Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AGAMA

WAKAF

A. Pengertian wakaf
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum sesuai syariah.Unduh UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

B. Jenis Wakaf

Berdasarkan tujuannya:
 Wakaf keluarga, wakaf keluarga ditujukan untuk anggota keluarga wakif
dan kerabat, sedangkan
 Wakaf khairy difokuskan untuk kepentingan umum atau sosial.
 Wakaf musytarak ditujukan untuk keluarga dan umum secara bersamaan.
Berdasarkan waktu:
 Wakaf Muabbad diberikan untuk selamanya, sedangkan
 Wakaf Mu’aqqot diberikan dalam durasi waktu tertentu.
Berdasarkan penggunaan harta:
 Ubasyir adalah harta wakaf yang dapat digunakan secara langsung,
seperti masjid, rumah sakit, atau pesantren.
 Mistitsmary adalah harta wakaf yang digunakan untuk penanaman modal
produksi barang atau pelayanan yang dibolehkan.

A. Rukun dan Syarat Wakaf

Wakaf juga akan dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Adapun
rukun wakaf ada 4 macam, sedangkan syaratnya ada pada setiap rukun-rukun tersebut,
yaitu :

 Syarat Wakif ; Orang yang mewakafkan disyaratkan cakap bertindak


dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak disini meliputi 4 macam
kriteria, yaitu:

o Merdeka,

o Berakal sehat,

o Dewasa,

o Tidak di bawah pengampuan


 Syarat Mauquf Benda-benda yang diwakafkan dipandang sah apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
o Benda tersebut harus mempunyai nilai,

o Benda bergerak atau benda tetap yang dibenarkan untuk


diwakafkan,

o Benda yang diwakafkan harus tertentu (diketahui) ketika terjadi


wakaf,

o Benda tersebut telah menjadi milik si wakif.


 Syarat Mauquf ‘Alaih ; Mauquf ‘Alaih yaitu orang atau badan hukum yang
berhak menerima harta wakaf. Adapun syarat-syaratnya ialah:

o Harus dinyatakan secara tegas pada waktu mengikrarkan


wakaf,

o Harus dinyatakan secara tegas kepada siapa/apa ditujukan


wakaf tersebut,

o Tujuan wakaf itu harus untuk ibadah.


 Syarat Shighat ; Shighat akad adalah segala ucapan, tulisan atau isyarat
dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang
diinginkannya. Adapun syarat sahnya shighat adalah:
o Shighat harus munjazah (terjadi seketika),

o Shighat tidak diikuti syarat bathil.

o Shigaht tidak diikuti pembatasan waktu tertentu,

o Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali


wakaf yang sudah dilakukan.
A. Hukum Dasar Wakaf
Menurut Al-Quran

Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf secara
jelas.  Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama
dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat al-Quran yang
menjelaskan tentang infaq fi sabilillah. Di antara ayat-ayat tersebut antara lain: 

“Hai orang-orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha
kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.”
(Q.S. al-Baqarah (2): 267) 
Menurut Hadis

Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang
kisah Umar bin al-Khaththab  ketika memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta
petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi  menganjurkan untuk menahan asal tanah dan
menyedekahkan hasilnya.

Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah; “Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu dia
bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di
Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari
padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda
Rasulullah: “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.”
Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan.
Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak,
untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia
boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan
atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.”

B. Keutamaan Wakaf

Bila dibandingkan dengan sedekah dan hibah, wakaf memiliki banyak keistimewaan, kelebihan dan
keutamaan. Selain memiliki semua keutamaan sebagaimana sedekah dan hibah, wakaf
memiliki keutamaan khusus dibandingkan dengan sedekah dan hibah, antara lain:

1. Bagi orang yang berwakaf (wakif), pahalanya akan terus mengalir sekalipun ia sudah
meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga
(macam), yaitu: sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang bermanfaat, dan anak
shalih yang mendoakannya” (HR Muslim).

Dibandingkan sedekah dan hibah, manfaat waqaf jauh lebih panjang dan tidak terputus
hingga generasi mendatang, tanpa mengurangi hak atau merugikan generasi sebelumnya,
serta pahalanya yang terus mengalir dan berlipat, walau wakif (orang yang mewakafkan)
telah meninggal dunia.

2. Harta benda yang diwakafkan tetap utuh terpelihara, terjamin kelangsungannya dan tidak
bisa hilang atau berpindah tangan. Karena secara prinsip barang wakaf tidak boleh
diasarrufkan (dijual, dihibahkan, atau diwariskan).

3. Manfaatnya terus dirasakan oleh orang banyak, bahkan lintas generasi, karena
kepemilikan harta wakaf tidak bisa dipindahkan. Materi yang diambil dan dinikmati oleh
penerima wakaf adalah manfaat dari harta wakaf saja, sementara harta yang diwakafkan
tetap utuh dan langgeng.

