakarta dengan keluhan pendarahan di ujung jari
telunjuk tangan sebelah kanan, pendarahan di akibatkan robekan terbuka pada ujung jari. 1
jam sebelum masuk rumah sakit pasien membersihkan rantai motor dalam keadaan mesin
motor masih menyala dan jari telunjung kanan pasien masuk ke dalam Gir motor tersebut.
Pasien merasakan nyeri di lokasi robekan ujung jari dan jari-jari masih bisa di gerakan
aktif. kemudian pasien dibawa langsung ke IGD RSUD Yogyakarta. Tidak ada keluhan
demam,mual,dan muntah.
Anamnesis Sistem
Kepala : Conjungtiva anamis (-/-), sclera ikterik (-/-)
System kardiovaskuler : nyeri dada (-) berdebar- debar (-)
System respirasi : sesak nafas (-)
System urogenital : Sulit BAK (-)
Sistem musculoskeletal : Lihat status lokalis
System hematologi : mimisan (-)

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

System saraf : kesemutan (-)

Riwayat penyakit dahulu:


asma ( - ) darah tinggi (-) penyakit serupa (-) diabetes (-)

Riwayat penyakit dahulu :


asma ( - ) darah tinggi (-) penyakit serupa (-) diabetes (-)

Sosial , Ekonomi , dan Lingkungan


Hubungan dengan keluarga baik, pasien tinggal bersama istri dan anak ,
berkerja sebagai pedagang.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

B. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Kesan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan Gizi : Cukup
 Vital Signs
o Tekanan Darah : 140/70
o Suhu Tubuh : 36,2 °C
o Frekuensi Nafas : 24 x/menit
o Frekuensi Nadi : 98 x/menit
o VAS :3
 Status Gizi : cukup
 Berat Badan : 70 kg
1. Kepala
 Mata
Konjunctiva anemis ( - / - ), Sklera ikterik ( - / - ),
 Telinga
Discharge ( ‒ / ‒ ), nyeri telinga ( ‒ / ‒ ), Gangguan pendengaran ( ‒ / ‒ )
 Mulut
Mukosa kering ( – ), Bibir sianosis ( – ), Stomatitis ( – )

2. Leher
Benjolan ( – ), Limfonodi teraba ( – )

3. Thorax
 Inspeksi
o Simetris (+)
 Palpasi
o Benjolan (–)
o Ictus cordis teraba (–)
 Perkusi

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

o Sonor (+)
 Auskultasi Paru
o Vesikuler (+/+)
o Wheezing (‒/‒)
o Ronkhi (‒/‒)
 Auskultasi Jantung
o S1-S2 reguler (+)
o Bising jantung (–)
4. Abdomen
 Inspeksi : distensi (–)
 Auskultasi : bising usus (+)
 Perkusi : timpani (+)
 Palpasi
o Nyeri tekan ( - )
o Ascites ( – ) dengan pemeriksaan undulasi dan shifting dullness.

5. Ekstremitas
 Akral hangat (+)
 Nadi kuat regular
 Capillary refill time 1 detik

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Pemeriksaan Status Lokalis

Ekstremitas Inferior
Dextra Sinistra
 Tidak Tampak deformitas  Tidak Tampak deformitas
 Tampak luka robek pada  Tidak tampak luka
index finger ukuran 1 cm.  Tidak tampak Pendarahan
Look
 tampak Pendarahan  Tidak tampak penonjolan tulang
 tampak penonjolan tulang

Nyeri ( + ) Tidak ada kelainan


Pulsasi arteri radialis teraba (+)
Feel Sensibilitas ( + )
CRT 1”

Gerakan abduksi aduksi index Tidak ada kelainan


finger terhambat (-)
ROM articulation
Move-ment interphalangeae distal : ekstensi
dorsal- fleksi palmar 90◦

FOTO PRE OP

Pemeriksaan Hematologi ( 09 oktober 2017)


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJU

Hematologi
Leukosit 11,0 H 4,00 - 10,
Eritrosit 3,70 L 4,50 – 5,

5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Hemoglobin 10,6 L 11,0 - 16,0 g/dL


