Anda di halaman 1dari 5

Hadiid Akbar Luthfi

20180410425
Manajamen J

Aplikasi Kasus 1 : Jauh dan Kemana-mana


 13-14 Menurut pribadi saya, tantangan yang akan dihadapi adalah dalam
hal sitem pelaksanaan tugas. Dimana kontraktor indenpenden itu sendiri
memiliki sistem bekerja yang ditentukan sendiri dan tidak bergantung dan
terpengaruh oleh atasan, dalam artian tidak terkait oleh manajer maupun
perusahaan dalam segi cara maupun run-down yang akan dikerjakan.
Sehingga permasalahan yang akan muncul adalah adannya
ketidakselarasaan antara pihak manajer dan pekerja tersebut dan
menimblkan ketidak-efektifan. Permasalahan tersebutlah yang akan
menjadi tembok untuk menciptakan tim yang efektif. Para manajer fapat
melakukan cara yaitu dengan tetap meendisuksikannya dalam sepakat agar
tetap pada jalan yang dituju oleh perusahaan, sekalipun memiliki sistem
dan cara berbeda antara perusahaan dan kontraktor.
 13-15 Menurut saya karena dengan keinginan target yang dicapai sangat
tinggi, tentu saja kerja sama tim merupakan hal utama dalam
mengimplemnetasikannya. Dalam bisnis Lonely Planet ini membutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten sebagai mitra yang dibutuhkan unutk
pertumbuhan bisnis tersebut. Selain target yang besar, skala proyek
dalam bisnis Lonely Planet juga besar dan menglobal, sehingga tentu saja
kerja sama tim sangat dibutuhkan dalam pengerjaan dan pelaksanaan
bisnis tersebut.
 13-16 Keterampilan Relevan merupakan karakteristik yang penting dalam
bisnis ini. Karena para pekerja atau siapapun yang megambil alih dalam
tugas ini diharuskan sangat berkompeten. Tim yang dibutuhkan dalam
membuat buku panduan tersebut harus terdiri dari orang-orang yang
memilii ketrampilan yang tinggi. Hal ini akan mempengaruhi dari target
yang tidak sedikit dan pressure yang diberikan sangatlah kuat. Sehingga
tim maupun anggota yang memiliki skill mumpuni akan dapat membawa
peruahaan tersebut kepada kesuksesan.
 Aplikasi Kasus 2 : Pemimpin yang Melayani
 17-17 Menurut saya pelajaran yang dapat diambil dari
kepemimpinan Starbucks Leadership Lab adalah bagaimana membuat para
manajer gerai dapat menciptakan dan mendalami budaya dari merek
Starbucks. Disini para manajer gerai diperlihatkan dari cara menampilkan
pohon kopi yang hidup sampai proses pengeringan biji kopi tersebut.
Dengan menunjukan tampilan seperti ini, diharapkan para manajer gerai
dapat mengenali, mendalami dan berinovasi terhadap variasi-variasi kopi
khas Starbucks. Dan juga diharpkan para manajer gerai dapat
meningkatkan motivasi dalam menjalankan bisnis kopi Starbucks ini agar
tetap menjadi merek kopi yang tetap terkenal.
 17-18 Menurut saya budaya kepemimpinan visioner adalah budaya
yang ditampilkan oleh pemimpin Starbucks Leadership Lab ini. Karena para
manajer ini menampilkan dari proses awal hingga akhir dari memproduksi
Starbucks ini. Dan para manajer dari Lab Starbucks ini menguraikan
bagimana mengartikulasikan sebuah visi masa depan yang realistis, dapat
dipercaya dan menarik. Dari budaya kepimimpinan tersebut diharpkan para
manajer gerai dapat mempelajari dan menerapkan sesuai apa yang sudah
dipresentasikan dari pihak Starbucks Leadership Lab ini.
 17-19 Menurut saya penting kedua-duanya baik fokus pada
karyawan maupun fokus pada tugas. Fokus pada karyawan dapat mengawasi
bagaimana cara karyawan tersebut bekerja dalam proses memproduksi
hingga menjual produknya, karena dengan karyawan bekerja dengan baik
dan maksimal maka hasilnya pun akan sesuai yang diharapkan. Begitu juga
dengan fokus pada tugas para manajer bisa belajar dan tindakan apa yang
seharusnya dia lakukan agar produksinya berjalan sesuai yang diinginkan.