4. Setiap saat wakaf menebarkan kebaikan dan meringankan beban orang-orang yang
membutuhkan bantuan seperti fakir miskin, anak yatim, janda, orang yang tidak punya
pekerjaan, para pejuang di jalan Allah, pengajar, penuntut ilmu, dan lain sebagainya.
5. Wakaf akan terus memajukan dakwah, menghidupkan lembaga sosial keagamaan,
mengembangkan potensi umat, menyejahterakan umat, memberantas kebodohan,
memutus mata rantai kemiskinan, memupus kesenjangan sosial.

6. Balasannya adalah surga

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang
-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Qs Ali Imran 133-134).

7. Dilipatgandakan hingga 700 kali lipat

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di


jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir
tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki,
Dan Allah Maha Kuasa (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Qs Al-Baqarah 261).
Prosedur & Cara Wakaf Tanah
Adapun cara wakaf tanah ialah:

1. Calon waqif datang ke KUA terdekat dengan membawa kelengkapan berupa


identitas diri dan dokumen sah atas tanah yang dimiliki

2. Waqif melakukan pengucapan ikrar wakaf kepada nazhir (pengelola harta wakaf)
dengan saksi Kepala KUA dan para penerima manfaat

3. Kepala KUA membuat akta ikrar wakaf dan surat pengesahan

4. Salinan akta ikrar diberikan pada waqif dan nazhir

5. Nazhir melakukan pendaftaran atas tanah wakaf ke Badan Pertanahan Nasional


(BPN).

Bagaimana Status Tanah Wakaf jika Wakif Ingin Mengambilnya Kembali?


Ketika tanah sudah diwakafkan, wakif sudah tidak memiliki hak atas tanah tersebut.

Hal ini dijelaskan dalam Mausu’ah Fiqhil Islami yang berbunyi:


“Wakaf adalah harta yang dikeluarkan seorang muslim dari kepemilikannya
karena Allah swt. Maka tidak boleh melakukan transaksi terhadapnya baik berupa jual-beli,
hibah, ataupun semisalnya. Karena jual-beli itu membutuhkan kejelasan kepemilikan,
sedangkan harta wakaf itu tidak memiliki pemilik.”
Kesimpulannya, wakif tidak bisa mengambil kembali tanah yang sudah diwakafkan.

2. Bagaimana Jika Wakif Ingin Menjual Tanah yang Sudah Diwakafkan?

Berdasarkan UU Nomor 41 tahun 2004, tanah yang sudah diwakafkan tidak bisa
diperjualbelikan.
Peralihan status dari hak tanah primer menjadi wakaf membuat tanah ini tidak memiliki nilai
ekonomis lagi…

Kecuali, tanah ini dipakai untuk kepentingan umum yang sesuai dengan Rencanan Umum
Tata Ruang yang telah diatur dalam Undang-Undang.

Namun, tanah ini bisa diperjualbelikan jika Menteri memberikan izin tertulis yang disetujui
Badan Wakaf Indonesia.

Tetapi, harta benda yang diubah statusnya wajib ditukar dengan harta benda yang memiliki
manfaat dan nilai tukar yang setara.

Contoh Surat Wakkaf Tanah:

SURAT PERNYATAAN

WAKAF ATAS TANAH UNTUK PEMBANGUNAN MASJID NUR HIDAYAH

Pada hari ini, Sabtu Dua Puluh Tuga Bulan April Tahun Dua Ribu Delapan Belas
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : H.Mahmud bin Suaib


Umur : 79 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Budi Utomo RT 04 RW 01, Kelurahan Tegalkamulyan,
Kecamatan Cilacap Selatan

Denggan ini menyatakan bahwa Saya telah menyerahkan/mewakafkan sebidang tanah untuk
lokasi Pembangunan Masjid Nurul Ikhsan seluas 2786 m, berikut dokumen kepemilikan atas
tanah tersebut yang terletak di Kelurahan Tegalkamulyan Rt 04 Rw 01 dengan Persil: 002020
kepada Kepala Panitia Pengelola dan Pembangunan Masjid Nur Hidayah kelurahan
Tegalkamulyan.

Demikian surat pernyataan ini Saya buat dalam Keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari
siapapun juga untuk diketahui dan guna bahan seperlunya.

Yang Mengetahui Yang menyatakanWakaf


Yang menyatakan Wakaf
Camat

H. Mahmud bin suaib


Mengetahui
H. Kipli Sudarso M.Si Kepala Kantor
H. Amarsudi bin Urusan
Ejuksi Agama
Nip. 1977789955659
Yang mengetahui
Lurah Tegalkamulyan H. Farhat Abash. S.Pd.S.Ag
Nip198720337000107329

H. Andi Mallarangeng
NIP.1978203700124

Anda mungkin juga menyukai