Hematokrit 32,9 L 32,0 - 44,0 %
MCV 88,9 81 - 99 fL
MCH 28,6 27 - 31 pg
MCHC 32,2 L 33 - 37 g/dL
RDW-CV 11,9 11 - 16 %
Trombosit 226 150 – 450 103 / uL
Differential Telling
Neutrofil % 88,2 H 50 - 70 %
Limfosit % 8,4 L 20 - 40 %
Monosit % 2,1 L 3,0 - 12 %
Eosinofil % 1,1 0,5 - 5,0 %
Basofil % 0,2 0-1 %
3
Neutrofil # 10,36 H 2-7 10 /uL
Limfosit # 0,98 0,8 - 4,0 103/uL
Monosit # 0,26 0,12 - 1,20 103/uL
Eosinofil # 0,13 0,02 - 0,50 103/uL
Basofil # 0,02 0 -1 103/uL
ImunoSerologi
HBs Ag (Rapid) Nonreaktif (-) Nonreaktif (-)

Foto Rontgen Manus dextra ( Pre-OP )

6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Kesan : Amputated ujung distal phalanx distal digiti II manus dextra kesan Soft tissue
C. ASSESSMENT
Index Finger Tip Right injury
D. PLANNING
 Tindakan : Debridement dan FTSG
 Farmakologis:
 Sulbacef (Cefoberazone + Sulbactam)
 Tofedex (Dexketoprofen)
 Ciproflixacin
 Fosmicin ( Fosfomycin )
 Diet Bebas : TKTP
 Gerak Bebas
DASAR TEORI

7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

I. PENDAHULUAN

Fingertip injury (FTI) adalah cedera pada jari yang terletak padaarea sebelah distal dari
insersi tendon flexor dan ekstensor, merupakan kasus yang tersering terjadi pada cedera
tangan. Fingertip merupakan suatu organ peraba yang sangat penting sebagai salah satu
fungsi tangan. Dalam penanganan FTI, tidak ada satupun teknik yang tepat untuk semua
kasus, masing - masing teknik memiliki indikasi yang spesifik pada tipe cedera
tertentu.Mengingat pentingnya fingertip yang mempunyai permukaan untuk sensasi raba
maka FTI dapat menyebabkan hilangnya beberapa kemampuan dari ujung jari. Pulp pada
ujung jari biasanya diselubungi oleh tough, kulit dengan persarafan yang banyak,
menempel pada phalanx melalui septa fibrous. Bagian dorsum fingertip dibentuk oleh
kuku dan bantalan kuku.

Tujuan penanganan FTI adalah untuk mengembalikan sensasi yang adekuat, nyeri yang
minimal, pergerakan sendi yang maksimal dan kosmetik yang baik. Dalam mencapai
tujuan tersebut, perlu diperhatikan juga usaha untuk mempertahankan ukuran dari ujung
jari.

Pilihan penatalaksanaan FTI, perlu dipertimbangkan beberapa faktor untuk menentukan


rencana tindakan :
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Jenis kelamin
4. Tangan dominan
5. Jari yang terkena
6. Mekanisme cedera
7. Riwayat kondisi medis
8. Anatomi jari yang cedera

II. ANATOMI

8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Bagian distal dari insersi flexor dan ekstensor di distal phalanx :


Aspek Volar :
terdiri atas Palmar pulp, fibrous septae, skin dan fingerprint, reseptor sensoris, Grayson
dan Cleland ligament.
Aspek Dorsal : terdiri atas perionikia (nail plate), paronikia, eponikia, lunula, dan matrix
germinal.
Arteri dan saraf digitalis, bercabang menjadi 3 (trifurcate) pada daerah sendi interphalanx
distal. Masing-masing ke arah nail fold,nail bed, dan finger pad.

Gambar 2.1. Anatomi Nail Bed potongan sagittal

III. DIAGNOSIS

Dalam penatalaksanaan FTI, pemeriksaan dan klasifikasi FTI merupakan langkah utama
yang terpenting untuk menentukan rencana tindakan bedah. Terdapat 3 hal utama yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Nail Bed Injury,
2. Bone exposure
3. Angle of Injury

9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Gambar 3.1.Angle of Injury


Oleh Allen (1980), klasifikasi amputasi pada ujung jari dibagi mejadi 4 tipe :
I. Distal dari ujung kuku
II. Distal dari ujung phalanx distal (meliputi nail bed)
III. Distal dari Mid-phalanx distal
IV. Distal dari sendi DIP (seluruh phalanx distal)