 17-20 a.) Dengan teori kepemimpinan situasional yaitu para manajer
harus dapat dipercaya dan diyakinkan oleh para pengikut atau
karyawannya. Karena dengan kepercayaan ini para karyawan bisa bekerja
dengan penuh percaya diri dan termotivasi dengan produksi kopi
Strabucks ini. b.) Dengan teori jalur-tujuan dengan tindakan manajer
dapat memantau, mengarahkan dan membantu para karyawan Starbucks
agar apa yang dikerjakaan sesuai dengan apa yang diharapkaan oleh
perusahaan Starbucks. c.) Dengan teori Kepemimpinan transformasi
dengan memberikan motivasi kepada karawan Starbucks dalam cara
mereka bekerja memproduksi Starbucks dengan baik dan sesuai dengan
harapan. Dan dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan para
karyawan juga penting dilakukan para manajer.
Aplikasi Kasus : Deepwater Berada dalam Bahaya
 18-17 Menurut saya pengendalian feedforward lebih tepat dalam
menangani kasus seperti ini. Karena dengan pengendalian
feedforward kita sudah merencanakan apa kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi ketika kita melakukan hal tersebut.
Seperti kasus tersebut, penegndalian sebelum meluncurkan produk
“Thunder Horse” ini sangat diperlukan, karena resiko yang terjadi
akan sangat berdampak besar bagi perusahaan maupun masyarakat
lainnya seperti yang dicontohkan adanya pemasangan katup yang
terbalik pada benda tersebut, sehingga menyebabkan ledakan yang
dahsyat sampai mengakibatkan tewasnya 11 karyawan. Hal ini
menunjukan bahwa pengendalian feedword sangat diperlukan dalam
situasi seperti ini.
 18-18
 Dengan melakukan perekrutan karyawan yang tepat. Tepat
disini dimaksud BP harus memilih karyawan yang benar-benar
sesuai dengan kriteria pekerjaan dari BP dan dipandang mampu
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. (feedforward)
 Melibatkan karyawan BP dalam mengelola produksi. Hal ini dapat
membuat karyawan lebih cekat, cermat dan memahami lebih
dalam apa yang harus dilakukannya dalam menjalankan prosuksi
tersebut. (feedforward)
 Para manajer BP harus meminta pendapat maupun solusi yang
tau benar tentang prosuksi yang akan dijlankan tersebut.
(feedforward)
 Memperlakukan karyawan BP dengan wajar dan penuh rasa
hormat karena dengan para manajer BP menghormati para
karyawan, saya rasa para karyawan dapat bekerja dengan baik
tanpa beban. (concurrent)
 Dengan memasangi alat cctv memudahkan untuk mencegah
ataupun mengendalikan pelakasanaan proses produksi dari
perusahaan BP. (concurrent)
 Para manajer BP diharapakan dapat mengevaluasi dari kegiatan
produksinnya tersebut, agar kedepannya dapat berubah lebih
baik lagi. (feedback)
 18-19 Menurut saya karena pegawai BP dengan kasarnya dibutakan
oleh pertumbuhan dan laba. Para karyawan BP hanya melihat dari
keuntungan yang akan diperoleh dari produknya tanpa memperhatikan
resiko maupun bahaya yang bisa terjadi walausekalipun itu berdampak
besar. Menurut saya perilaku tersebut dapat diubah dengan memahamkan
para manajer BP untuk tidak hanya melihat dari segi laba atau keuntungan.
Para manajer maupun karyawan harus dijelaskan bagaiman proses
produksinnya tersebut dan apa resiko yang akan terjadi.
 18-20 Agar para manajer ataupun karyawan memperhatikan
disegala kondisi. Tidak hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja,
tetapi juga dampak-dampak yang akan terjadi apabila produksi dari suatu
perusahaan akan dijalankan. Dan pengendalian sebelum proses produksi,
waktu proses produksi, dan setelah proses produksi harus dilalukan dengan
sebaik mungkin agar apa tujuan dari perusahaan tercapai tanpa
menyampingkan resiko-resikonnya.

Anda mungkin juga menyukai