Gambar 3.2 Klasifikasi Allen untuk FTI

IV. PENATALAKSANAAN

Perdarahan yang terjadi dapat dihentikan dengan mudah menggunakan balut tekan
dengan kasa atau kain bersih. Puntung ujung jari harus dibersihkan dari kotoran dengan
air salin yang mengalir. Selanjutnya, bungkus puntung jari dengan kasa kering dan
masukkan dalam kantung plastik bersih dan kering yang dapat ditutup rapat (sealed).
Jangan rendam puntung jari dalam air. Kantung plastik yang berisi potongan jari tersebut
kemudian dimasukkan dalam kantung plastik kedua berisi batu es yang terendam air.
Tujuan “two package technique” ini adalah mencegah kontaminasi lebih jauh dan

10
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

kerusakan mekanik terhadap potongan jari. Pendinginan (suhu ideal 40C) ditujukan untuk
menekan laju kematian sel. Korban harus dibawa ke rumah sakit terdekat sesegera
mungkin.

 Amputasi yang disebabkan oleh trauma tajam (clean cut) berpotensi lebih besar untuk
disambungkan kembali dengan sukses daripada trauma tumpul. Trauma tajam
disebabkan, misalnya, oleh pisau. Contoh trauma tumpul adalah bila jari terpotong karena
masuk pada komponen berputar sebuah mesin. Adanya mekanisme gencet pada trauma
tumpul akan semakin memperburuk prognosis keberhasilan.
 Bedah mikro adalah teknik bedah yang dilakukan dengan bantuan mikroskop untuk
mengoperasi jaringan yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Dengan
teknik ini, seorang ahli ortopedi yang terlatih dalam ilmu bedah mikro dapat
menyambungkan pembuluh darah dan serabut saraf. Proses penyambungan itu disebut
replantasi (untuk amputasi total) atau revaskularisasi (untuk amputasi sebagian). Pada
bayi, prosedur penyambungan dapat dilakukan tanpa harus menyambungkan pembuluh
darah dengan bedah mikro karena kemampuan regenerasi bayi yang sangat baik. Hal ini
tidak berlaku pada orang dewasa, di mana tingkat keberhasilan teknik ini tidak pasti.
 PRIMARY REPAIR
Diindikasikan pada cedera yang tidak disertai hilangnya kulit. Bila disertai Nail Bed
Injury, dilakukan re-aproksimasi menggunakan catgut 7-0 dan membuang nail plate yang
terlepas. Fiksasi fraktur yang spesifik tidak dibutuhkan bila terdapat fraktur phalanx distal,
yang tidak menyertakan permukaan sendi dengan jaringan lunak yang utuh. Kulit dijahit
dengan non-absorbable 6-0.

SECONDARY INTENTION (Perawatan terbuka)


Metode ini diterapkan berdasarkan proses epitelisasi dan kontraksi luka hingga
memungkinkan penutupan luka. Pilihan ini baik digunakan pada defek luka yg kecil (6-8
mm) tanpa bone exposure. Penutupan defek biasanya terjadi dengan jaringan parut dan
menghasilkan ujung jari yang keras. Sehingga dalam pemilihan metode ini , perlu
dipertimbangkan riwayat pekerjaan pasien. Teknik ini perlu dihindari pada orang-orang
dengan pekerjaan yang sering menggunakan ujung jari (pengguna komputer, pemain

11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

piano). Dalam kondisi ideal, penutupan defek yang stabil biasanaya terjadi dalam 2-4
minggu. Pada 40 % kasus dengan metode ini, terjadi intoleransi dingin.

SKIN GRAFT
Pada FTI dengan defek kulit yang cukup luas, diindikasikan teknik Skin Graft. Walaupun
secara umum keberhasilan STSG lebih tinggi dibandingkan FTSG, pada kasus FTI, FTSG
lebih disukai karena lebih baik secara kosmetik, sensibilitas dan durabilitas. Lokasi donor
dapat diambil dari berbagai tempat, namun donor lokal atau regional lebih baik dalam
mencegah hiperpigmentasi. Dalam hal ini, donor dari palmar crease, karena dapat
dipreparasi secara bersamaan dan dapat menghasilkan donor hingga 2x6 cm. Sebagian ahli
juga menyarankan pengambilan donor dari area hipothenar, namun menutupan area donor
sering meninggalkan skar yang kurang baik secara kosmetik ataupun tension yang
berlebih saat aproksimasi.
Skin grafting adalah teknik di mana sepotong kulit digunakan untuk menutupi
luka pada jari. Kulit donor dapat diambil dari telapak tangan atau kaki pasien. Setelah
ditempatkan pada luka, kulit donor diharapkan dapat bertahan hidup dengan nutrisi dan
oksigen dari rembesan perdarahan luka.
• Composite graft adalah graft yang tersusun atas lapisan yang lebih dalam daripada skin
graft, yaitu jaringan lemak bawah kulit, menjadikan tipe graft ini lebih tebal daripada
skin graft. Tujuan metode ini adalah mengembalikan panjang jari mendekati atau
menyamai panjang normal sebelum cedera dan mencapai hasil estetik yang lebih baik.
Namun, karena jaringan yang lebih tebal membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi dan
oksigen, tingkat keberhasilan teknik ini lebih rendah daripada metode skin graft.
• Rekonstruksi dengan flap lebih dapat diandalkan dalam hal kemampuan jaringan untuk
bertahan hidup. Sebuah area spesifik jaringan diangkat, tetapi masih tetap melekat di
tempat asalnya dengan seberkas jaringan yang mensuplai jaringan tersebut dengan nutrisi.
Flap dapat berasal dari jari yang cedera itu sendiri, jari yang berdekatan, telapak tangan,
dada, atau bahkan perut. Flap dibiarkan tetap menempel pada donor – biasanya selama 3
minggu – sampai flap tersebut dapat bertahan hidup secara mandiri. Dengan teknik bedah
mikro, flap juga dapat ditransfer secara bebas (donor tidak tersambung lagi dengan
asalnya) dari bagian tubuh lain untuk menutupi cedera. Pembuluh darah pada jaringan
flap disambungkan dengan pembuluh darah di lokasi cedera dengan teknik ini.

12
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

LOCAL FLAP
Untuk kehilangan ujung jari yang cukup luas, seringkali flap diindikasikan. Dibandingkan
dengan skin graft, flap memiliki keuntungan antara lain, dapat digunakan pada defek
dengan bone 6 exposure, dan memiliki sensibilitas dan durabilitas yang lebih baik.
Pilihan flap lokal pada FTI yaitu :
V-Y advancement flap
Dipopulerkan oleh Atasoy, flap tipe ini sangat berguna pada kasus FTI dengan oblique
dorsal. Teknik ini sulit diterapkan pada angulasi transversal, dan dikontraindikasikan pada
oblique palmar. Keuntungan V-Y flap yaitu dapat diterapkan pada semua umur, warna
yang sesuai dengan jaringan sekitarnya, sensibilitas yang baik dan tidak membutuhkan
imobilisasi.
Desain flap sangat menetukan dalam menghasilkan flap yang baik. Apex insisi V dibuat
pada skin crease midpalmar DIP joint. Ujung insisi V harus selebar tepi luka. Setelah
insisi, sangat penting untuk membuka septum fibrosus, sambil melakukan traksi pada flap
yang dilepaskan. Undermining yang berlebihan harus dihindari, karena pedikel flap ini
hanya mengandalkan jaringan subkutan.

Gambar 4,1 V-Y advancement flap

Bilateral V-Y Kutler Flap

Memiliki konsep yang sama dengan Atasoy V-Y Flap, namun memiliki 2 buah flap yang
diambil dari arah lateral, sehingga cocok diaplikasikan pada FTI dengan potongan

13
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

transversal. Memiliki kekurangan dalam luas flap dan banyaknya skar yang terjadi.
Penelitian Freiberg dan Manktelow mengatakan bahwa pasien yang dilakukan Bilateral V-
Y Kutler flap merasakan adanya hipersensitivitas (30%), dan baal (30%).

Gambar 4.2 Bilateral Kutler V-Y flap

Palmar advancement Flap (Moberg)

Dipublikasikan oleh moberg 1964, palmar advanvement flap membutuhkan mobilisasi


jaringan lunak subkutan yang ekstensif melalui insisi midaxial. Meskipun palmar
advancement Flap sangat berguna dalam menutup defek FTI hingga 1 cm, menghasilkan
flap yang stabil dan innervasiyang baik, namun komplikasi kontraktur sendi sering terjadi
akibat imobilisasi setelah tindakan. Sebagian besar penulis menyarankan teknik ini hanya
digunakan pada FTI ibu jari, karena jaringan lunak pada ibu jari memiliki mobilitas lebih
baik dibanding jari yang lain.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi adanya nekrosis dorsal. Hal ini bila neurovascular
bundle dorsal ikut terpotong saat insisi midaxial.

Gambar 4.3 Palmar advancement Flap (Moberg)

14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

REGIONAL FLAP
Thenar Flap
Digunakan terutama pada FTI jari ke 2, 3 dan 5.dengan potongan oblique palmar dan
transverse. Dapat memberikan donor hingga seluas 2x4 cm. Fleksi kontraktur dapat
terjadi, akibat imobilisasi jari resipien dalam posisi fleksi selama 6-8 minggu. Teknik ini
dikontraindikasikan pada pasien diatas usia 50 tahun, atau pasien dengan kecenderungan
stiffness pada sendi-sendi kecil. Pemilihan teknik ini didasarkan untuk mempertahankan
fungsi okupasi dan alasan kosmetik.
Arah flap dapat dibuat dari proksimal, distal, dan lateral. Flap dijahit setinggi mungkin
dari eminensia thenar. Hal yang perlu diperhatikan pada flap ini, yaitu saraf digitalis pada
ibu jari harus dapat diidentifikasi untuk mencegah cedera. Untuk meminimalisasi fleksi
kontraktur, maka saat imobilisasi ibu jari diposisikan pada abduksi palmar, sendi MCP &
DIP diposisikan fleksi maksimal, sehingga PIP berada dalam posisi fleksi yang seminimal
mungkin.
Lokasi donor dapat ditutup secara primer ataupun dengan Skin graft. Pada hari 10-14, flap
dapat dipisahkan dari donornya dan mobilisasiaktif dapat segera dimulai.
Pada jangka panjang, fungsi sensorik pada flap ini lebih baik dibandingkan dengan skin
graft.

Gambar 4.4 Thenar Flap


Cross-Finger Flap

15
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

Diindikasikan pada FTI dengan defek di darah palmar, dan tidak dianjurkan pada pasien
dengan dengan penyakit Buerger, Raynaud, ataupun penyakit vaskular lainnya. Juga
dikontraindikasikan pada pasien dengan kecenderungan joint stiffness.

Flap memiliki ketahanan dan sensibililitas yang baik, bebas nyeri, namun sebagian besar
kasus memiliki komplikasi intoleransi dingin .

Vaskularisasi flap yang diambil berasal dari neurovascular bundle palmar dan cabang
dorsalnya. Flap dielevasikan pada bidang diatas paratenon ekstensor setinggi phalanx
media atau proksimal, Lalu dapat diimobilisasi baik dengan plaster splint ataupun fiksasi
eksterna berukuran kecil.
Pada hari 10-14, flap dipisahkan dari donornya, dan mobilisasi aktif dimulai sesegera
mungkin.

Gambar 4.5 Cross Finger Flap

Kite Flap

Dikembangkan oleh Holevitch dan Foucher, pedikel yang digunakan berasal dari arteri
MC I bagian dorsal. Defek pada donor ditutup dengan FTSG.

AMPUTATION REVISION
Dilakukan pada defek matrix yang cukup luas, juga pada usia lanjut atau dengan penyakit
sistemik yang tidak memungkinkan dilakukan tindakan flap. Sisa dari matriks kuku
diablasi, bila insersi tendon fleksor atau ekstensor tidak dapat dipertahankan, maka dapat
dilakukan disartikulasi.

16
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
2017

PRESENTASI KASUS NO. RM: 44-50-60

DAFTAR PUSTAKA

1. Canale S Terry MD. Campbell’s Operative Orthopaedics. Tenth Edition. Mosby Inc. 2003
2. Chapman Michael W MD. Fingertip Injuries. In : Operative Orthopaedic. Second Edition.
JB Lippincott. 1993: 1109-1116
3. Green David P MD, Hotchkiss Robert N MD, Pederson William C MD. Green’s Operative
Hand Surgery. Fourth Edition. Churchill Livingstone. 1999

Yogyakarta, 14 oktober 2017


Dokter Pembimbing,

dr. Eko Medio S., Sp.OT

17

Anda mungkin juga menyukai